Post Partum
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem Reproduksi II
Dosen Tutor
Tutor
: 3 (Tiga)
Chair
: Tiara Nurrachmi P
Scribber 1
Scribber 2
: Nurviana Novianti
Anggota Kelompok
220110120003
Entri Aprilia
220110120096
Nurviana Novianti
220110120018
Tiara Nurrachmi P
220110120101
220110120026
Era Sucia
220110120146
Tanty Yulianti
220110120028
Widya Dahlia J
220110120154
Rika Riyanti T
220110120064
Farisa Herswandani
220110120152
Rouly Rosdiani
220110120085
Lathifani Azka220110120162
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015
BAB I
TINJAUAN TEORI
1.1
satu atau dua hari pertama pasca partum tonus otot vagina kembali, celah
vagina tidak lebar dan vagina tidak lagi edema. Vagina menjadi
berdinding lunak, lebih besar dari biasanya dan umumnya longgar.
Ukurannya menurun dengan kembalinya rugae vagina sekitar minggu
ketiga pasca partum. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada
keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur
akan muncul kembali sementara labia manjadi lebih menonjol.
e. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada
post partum hari ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian
besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum
melahirkan.
f. Payudara
Laktasi di mulai pada semua wanita dengan perubahan hormone
saat melahirkan. Apakah wanita memilih menyusui atau tidak, ia dapat
mengalami konsepsi payudara selama beberapa hari pertama pasca
partum karena tubuhnya mempersiapkan untuk memberikan nutrisi
kepada bayi. Wanita yang menyusui berespon terhadap menstimulus bayi
yang disusui akan terus melepaskan hormone dan stimulus alveoli yang
memproduksi susu. Bagi wanita yang memilih memberikan makanan
formula, involusi jaringan payudara terjadi dengan menghindari
stimulasi.
Sejak kehamilan muda, sudah terdapat persiapan-persiapan pada
kelenjar mamae untuk menghadapi masa laktasi ini. Perubahan pada
payudara dapat meliputi:
(1) Proliferasi jaringan, terutama kelenjar-kelenjar dan alveolus mamae
dan lemak.
(2) Pada duktus laktiferius terdapat cairan yang kadang-kadang dapat
dilekukkan berwarna kuning (kolostrum).
(3) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari
ke-2 atau hari ke-3 setelah persalinan.
(4) Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan
hormon prolaktin setelah persalinan.
mengakibatkan
mioepitelium
kelenjar-kelenjar
susu
Sistem Gastrointestinal
Motilitas dan tonus otot sistem gastrointestinal biasanya kembali
normal dalam 2 minggu post partum. Setelah persalinan ibu merasa lapar
dan haus karena penggunaan energi. Pada periode awal post partum dapat
terjadi konstipasi karena penurunan motilitas usus dan tonus otot
abdomen, kehilangan cairan, rasa tidak nyaman pada perineum,
penggunaan enema kala 1 dan hemoroid.
1.1.3
Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Kemungkinan
terdapat sfingter dan edema leher buli-buli sesudah bagian ini mengalami
kompresi antara kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urin
dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 36 jam
sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormone estrogen
yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang mencolok.
Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali
normal dalam tempo 6 mingggu.
Menurut Hadijono (2008) dieresis terjadi pada hari kedua-kelima
postpartum. Sering terjadi pengeluaran air seni sedikit yang normal
sehingga dapat menyebabkan infeksi saluran kemih akibat terjadi distensi
5
yang berlebihan, pengosongan urine yang tidak tuntas atau adanya residu
urine yang berlebihan.
1.1.4
Sistem Muskuloskeletal
Adaptasi musculoskeletal ibu terjadi selama kehamilan akan
kembali seperti semula pada puerperinium, adaptasi ini termasuk relaksasi
dan mobilitas berlebihan dari tulang sendi dan perubahan dalam pusat
gravitasi ibu untuk merespon terhadap pembesaran uterus. Tulang sendi
akan kembali stabil semua dalam 6-8 minggu post partum, walaupun
seluruh tulang sendi seperti sebelum hamil tapi tidak demikian dengan
ukuran kaki ibu. Biasanya ibu mengatakan ukuran kakinya bertambah
besar (Bobak, 1993)
Pada sistem muskuloskletal, ambulasi pada umumnya dimulai 4-8
jam postpartum. Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah
komplikasi dan mempercepat proses involusi.
Penurunan melanin
Sistem Endokrin
Perubahan yang terjadi pada sistem endokrin yaitu plasenta
penurunan HPL (Human Placental Lactogen) estrogen, kortisol, serta
enzim plasenta mengembalikan efek diabetic janin, menghasilkan tinggi
gula darah yang cukup pada nifas pertengahan. Tingkat penurunan
estrogen dan progesterone sangat signifikan setelah pengeluaran plasenta
yaitu terjadi satu minggu post partum. Penurunan tersebut mencapai 10%
dari nilai ketika hamil dalam 3 jam post partum. Tingkat terendah terjadi
pada hari ke-7 pada hormone pituitary keadaan prolatktin pada darah
meninggi selama kehamilan dan persalinan. Pada ibu yang tidak
menyusui prolaktin menurun sampai keadaan sebelum hamil pada waktu
2 minggu (Bobak, 1993)
1.1.6
Sistem Kardiovaskuler
Tekanan darah perlu diukur setelah plasenta lahir, hasilnya perlu
dibandingkan dengan pengukuran sebelumnya. Perbedaan yang mencolok
dari perbandingan ini misalnya systole dari 100 menjadi 60 atau 50,
menunjukkan bahwa pekerjaan jantung kurang normal. Jika terlalu lambat
memompakan darah ke dalam arteri, dapat dianggap sebagai satu gejala
permulaan shock.
