ABDOMINAL PAIN
DI SUSUN OLEH:
HERNAWATI
21.04.012
A. Pengertian
Nyeri abdomen merupakan sensasi subjektif tidak menyenangkan yang
terasa di abdomen. Nyeri di perut adalah gejala paling penting dari proses
patologis perut akut. Nyeri abdomen ada dua yaitu, nyeri abdomen akut dan
nyeri abdomen kronis.
1. Nyeri Abdomen Akut
B. ETIOLOGI
Nyeri abdomen dapat disebabkan oleh masalah disepanjang saluran
pencernaan atau di berbagai bagian abdomen, yang bisa berupa :
1. Ulkus yang mengalami perforasi
2. Irritable bowel syndrome (gangguan jangka panjang pada sistem
pencernaan yang umum terjadi.)
3. Apendisitis d.Pankreasitis e.Batu empedu
(Nurarif,2015).
C.Manifestasi Klinis
Nyeri abdomen, mual, muntah tidak nafsu makan, lidah dan mukosa bibir
kering ,turgor kulit tidak elastis, urine sedikit dan pekat, lemah dan
kelelahan. (Tanto,2014).
D. Patofisiologi
Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang, biasanya
selalu bersumber pada: visera abdomen (organ yang ada di abdomen), organ
lain di luar abdomen, lesi pada susunan saraf spinal, gangguan metabolik, dan
psikosomatik.
Rasa nyeri pada abdomen berasal dari suatu proses penyakit yang
menyebar ke seluruh peritoneum ke ujung saraf, yang lebih dapat meneruskan
rasa nyerinya dan lebih dapat melokalisasi rasa nyeri daripada saraf otonom.
Telah diketahui pula bahwa gangguan pada visera pada mulanya akan
menyebabkan rasa nyeri visera, tetapi kemudian akan diikuti oleh rasa nyeri
somatik pula, setelah peritoneum terlibat.
Rasa nyeri somatik yang dalam akan disertai oleh tegangan otot dan rasa
mual yang merupakan gejala khas peritonitis. Reflek rasa nyeri abdomen dapat
timbul karena adanya rangsangan nervus frenikus ( syaraf diafragma),
misalnya pada pneumonia. Rasa nyeri yang berasal dari usus halus akan
timbul didaerah abdomen bagian atas epigastrium, sedangkan rasa nyeri dari
usus besar akan timbul dibagian bawah abdomen. Reseptor rasa nyeri didalam
traktus digestivus terletak pada saraf yang tidak bermielin yang berasal dari
sistem saraf otonom pada mukosa usus. Jarak syaraf ini disebut sebagai
serabut saraf C yang dapat meneruskan rasa nyeri lebih menyebar dan lebih
lama dari rasa nyeri yang dihantarkan dari kulit oleh serabut saraf A.
Nyeri ini khas bersifat tumpul, pegal, dan berbatas tak jelas serta sulit
dilokalisasi. Impuls nyeri dari visera abdomen atas ( lambung, duodenum,
pankreas, hati, dan sistem empedu ), mencapai medula spinalis pada segmen
torakalis 6,7,8 serta dirasakan didaerah epigastrium.
E. Patway
Gangguan organ yang ada Gangguan organ yang ada Lesi pada SSP Gangguan metabolik dan
di abdoment di luar abdomen psikomotor
Perforasi,abses, peritonitis
Gangguan Pola Tidur Menekan gaster
Insisi Bedah
Resiko Infeksi Mual Muntah
Resiko
Kekurangan
volume cairan
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan DL
3. Amilase Kadar serum >3x batas atas kisaran normal merupakan
diagnostik pankreatitis.
