Anda di halaman 1dari 16

Asuhan keperawatan

Apendiksitis
KELOMPOK 9

D I S T YA A L F I AT U N N I M A H (201601071)
K R I S TA N T I A P R I L I A S A R I (201601088)
PIFIT PUTRI SRI MARIANI ( 2 0 1 6 0 11 0 3 )
TA Z K I YA H A U N U N N A ( 2 0 1 6 0 111 8 )
Anatomi Apendik

Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm


(kisaran 3-15), dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian
proksimal dan melebar di bagian distal. Namun demikian, pada bayi, apendiks
berbentuk kerucut, lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah ujungnya.
Keadaan ini mungkin menjadi sebab rendahnya insidens apendisitis pada usia
itu (Soybel, 2001 dalam Departemen Bedah UGM, 2010).
Definisi Apendiksitis

Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiformis dan merupakan


penyebab abdomen akut yang paling sering. Penyakit ini mengenai semua umur
baik laki-laki maupun perempuan, tetapi lebih sering menyerang laki-laki berusia
10 sampai 30 tahun (Mansjoer, 2000).
penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan dari rongga
abdomen dan merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat.

Berdasarkan defenisi di atas, dapat disimpulkan bahwa apendisitis adalah kondisi


dimana terjadi infeksi pada umbai apendiks dan merupakan penyakit bedah
abdomen yang paling sering terjadi.
Menurut Sjamsuhidayat (2004), apendisitis terdiri dari lima bagian antara lain :

1. Apendisitis akut

Adalah peradangan apendiks yang timbul meluas dan mengenai peritoneum pariental setempat sehingga menimbulkan
rasa sakit di abdomen kanan bawah.

2. Apendisitis infiltrat (Masa periapendikuler)

Apendisitis infiltrat atau masa periapendikuler terjadi bila apendisitis ganggrenosa di tutupi pendinginan oleh omentum.

3. Apendisitis perforata

Ada fekalit didalam lumen, Umur (orang tua atau anak muda) dan keterlambatan diagnosa merupakan faktor yang
berperan dalam terjadinya perforasi apendiks.

4. Apendisitis rekuren

Kelainan ini terjadi bila serangan apendisitis akut pertama kali sembuh spontan, namun apendiks tidak pernah kembali ke
bentuk aslinya karena terjadi fibrosis dan jaringan parut. Resikonya untuk terjadinya serangan lagi sekitar 50%.

5. Apendisitis kronis

Fibrosis menyeluruh dinding apendiks, sumbatan parsial atau total lumen apendiks, adanya jaringan parut dan ulkus lama
di mukosa dan infiltrasi sel inflamasi kronik.
Etiologi

Apendisitis akut merupakan infeksi bakteria. Berbagai hal berperan sebagai


faktor pencetusnya. Sumbata lumen apendiks merupakan faktor yang diajukan
sebagai faktor pencetus di samping hiperplasia jaringan limf, fekalit, tumor
apendiks, dan cacing askaris dapat pula menyebabkan sumbatan. Penyebab
lain yang diduga dapat menimbulkan apendisitis ialah erosi mukosa apendiks
karena parasit
Patofisiologi

stadium awal dari apendisitis, terlebih dahulu terjadi inflamasi mukosa. Inflamasi ini
kemudian berlanjut ke submukosa dan melibatkan lapisan muskular dan serosa (peritoneal).
Cairan eksudat fibrinopurulenta terbentuk pada permukaan serosa dan berlanjut ke beberapa
permukaan peritoneal yang bersebelahan, seperti usus atau dinding abdomen, menyebabkan
peritonitis lokal.

Dalam stadium ini mukosa glandular yang nekrosis terkelupas ke dalam lumen, yang
menjadi distensi dengan pus. Akhirnya, arteri yang menyuplai apendiks menjadi
bertrombosit dan apendiks yang kurang suplai darah menjadi nekrosis atau gangren.
Perforasi akan segera terjadi dan menyebar ke rongga peritoneal. Jika perforasi yang terjadi
dibungkus oleh omentum, abses lokal akan terjadi. (Burkitt, Quick, Reed, 2007)
Menurut Diane C. Baughman dan JiAnn C. Hackley (2000), manifestasi
klinis apendisitis adalah sebagai berikut:

Nyeri kuadran kanan bawah dan biasanya disertai dengan demam

derajat rendah, mual, dan seringkali muntah

Nyeri alih mungkin saja ada; letak apendiks mengakibatkan

sejumlah nueri tekan, spasme otot, dan konstipasi serta diare


kambuhan

Jika terjadi ruptur apendiks, maka nyeri akan menjadi lebih

menyebar; terjadi distensi abdomen akibat ileus paralitik dan


kondisi memburuk
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan urine

Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan USG

Abdominal X-Ray
penatalaksanaan

1. Tindakan medis
a. Observasi terhadap diagnosa
Dalam 8 12 jam pertama setelah timbul gejala dan tanda
apendisitis, sering tidak terdiagnosa, diagnosa dapat jelas dari tanda
lokalisasi kuadran kanan bawah dalam waktu 24 jam setelah timbul
gejala.

b. Intubasi: Dimasukkan pipa naso gastrik preoperatif.

c. Antibiotik
Pemberian antibiotik preoperatif dianjurkan pada reaksi
sistematik dengan toksitas yang berat dan demam yang tinggi

2. Terapi bedah
3. Terapi pasca operasi
Pencegahan

Diet tinggi serat akan sangat membantu melancarkan aliran

pergerakan makanan dalam saluran cerna sehingga tidak tertumpuk


lama dan mengeras.