Tanda-tanda vital persalinan adalah:
1) Suhu
Selama 24 jam pertama, mungkin meningkat sampai 100,4 0F
(380C) sebagai suatu akibat dari dehidrasi. Persalinan setelah 24 jam
wanita tidak boleh demam, bila demam berlangsung selama 2 hari
dapat mengindikasikan mastitis atau endometritis.
2) Nadi
Bradikardi pada 6-8 jam pertama setelah persalinan ini merupakan
suatu konsukuensi peningkatan kardiak output dan stroke volume.
Nadi kembali normal setelah persalinan 50-70 kali per menit. Bila
nadi cepat mungkin indikasi hipofalemia sekunder dan perdarahan.
3) Tekanan Darah
TD sedikit berubah biasanya terjadi hipotensi yang diindikasikan
dengan perasaan pusing/pening setelah berdiri, berkembang dalam 24
jam pertama sebagai suatu akibat ganggan daerah persarafan yang
mungkin terjadi setelah persalinan. Jika terjadi hipertensi pada periode
pertama post partum, evaluasi rutin tekanan darah bila diperlukan.
Analgetik diberikan jika tensi tinggi dan istirhat di tempat tidur.
4) Respirasi
Akan menurun sampai keadaan normal seperti sebelum hamil
dalam 6 bulan setelah persalinan. Bila terjadi peningkatan
subarachnoid (spinal) block makan akan terjadi hipoventilasi dan
hipotensi.
1.1.7
Sistem Hematologi
Pada 72 jam pertama persalinan kehilangan volume plasma dari sel
darah. Pada hari ke 3-7 setelah persalinan terjadi peningkatan keadaan
hematokrit dan HB. Masa puerpurium bukan penghancuran RBC, tetapi
tambahan-tambahan akan menghilang secara perlahan sesuai waktu hidup
RBC. Hematokrit dan HB kembali normal dalam 4-5 minggu post
partum.
Faktor Pembekuan
Aktivasi ekstensif terjadi setelah persalinan secara bersamaan dengan
tidak adanya pergerakan, trauma/sepsis yang mendorong terjadinya
tromboembolisme beberapa hari sampai keadaan sebelum hamil.
Trombosis
Kaki ibu diperiksa setiap hari untuk mengetahui adanya tanda-tanda
thrombosis yaitu nyeri hangat dan lemas, vena bengkak, kemerahan yang
dirasakan keras/padat ketika disentuh. Bila positif terdapat tanda-tanda
Hoffmans yang menyebabkan otot betis mengkonvulsi vena dan akan
nyeri.
Varises
Varises pada kaki dan sekitar anus adalah umum dalam kehamilan.
Varises pada vulva berkurang dan akan kembali setelah persalinan.
1.1.8
Sistem Neurologi
Perubahan neurologi selama puerperium merupakan kebalikan
adaptasi neurologis yang terjadi pada saat wanita hamil dan disebabkan
trauma yang dalam bagi wanita saat bersalin dan melahirkan. Rasa tidak
1.2.3
11
disebabkan
karena
keterbatasan
permukaan
alveolus,
12
permukaan
dan
membantu
untuk
fungsi
kardiovaskuler.
Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat
penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika
13
tekanan
dengan
cara
mengurangi
/meningkatkan
1.3.4
15
16
2) Persiapan Alat
Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan,
terutama klem, gunting, alat-alat resusitasi dan benang tali pusat
telah di Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) atau sterilisasi. Gunakan
bola karet pengisap yang baru dan bersih jika akan melakukan
pengisapan lendir dengan alat tersebut. Jangan menggunakan bola
karet pengisap yang sama untuk lebih dari satu bayi. Bila
menggunakan bola karet pengisap yang dapat digunakan kembali,
pastikan alat tersebut dalam keadaan bersih dan steril. Pastikan
semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk
17
bayi, sudah dalam keadaan bersih dan hangat. Demikian pula halnya
timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop dan benda-benda
lain yang akan bersentuhan dengan bayi, juga bersih dan hangat.
Dekontaminasi dan cuci semua alat setiap kali setelah digunakan.
3) Persiapan Tempat
Gunakan ruangan yang hangat dan terang, siapkan tempat
resusitasi yang bersih, kering, hangat, datar, rata dan cukup keras,
misalnya meja atau dipan. Sebaiknya dekat pemancar panas dan
tidak berangin, tutup jendela dan pintu. Gunakan lampu pijar 60 watt
dengan jarak 60 cm dari bayi sebagai alternatif bila pemancar panas
tidak tersedia.
4) Penilaian Awal
Untuk semua BBL, lakukan penilaian awal dengan menjawab
4 pertanyaan:
Sebelum bayi lahir:
Apakah kehamilan cukup bulan ?
Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium ?
Segera setelah bayi lahir, sambil meletakkan bayi di atas kain
bersih dan kering yang telah disiapkan pada perut bawah ibu,
segera lakukan penilaian berikut:
Apakah bayi menangis atau bernapas / tidak megap-megap ?
Apakah tonus otot bayi baik / bayi bergerak aktif ?
Dalam Bagan Alur Manajemen BBL dapat dilihat alur
penatalaksanaan BBL mulai dari persiapan, penilaian dan keputusan
serta alternatif tindakan apa yang sesuai dengan hasil penilaian
keadaan BBL. Untuk BBL cukup bulan dengan air ketuban jernih
18
19
20
21
22
antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin. Meja, tempat tidur
atau timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi
akan menyerap panas tubuh bayi melalui mekanisme konduksi
apabila bayi diletakkan di atas benda-benda tersebut.
