PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perkembangan Kanker telah dikenal oleh para pemikir sebelumnya dimana Hipokrates
memberi nama kanker berasal dari bahasa latin yaitu cancri atau kepiting karena
penyebarannya kesemua arah seperti kaki kepiting dan pada fase lanjut memberikan
riwayat tidak dapat disembuhkan. Terminologi secara umum dipakai sekarang adalah
tumor maligna atau neoplasma dimana neoplasma sendiri berasal dari bahasa yunani
yang berarti pertumbuhan baru atau pembentukan baru. Sel normal dalam proses
pembelahan sel dan membagi diri dalam proses yang teratur dengan tujuan yang khas
dari perkembangan sel untuk mengganti sel yang rusak atau cedera sedangkan kalau sel
itu membentuk jaringan baru disebut tumor atau neoplasma.
Neoplasma pada masa abnormal terdiri dari sel-sel yang mengalami proliferasi (proses
bertambah banyak) bersifat otonom dan tak terkoordinasi, tidak adaptif meskipun
rangsang dihilangkan terus tumbuh serta dibedakan atas jinak (benigna) yang sering
disebut dengan tumor dan ganas (maligna) yang sering disebut kanker. Sifat neoplasma
jinak (tumor) peristiwa lokal/setempat, proliferasi bersifat kohesif, pertumbuhan bersifat
sebtrifugal dengan batas nyata, bergerak keluar, menyebabkan desakan jaringan sekitar,
tidak menyebar jauh, laju pertumbuhan lambat dan ukuran tetap stabil selama berbulanbulan/bertahun-tahun sedangkan sifat neoplasma ganas (Kanker) bertumbuh lebih cepat,
progresif, tidak kohesif, penyebaran tidak teratur, tidak berkapsul, sukar dipisahkan
dengan jaringan sekitar dan menyerbu kedaerah sekitar (infiltrasi), mencari jalan secara
destruktif dimana sel neoplasma melepaskan diri dari tumor primer menuju sirkulasi
mengakibatkan emboli sel sehingga tersangkut, keluar pembuluh darah berproliferasi
menjadi tumor sekunder bersifat metastasis atau pengalihan penyakit dari bagian / alat
tubuh satu kealat atau bagian tubuh lainnya yang tidak saling berhubungan yang biasanya
bersifat lebih ganas dimana produksi sel-sel yang tidak normal dan tidak mengikuti
jaringan yang normal.
Salah satu neoplasma ganas yang sering terjadi pada beberapa kasus adalah carcinoma
mammae dan jaringan sekitarnya
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarakan permasalah pada latar belakang tersebut penulis dapat
merumuskan masalah yaitu bagaimana asuhan kebidanan pada NyS Usia 54
tahun menopouse dengan ca.mammae di IBS RSUD Jombang.
1.3
2.
3.
1.3.2
1.4
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Untuk menambah pengetahuan dan sumber informasi baru tentang
ca.mammae
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi Penulis
Dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama bangku kuliah serta
mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan asuhan kebidanan
secara langsung kepada ibu penderita ca.mammae.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kepustakaan dan perbandingan pada penanganan kasus
ca.mammae.
3. Bagi Lahan Praktek
Sebagai tambahan informasi atau masukan bagi tenaga kesehatan lain
dalam usaha menyehatkan kualitas pelayanan asuhan kebidanan pada
NyS Usia 54 tahun menopouse dengan ca.mammae di IBS RSUD
Jombang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
menstruasi.
Dalam
pandangan
medis,
menopause
siklus
menstruasi
yang
menunjukkan
berakhirnya
b) Menopause
Masa berhentinya menstruasi secara permanen. Diagnosis
ini dibuat bila telah terdapat amenorea sekurang kurangnya satu
tahun. Pada umumnya menopause terjadi pada usia 45-50 tahun.