4. β-hcg(serum) : Kehamilan ektopik (kadar β-hcg dalam serum lebih akurat
daripada dalam urine)
5. Gas darah arteri : Asidosis metabolic (iskemia usus
peritonitis, pankreatitis)
6. Urin
7. EKG:Infark miokard
8. Rotgen thorak:viskus perforasi(udara bebas),pneumonia
9. Rotgen Abdomen :Usus iskemik (dilatasi,usus yang edema dan
menebal),pankreatitis(pelebaran jejunum bagian atas
sentimel),kolangitis(udara dalam cababg bilier),kolitis akut(kolon
mengalami dilatasi,edema dan gambaran menghilang),obstruksi akut(usus
mengalami dilatasi,tanda string of pearl ) Batu Ginjal (Radioopak dalam
saluran ginjal )
10. Ultrasonografi
11. CT scan : merupakan pemeriksaan penunjang pilihan untuk inflamasi
peritonium yang tidak terdiagnosis (terutama pada orang tua yang
didiagnosis bandingnya luas,pada pasien yang dipertimbangkan untuk
dilakukan laparotomi dan diagnosis belum pasti,,pankreatitis,trauma
hati/limpa/mesenterium,divertikulitis,aneurisma
12. IVU (urografi intravena) : batu ginjal,obtruksi saluran ginjal
(Nurarif,2015) (Tanto,2014).
G. Penatalaksanaan Medis
1. Pola Oksigenasi
6. Pola Istirahat dan Tidur (Menggambarkan pola tidur dan istirahat pasien)
Biasanya ditemukan permasalahan yaitu gangguan pola tidur yang
diakibatkan nyeri
(Nurarif,2015)(Tanto,(2014)
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri Akut
a. Definisi
a. Definisi
3) Kurang privasi
4) Restrain fisik
a. Definisi
2) Trauma
3) Luka bakar
4) Peradangan pankreas
5) Mual muntah
4. Resiko Infeksi
a. Definisi
3) Malnutrisi
a) Gangguan peristaltik
c) Perubahan sekresi pH
g) Merokok
a) Penurunan hemoglobin
b) Imununosupresi
c) Leukopenia
Intervensi Keperawatan
DI SUSUN OLEH:
HERNAWATI
21.04.012
PANAKKUKANG MAKASSAR
2021/202
Konsep Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman
1. Untuk
1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Ajarkan manajemen
menghilangkan
asuhan keperawatan nyeri
nyeri atau
selama … x24 di 2. Ajarkan tehnik nafas
menurunkan nyeri
harapkan pasien tidak dalam
ketingkat yang lebih
mengalami nyeri akut 3. Berikan kompres
nyaman yang dapat
dengan kriteria hasil : panas dan kompes
ditoleransi oleh
1. Memperlihatkan dingin
pasien
pengendalian nyeri, 4. Identifikasi faktor
2. Untuk membantu
yang dibuktikan oleh pencetus dan pereda
pasien meredakan
indicator sebagai nyeri
nyeri yang
berikut (sebutkan 1-5: 5. Monitor kualitas
dirasakan
tidak pernah, jarang, nyeri
3. Untuk meringankan
kadang-kadang, sering nyeri pasien
atau selalu) 4. Untuk mengetahui
2. Mengenali awitan tingkat nyeri yang
nyeri dirasakan pasien
3. Melaporkan nyeri
dapat dikendalikan
1. Implementasi
implementasi merupakan suatu proses keperawatan yang dilakukan
setelah perencanaan keperawatan. Implementasi keperawatan adalah
langkah keempat dari proses keperawatan yang telah direncanakan oleh
perawat untuk membantu pasien yang bertujuan mencegah, mengurangi,
dan menghilangkan dampak ataupun respon yang dapat ditimbulkan oleh
adanya masalah keperawatan serta kesehatan. Implementasi keperawatan
membutuhkan fleksibilitas dan kreativitas perawat.
2. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap kelima atau proses
keperawatan terakhir yang berupaya untuk membandingkan tindakan yang
sudah dilakukan dengan kriteria hasil yang sudah ditentukan. Evaluasi
keperawatan bertujuan menentukan apakah seluruh proses keperawatan
sudah berjalan dengan baik dan tindakan berhasil dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Implus ketidaknyamanan
Kemedula spinalis
Gangguan rasa
nyaman
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN TIDUR DAN ISTIRAHAT
DI SUSUN OLEH :
HERNAWATI
21.04.012
7. Analisa Data
Data dasar adalah dasar untuk mengindividualiskan rencana asuhan
keperawatan, mengembangkan dan memperbaiki sepanjang waktu asuhan
perawat untuk klien. Pengumpulan data harus berhubungan dengan masalah
kesehatan tertentu, dengan kata lain pengkajian harus relevan. Perawat
mengumpulkan data yang bersifat deskriptif, singkat dan lengkap (Potter dan
Perry, 2005).
Pengumpulan data yang tidak akurat, tidak lengkap, atau tidak sesuai
mengarah pada identifikasi kebutuhan keperawatan klien yang tidak tepat dan
akibatnya diagnosa keperawatan yang dibuat menjadi tidak akurat, tidak
lengkap, atau tidak sesuai. Data yang tidak akurat terjadi bila perawat tidak
berhasil untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan area spesifik
atau jika perawat tidak teratur atau tidak terampil dalam teknik pengkajian
(Potter dan Perry, 2005).
Selama pengkajian, perawat mendapatkan dua tipe data, yaitu:
a. Data Subjektif
Data subjektif adalah persepsi klien tentang masalah kesehatan
mereka. Hanya klien yang dapat memberikan informasi tentang
frekuensi, durasi, lokasi, dan intensitas nyerinya. Data subjektifnya
biasanya mencakup perasaan ansietas, ketidak nyamanan fisik, atau stres
mental. Meskipun hanya pasien yang dapat memberikan data subjektif
yang relevan terhadap perasaan ini, perawat harus waspada bahwa
masalah ini dapat terjadi pada perubahan fisiologis, yang teridentifikasi
melalui pengumpulan data objektif
Data Subjektif pada gangguan Pola Tidur :
1) Mengeluh sulit tidur
2) Megeluh sering terjaga
3) Mengeluh tidak puas idur
4) Mengeluh pola tidur berubah
5) Mengeluh istirahat tidak cukup
b. Data Objektif
Data subjektif adalah pengamatan atau pengukuran yang dibuat
oleh pengumpul data. Pengkajian tekanan darah klien dan identifikasi
ukuran ruam tubuh setempat adalah contoh data objektif yang teramati.
Pengukuran data objektif didasarkan pada standar yang diterima,seperti
ukuran fahrenheit atau celcius pada termometer atau sentimeter pada pita
pengukur. Suhu tubuh dan lingkar kepala adalah contoh dari data objektif
yang dapat diukur.
Data Objektif pada Gangguan Pola Tidur:
1) Lemas
2) Suka menguap
3) Terlihat lingkaran hitam di bawah mata
4) Perubahan penampilan dan tingkah laku
5) Perubahan frekuensi dari pola tidur
6) Perubahan tingkat aktivitas
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual
atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin
dan berkompeten untuk mengatasinya (Potter & Perry, 2005). Diagnosa
keperawatan biasanya terdiri dari tiga komponen yaitu respon manusia (masalah),
faktor yang berhubungan, serta tanda dan gejala (Lyer & Camp, 2004).
Diagnosa keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur adalah sebagai
berikut :
1. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
C. Intervensi
Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan diterapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry,2005).
Tujuan dari perencanaan keperawatan pada masalah kebutuhan dasar istirahat dan
tidur ialah untuk mempertahankan ebutuhan istirahat dan tidur dalam batas
normal, penurunan waktu mulai tidur dan peningkatan jumlah jam tidur malam
serta secara verbal klien mengatakan dapat lebih rileks dan lebih segar saat
terbangun dari tidur (Wilkinson, 2006 ; Tarwoto & Wartonah, 2010).
