KELOMPOK 7
1.JUNI SAPRIYANTO (01190089)
2.NABELLA PUTRI LESTARI(01190100)
3.NIZA SA'BANIA (01190101)
4.NOLA SEPTIA(01190102)
5.PRAMESTI DEBI SAFIRA (01190103)
6.PUTRI INDAH WAHYU S.N (01190104)
Hipovolemia
Defisit
Nutrisi
D.Manifestasi Klinis
Gejala yang paling umum dapat berupa demam tiba-tiba. Kemudian
dapatdisertai menggigil, nyeri punggung bagian bawah, mual, dan muntah.
Padabeberapa kasus juga menunjukkan gejala ISK bagian bawah yang dapat
berupanyeri berkemih dan frekuensi berkemih yang meningkat dapat terjadi
kolikrenalis, di mana penderita merasakan nyeri hebat yang disebabkan oleh
kejangureter. Kejang dapat terjadi karena adanya iritasi akibat infeksi. Bisa
terjadipembesaran pada salah satu atau kedua ginjal. Kadang juga disertai otot
perutberkontraksi kuat Pada pielonefritis kronis, nyerinya dapat menjadi samar-
samardan demam menjadi hilang timbul atau malah bisa tidak ditemukan
demam sama sekali.
E. Komplikasi
Ada tiga komplikasi penting dapat ditemukan pada F. Pemeriksaan Diagnostik
pielonefritis akut (Patologi Umum &Sistematik J. C. E.
Underwood, 2002: 669)
1. Wholeblood
1.Nekrosis papila ginjal. 2. Urinalis
3. USG dan Radiologi
2.Fionefrosis. 4. BUN
5. Creatinin
3.Abses perinefrik. 6. Serum electrolytestuk selblast / sel
primitive (NANDA, 2015).
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A.Pengkajian
1.Pengkajian
1)Identitas
Klien Anak wanita dan wanita dewasa mempunyai insiden infeksi saluran kemih yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pria
2)Riwayat penyakit
a.Keluhan utama : nyeri panggul dan disuria
b.Riwayat penyakit sekarang : masuknya bakteri ke ginjal sehinggamenyebabkan infeksi
c.Riwayat penyakit dahulu : mungkin pasien pernah mengalami penyakitseperti ini sebelumnya
d.Riwayat penyakit keluarga : ISK bukanlah penyakit keturunan
3)Pola fungsi kesehatan
a.Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : kurangnya pengetahuantentang pencegahaan
b.Pola istirahat dan tidur : istirahat dan tidur kadang mengalami gangguankarena gelisah dan
nyeri.
c.Pola eliminasi : kadang mengalami disuria dan sering kencing
d.Pola aktivitas : aktivitas kadang mengalami gangguan karena rasa nyeri yang kadang datang
B. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum: sakit sedang, lemah
Tanda-tanda vital :
- TD : normal / meningkat
- Nadi : normal / meningkat
- Respirasi : normal / meningkat
- Temperatus : meningkat
2. Pemeriksaan head to to
Kepala dan leher
Dengan teknik inspeksi dan palpasi:
a) Rambut dan kulit kepala
Perdarahan, pengelupasan, perlukaan, penekanan
b) Telinga
Perlukaan, darah, cairan, bau?
c) Mata
Perlukaan, darah, cairan, pembengkakan, rteflek pupil, kondisi keplopak mata, adanya benda asing, sklera putih?
d) Mulut
Benda asing, gigi, simetris, kering?
e) Hidung
Perlukaan, darah, cairan, nafas cuping, kelainan anatomi, akibat trauma?
f) Leher
Bendungan vena, deviasi trakea, pembesaran kelenjar tiroid
3.Pemeriksaan dada
Inspeksi
Bentuk simetris kanan dan kiri, inspirasi dan ekspirasi pernafasan, irama, gerakan cuping hidung, terdengar suara napas tambahan bantu dada?
Palpasi
Pergerakan simetris kanan kiri, taktil premitus sama antara kanan kiri dinding dada
Perkusi
Adanya suara – suara sonor pada kedua paru – paru, suara redup pada batas paru dan hepar
Auskultasi
Terdengar adanya suara vesikuler di kedua lapisan paru, suara ronchi dan wheezing
4. Kardiovaskuler
Inspeksi
Bentuk dada simetris
Palpasi
Frekuensi dada simetris
Perkusi
Suara pekak
Auskultasi
Irama regular, systole / murmur
5. system pencernaan / abdomen
Inspeksi
Pada inspeksi perlu diperlihatkan, apakah abdomen membuncit atau datar, tapi perut menonjol atau tidak, umbilikus menonjol atau tidak, ap
akah ada benjolan – benjolan / massa
Palpasi
Adakah nyeri tekan abdomen, adakah masssa (tumor, teses) turgor kulit perut untuk mengetahui derajatbbildrasi pasien, apakah hepar teraba
?