Konveksi adalah kehilangan panas tubuh yang terjadi saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau
ditempatkan di dalam ruangan yang dingin akan cepat mengalami
kehilangan panas. Kehilangan panas juga terjadi jika ada aliran udara
dingin
dari
kipas
angin,
hembusan
udara
dingin
melalui
ventilasi/pendingin ruangan.
Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi karena bayi
23
BBL.
Rawat Gabung
Ibu dan bayi harus tidur dalam satu ruangan selama 24 jam.
Idealnya BBL ditempatkan di tempat tidur yang sama dengan
ibunya. Ini adalah cara yang paling mudah untuk menjaga agar bayi
24
dalam perjalanan.
Pelatihan untuk petugas kesehatan dan Konseling untuk keluarga
Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan dan keluarga tentang
hipotermia meliputi tanda-tanda dan bahayanya.
antara kedua klem tersebut dengan menggunakan gunting DTT atau steril.
Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci
2.
a)
b)
klorin 0,5%.
Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya Inisiasi Menyusu Dini.
Nasihat Untuk Merawat Tali Pusat
Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat.
Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan atau bahan
apapun ke puntung tali pusat. Nasihatkan hal ini juga kepada ibu dan
keluarganya.
c) Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih diperkenankan apabila
terdapat tanda infeksi, tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan tali
pusat basah atau lembab.
25
bersih.
Perhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada kulit sekitar
tali pusat, tampak nanah atau berbau. Jika terdapat tanda infeksi,
nasihati ibu untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan.
tangan bayi membantu bayi mencari puting ibunya yang berbau sama.
Periksa uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil
bantal di bawah kepala ibu untuk mempermudah kontak visual antara ibu dan
bayi. Hindari membersihkan payudara ibu .
Selama kontak kulit bayi ke kulit ibu tersebut, lakukan Manajemen Aktif
Kala3 persalinan.
3) Biarkan bayi mencari dan menemukan puting ibu dan mulai menyusu :
Biarkan bayi mencari dan menemukan puting dan mulai menyusu
Anjurkan ibu dan orang lainnya untuk tidak menginterupsi menyusu
misalnya memindahkan bayi dari satu payudara ke payudara lainnya.
Menyusu pertama biasanya berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup
menyusu dari satu payudara. Sebagian besar bayi akan berhasil
menemukan puting ibu dalam waktu 30-60 menit tapi tetap biarkan
kontak kulit bayi dan ibu setidaknya 1 jam walaupun bayi sudah
salep mata) dan kemudian kembalikan bayi kepada ibu untuk menyusu.
Kenakan pakaian pada bayi atau tetap diselimuti untuk menjaga
kehangatannya. Tetap tutupi kepala bayi dengan topi selama beberapa
hari pertama. Bila suatu saat kaki bayi terasa dingin saat disentuh, buka
pakaiannya kemudian telungkupkan kembali di dada ibu dan selimuti
Perhatikan lima urutan perilaku bayi saat menyusu pertama kali berikut ini.
27
2)
Jangan berikan makanan atau minuman lain kepada bayi (misalnya air, madu,
larutan air gula atau pengganti susu ibu) kecuali diinstruksikan oleh dokter atas
alasan-alasan medis; sangat jarang ditemukan ibu yang tidak memiliki air susu yang
cukup sehingga memerlukan susu tambahan (Enkin, et al, 2000).
3)
Berikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidupnya dan baru
dianjurkan untuk memulai pemberian makanan pendamping ASI setelah periode
eksklusif tersebut.
4)
Berikan ASI pada bayi sesuai dorongan alamiahnya baik siang maupun
malam (8-10 kali atau lebih, dalam 24 jam) selama bayi menginginkannya.
Pencegahan Perdarahan
Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum sempurna, maka
semua bayi akan berisiko untuk mengalami perdarahan tidak tergantung apakah bayi
mendapat ASI atau susu formula atau usia kehamilan dan berat badan pada saat lahir.
Perdarahan bisa ringan atau menjadi sangat berat, berupa perdarahan pada Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi ataupun perdarahan intrakranial.
Untuk mencegah kejadian diatas, maka pada semua bayi baru lahir, apalagi
Bayi Berat Lahir Rendah diberikan suntikan vitamin K1 (Phytomenadione) sebanyak
1 mg dosis tunggal, intra muskular pada antero lateral paha kiri (lihat lampiran 4 cara
penyuntikan intramuskular). Suntikan Vitamin K1 dilakukan setelah proses IMD dan
sebelum pemberian imunisasi hepatitis B. Perlu diperhatikan dalam penggunaan
28
sediaan Vitamin K1 yaitu ampul yang sudah dibuka tidak boleh disimpan untuk
dipergunakan kembali.
Pencegahan Infeksi Mata
Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan segera setelah
proses IMD dan bayi selesai menyusu, sebaiknya 1 jam setelah lahir. Pencegahan
infeksi mata dianjurkan menggunakan salep mata antibiotik tetrasiklin 1%. Cara
pemberian salep mata antibiotik:
Cuci tangan (gunakan sabun dan air bersih mengalir) kemudian keringkan
Jelaskan kepada keluarga apa yang akan dilakukan dan tujuan pemberianb
obat tersebut
Berikan salep mata dalam satu garis lurus mulai dari bagian mata yang paling
dekat dengan hidung bayi menuju ke bagian luar mata atau tetes mata.
Ujung tabung salep mata atau pipet tetes tidak boleh menyentuh mata bayi
Jangan menghapus salep dari mata bayi dan anjurkan keluarga untuk tidak
menghapus obat-obat tersebut.