Kadar FSH serum lebih dari 30 i.u/l digunakan sebagai diagnosis
menopause (Aqila, 2010, p.21)
c) Pasca Menopause
Masa yang terjadi 3 hingga 5 tahun setelah menopause
atau tahap dimana sebagian besar penderitaan akibat menopause
telah menghilang
d) Ooforopause
Masa ketika ovarium kehilangan sama sekali fungsi
hormonalnya.
2) Menopause
Yaitu masa berhentinya menstruasi terakhir atau saat
terjadinya haid terakhir. Diagnosis ini dibuat setelah terdapat amenorea
sekurang-kurangnya satu tahun.
3) Senium
Periode sesudah pascamenopause, yaitu ketika individu telah
mampu menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami
gangguan fisik. Yang mencolok dalam masa ini ialah kemunduran alatalat tubuh dan kemampuan fisik, sebagai proses menjadi tua. Dalam
masa senium terjadi pula osteoporosis dengan intensitas berbeda pada
masing-masing wanita. Walaupun sebabnya belum jelas betul, namun
Kebiasaan merokok
Wanita yang merokok atau pernah menjadi
perokok
Status gizi
Wanita dengan status gizi yang buruk kemungkinan dapat
mengalami menopause dini yaitu menopause yang terjadi di bawah
usia 50 tahun biasanya pada usia 35-40 tahun.
3)
Lemak tubuh
Produksi estrogen dipengaruhi oleh lemak tubuh. Karena
itulah wanita yang kurus mengalami menopause lebih awal
dibandingkan wanita yang kegemukan.
4)
Turunan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ibu dan anak
perempuannya cenderung mengalami menopause pada usia yang
sama. Tapi diperlukan beberapa penelitian untuk mengatahui apakah
genetika menjadi faktor kunci dalam menentukan usia menopause.
5)
Dataran tinggi
Usia menarche
Menarche adalah usia pertama kali menstruasi. Makin dini
menarche terjadi, makin lambat menopause timbul. Sebaliknya makin
lambat menarche terjadi, makin cepat menopause timbul. Pada abad
ini umumnya nampak bahwa menarche makin dini timbul dan
menopause makin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi menjadi
lebih panjang (Sarwono, 2007, p.130).
2.1.4
Gejala Fisik
a) Perdarahan
Perdarahan yang terjadi pada saat menopause tidak seperti
sebelum menopause. Siklus perdarahan yang keluar dari vagina
tidak teratur. Perdarahan ini terjadi terutama di awal menopause.
Perdarahan akan terjadi dalam rentang waktu beberapa bulan
kemudian akan berhenti sama sekali. Gejala ini disebut gejala
peralihan.
b) Rasa panas (hot flush) dan keringat malam
penurunan
kadar
estrogen.
Perubahan
ini
akan
j) Gejala lain
Selain gejala fisik tersebut, wanita menopause juga akan
mengalami gangguan-gangguan lain seperti gangguan vasomotoris
berupa penyempitan atau pelebaran pembuluh darah. Terkadang
juga akan merasakan pusing dan sakit kepala terus menerus,
bahkan ada yang menderita neuralgia yaitu gangguan atau sakit
syaraf. Wanita menopause kemungkinan juga akan mengalami
sembelit. Selain itu, akibat dari kadar estrogen yang menurun,
payudara kehilangan bentuknya dan mulai kendur.
2)
Gejala psikologis
Gejala ini merupakan perubahan-perubahan yang terjadi
pada aspek psikologis maupun kognitif wanita (Dita Andira, 2010,
p.66) diantaranya :
a) Perubahan Emosi
Perubahan emosi disini tampak pada kelelahan mental,
menjadi lekas marah, dan perubahan suasana hati yang begitu
cepat. Biasanya perubahan yang terjadi tidak disadari oleh wanita
tersebut. Tak jarang orang disekitarnya dibuat bingung akan
perubahan ini. Maka diperlukan pendekatan khusus seperti obrolan
ringan dengan sahabat atau siapa saja yang pernah mengalami hal
yang sama seringkali dapat menjadi dukungan emosi terbaik.
b) Perubahan kognitif
Memasuki
masa
menopause
daya
ingat
wanita
menurun. Terkadang, sesuatu yang harus dia ingat, harus diulangulang terlebih dahulu. Selain itu, kemampuan berpikirnya pun
mengalami penurunan.
c) Depresi
Tidak sekedar perubahan suasana hati atau emosional
yang berlangsung drastis, tetapi si wanita juga merasa tertekan,
terpuruk, dan merasa hidupnya sudah tidak berguna lagi. Pada
masa menopause ini, anak-anaknya yang sudah tumbuh dewasa
biasanya mereka cenderung sibuk dengan urusan masing-masing.