Perkusi
Abdomen normal tympanik, adanya massa padat atau cair akan menimbulkan suara pekak (hepar, asites, vesika urinaria, tumor)
Auskultasi
Secara peristaltic usus dimana nilai normal 5 – 35 x/ menit
Daftar Masalah Keperawatan
05 04
5.Resiko hipovolemia 4.Intoleransi aktifitas berhubungan
dengan kelemahan
No Diagnosis Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
Manajemen nyeri
1. Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensorik Setelah dilakukan tindakan Observasi
atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan
1x24jam tingkat nyeri menurun a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
aktual atau fungsional, dengan dengan kriteria hasil: b. Identifikasi skala nyeri
onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat 1.Keluhan nyeri menurun c. Identifikasi respon nyeri non verbal
yang berlangsung kurang dari 3 d. Identifikasi faktor yang memperberat dan
bulan 2.Meringis menurun memperingan nyeri
PENYEBAB
a. Agen pencedera fisiologis
3.Gelisah menurun e. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
f. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
b. Agen pencedera kimiaw 4.Sikap protektif menurun g. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
c. Agen pencedera fisik
GEJALA DAN TANDA MAYOR 5.Kesulitan tidur menurun sudah diberikan
Subyektif h. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Mengeluh yeri Terapeutik
Obyektif i. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
Tampak meringis
Bersikap protektif (mis. waspada,
rasa nyeri
posisi menghindari nyeri) j. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Gelisah k. Fasilitasi istirahat tidur
Frekuensi nadai meningkat l. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
Sulit tidur pemilihan strategi meredakan nyeri
GEJALA DAN TANDA MINOR
Edukasi
Subyektif
Tiidak teredia m. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Obyektif n. Jelaskan strategi pereda nyeri
Tekanan darah meningkat o. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Pola nafas berubah p. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Nafsu makan berubah q. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
Proses beroikir terganggu
Menarik diri
nyeri
Berfokus pada diri sendiri Kolaborasi
Diaforesis r. Kolaborasi pemberian anlgetik jika perlu
Manajemen Eliminasi Urine
2. Gangguan eliminasi urin
Definisi: Disfungsi eliminasi urin Setelah dilakukan 1x24 jam
Observasi
PENYEBAB
a. Penurunan kapasitas kandung eliminasi urin membaik dengan
kemih
b. Iritasi kemih kriteria hasil : 1. Identifkasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia
urine
c. Penurunan kemampuan menyadari
tanda-tanda gangguan kandung 1. Sensasi berkemih meningkat 2. Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau
kemih
d. Efek tindakan medis dan 2. Distensi kandung kemih inkontinensia urine
3. Monitor eliminasi urine
diagnostik
e. Kelemahan otot pelvis menurun
Terapeutik
f. Ketidakmampuan mengakses toilet
g. Hambatan lingkungan 3. Berkemih tidak tuntas
Ketidakmampuan
mengkomunikasikan kebutuhan menurun 1.
2.
Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
Batasi asupan cairan, jika perlu
eliminasi
h. Outlet kandung kemih tidak
3. Mengompol menurun 3. Ambil sampel urine tengah (midstream) atau
lengkap
i. Imaturitas (pada anak usia <3
4. Desakan berkemih menurun kultur
tahun)
GEJALA & TANDA MAYOR
5. Urin menetes menurun Edukasi
Subjektif
Desakan berkemih (urgensi)
6. Volume urin menurun 4. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
Urin menetes (dribbling) 5. Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine
Sering buang air kecil 6. Anjurkan mengambil specimen urine midstream
Nokturia 7. Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang
Mengompol
Enuresis tepat untuk berkemih
Objektif 8. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot
Distensi kandung kemih pinggul/berkemihan
Berkemih tidak tuntas (hesitansy)
Volume residu urin meningkat 9. Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
GEJALA & TANDA MINOR kontraindikasi
Subjektif 10. Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Tidak tersedia
Objektif
Tidak tersedia
Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian obat suposituria uretra jika
perlu
MANAJEMEN ENERGI
3. Intoleransi aktifitas
DEFINISI Setelah dilakukan tindakan
Ketidakcukupan energi untuk
melakukan aktivitas sehari-hari
keperawatan selama 1 x 24 Observasi
PENYEBAB jam,toleransi aktivitas a. Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
a. Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen meningkat, dengan kriteria hasil: b. Monitor kelelahan fisik dan emosional
b. Tirah baring
c. Kelemahan 1. Frekuensi nadi c. Monitor pola dan jam tidur
d. Imobilitas
e. Gaya hidup monoton
2. Keluhan lelah menurun d. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
Thank you