29
Penderita Hepatitis B ada yang sembuh dan ada yang tetap membawa virus
Hepatitis B di dalam tubuhnya sebagai carrier (pembawa) hepatitis. Risiko penderita
Hepatitis B untuk menjadi carrier tergantung umur pada waktu terinfeksi. Jika
terinfeksi pada bayi baru lahir, maka risiko menjadi carrier sebesar 90%. Sementara,
seseorang yang terinfeksi Hepatitis B pada umur dewasa memiliki risiko menjadi
carrier sebesar 5-10%.
Imunisasi Hepatitis B (HB-0) harus diberikan pada bayi umur 0 7 hari
karena:
pembawa virus
Penularan pada saat lahir hampir seluruhnya berlanjut menjadi Hepatitis
menahun, yang kemudian dapat berlanjut menjadi sirosis hati dan kanker hati
primer
Imunisasi Hepatitis B sedini mungkin akan melindungi sekitar 75% bayi dari
penularan Hepatitis B.
Pemberian Identitas
Semua bayi baru lahir di fasilitas kesehatan harus segera mendapatkan tanda
pengenal berupa gelang yang dikenakan pada bayi dan ibunya untuk menghindari
tertukarnya bayi. Pemberian tanda pengenal (gelang) ini sebaiknya dilakukan segera
setelah IMD. Gelang pengenal berisi identitas nama ibu dan/atau ayah, tanggal, jam
lahir, dan jenis kelamin. Apabila fasilitas memungkinkan, dilakukan pula cap telapak
kaki bayi pada rekam medis kelahiran.
Pemeriksaan Fisik
Hari pertama kelahiran bayi sangat penting. Banyak perubahan yang terjadi
pada bayi untuk menyesuaikan diri dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di
luar rahim.
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin jika terdapat
kelainan pada bayi. Risiko terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama
kehidupan, sehingga jika bayi lahir di fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk
tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam pertama.
30
Prinsip:
o
1
Lihat kulit
Keadaan normal
merah
muda,
tanpa
adanya
Hitung
denyut
jantung
yang dalam
dengan Frekuensi denyut jantung normal 120-160
apeks kordis
Lakukan pengukuran suhu ketiak dengan Suhu normal adalah 36,5 37,5 C
termometer
Lihat dan raba bagian kepala
pada
saat
proses
persalinan,
Ubun-ubun
besar
rata
atau
tidak
menangis
Lihat mata
Tidak ada kotoran/sekret
Lihat bagian dalam mulut(Masukkan satu
Lihat
dan
raba
31
10
11
Lihat ekstremitas
12
13
alat
kelamin
luar(Tanyakan pada ibu apakah bayi vagina berwarna putih atau kemerahan.
sudah buang air kecil)
14
Timbang
bayi(Timbang
bayi
Mengukur
panjang
dan
kepala bayi
16
Menilai
cara
menyusui,
minta
bayi
menghadap
payudara;
ibu
Bibir
bawah
melengkung
keluar,
32
Catat hasil pemeriksaan di formulir bayi baru lahir. Formulir ini merupakan
catatan medik yang harus disimpan oleh petugas kesehatan. Tuliskan juga hasil
pemeriksaan di buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) beberapa informasi yang
diperlukan sesuai dengan petunjuk penulisan buku KIA.
Pemulangan Bayi Lahir Normal Dan Kunjungan Ulang
Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan seharusnya dipulangkan minimal 24 jam
setelah lahir apabila selama pengawasan tidak dijumpai kelainan. Sedangkan pada
bayi yang lahir di rumah bayi dianggap dipulangkan pada saat petugas kesehatan
meninggalkan tempat persalinan. Pada bayi yang lahir normal dan tanpa masalah,
petugas kesehatan meninggalkan tempat persalinan paling cepat 2 jam setelah lahir.
Petugas melakukan pemeriksaan lengkap (lihat bagan bayi baru lahir normal) untuk
memastikan bayi dalam keadaan baik, dan harus memberikan konseling tanda bahaya
dan perawatan bayi baru lahir serta jadwal kunjungan neonatus 1, 2 dan 3.
Tanda bahaya yang harus diperhatikan adalah:
1) Tidak mau minum atau memuntahkan semua
2) Kejang
3) Bergerak hanya jika dirangsang
4) Napas cepat ( 60 kali /menit )
5) Napas lambat ( < 30 kali /menit )
6) Tarikan dinding dada kedalam yang sangat kuat
7) Merintih
8) Teraba demam (suhu ketiak > 37,5 C)
9) Teraba dingin (suhu ketiak < 36 C )
10) Nanah yang banyak di mata ATAU
11) Pusar kemerahan meluas ke dinding perut
12) Diare
13) Tampak kuning pada telapak tangan dan kaki
1.4.2
33
1) Setelah bayi dilahirkan dan berhasil melalui adaptasi dari intra ke ekstra
uterin, bayi harus dijaga tetap hangat. Beberapa hal yang harus
diperhatikan untuk menjaga bayi tetap hangat adalah:
2) Jelaskan kepada ibu bahwa menjaga bayi tetap hangat adalah sangat
penting untuk menjaga bayi tetap sehat
3) Bayi memakai pakaian yang lembut, hangat, kering dan bersih. Bayi
memakai tutup kepala, sarung tangan dan kaos kaki
4) Yakinkan bayi menggunakan baju dan diselimuti
5) Bayi harus dirawat gabung dengan ibunya sehingga ibu mudah
menjangkau bayinya
6) Apabila bayi harus dipisah dengan ibunya, yakinkan bayi menggunakan
pakaian yang hangat dan diselimuti
7) Raba telapak kaki bayi, bila teraba dingin bisa dilakukan kontak kulit ke
kulit, atau ditambah selimut dan lakukan penilaian ulang
8) Jaga ruangan tetap hangat
Pemeriksaan Setelah Lahir Menggunakan MTBS
Pada prinsipnya waktu yang sangat penting untuk melakukan pemeriksaan
setelah bayi lahir adalah:
1)
Apabila bayi lahir di rumah, pengertian dipulangkan berarti pada saat petugas
meninggalkan rumah tempat ibu bersalin. Petugas meninggalkan rumah
tempat bersalin minimal 2 jam setelah lahir.