Pada saat itulah si wanita benar-benar merasa kehilangan
perannya. Gejala depresi diantaranya murung atau letih, sulit tidur
pulas terutama menjelang dini hari, lelah terus-menerus, sulit
membuat keputusan, rasa bersalah, rasa sedih dan dorongan untuk
menangis, terkadang penderita depresi cenderung suka makan,
minum, merokok, dan terkadang bisa pula kehilangan nafsu makan
(Nirmala, 2003, p.51).
2.1.5
Patofisiologi Menopause
Sebelum seorang wanita mengalami menopause, telah terjadi
perubahan anatomi pada ovarium berupa sclerosis vaskuler, pengurangan
jumlah folikel primordial, serta penurunan aktivitas sintesa hormon steroid.
Penurunan hormon estrogen akan berlangsung dimulai pada awal masa
klimakterium dan makin menurun pada menopause, serta mencapai kadar
terendah pada saat pascamenopause.(Deborah,2006)
akan
menjadi
terganggu.
Perubahan
fisiologik
sindroma
2.2.2. Etiologi
kehamilan
pertama
merupakan
window
of
initiation
Radiasi adalah salah satu faktor beresiko yang berperan tinggi terkena
kanker payudara, dan efeknya kumulatif. Artinya, kerusakan yang
diakibatkan pada payudara tak akan hilang seiring waktu. Setiap dosis
radiasi pada payudara menambah kerusakan yang sudah ada. ( john R.
lee, 2008, p 62)
4. Riwayat kanker payudara pada keluarga
Pada umumnya, perempuan yang memiliki kecenderungabn genetis
terkena kanker payudara akan mengidap penyakit tersebut sebelum
usia 50 tahun. Mereka yang memiliki anggota keluarga kanker
payudara sebelum usia 65 tahun, memiliki resiko dua kali lipat.
Semakin muda anggota keluarga terkena kanker payudara maka
semakin besar kemungkinan penyakit tersebut bersifat keturunan.
Apabila dua orang anggota keluarga terkena kanker payudara, resiko
terkena kanker payudara menjadi empat sampai enam kali lipat lebih
tinggi. ( Jhon R. Lee,2008. p 60)
5. Pemakaian pil KB dan terapi sulih estrogen
Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara,
yang tergantung kepada usia, lama pemakaian dan faktor lainnya.
Belum diketahui berapa lama efek pil akan tetap ada setelah
pemakaian dihentikan.
Terapi sulih estrogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun
tampaknya juga sedikit meningkatkan resiko kanker payudara dan
resikonya meningkat jika peakaian lebih lama. (Aden Ranggiasanka,
2010. p 43)
6. Obesitas
Lebih dari 1,5 kali disbanding rata-rata berat badan dengan tinggi yang
sama, meningkatkan resiko kanker payudara, ada jiga kaitan antara
kanker payudara dan makanan berlemak tinggi, meski belum jelas
bagaimana kaitannya. Kemungkinan kadar estrogen yang terkandung
dalam lemak lah yang berpengaruh. (MR. J. Michael, 2002. p 52)
2.2.3. Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak,
tergantung pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan
estrogennya, dan usia permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum
menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah masa
menopause (postmenopause). Respon dan prognosis penanganannya
berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya lainnya.
Beberapa tumor yang dikenal sebagai estrogen dependent
mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan
pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada
jaringan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran
tumor Estrogen Receptor Assay (ERA) pada jaringan lebih tinggi dari
kanker-kanker payudara hormone dependent. Kanker - kanker ini
memberikan respon terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy,
oophorectomy, atau adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1589)
2.2.4. Tanda dan Gejala
1. Tanda-tanda Ca Mammae
a. Tanda dini.