Diagnosa 1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
Definisi : keadaan dimana pasien tidak mampu mengontol waktu tidurnya
NO Perencanaan Keperawatan
1. Tujuan : pasien dapat mengontrol waktu tidurnya
Kriteria Hasil :
a Klien dapat tidur 6-8 jam setiap malam
b Secara verbal mengatakan dapat lebih rileks dan lebih segar
Intervensi Rasional
1. kaji masalah gangguan tidur 1. Memberikan informasi dasar
pasien, dan penyebab kurang dalam menentukan rencana
tidur keperawatan
2. Anjurkan klien tidur di siang 2. Agar waktu tidur pasien
hari sebagai pemenuhan tercukupi8 jam /hari
kebutuhan tidur, karena 3. Agar pasien merasa rileks tidyr
sulitnya pemenuhan di malam hari
kebutuhan tidur di malam hari 4. Agar pasien tidur dengan
3. Anjurkan mandi air hangat nyenyak
sebelum tidur 5. Agar pasien merasa nyaman
4. Anjurkan makan yang cukup saat tidur
satu jam sebelum tidur 6. Agar peredaran darah pasien
5. Menciptakan keadaan tempat lancar dan dapat meningkatkan
tidur yang nyaman, bersih dan kualitas tidur pasien
bantal yang nyaman 7. Agar pasien mengerti dan
6. Lakukan masase pada daerah dapatmeningkatan kualitas
belakang, tutup jendela/pintu tidur di malam hari
jika perlu
7. Pengetahuan kesehatan :
jadwal tidur mengurangi stres,
cemas, dan latihan relaksasi
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gangguan Kebutuhan
Rasa Aman Nyaman Dan Kebutuhan Istirahat Tidur
(Abdomen Pain) Di Ruangan
Ar-Raodah 2 Rsud Haji Makassar
DI SUSUN OLEH :
HERNAWATI
21.04.012
Nama : Tn. S
Tgl. Pengkajian : 26/10/2021
Ruangan : Ar-Raodah (K4)
No. Rm : 238786
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 24 Tahun
Tempat Tanggal Lahir : Mamuju, 21-06-1997 :
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : belum
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Bahasa : Indonesia
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl Dg. Tata 1 )
Tanggal masuk RS : 25-10-2021
Ruangan : Ar-Raodah
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. R
Umur : 25 Tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Hubungan dengan klien : Teman
Alamat : Jl.Dg.Tata 1
2. Riwayat Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan utama :
Klien mengatakan nyeri pada bagian perut.
Alasan masuk RS :
Klien dibawah ke rumah sakit oleh temannya karena klien merasa tidak
dapat menahan nyeri yang dirasakan di seluruh bagian perutnya dan
klien mengatakan nyeri yang dirasakan rasanya tajam seperti di tusuk-
tusuk, saat klien ingin bergerak atau ingin duduk terasa sangat nyeri
sehingga klien sulit untuk duduk dan bergerak.
Riwayat Penyakit
P : klien sering merasakan nyeri apabila terlalu beraktivitas
Q :nyeri dirasakan klien seperti ditusuk-tusuk
R :seluruh daerah perut
S :skala 4
T : Nyeri dirasakan hilang timbul dan nyeri di rasakan selama kurang lebih 10
menit
b. Data Medik
Dikirim oleh : UGD
Diagnosa Medik
Saat masuk :Abdomen Pain
Saat pengkajian :Abdomen Pain
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit yang pernah dialami : Klien sudah beberapa kali masuk Rumah
Sakit dengan diagnosa gastritis dan klien juga sebelumnya pernah dirawat
dengan diagnosa Thypoid
b. Riwayat alergi : Klien tidak alergi terhadap obat-obatan dan klien juga tidak
punya kebiasaan tertentu.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
?
? ? ?