2)
34
2)
Diare
Ikterus
3)
4)
5)
6)
7)
Bila perlu, merujuk bayi muda dan memberi tindakan pra rujukan
35
8)
9)
Lakukan PMK untuk menghangatkan bayi bila memenuhi syarat diatas. Metode
kanguru sangat baik dilakukan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan. Metoda
ini berguna untuk mempercepat terjadinya kestabilan suhu tubuh dan merangsang
bayi baru lahir segera mengisap puting payudara ibu.
Pelaksanaan PMK memiliki 4 komponen :
Posisi Melakukan PMK
36
posisi
tegak
atau
diagonal. Tubuh
bayi
37
Nutrisi
Selama pelaksanaan PMK, BBLR hanya diberikan ASI. Melalui PMK akan
mendukung dan mempromosikan pemberian ASI eksklusif, karena ibu menjadi
lebih cepat tanggap bila bayi ingin menyusu. Bayi bisa menyusu lebih lama dan
lebih sering. Bila bayi dibawa ke fasilitas kesehatan dan bayi tidak mampu
menelan ASI dapat dilakukan pemasangan Oro Gastric Tube (OGT) untuk dirujuk
ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
Dukungan
Keluarga memberikan dukungan pada ibu dan bayi untuk pelaksanaan
perawatan metode kanguru. Di fasilitas kesehatan , pelaksanaan PMK akan
dibantu oleh petugas kesehatan.
Pemantauan
38
BBLR yang dirawat di fasilitas kesehatan yang dapat dipulangkan lebih cepat
(berat < 2000gram) harus dipantau untuk tumbuh kembangnya. Apabila
didapatkan tanda bahaya harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
Kunjungi BBLR minimal dua kali dalam minggu pertama, dan selanjutnya
sekali dalam setiap minggu sampai berat bayi 2500 gram dengan mempergunakan
algoritma MTBM.Hal- hal yang perlu dipantau selama PMK:
Pastikan bayi mendapatkan ASI yang cukup (minimal menyusu tiap 2 jam)
a)
b)
c)
d)
Bayi mendapatkan komposisi ASI yang lengkap (ASI awal dan akhir)
Posisi Menyusui
Posisi bayi saat menyusui sangat menentukan keberhasilan pemberian ASI dan
mencegah lecet puting susu. Pastikan ibu memeluk bayinya dengan benar. Berikan
bantuan dan dukungan jika ibu memerlukan, terutama jika ibu pertama kali menyusui
atau ibu berusia sangat muda.
Posisi ibu yang benar saat menyusui akan memberikan rasa nyaman selama ibu
menyusui bayinya dan juga akan membantu bayi melakukan isapan yang efektif.
Posisi menyusui yang benar adalah:
Jika ibu menyusui bayi dengan posisi duduk santai, punggung bersandar dan
kaki tidak menggantung.
Jika ibu menyusui sambil berbaring, maka harus dijaga agar hidung bayi
tidak tertutup.
41
42
Areola bagian atas ibu tampak lebih banyakApabila posisi menyusu dan
perlekatan ke payudara benar maka bayi akan mengisap dengan efektif.
Tanda bayi mengisap dengan efektif adalah bayi mengisap secara dalam,
teratur yang diselingi istirahat.
Pada saat bayi mengisap ASI, hanya terdengar suara bayi menelan.
Menyusui lebih sering akan lebih baik karena merupakan kebutuhan bayi.
Berikan ASI dari satu payudara sampai kosong sebelum pindah ke payudara
lainnya.
3.
Jika bayi telah tidur lebih dari 2 jam, bangunkan dan langsung disusui.
PEMECAHAN
Jelaskan bahwa hal ini tidak selalu terkait dengan gangguan pemberian
Bayi
bayi lainnya.
tidak
tidur
sepanjang
sering.
Tidurkan bayi disamping ibu dan lebih sering disusui pada malam hari.
malam
43
Bayi menolak
untuk
menetek
Bayi bingung
puting
ASI tetap dapat diperah dan diberikan pada bayi dengan cangkir atau
sendok, sampai bayi dapat kembali menyusu.
bayi
kecil
(BBLR)
Jika belum bisa menyusu, ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa.
Berikan ASI dengan sendok atau cangkir.
Bayi
yang bersih.
kuning
(ikterus)
Bayi sakit
Bayi sumbing
Ibu jari ibu dapat dipakai sebagai penyumbat celah pada bibir bayi.
Jika sumbing pada bibir dan langit-langit, ASI dikeluarkan dengan cara
manual ataupun pompa, kemudian diberikan dengan sendok/pipet atau botol
44
dengan dot panjang sehingga ASI dapat masuk dengan sempurna. Dengan cara
ini bayi akan belajar mengisap dan menelan ASI, menyesuaikan dengan irama
Bayi Kembar
pernapasannya.
Posisi yang mudah adalah posisi dibawah lengan (under arm).
