Psikologi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Psyche (jiwa) & Logos (ilmu).
Psikologi = ilmu yang mempelajari tentang gejala2 kejiwaan.
A. Sejarah Psikologi
Sejarah psikologi dapat dibagi dalam dua tahap yaitu tahap masa sebelum dan masa
sesudah menjadi ilmu yang berdiri sendiri.
Kedua tahap itu dibatasi oleh berdirinya laboratorium psikologi pertama di Leipzig tahun
1879 yang didirikan oleh WILHELM WUNDT.
Sebelum tahun 1879 psikologi masih dianggap sebagai bagian dari ilmu faal atau filsafat
tetapi setelah tahun 1879 dan didirikan laboratorium psikologi tersebut, para sarjana
mulai menyelidiki gejala – gejala kejiwaan secara sistimatis dan obyektif.
Setelah tahun 1879 itu psikologi mulai bercabang – cabang kedalam aliran – aliran, ada
aliran stukturalisme, fungsionalisme, behaviourisme dan sebagainya.
Wundt sendiri adalah penganut aliran stukturalisme. Ajaran wundt di bawa ke amerika
oleh E. B. Titchener tetapi tidak mendapat respon karena dianggap ajaran wundt terlalu
abstrak dan kurang dapat diterapkan secara langsung dalam kenyataan.
Orang – orang amerika menganut aliran fungsionalisme, tokohnya antara lain : W.
JAMES & J. M. CATTEL.
Dari rangkaian pernyataan para tokoh diatas, dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku dan defini psikologi ini digunakan sampai
sekarang.
Obyek material adalah sesuatu yang dibahas, dipelajari, diselidiki atau suatu unsur yang
ditentukan, atau sesuatu yang dijadikan sasaran pemikiran.
Obyek material mencakup hal-hal konkrit seperti kerohanian, nilai-nilai, ide-ide.
Obyek formal adalah cara memandang, meninjau yang dilakukan oleh seorang peneliti
terhadap objek materialnya serta prinsip-prinsip yang digunakan.
2. Metode Psikologi
Psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri telah menggunakan metode
ilmiah dalam mengumpulkan data dan informasinya.
Metode ilmiah adalah suatu cara kerja yang mengikuti prosedur ilmiah untuk
memperoleh data atau informasi yang diperlukan suatu ilmu pengetahuan .
3. Sistimatika Psikologi
Secara teoritis :
a. Psikologi umum, psikologi yang mempelajari, menguraikan dan menyelidiki
berbagai kegiatan atau aktivitas psikis manusia pada umumnya antara lain
pengamatan, intelegensi, perasaan, emosi, kehendak, dan motif-motif.
b. Psikologi khusus, psikologi yang mempelajari tingkah laku individu dalam situasi
khusus. Psikologi ini meliputi :
Psikologi perkembangan, psikologi social, psikologi pendidikan, psikologi
kepribadian dan tipologi, psikopatologi, psikologi diferensial dan psikodiagnostik,
psikologi kriminal, parapsikologi, psikologi komparatif, psikologi penyesuaian.
Secara praktis :
a. Psikologi perusahaan
b. Psikologi klinis dan bimbingan psikologi
4. Universal
Dari berbagai definisi psikologi yang diberikan oleh para ahli, pada prinsipnya sudah
diakui bahwa psikologi mempelajari tingkah laku dan proses mental manusia. Jadi pada
prinsipnya para ahli sudah sepakat walaupun beberapa masih terdapat perbedaan karena
adanya sudut pandang yang berbeda pula, keadaan demikian adalah lumrah bagi suatu
ilmu yang relative muda seperti psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri terlepas
ikatannya dengan ilmu2 lain seperti filsafat , ilmu faal, ilmu kedokteran dan sebagainya.
D. Hubungan psikologi dengan ilmu-ilmu lain
Berger & Luckmann, 1966 menggabungkan Psikologi sosiologis artinya suatu psikologi
yang memperoleh perspektif-perspektif dasarnya dari suatu pemahaman sosiologis
tentang kondisi manusia. Dari penggabungan kedua ilmu tersebut maka terbentuklah
sebuah ilmu baru yang dinamakan psikologi sosial.
Pada dasarnya, psikologi sosial mempunyai perbedaan dengan psikologi sebagai ilmu
induknya. Bonner mengatakan, psikologi sosial mempelajari perilaku individu yang
bermakna dalam hubungan dengan lingkungan atau rangsang sosialnya. Sebaliknya
psikologi mempelajari apa saja terlepas dari makna sosialnya.
Baik psikologi maupun sosiologi keduanya sama2 berurusan dengan cara perilaku
individual yang dibentuk secara sosial.
