Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATANTEORITIS

PADA PENYAKIT PYELONEFRITIS

KELOMPOK 7
1.JUNI SAPRIYANTO (01190089)
2.NABELLA PUTRI LESTARI(01190100)
3.NIZA SA'BANIA (01190101)
4.NOLA SEPTIA(01190102)
5.PRAMESTI DEBI SAFIRA (01190103)
6.PUTRI INDAH WAHYU S.N (01190104)

DOSEN PENGAMPU : Ns. FERMATA SARI, S.kep., M.kep

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKPER KESDAM II SRIWIJAYA
TAHUN AKADEMI 2019/2020
A.Definisi
Pyelonephritis adalah peradangan pada pelvis danparenchim ginjal
yang di sebabkan oleh infeksibakteri (Black dan Hwaks,2005).
Pielonefritis merupakan infeksi bakteri pada piala ginjal, tunulus, dan ja
ringaninterstinal dari salah satu atau kedua gunjal (Brunner & Suddart
h, 2002: 1436).
Pielonefritis merupakan suatu infeksi dalam ginjal yang dapat timb
ul secarahematogen atau retrograd aliran ureterik (J. C. E. Underwood,
2002: 668).
B.Anatomi Fisiologi
1.Ginjal
Fungsi vital ginjal ialah sekresi air kemin dan pengeluarannya dari tubuhmanusia. Di samping itu, ginyal juga
merupakan salah satu dari mekarismeterperting homeostasis. Gingal berperan penting dalam pengeluaran zat-
zattoksinvracun, memperlakukan suasana keseimbangan air. Mempertahankankeseimbangan asam-basa cairan
tubuh, dan mempertalankan keseimbangangaram-garam dan zat-zat ain dalam darah.
2.Ureter
Air kemih disekresi olkehgnal, dialirkan ke vesikaurimairia (kandung kemih)melalui ureter. Ureter berada pada kiri
dan kanan kolumnavertebralis (tulangpunggung) yang menghubungkan pelvis renalis dengan kandung kemih.
3.Vesikaurinaria
Aliran urine dari ginjal akan bermuara ke dalam kandung kemih (lesika
urinaria). Kandung kemih merupakan kantong yang dapat menggelembungseperti balon karet, terletak di
belakang simisispubis, di dalam ronggapanggul.Bila terisi penuh, kandung kemih dapat terlihat sebagian ke luar
darirongea panggul.
4.Uretra
Uretra merupakan saluran sempit yang berpangkal pada kandung kenih yangberfungsi menyalurkan air keminh
ke luar dan jugn untuk menyalurkan semen.Pada laki-laki, uretra berjakan berkelok-kelok, menembus prostat,
kemudianmelewati tulang pubis, sekanjutnya menuju ke penis. Oleh karera itu, pada laki-laki, uretra terbagi
menjadi 3 bagian, yaitu parsproetalika, parsmembranosa, dan parskavernosa. Muara uretra ke arah dunia luar
disebut meatus. Pada perempuan, uretra terletak di belakang sinfisispubis, berjalan miring, sedikitke atas,
panjangnya kurang lebih 3-4 cm. Muara uretra pada perempuan
terletak di sebelah atas vagina, antara klitoris dan vagina. Uretra perempuanberfungsi sebagai saluran
ekskretori.
C.Patofisiologi
Umumnya bakteri seperti Eschericiacoli,
Streptococusfecalis,Pseudomonasaeruginosa, dan Staphiococusaureus yang
menginfeksi ginjalberasal dari luar tubuh yang masuk melalui saluran kemih bagian
bawah(uretra), merambat ke kandung kemih, lalu ke ureter (saluran kemih bagianatas
yang menghubungkan kandung kemih dan ginjal) dan tibalah ke ginjal,yang kemudian
menyebar dan dapat membentuk kalori infeksi dalam waktu24-48 jam Infeksi bakteri
pada ginjal juga dapat disebarkan melalui alat-alatseperti kateter dan bedah urologis.
Bakteri lebin mudah menyerang ginjal bilaterdapat hambatan atau obstruksi saluran
kemh yang mempersulitpengeluaran urin, seperti adanya batu atau tumor.
Pada pielonefritis akut, inflamasi menyebabkan pembesaran gingal yangtidak
lazim. Korteks dan medula mengembang dan multipel abses. Kalik danpelvis ginjal
juga akan berinvolusi. Resolusi dari inflamasi menghsilkanfibrosis dan scarring.
Pielonefritis kronis muncul stelah periode berulang daripielonefritis akut. Ginjal
mengalami perubahan degeneratif dan menjadi kecilserta atrophic. Jika destruksi
nefron meluas, dapat berkembang menjadi gagal ginjal.
Gangguan
eliminasi urin