45
Aktivitas
46
menutup episiotomi atau robekan, atau jika perineum sangat lecet atau
bengkak. Tujuan dasar dari perawatan perineum adalah untuk mengurangi
nyeri, mempercepat penyembuhan, dan mencegah infeksi. Jahitan akan hilang
pada dua hingga empat minggu dan jaringan biasanya pulih dalam waktu
empat sampai enam minggu. Ketidaknyamanan selama berhubungan seksual
dapat berlangsung selama beberapa bulan. Hubungi pemberi perawatan jika
ketidaknyamanan ini tetap ada.
dilakukan diantaranya:
a. Berikan kompres es pada perineum segera sesudah melahirkan untuk
mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Gunakan kompres es
secara berkala dalam beberapa hari. Meletakkan es yang telah
dihancurkan atau kain pembalut basah yang dibekukan dalam kantung
beresleting dan membugkusnya dengan beberapa lembar pembalut
perineum. Atau pembalut yang bersih dibasahi dengan witch hazel
(pupur cair) dan membekukannya sebelum digunakan. Pembalut
witch hazel beku memberikan peredaan nyeri pada daerah robekan,
daerah episiotomi, dan wasir.
b. Senam kontraksi dasar panggul yang dilakukan cukup sering (Kegel
dan Super Kegel) akan dapat meningkatkan sirkulasi pada perineum,
mempercepat penyembuhan, dan mengurangi pembengkakan. Juga
membantu mengembalikan kekuatan dan tonus otot pada dasar
panggul. Senam Kegel dapat dimulai segera setelah persalinan.
Jangan putus asa jika tidak dapat melakukan senam kegel sebaik
47
48
a. Pada mulanya ibu sulit berkemih karena tonus perut yang kendur atau
nyeri dna bengkan disekitar saluran kemih, yang disebabkan oleh
lecet selama kelahiran atau pemasangan kateter di kandung kemih.
Jika ibu mendapat kesulitan , relaks, minum banyak cairan, menyiram
perineum dengan air hangat, dapat membantu memulai aliran air
kemih , atau cobalah berkemih di bak mandi atau shower. Jika tetap
tidak berkemih, ibu perlu kateterisasi yang akan dipasang oleh
perawat untuk mengosongkan kandung kemih.
b. Sembelit mungkin terjadi setelah melahirkan karena otot perut kendur
atau nyeri pada perineum, episiotomi atau wasir.suplemen zat besi
atau obat pereda nyeri golongan narkotik juga dapat menyebabkan
sembelit. Sambelit dapat dihindari dengan memakan buah-buahan
segar maupun kering, sayur, sereal utuh dan minum banyak cairan .
Berjalan-jalan, senam otot perut, dan segera kebelakang jika anda
merasakan dorongan untuk buang air besar ketimbang menundanya
akan membantu mengembalikan fungsi buang air yang normal.
c. Mendukung perineum secara lembut dengan mengenakan tisu toilet
pada daerah jahitan akan membantu mengurangi nyeri sewaktu
mengejan untuk buang air besar . Penggunaan pendukung semacam
itu juga dapat membantu menghilangakan melukai diri sendiri saat
mengerang.
1.5.5
Wasir
Wasir umum terjadi selama kehamilan dan bahkan lebih umum lagi
pada awal pasca melahirkan . Wasir hampir selalu hilang dalam waktu satu
bulan atau lebih setelah melahirkan . Ada beberapa cara untuk mengurangi
ketidaknyamanan akibat wasir dan mempercepat penyembuhan .
Hindari sembelit
Cobalah latihan kontraksi dasar panggul , atau kegel, dengan
1.5.6
Nutrisi
Tetaplah mengkonsumsi makanan sehat seperti yang anda lakukan
selama kehamilan
Untuk menurunkan beberapa kilogram ekstra yang tetap ada sesudah
melahirkan , jangan melakukan diet yang ekstrem . Sebagian besar
wanita yang baru melahirkan akan kehilangan berat badannya secara
perlahan-lahan dalam periode beberap bulan tanpa perlu upaya
khusus. Jika anda memilih menurunkannya secara sengaja, penurunan
berat 0,5-1 kg per minggu adalah batas maksimal yang disarankan
mengalami sembelit.
Dianjurkan untuk tetap mengkonsumsi vitamin dan suplemen zat besi
seperti sebelum hamil.
1.5.7
Bantuan Praktis
Menerima bantuan yang ditawarkan akan mempercepat pemulihan
50
adalah
struktur
Struktur makroskopis
a.
corpus
corpus adalah bagian yang besar. Corpus terdiri dari jaringan parenkim dan
stroma. Parenkim merupakan suatu struktur yang terdiri dari Duktus Laktiferus
(duktus), Duktulus (duktulli), Lobus , Alveolus. Sedangkan bagian stroma dari
payudara tersusun dari bagian-bagian , jaringan ikat , jaringan lemak , pembuluh
darah , saraf dan pembuluh limpa.
b.
Areola
Areola adalah daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan
mengalami pigmentasi dan masing-masing payudara bergaris tengah kira-kira
2,5 cm. Areola berwarna merah muda pada wanitayang berkulit coklat, dan
warna tersebut menjadi lebih gelap waktu hamil.
c.
Papilla Mammae
Papilla Mammae terletak di pusat areola mammae setinggi iga (costa) keempat.
Papilla mamae merupakan suatu tonjolan dengan panjang kira-kira 6 cm,
tersusun atas jaringan erktil berpigmen dan merupakan bangunan yang sangat
peka. Permukaan Papilla Mammae berlubang-lubang berupa ostium papillarre
kecil-kecil yang merupakan muara ductus lactifer.
2.
Struktur Mikroskopis
51
Alveoli
Alveoli mengandung sel-sel yang menyekresi air susu. Setiap alveolus dilapisi
oleh sel-sel yang menyekresi air susu, disebut acini yang mengekstraksi faktorfaktor dari darah yang penting untuk pembentukan air susu. Di sekeliling
alveolus terdapat sel-sel mioepitel yang kadang disebut sel keranjang, apabila sel
ini dirangsang oleh oksitosin akan berkontraksi sehingga mengalirkan air susu ke
dalam ductus lactifer.
b.