Bantuan psikologi dan antropologi sangatlah besar sehingga dalam perkembangan yang
terakhir lahir spesialisasi dari antropologi yang disebut etnopsikologi atau antropologi
psikologikal atau studi kebudayaan dan kepribadian.
Kesimpulan yang diberikan Ember & Ember mengenai pendekatan psikologis dalam
antropologi budaya adalah dengan menghubungkan variasi-variasi dalam pola-pola
budaya dengan pengasuhan anak, kepribadian, kebiasaan dan kepercayaan yang menjadi
konsekuensi dari factor psikologis dan prosesnya.
Contoh : Perilaku manic depresif >> bayi yang dibedong, tidak dapat bergerak bebas
akan menunjukan perilaku manic depresif.
Psikologi merupakan ilmu yang punya peran penting dalam bidang politik terutama yang
dinamakan “massa psikologi”.
Kegunaan psikologi, khususnya psikologi sosial dalam analisis politik mengamati
kegiatan manusia dari segi ekstern (lingkungan sosial, fisik, peristiwa-peristiwa, gerakan-
gerakan massa) maupun dari segi intern (kesehatan fisik perseorangan, semangat, emosi).
Contoh : suara masyarakat dalam pemilu >> dilihat perilaku pemilih.
4. Psikologi dengan ilmu komunikasi
Ilmu komunikasi telah tumbuh sebagai ilmu yang berdiri sendiri kemudian melakukan
“perkawinan” dengan ilmu-ilmu lainnya yang pada gilirannya melahirkan berbagai sub
ilmu seperti komunikasi politik, sosial komunikasi massa dan psikologi komunikasi.
Biologi mempelajari kehidupan jasmaniah manusia atau hewan yang bila dilihat dari
objek materialnya, terdapat bidang yang sama dengan psikologi hanya saja objek
formalnya berbeda.
PSIKOLOGI BIOLOGI
ilmu yang subyektif ilmu yang obyektif
Mempelajari penginderaan dan persepsi Mempelajari manusia sebagai jasad atau
manusia sehingga manusia dianggap objek
sebagai subyek atau perilaku, bukan obyek
Mempelajari nilai-nilai yang berkembang Mempelajari fakta yang diperoleh dari
dari persepsi subyek penelitian terhadap jasad manusia
Mempelajari perilaku secara molar Mempelajari perilaku secara molekular
(perilaku penyesuaian diri secara (mempelajari molekul-molekul / bagian-
menyeluruh) bagian dari perilaku berupa gerakan,
refleks, proses ketubuhan dsb)
Pada permulaan abad ke 19, psikologi banyak terpengaruh oleh ilmu alam. Namun
kemudian psikologi menyadari bahwa obyek penyelidikannya adalah manusia dan
tingkah lakunya yang hidup dan selalu berkembang sedangkan obyek ilmu alam adalah
benda mati.
Filsafat adalah hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan sesuatu kebenaran
dengan sedalam-dalamnya.
Dalam hal ini, psikologi akan menolong filsafat dengan hasil penyelidikannya.
Kesimpulan filsafat tentang kemanusiaan akan pincang jika tidak menghiraukan hasil
psikologi.
Bruno, membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian yang pada prinsipnya saling
berhubungan.
- psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai roh
- psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai kehidupan mental
- psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai tingkah laku organisme
Ilmu pendidikan sebagai suatu disiplin bertujuan memberikan bimbingan hidup manusia
sejak ia lahir sampai mati. Pendidikan tidak akan berhasil dengan baik bilamana tidak
berdasarkan kepada psikologi perkembangan. Karena begitu eratnya tugas antara
psikologi dan ilmu pendidikan maka lahirlah psikologi pendidikan.
Kelemahan psikologi :
1. Hasil psikologi tidak dapat berhasil meneliti seseorang yang didapat hanyalah
kesan secara garis besar.
2. Kesan tiap-tiap gejala jiwa tidak berdiri sendiri. Melainkan bersangkut paut
dengan gejala jiwa lain sehingga kita tidak menghasilkan penyelidikan sesuatu
gejala dengan murni.
3. Perkembangan jiwa dipengaruhi oleh lingkungan. Jadi isi daripada gejala jiwa
tidak dapat ditarik kesimpulan yang tegas. Yang juga besar pengaruhnya atas jiwa
ialah jenis kelamin, tingkat kebudayaan suatu bangsa dan perkembangan jiwa
seseorang.
Aliran – aliran Psikologi
I. Strukturalisme
Struktur adalah sistim transformasi yang mengandung kaidah sebagai system dan yang
melindungi diri atau memperkaya diri melalui peran transformasi tanpa keluar dari batas
atau menyebabkan masuknya unsur luar.
Menurut Jean Piaget, sebuah struktur harus dilihat sebagai suatu totalitas meskipun terdiri
atas sejumlah unsur, struktur unsur itu berkaitan satu sama lain dalam sebuah kesatuan.
Tokoh – tokoh aliran strukturalisme adalah :
1. Jean Piaget
2. Wilhelm Wundt
3. Edward Bradford Titchener
4. Oswald Kulpe
EB Titchener dan Oswald Kulpe adalah murid dari Wundt namun Kulpe kemudian
menjadi lebih cenderung pada cara pendekatan yang bersifat filsafat dan menentang
ajaran wundt yang bersifat eksperimental.
II. Fungsionalisme
Yang menjadi minat dari aliran fungsionalisme adalah tujuan atau akhir dari suatu
aktivitas.
Fungsionalisme mempelajari fungsi dari tingkah laku dan proses mental, tidak hanya
mempelajari strukturnya.
Tokoh aliran fungsionalisme :
1. William James
2. James R Angell
3. John dewey
Pada saat psikologi kian berkembang, bidang lain juga berkembang. Pada tahun 1920
strukturalisme dan fungsionalisme digantikan oleh tiga aliran yang lebih baru yaitu
Psikoanalisis, Psikologi Gestalt dan Behaviorisme.
III. Psikoanalisis
Tokoh dari aliran ini adalah Sigmund Freud dan Sigmund freud dijuluki sebagai bapak
Psikoanalisis.
Freud dianggap banyak memberikan kontribusi pada perkembangan psikologi khususnya
dalam hal mengembangkan konsep motivasi dari alam ketidaksadaran dan mengarahkan
fokus penelitian pada pengaruh pengalaman masa awal kehidupan atau masa anak
terhadap perkembangan kepribadian selanjutnya sampai dewasa. Selain itu freud juga
membahas tentang emosi yaitu cinta, takut, cemas dan seks.
Psikologi yang berkembang sewaktu freud mencuatkan teorinya yang memfokuskan pada
ketidaksadaran manusia. Menurut freud, sumber utama dari gangguan-gangguan mental
terletak pada ketidaksadaran ini.
Freud mengibaratkan alam sadar dan tak sadar itu dengan sebuah gunung es yang
terapung.
Selain itu Freud juga mengatakan bahwa dalam diri seseorang terdapat tiga sistim
kepribadian yaitu Id atau Es, Ego atau Ich, dan Super Ego atau Uber Ich.
Minat ilmiah utama freud adalah penanganan gangguan-gangguan neurotik khususnya
histeria.
Bagi aliran gestalt yang utama bukanlah elemen tetapi keseluruhan. Kesadaran dan jiwa
manusia tidak mungkin di analisis ke dalam elemen-elemen. Gejala kejiwaan harus
dipelajari sebagai suatu keseluruhan atau totalitas. Keseluruhan itu lebih dahulu
ditanggapi dari bagian-bagiannya dan bagian-bagian itu harus memperoleh makna dalam
keseluruhan.
Pada mulanya, psikologi gestalt hanya menaruh perhatian pada persepsi objek. Beberapa
orang menerapkan prinsip-prinsip gestalt dalam menjelaskan perilaku social. Diantara
mereka adalah Kurt Lewin, Solomon Asch, Fritz Heider.
Kurt Lewin mengembangkan psikologi gestalt dengan mengemukakan teorinya sendiri
yang dinamakan psikologi lapangan (TEORI MEDAN). Dengan teorinya, ia mencoba
menjelaskan apa yang terjadi dalam jiwa seseorang sehingga terjadi persepsi dan perilaku
yang bersifat menyeluruh.
Pada tahun 1910 Wertheimer membuat sebuah alat yang disebut stroboscope (yang
sekarang menjadi bioskop). Koffka dan Kohler bertindak sebagai orang-orang
percobaannya.
V. Behaviorisme
Kaum behavioris lebih dikenal dengan teori belajar karena menurut mereka seluruh
perilaku manusia kecuali insting adalah hasil belajar.
Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Tentu saja
behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau
emosional, namun behaviorime hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya
dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan.
Berkaitan dengan teori belajar ini, menurut Bandura bahwa manusia tidak perlu
mengalami atau melakukan sesuatu terlebih dahulu sebelum ia mempelajari sesuatu.
Manusia dapat belajar hanya dari mengamati atau meniru perilaku orang lain. Teori dari
Bandura ini dikenal dengan nama Teori Modelling.