Minum air putih minimal 8 gelas sehari dan tidak menunda buang air

besar juga akan membantu kelancaran pergerakan saluran cerna secara


keseluruhan
Diagnosa

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi

2. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

3. Mual berhubungan dengan nyeri

4. Risiko infeksi
Intervensi

Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi


no nic noc
1 1. Manajemen nyeri: Memperlihatkan pengendaian nyeri,
Lakukan pengkajian nyeri secara yang dibuktikan oleh indicator
komprehensif meliputi lokasi, karakteristik, sebagai berikut:
awitan dan durasi, frekuensi, kualitas, 1 tidak pernah
intensitas atau keparahan nyeri dan factor 2 jarang
presipitasinya 3 kadang-kadang
Observasi isyarat nonverbal 4 sering
ketidaknyamanan, khususnya pada mereka Memperlihatkan teknik relaksasi
yang tidak mampu berkomunikasi efektif secara individual yang efektif untuk
2. Penyuluhan untuk pasien/keluarga mencapai kenyamanan
3. Aktivitas kolaboratif Mempertahankan nyeri pada atau
kurang (dengan skala 0-10)
Melaporkan nyeri kepada pelayan
kesehatan
Melaporkan pola tidur yang baik
Diagnosa 2: Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

No nic noc
1. Kaji dan dokumentasikan tingkat Setelah diberikan perawatan klien akan
kecemasan pasien, termasuk reaksi fisik menunjukkan:
Kaji untuk factor budaya yang menjadi Ansietas berkurang, dibuktikan oleh
penyebab ansietas tingkat ansietas hanya ringan sampai
Gali bersama pasien tenteng tehnik sedang dan selau menunjukkan
yang berhasil dan tidak berhasil pengendalian diri terhadap ansietas, diri,
menurunkan ansietas dimasa lalu koping.
Reduksi ansietas (NIC); menentukan Menunjukkan pengendalian diri
kemampuan pengambilan keputusan terhadap ansietas
pasien
Sediakan informasi factual menyangkut
diagnosis, terapi dan prognosis
Penurunan ansietas (NIC); berikan obat
untuk menurunkan ansietas jika perlu
Beri dorngan kepada pasien untuk
mengungkapkan secara verbal pikiran
dan perasaan untuk
mengeksternalisasikan ansietas
Diagnosa 3 : Mual berhubungan dengan nyeri

no nic noc
Pantau gejala subjektif mual pada Setelah diberikan perawatan pasien akan
pasien menunjukkan:
Pemanta nutrisi Mual akan berkurang yang dibuktikan
Manajemen cairan oleh Selera makan, Tingkat kenyamanan,
Pertahankan keakuratan pencatatan Hidrasi, Pengendalian mual-muntah, Mual
asupan dan haluaran urin dan muntah: efek gangguan, Keparahan
Pantau TTVuan nutrisi mual dan muntah, Status nutrisi yang
Ajarkan pasien menelan untuk secara adekuat
sadar atau napas dalam untuk menekan Memperlihatkan efek gangguan mual dan
reflek muntah muntah yang dapat diterima, yang
Tinggikan bagian kepala tempat tidur dibuktikan oleh indicator sebagai berikut:
atau ubah posisi pasien lateral untuk 1 sangat berat
mencegah aspirasi 2 berat
berikan terapi IV, sesuai dengan 3 sedang
anjuran 4 ringan
5 tidak mengalami
Diagnose 4 : Risiko infeksi

No Nic Noc
1 Pantau tanda dan gejala infeksi (suhu, Setelah diberikan perawatan pasien akan
denut jantung, drainase, penampilan menunjukkan:
luka, sekresi, penampilan urin, suhu Factor resiko infeksi akan hilang yang
dibuktikan dengan pengendalian resiko
kulit, lesi kulit, keletihan dan malaise)
komunitas, penyakit menular, status imun,
Kaji factor yang dapat meningkatkan keparahan infeksi, keparahan infeksi bai baru
kerentanan terhadap infeksi lahir, pengendalian resiko PMS, dan
Instruksikan untuk menjaga personal penyembuhan luka primer dan sekunder.
hygiene Pasien akan memperlihatkan pengendalian
Ajarkan pasien tehnik mencuci tangan resiko PMS yang dibuktikan oleh indicator
yang benar sebagai berikut:
Pengendalian infeksi (NIC): berikan 1 tidak pernah
2 jarang
terapi antibiotic, bila diperlukan
3 kadang-kadang
Terapkan kewaspadaan universal 4 sering
Ajarkan kepada pengunjung untuk 5 selalu
mencuci tangan sewaktu masuk dan
meninggalkan ruang pasien

Anda mungkin juga menyukai