Hipovolemia

Defisit
Nutrisi
D.Manifestasi Klinis
Gejala yang paling umum dapat berupa demam tiba-tiba. Kemudian
dapatdisertai menggigil, nyeri punggung bagian bawah, mual, dan muntah.
Padabeberapa kasus juga menunjukkan gejala ISK bagian bawah yang dapat
berupanyeri berkemih dan frekuensi berkemih yang meningkat dapat terjadi
kolikrenalis, di mana penderita merasakan nyeri hebat yang disebabkan oleh
kejangureter. Kejang dapat terjadi karena adanya iritasi akibat infeksi. Bisa
terjadipembesaran pada salah satu atau kedua ginjal. Kadang juga disertai otot
perutberkontraksi kuat Pada pielonefritis kronis, nyerinya dapat menjadi samar-
samardan demam menjadi hilang timbul atau malah bisa tidak ditemukan
demam sama sekali.
E. Komplikasi
Ada tiga komplikasi penting dapat ditemukan pada F. Pemeriksaan Diagnostik
pielonefritis akut (Patologi Umum &Sistematik J. C. E.
Underwood, 2002: 669)
1. Wholeblood
1.Nekrosis papila ginjal. 2. Urinalis
3. USG dan Radiologi
2.Fionefrosis. 4. BUN
5. Creatinin
3.Abses perinefrik. 6. Serum electrolytestuk selblast / sel
primitive (NANDA, 2015).
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A.Pengkajian
1.Pengkajian
1)Identitas
Klien Anak wanita dan wanita dewasa mempunyai insiden infeksi saluran kemih yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pria
2)Riwayat penyakit
a.Keluhan utama : nyeri panggul dan disuria
b.Riwayat penyakit sekarang : masuknya bakteri ke ginjal sehinggamenyebabkan infeksi
c.Riwayat penyakit dahulu : mungkin pasien pernah mengalami penyakitseperti ini sebelumnya
d.Riwayat penyakit keluarga : ISK bukanlah penyakit keturunan
3)Pola fungsi kesehatan
a.Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan : kurangnya pengetahuantentang pencegahaan
b.Pola istirahat dan tidur : istirahat dan tidur kadang mengalami gangguankarena gelisah dan
nyeri.
c.Pola eliminasi : kadang mengalami disuria dan sering kencing
d.Pola aktivitas : aktivitas kadang mengalami gangguan karena rasa nyeri yang kadang datang
B. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum: sakit sedang, lemah
Tanda-tanda vital :
- TD : normal / meningkat
- Nadi : normal / meningkat
- Respirasi : normal / meningkat
- Temperatus : meningkat
2. Pemeriksaan head to to
Kepala dan leher
Dengan teknik inspeksi dan palpasi:
a)      Rambut dan kulit kepala
Perdarahan, pengelupasan, perlukaan, penekanan
b)      Telinga
Perlukaan, darah, cairan, bau?
c)      Mata
Perlukaan, darah, cairan, pembengkakan, rteflek pupil, kondisi keplopak mata, adanya benda asing, sklera putih?
d)     Mulut
Benda asing, gigi, simetris, kering?
e)      Hidung
Perlukaan, darah, cairan, nafas cuping, kelainan anatomi, akibat trauma?
f)       Leher
Bendungan vena, deviasi trakea, pembesaran kelenjar tiroid
3.Pemeriksaan dada
Inspeksi
Bentuk simetris kanan dan kiri, inspirasi dan ekspirasi pernafasan, irama, gerakan cuping hidung, terdengar suara napas tambahan bantu dada?
Palpasi
Pergerakan simetris kanan kiri, taktil premitus sama antara kanan kiri dinding dada
Perkusi
Adanya suara – suara sonor pada kedua paru – paru, suara redup pada batas paru dan hepar
Auskultasi
Terdengar adanya suara vesikuler di kedua lapisan paru, suara ronchi dan wheezing
4. Kardiovaskuler
Inspeksi
Bentuk dada simetris
Palpasi
Frekuensi dada simetris
Perkusi
Suara pekak
Auskultasi
Irama regular, systole / murmur
5. system pencernaan / abdomen
Inspeksi
Pada inspeksi perlu diperlihatkan, apakah abdomen membuncit atau datar, tapi perut menonjol atau tidak, umbilikus menonjol atau tidak, ap
akah ada benjolan – benjolan / massa
Palpasi
Adakah nyeri tekan abdomen, adakah masssa (tumor, teses) turgor kulit perut untuk mengetahui derajatbbildrasi pasien, apakah hepar teraba
?
Perkusi
Abdomen normal tympanik, adanya massa padat atau cair akan menimbulkan suara pekak (hepar, asites, vesika urinaria, tumor)
Auskultasi
Secara peristaltic usus dimana nilai normal 5 – 35 x/ menit
Daftar Masalah Keperawatan

