KEPERAWATAN
HISPRUNG
Kelompok 1
Nama Kelompok
Pendahuluan
Penyakit hisprung terjadi pada 1/5000 kelahiran hidup. Insidensi hisprung di
Indonesia tidak diketahui secara pasti, tetapi berkisar 1 diantara 5000
kelahiran hidup. Dengan jumlah penduduk Indonesia 200 juta dan tingkat
kelahiran 35 permil, maka diprediksikan setiap tahun akan lahir 1400 bayi
dengan penyakit hisprung.
Definisi Hisprung
Hirschsprung (megakolon atau
aganglionik kongenital) adalah
anomali kongenital yang
mengakibatkan obstruksi mekanik
karena ketidakadekuatan motilitas
sebagian usus
Sistem syaraf autonomik intrinsik pada usus
terdiri dari 3 pleksus :
Pleksus Auerbach
Pleksus Henle
Pleksus Meissner
ANATOMI FISIOLOGI
HISPRUNG
ETIOLOGI HISPRUNG
Manifestasi Klinis Hisprung
Masa Bayi dan anak - anak (1-3
Masa neonatal (baru lahir-11bulan)
tahun)
Gagal mengeluarkan mekonium Konstipasi
dalam 24 - 48 jam setelah lahir
Diare berulang
Muntah berisi empedu
Tinja seperti pita dan berbau busuk
Enggan minum (Menyusu)
Distensi abdomen
Distensi abdomen
Adanya masa difecal dapat
dipalpasi.
Gagal tumbuh.
Klasifikasi Hisprung
1. Identitas
2. Riwayat kesehatan
1. Keluhan Utama
Obstipasi merupakan tanda utama dan pada bayi baru lahir. Trias yang sering ditemukan adalah
mekonium yang lambat keluar (lebih dari 24 jam setelah lahir), perut kembung dan muntah
berwarna hijau. Gejala lain adalah muntah dan diare
2. Riwayat kesehatan sekarang
Bayi sering mengalami konstipasi, muntah dan dehidrasi. Gejala ringan berupa konstipasi selama
beberapa minggu atau bulan yang diikuti dengan obstruksi usus akut. Namun ada juga yang
konstipasi ringan, enterokolitis dengan diare, distensi abdomen, dan demam. Diare berbau busuk
dapat terjadi
A. Pengkajian
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit ini diturunkan kepada anaknya
3.Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik fokus pada area abdomen, lipatan paha, dan rectum akan didapatkan
Inspeksi: Tanda khas didapatkan adanya distensi abnormal. Pemeriksaan rectum dan fese akan didapatkan adanya
perubahan feses seperti pita dan berbau busuk.
Auskultasi: Pada fase awal didapatkan penurunan bising usus, dan berlanjut dengan hilangnya bisng usus.
A. Pengkajian
SLKI
1. Status cairan (L. 03028)
Definisi Status cairan adalah kondisi volume cairan intravaskukuler, interstisial, dan atau intraseluler
Setelah dilakukan intervensi selama 24 jam maka status cairan meningkat dengan kriteria hasil :
Kekuatan nadi meningkat
Turgor kulit meningkat
Pengisian vena meningkat
Dispnue menurun
Keluhan haus menurun
Frekuensi nadi membaik
Tekanan darah membaik
Tekanan nadi membaik
Membran mukosa membaik
C. Intervensi keperawatan
SIKI
1. Manajemen Hipovolemia (I. 03116)
Definisi manajemen hypovolemia adalah mengidentifikasi dan mengelola penurunan valime cairan inravaskuler
Tindakan :
Observasi
Periksa tanda dan gejala hypovolemia (mis. Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi
menyempit, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, volume urine menurun, hematokrit menurun, haus, lemah.
Monitor intake dan output cairan
Terapeutik
Hitung kebutuhan cairan
Berikan posisi modified Trendelenburg
Berikan asupan cairan oral
C. Intervensi keperawatan
SIKI
Edukasi
Anjurkan memperbanyak asupan cairan
Anjurkan menghindari perubahan posisi mendadak
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian cairan IV isotonic (mis. NaCL, RL)
Kolaborasi pemberian cairan IV hipotonis (mis. Glokosa 2,5%, NaCL 0,4%)
Kolabirasi pemberian cairan koloid (mis. Albumin, Plasmanate)
Kolaborasi pemberian produk darah
C. Intervensi keperawatan
C. Intervensi keperawatan
SLKI
2. Tingkat nyeri (L. 08066)
Definisi tingkat nyeri adalah pengalaman sensorik atau emosianal yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
actual atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
Setelah dilakukan intervensi selama 24 jam maka tingkat nyeri menurunt dengan kriteria hasil :
Keluhan nyeri menurun
Meringis menurun
Kesulitan tidur menurun
Frekuensi nadi membaik
Fokus membaik
C. Intervensi keperawatan
SIKI
2. Manajemen nyeri (I. 08238)
Definisi manajemen nyeri adalah mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan
jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat konstan
Tindakan :
Observasi
Indentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skla nyeri
Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
Terapeutik
Berikan Teknik nonfarmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
Kontrol lingkungan yang memperbera rasa nyeri
Fasilitas istirahat tidur
C. Intervensi keperawatan
SIKI
Edukasi
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan menggunakan analgetic secara tepat
Ajarkan Teknik nonfarmakolagis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetic, jika perlu
C. Intervensi keperawatan
SDKI
3. Resiko infeksi (D.0142)
Definisi risiko infeksi adalah berisiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik
Gejala dan tanda mayor Gejala dan tanda minor
DS : - DS : -
DO : - DO : -
C. Intervensi keperawatan
SLKI
3. Tingkat infeksi (L. 14137)
Definisi tingkat infeksi adakah derajat infeksi berdasarkan observasi atau sumber informasi
Setelah dilakukan intervensi selama 24 jam maka tingkat infeksi menurunt dengan kriteria hasil :
Demam menurun
Kemerahan menurun
Nyeri menurun
Bengkak menurun
Kadar sel darah putih membaik
C. Intervensi keperawatan
SIKI
3. Pencegahan infeksi (I. 14 539)
Definisi pencegahan infeksi adalah mengidentifikasi dan menurunkan risiko terserang organisme patogenik
Tindakan :
Observasi
Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
Terapeutik
Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawtan kulit pada area edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
Pertahankan Teknik aseptic pada pasien berwsiko tnggi
C. Intervensi keperawatan
SIKI
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan cara mencuci tanga dengan benar
Anjurkan mingkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi