b. Post operasi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya luka post operasi apendektomi.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pembatasan gerak skunder terhadap nyeri
3. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi bedah. Kurang pengetahuan tentang perawatan
dan penyakit berhubungan dengan kurang informasi.
4. :Resiko kekurangan volume cairan berhubungna dengan pembatasan pemasuka n cairan secara
oral
Intervensi
Intervensi
Kaji skala nyeri lokasi, karakteristik dan laporkan perubahan nyeri dengan tepat.
Pertahankan istirahat dengan posisi semi powler.
Dorong ambulasi dini.
Berikan aktivitas hiburan.
Kolborasi tim dokter dalam pemberian analgetika.
Rasional
Berguna dalam pengawasan dan keefesien obat, kemajuan penyembuhan,perubahan
dan karakteristik nyeri.
Menghilangkan tegangan abdomen yang bertambah dengan posisi terlentang.
Meningkatkan kormolisasi fungsi organ.
meningkatkan relaksasi.
Menghilangkan nyeri.
terhadap infeksi dan perkembangan luka.
untuk Pemula. Bina Aksara
Diagnosa Keperawatan 2. :Intoleransi aktivitas berhubungan dengan pembatasan gerak skunder terhadap nyeri
TujuanToleransi aktivitas
Kriteria Hasil :
Klien dapat bergerak tanpa pembatasan
Tidak berhati-hati dalam bergerak.
Intervensi
catat respon emosi terhadap mobilitas.
Berikan aktivitas sesuai dengan keadaan klien.
Berikan klien untuk latihan gerakan gerak pasif dan aktif.
Bantu klien dalam melakukan aktivitas yang memberatkan.
Rasional
Immobilisasi yang dipaksakan akan memperbesar kegelisahan.
Meningkatkan kormolitas organ sesuiai dengan yang diharapkan.
Memperbaiki mekanika tubuh.
Menghindari hal yang dapat memperparah keadaan.
Diagnosa Keperawatan 3. :Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
prosedur invasive appendiktomi
Intervensi
Ukur tanda-tanda vital
Observasi tanda-tanda infeksi
Lakukan perawatan luka dengan menggunakan teknik septik dan aseptik
Observasi luka insisi
Rasional
Untuk mendeteksi secara dini gejala awal terjadinya infeksi
Deteksi dini terhadap infeksi akan mudah
Menurunkan terjadinya resiko infeksi dan penyebaran bakteri.
Memberikan deteksi dini terhadap infeksi dan perkembangan luka.
Diagnosa Keperawatan 4. :Resiko kekurangan volume cairan berhubungna dengan
pembatasan pemasuka n cairan secara oral
Intervensi
Ukur dan catat intake dan output cairan tubuh
Awasi vital sign: Evaluasi nadi, pengisian kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
Kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian cairan intra vena
Rasional
Dokumentasi yang akurat akan membantu dalam mengidentifikasi pengeluaran cairan atau
kebutuhan pengganti.
Indikator hidrasi volume cairan sirkulasi dan kebutuhan intervensi
Mempertahankan volume sirkulasi bila pemasukan oral tidak cukup dan meningkatkan fungsi
ginjal
DAFTAR PUSTAKA
Barbara Engram, Askep Medikal Bedah, Volume 2,
EGC, Jakarta.
Carpenito, Linda Jual, Diagnosa Keperawatan, Edisi 8,
EGC, 2000, Jakarta.
Doenges, Marlynn, E, Rencana Asuhan Keperawatan,
Edisi III, EGC, 2000, Jakarta.
Elizabeth, J, Corwin, Biku saku Fatofisiologi, EGC,
Jakarta.
Ester, Monica, SKp, Keperawatan Medikal Bedah
(Pendekatan Gastrointestinal), EGC, Jakarta.
Peter, M, Nowschhenson, Segi Praktis Ilmu Bedah