1.Nyeri akut berhubungan dengan


agen pencedera fisiologis
01 02
2. Gangguan eliminasi urin
berhubungan dengan infeksi
kemih

Masalah keperawatan yang 3.Hipertermia berhubungan dengan


03
muncul menurut SDKI adalah proses penyakit

05 04
5.Resiko hipovolemia 4.Intoleransi aktifitas berhubungan
dengan kelemahan
No Diagnosis Keperawatan Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
Manajemen nyeri
1. Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensorik Setelah dilakukan tindakan Observasi
atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan
1x24jam tingkat nyeri menurun a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
aktual atau fungsional, dengan dengan kriteria hasil: b. Identifikasi skala nyeri
onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat 1.Keluhan nyeri menurun c. Identifikasi respon nyeri non verbal
yang berlangsung kurang dari 3 d. Identifikasi faktor yang memperberat dan
bulan 2.Meringis menurun memperingan nyeri
PENYEBAB
a. Agen pencedera fisiologis
3.Gelisah menurun e. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
f. Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
b. Agen pencedera kimiaw 4.Sikap protektif menurun g. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
c. Agen pencedera fisik
GEJALA DAN TANDA MAYOR 5.Kesulitan tidur menurun sudah diberikan
Subyektif h. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Mengeluh yeri Terapeutik
Obyektif i. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi
Tampak meringis
Bersikap protektif (mis. waspada,
rasa nyeri
posisi menghindari nyeri) j. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Gelisah k. Fasilitasi istirahat tidur
Frekuensi nadai meningkat l. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
Sulit tidur pemilihan strategi meredakan nyeri
GEJALA DAN TANDA MINOR
Edukasi
Subyektif
Tiidak teredia m. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Obyektif n. Jelaskan strategi pereda nyeri
Tekanan darah meningkat o. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Pola nafas berubah p. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Nafsu makan berubah q. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
Proses beroikir terganggu
Menarik diri
nyeri
Berfokus pada diri sendiri Kolaborasi
Diaforesis r. Kolaborasi pemberian anlgetik jika perlu
Manajemen Eliminasi Urine
2. Gangguan eliminasi urin
Definisi: Disfungsi eliminasi urin Setelah dilakukan 1x24 jam
Observasi
PENYEBAB
a. Penurunan kapasitas kandung eliminasi urin membaik dengan
kemih
b. Iritasi kemih kriteria hasil : 1. Identifkasi tanda dan gejala retensi atau inkontinensia
urine
c. Penurunan kemampuan menyadari
tanda-tanda gangguan kandung 1. Sensasi berkemih meningkat 2. Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi atau
kemih
d. Efek tindakan medis dan 2. Distensi kandung kemih inkontinensia urine
3. Monitor eliminasi urine
diagnostik
e. Kelemahan otot pelvis menurun
Terapeutik
f. Ketidakmampuan mengakses toilet