Tubulus Lactifer
Tubulus Lactifer merupakan saluran kecil yang berhubungan dengn alveoli.
c.
Ductus Lactifer
Ductus Lactifer adalah saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus
lactifer.
d.
Ampulla
Ampulla adalah bagian dari ductus lactifer yang melebar, yang merupakan
tempat penyimpanan air susu. Ampulla terletak di bawah areola.
1.6.2
FISIOLOGI LAKTASI
Proses produksi, sekresi dan pengeluaran ASI dinamakan laktasi. Ketika bayi
menghisap payudara, hormon oksitosin membuat ASI mengalir dari dalam alveoli
melalui saluran susu menuju reservoir susu yang berlokasi di belakang areola, lalu ke
dalam mulut bayi. Pengaruh hormonal bekerja mulai dari bulan ketiga kehamilan,
dimana tubuh wanita memproduksi hormon yang menstimulasi munculnya ASI
dalam sistem payudara.
Puting susu dan areola adalah gudang susu yang mempunyai pengaruh
terhadap keberhasilan menyusui. Pada puting susu dan areola terdapat ujung-ujung
52
syaraf peraba yang penting pada proses refleks saat menyusui. Puting susu
mengandung otot polos yang dapat berkontraksi sewaktu ada rangsangan menyusui.
Dengan cakupan bibir bayi yang menyeluruh pada daerah tersebut, ASI akan keluar
dengan lancar.
Pada ujung puting susu terdapar 15-20 muara lobus (duktus laktiferus),
didalam lobus terdapat 20-40 lubulus , didalam lubulus terdapat 10-100 buah alveoli,
didalam alveoli terdapat sel acinin yang mengandung ASI, masing masing alveoli
dihubungkan duktus alveoli kemudian membentuk alveolus, sedangkan areola
mengandung sejumlah kelenjar minyak yang mengeluarkan cairan agar puting tetap
lunak dan lentur.
1.6.3
ASI
53
rendah energi dan gizi atau yang disiapkan dalam kondisi tidak higienis dapat
menyebabkan anak mengalami kurang gizi dan terinfeksi organisme asig, sehingga
mempunyai daya tahan tubuh yang rendah terhadap penyakit di antara anak-anak.
Adanya faktor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin status
gizi bayi. Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi
bayi dan anak dari penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran
pernafasan akut bagian bawah. Kolostrum mengandung zat kekebalan 10-17 kali
lebih banyak dari susu matang (matur).
Menurut Kemenkes (2014), pola menyusui dikelompokkan menjadi tiga
kategori, yaitu menyusui ekslusif, menyusui predominan, dan menyusui parsial.
1. Menyusui ekslusif
Menyusui ekslusif adalah tidak memberi bayi makanan atau minuman lain
termasuk air putih, selain menyusui (kecuali obat-obatan dan vitamin atau
mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan).
2. Menyusui predominan
Menyusui predominan adalah menyusui bayi tetapi pernah memberikan
sedikit
air
atau
minuman
berbasis
air,
misalnya
teh,
sebagai
54
Komponen Unggul yang terkandung dalam ASI yang dapat melindungi bayi dari
berbagai penyakit:
55
56
PILIS.
Digunakan dengan cara mengoleskannya memanjang menutupi dahi.
57
terjadi. Khususnya pada ibu yang mengalami tekanan darah tinggi atau
bengkak. Cara mencegahnya dengan mengurangi konsumsi garam dan
cukup tidur.
1.7.3
PARAM.
Digunakan dengan cara mengoleskannya ke seluruh tubuh, kecuali
mengatasi
TAPEL.
Dicampur dengan kapur sirih dan air jeruk nipis, dibalurkan pada perut
1.7.5
BENGKUNG/STAGEN.
Alat ini umumnya terbuat dari kain. Ukurannya beragam. Kini sudah
ada bentuk yang lebih praktis dan mudah digunakan. Manfaatnya untuk
membantu mengempiskan perut dan membuang angin dalam rongga perut.
a. Apakah semua ibu yang baru melahirkan boleh memakai bengkung?
Boleh, asal cara memakainya benar, terutama untuk ibu yang bersalin
lewat operasi.
59
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data Subjektif :
a. Identitas pasien :
1) Nama
: Ny. A
2) Umur
: 29 tahun
3) Jenis kelamin
: Perempuan
4) Status
:5) Pendidikan
:6) Agama
:7) Pekerjaan
:8) No Med. Rec
:9) Diagnosa Medis
: P2A0
10) Alamat
:11) Tanggal Masuk : b. Identitas penanggung jawab
1) Nama
:2) Umur
:3) Jenis kelamin
:4) Agama
:5) Pekerjaan
:6) Alamat
:7) Hubungan dengan pasien : c. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Klien mengeluh nyeri pada perineum dan takut jahitannya akan terbuka
jika berkemih. Sampai saat ini ibu tidak mau minum karena setelah 2 hari
melahirkan ibu belum berkemih.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Klien masih merasa nyeri dan ASI belum keluar. Klien tidak mau minum
dan belum berkemih setelah 2 hari melahirkan. Namun selalu diberi
3)
4)
5)
6)
60
No
1
2
Tahun
Usia
Usia
ibu
kehamilan
Lahir di Tindakan
persalinan
Normal
Normal
Kondisi bayi
PB
BB
Patologis
7) Data Bayi
Bayi laki-laki BB 3200 gram, Panjang Badan 50cm, Apgar score 9,
Reflek (+) (rooting,sucking, moro).