T1b
: tumor 0,5 1 cm
T1c
: tumor 1-2 cm
e. N3 : ada
metastasis
ke
kgb
di
atas
tulang
selangka
Stadium 1
2.
3.
Stadium IIIa : tumor dengan diameter > 5 cm tapi masih bebas dari
jaringan sekitarnya dengan/tanpa metastasis aksila yang
masih bebas satu sama lain; atau tumor dengan
metastasis aksila yang meleka.
4.
5.
2.2.6. Penatalaksanaan
Batasan stadium yang masih operabel/kurabel adalah stadium IIIa.
Sedangkan terapi pada stadium IIIb dan IV tidak lagi mastektomi,
melainkan pengobatan paliatif. (kapita selekta, 2001,p 285)
1. Pembedahan
Terapi bedah bertujuan kuratif dan paliatif
Jenis terapi : lokal /lokoregional
Jenis terapi : terapi utama /terapi tambahan
Prinsif terapi kuratif bedah
Pengangkatan sel kanker secara kuratif dapat dilakukan dengan cara :
a. Modified radikal mastektomi
b. Breast conversing treatment (BCT) rekontruksi payudara
c. Tumorrektomi /lumpektomi /kuadran tektomi /parsial mastektomi
diseksi axsila
Pengobatan bedah kuratif dilakukan pada kanker payudara dini
(stadium 0, I, dan II), dan pegobatan paliatif bedah adalah dengan
mengangkat
kanker payudara
secara
makroskopis
dan masih
Pengobatan
hormon
terapi
untuk
pengobatan
sistemik
untuk
bioterapi
dengan
rekayasa
genetika
untuk
7. Kemoterapi
Pengobatan kemoterapi adalah pengobatan sistemik yang
mengguanakan obat-obat sitostatika melalui aliran sistemik, sebagai
terapi utama pada kanker stadium lanjut (stadium IIIB dan IV) dan
sebagai terapi tambahan
Pada kasus karsinoma mammae dapat dilakukan pengobatan
dengan radiasi dan pengangkatan mammae (Mastektomi). Pengangatan
tergantung sejauh mana pertumbuhan dan penyebaranya dipilih
berdasar stadiumnya dan chemoterapy.
(sugeng jitowiyono, 2010. p 103-106).
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1
Pengkajian
Tanggal MRS : 05 April 2012
Nomer Register
:105425
A. Data Subjektif
1. Biodata
Nama
: Ny. S
Nama
: Tn. J
Umur
: 54 tahun
Umur
: 58 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pendidikan
: S1
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: PNS
Penghasilan : -
Kawin ke
Kawin ke
: 1
: 1
Alamat
Alamat
: Gudo, Jombang
: Gudo, Jombang
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan pada payudara sebelah kiri terasa sakit,kadang-kadang
terasa nyeri dan ada benjolan.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu merasakan pada payudaranya sudah sejak 3 bulan yang lalu,pada
bulan januari ibu di vonis dokter menderita kanker payudara.pada bulan
maret ibu sempat dirawat di RSUD Jombang hingga pada akhirnya pada
tanggal 05-04-2012 di rawat kembali di RSUD Jombang dan pada tanggal
07-04-2012 ibu harus menjalankan operasi kanker payudara.
4. Riwayat kesehatan yang lalu
:20 tahun
Status perkawinan
:kawin
:1 kali
Lama menikah
:33 tahun
6. Riwayat obstetri
a. Riwayat menstruasi
Menarche
: 13 tahun
Siklus
: 28 hari
Lama
: 7 hari
Banyak
Warna
Keluhan
: tidak ada
Konsistensi
: encer
Bau
: anyir
Flour albus
Haid terakhir : ibu mengatakan sejak 3 tahun yang lalu ibu sudah
tidak menstruasi lagi.