g. Hambatan lingkungan 3. Berkemih tidak tuntas
Ketidakmampuan
mengkomunikasikan kebutuhan menurun 1.
2.
Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
Batasi asupan cairan, jika perlu
eliminasi
h. Outlet kandung kemih tidak
3. Mengompol menurun 3. Ambil sampel urine tengah (midstream) atau
lengkap
i. Imaturitas (pada anak usia <3
4. Desakan berkemih menurun kultur
tahun)
GEJALA & TANDA MAYOR
5. Urin menetes menurun Edukasi
Subjektif
Desakan berkemih (urgensi)
6. Volume urin menurun 4. Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran kemih
Urin menetes (dribbling) 5. Ajarkan mengukur asupan cairan dan haluaran urine
Sering buang air kecil 6. Anjurkan mengambil specimen urine midstream
Nokturia 7. Ajarkan mengenali tanda berkemih dan waktu yang
Mengompol
Enuresis tepat untuk berkemih
Objektif  8. Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-otot
Distensi kandung kemih pinggul/berkemihan
Berkemih tidak tuntas (hesitansy)
Volume residu urin meningkat  9. Anjurkan minum yang cukup, jika tidak ada
GEJALA & TANDA MINOR kontraindikasi
Subjektif 10. Anjurkan mengurangi minum menjelang tidur
Tidak tersedia
 Objektif 
Tidak tersedia
Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian obat suposituria uretra jika
perlu
 
MANAJEMEN ENERGI
3. Intoleransi aktifitas
DEFINISI Setelah dilakukan tindakan
Ketidakcukupan energi untuk
melakukan aktivitas sehari-hari
keperawatan selama 1 x 24 Observasi

PENYEBAB     jam,toleransi aktivitas a. Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
a. Ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen meningkat, dengan kriteria hasil: b. Monitor kelelahan fisik dan emosional
b. Tirah baring
c. Kelemahan 1. Frekuensi nadi c. Monitor pola dan jam tidur

d. Imobilitas
e. Gaya hidup monoton
2. Keluhan lelah menurun d. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas

GEJALA DAN TANDA MAYOR 3. Dispnea saat Terapeutik


Subyektif
Mengeluh elah aktivitasmenurun e. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya,
suara, kunjungan)
Objektif
Frekuensi jantung meningkat 4. Dispnea setelah aktivitas f. Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
>20% dari kondisi istirahat
GEJALA DAN TANDA MINOR
menurun g. Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
Subyektif
Dispneu saat/setelah beraktivitas
5. Perasaan lemah menurun h. Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
Merasa tidak nyaman setelah 6. Sianosis menurun berjalan
beraktivitas
Merasa lemah 7. Tekanan darah membaik Edukasi
Objektif i. Anjurkan tirah baring
Tekanan darah berubah >20%
dari kondisi istirahat j. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Gambaran EKG menunjukkan
aritmia saat/setelah beraktivitas k. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan
Gambaran EKG menunjukkan tidak berkurang
iskemia
l. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Sianosis
Kolaborasi

m. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan


makanan

 
Thank you

Anda mungkin juga menyukai