d. Data Biologis
1) Pola Kehidupan Sehari-hari
Nutrisi (Tidak Terkaji)
a) Cairan dan elektrolit : Klien tidak mau minum dan belum berkemih
setelah 2 hari melahirkan. Namun selalu diberi jamu-jamuan yang
menurut budaya sang ibu bisa menurunkan BB.
b) Eliminasi (Tidak Terkaji)
c) Istirahatdan Tidur (Tidak Terkaji)
d) Personal Hygiene (Tidak Terkaji)
2) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan Umum
Kesadaran : Compos mentis
b) Vital sign
TD
: 100/60 mmHg
Nadi
: 100 x/ menit
Suhu
: 37,80 C
RR
: 25 x/ menit
c) Pemeriksaan menyeluruh
(1) Kepala dan Leher (Tidak terkaji)
(a) Bentuk
(b) Rambut
(c) Mata
(d) Hidung
(e) Telinga
(f) Mulut dan gigi
(g) Leher
(2) Dada
(a) Inspeksi
: payudara simetris kanan dan kiri, puting
inverted, hiperpigmentasi pada areola mammae
(b) Palpasi
: pengeluaran kolostrum (-)
(c) Perkusi
:
(d) Auskultasi :
(3) Abdomen
(a) Inspeksi
: tidak ada luka, tampak striae
(b) Palpasi
: TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi (-),
diastasis rektus abdominis 2 jari
61
(c) Perkusi
(d) Auskultasi
(4) Genitalia
(a) Inspeksi
:
:
:
: Lochea lubra, 1 pembalut penuh setelah 1 jam,
62
2. Analisa Data
No
1
Data
Etiologi
Persalinan
DO :
-
Pembalut
penuh
Masalah Keperawatan
Risiko syok hipovolemik
TD 100/60 mmHg
Nadi 100x/menit
RR 25x/menit
Atonia uteri
Perdarahan
DS : Klien mengeluh
takut
jahitannya
akan
Nyeri
Episiotomi
Terputusnya kontinuitas
DO : Luka episiotomi,
tampak
jahitan
dan
DS
Klien
merasa
jaringan
Nyeri
Persalinan
mengkonsumsi
jamu-
Kurang pengetahuan
Kurang pengetahuan
Rencana Keperawatan
2.2.1 Resiko syok hipovolemik berhubungan dengan atonia uteri
63
Rasional
Upaya deteksi dini defisit cairan
mmHg)
Pernafasan cepat
Haluaran urine sedikit (< 30 ml/jam)
Kulit dingin, pucat, lembab, atau sianotik
Penurunan saturasi oksigen (SaO,
membuat kepanasan
Batasi gerakan dan aktivitas klien
Lanjutkan memantau tanda-tanda vital setiap 15
oksitosin
Kolaborasi:
Intervensi
Penyuluhan Klien
-
Rasional
-Untuk menambah pemahaman ibu
tentang penyebab ketidaknyamanan.
-Untuk menghindari tekanan langsung
pada perineum.
-Untuk menghindari tekanan pada
episiotomy.
-Mengalihkan perhatian terhadap nyeri,
meningkatkan control terhadap nyeri
yang mungkin berlangsung lama.
Tindakan Kolaborasi
-
hari.
Dorong penggunaan pembalut dengan
hamamelis setelah berkemih atau
defekasi.
Lain-lain
-
sitz bath.
timbul.
-Untuk meningkatkan rasa hangat dan
membantu relaksasi otot abdomen;
untuk memberi stimulus bersaing.
-Isapan bayi menyebabkan pelepasan
oksitoksin pada pituitary posterior,
yang menstimulasi kontraksi uterus
65
Rasional
Penting untuk mengkaji minat klien daripada
yang penting.
Klien biasanya termotivasi untuk belajar
partum
dan bayi.
Memudahkan pembelajaran
dalam penyuluhan
Ajarkan ibu dan keluarga tentang semua
kelahiran
66
2. 2
67
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC
Bobak, I. M., & Jensen, M. D. 1993. Maternity and Ginecologic Care: The Nurse
and The Family. 5th edition. St. Louis: Mosby-year book, Inc.
Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D. 2005. Buku Ajar Keperawatan
Maternitas (Maria A. Wijayarini & Peter Anugerah, Penerjemah). Jakarta:
EGC.
Bobak, Lowdermill. Jensen. 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:
EGC.
Carpenito, Lynda Juall. 2009. Diagnosis Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinis.
Jakarta: EGC.
FatmawatiI, Novi Indra, dan D. E. A. Suwijiyo Pramono. Kajian Hubungan Khasiat
dan Komposisi Ramuan Obat Tradisional Serta Perawatan Pasca Lahir
Pada Bayi di Wilayah Kabupaten Sleman Bagian Barat. Diss. Universitas
Gadjah Mada, 2014.
Green, Carol J. 2012. Rencana Asuhan Keperawatan: Maternal & Bayi Baru Lahir.
Jakarta: EGC.
Hadijono, Soerjo. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.
Henderson, C., Jones K. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta:EGC.
http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Kelahiran/Gizi+dan+Kesehatan/amankah.peraw
atan.tradisional.pasca.persalinan/001/001/1527/2 diakses pada Minggu, 19
April 2015 Pukul 22.15
http://www.edukia.org/web/kbbayi/start2/ diakses pada Sabtu, 18 April 2015 Pukul
20.42
https://www.academia.edu/9246587/BENDUNGAN
ASI_BAB_II_TINJAUAN_PUSTAKA
diakses pada Sabtu, 18 April 2015 Pukul 21.35
Kemenkes RI. 2014. Situasi dan Analisis ASI EKSLUSIF dalam Info DATIN Pusat
Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI
68
69