Jumlah anak
ke empat
Ibu merasa cemas terhadap kondisinya saat ini dan ibu juga merasa
takut menghadapimoperasi.
warna
khas.
BAB
e. Pola personal hygiene
kuning
jernih,bau
: baik
Kesadaran
: composmentis
Postur tubuh
: Lordosis
Cara berjalan
: Tegak
TB
: 155 cm
BB
: 58 kg
2) TTV:
Tensi
: 130/90 mmHg
Suhu : 36,8C
Nadi
: 90x/menit
RR
: 20x/menit
3) Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala
Muka
Mata
Telinga
Leher
Punggung
Axilla
Mammae
Abdomen
Genetalia
Anus
Eks. Atas
Eks. Bawah
b. Palpasi
Kepala
Leher
Axilla
Mammae
Abdomen
c. Auskultasi
Dada
Abdomen
d. Perkusi
Abdomen
: tidak meteorismus
1) Pemeriksaan USG
Hasil : terdapat ca.mammae pada sinestra
2) Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin
:10.9
Leokosit
:7.100
Hematokrit
:33,0%
Eritrosit
:4.190.000
Trombosit
:294.000
LED
: 52-70
E0sinofil
:-
Basofil
:-
Batang
:-
Segmen
:57%
Limfosit
:31%
Monosit
:12%
:46 U/I
SGPT
:64 U/I
3.1
3.2
Urea
:25,1 mg/dl
Asam urat
:420 mg/dl
ANALISA DATA
Dx
Masalah
PENATALAKSANAAN
Tanggal : 07-04-2012
1) Jam 08.30 WIB
: 368 0C
RR : 20 x/mnt
: 90 x/mnt
4)
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
karakteristik
penyebaran.
nyeri,
skala
nyeri,
sifat
nyeri,
lokasi,
dan
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Dalam pengkajian pada tinjauan kasus tidak jauh beda dengan tinjauan
pustaka, pengkajian data subjektif maupun objektif perlu dilakukan, dengan teliti
supaya mendapatkan data yang akurat, hal ini dilakukan dengan komunikasi yang
baik antara klien dengan tenaga kesehatan yang didukung dengan sarana dan
prasarana.
Masalah yang didapat pada tinjauan pustaka tidak semuanya pada tinjauan
kasus. Hal ini karena pasien selalu memeriksakari kehamilaiuiya secara teratur
sesuai jadwal dan klien telah mendapatkan informasi serta pendidikan dari
petugas kesehatan untuk memeeahkan masalah yang dihadapi oleh bidan.
Dari kesemua hal di atas dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan kehamilan
sangat penting dilakukan oleh ibu hamil agar diketahui bila ada komplikasi yang
terjadi. Hal ini diperlukan komunikasi dan kerjasama yang balk antara klien dan
petugas kesehatan, untuk menunjang hal tesebut perlu infonnasi yang mendidik
bagi klien dari petugas sehingga bisa mengantisipasi bila ada masalah pada
kehamilannya.
4.2
Saran
4.2.1 Bagi Klien dan Keluarga
Klien lebih memperhatikan dan melaksanakan saran yang diberikan oleh
petugas kesehatan karena dapat memperlancar proses keberhasilan asuhan
kebidanan.
4.2.2 Bagi Pelaksana
Penulis / mahasiswa hendaknya selalu memperkaya kajian pustaka dan
banyak
membaca
buku
terutama
buku-buku
edisi
tertentu
dan
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT dengan rahmat dan hidayahNya
saya dapat menyelesaikan penyusunan Asuhan Kebidanan pada NyT dengan
neonates cukup bulan fisiologis di puskesmas Bandar Kedungmulyo Jombang.
Dalam kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan
semua pihak sehingga Asuhan Kebidanan ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih
tak lupa saya sampaikan hormat kepada :
1. Dra. Soelijah Hadi,M.Kes.M.M. selaku Kepala STIKES Husada Jombang
Jombang,
September 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................ii
Disusun Oleh :
SYILFIANI PRATIWI
2009. 01. 0993