55
29 24
Keterangan:
: meninggal
: perempuan
: Laki-laki
: garis penghubung
: Pasien
g. Personal hygiene
Sebelum MRS : mandi 2x sehari, sering potong kuku
Setelah MRS : mandi 2x sehari (waslap)
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : lemah
TD: 110/70 mmHg
N: 84 x/m
P: 22x/m
S: 36,6oc
b. Kesadaran: Composmentis
c. Head to toe
1) Kulit/Integumen: Kulit klien berwarna sawo matang
2) Kepala dan rambut: Kepala klien berbentuk bulat, tidak tampak adanya
benjolan, tidak ada lesi di kepala, rambut tampak lurus berwarna hitam .
Tidak teraba adanya benjolan di kepala, tidak ada fraktur.
3) Kuku: Kuku klien tampak kotor . Capilary refill time kurang dari 2 detik.
4) Mata: Mata klien tampak simetris kiri dan kanan, kelopak mata tidak ada
dropping dan ptosis. Konjungtiva anemis. Sklera mata tampak putih.
Pupil bereaksi dengan normal ketika terkena cahaya. Gerakan bola mata
normal. Tidak ada peningkatan tekanan pada bola mata. Terdapat
lingkaran hitam di sekitar mata .
5) Hidung: Hidung klien tampak normal, septum normal, ada sekret,
potensi hidung normal. Tidak ada nyeri tekan baik pada sinus frontalis,
maxsilaris dan sinus etmodialis
6) Telinga: Telinga klien tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada luka,
daun telinga tampak bersih, tidak ada cairan, tidak ada serumen pada
telinga, klien dapat mendengar dengan baik.Tidak ada luka daerah
telinga, tidak terdapat adanya nyeri tekan
7) Mulut dan gigi: Bibir klien tampak kering , tidak ada luka, gigi tidak ada
karies gigi, dan mulut tampak bersih.
8) Leher: Tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid, tidak ada distensi
vena jugularis. Tidak teraba adanya pembengkakan kelenjar tiroid
9) Dada: Bentuk dada : Normal chest. Ekspansi dada : Simetris kiri dan
kanan saat inspirasi dan ekspirasi. Frekuensi napas abnormal 22x/menit.
Ritme tidak wheezing,nyeri tekan, paru mengembang simetris saat
inspirasi. Sonor. Vesikular
10) Abdomen: Bentuk simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya
pembengkakan pada abdomen .tetapi terjadi distensi pada abdomen.
Bising usus ada tapi lemah terdapat nyeri tekan pada daerah perut
sebelah kanan
11) Genetalia: Tidak ada kelainan.
d. Ekstremitas atas dan bawah : ekstremitas atas dan bawah tampak normal
tidak ada nyeri tekan dan tidak mengalami kekakuan, tidak ada pitting
edema.
e. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 25-10-2021
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN KETERANGAN
RUJUKAN
HEMATOLOGI
WBC 6.17 4.00-10.00 10^3/uL
RBC 5.13 4.70-6.10 10^6/Ul
HGB 15.9 14.00-18.00 g/dL
HCT 44.8 42.0-52.0 %
MCV 87.3 79.0-99.0 fL
MCH 31.0 27-31 Pg
PLT 284 150-400 10^3/uL
RDW-SD 38.3 39-52 %
RDW-CV 11.7 11.5-14.5 %
PDW 10.5 11.0-18.0 fL
MPV 9.6 7.4-10.4 fL
P-LCR 21.7 13.0-43.0 %
PCT 0.27 0.15-0.50 %
NEUT# 2.96 2-7.50 10^3/uL
LYMPH# 2.41 1.00-4.00 10^3/uL
MONO# 0.36 0.20-1.00 10^3/uL
EO# 0.41 0.00-0.50 10^3/uL
BASO# 0.03 0.00-0.20 10^3/uL
IG# 0.04 0-7 10^3/uL
NEUT% 48.0 50-62 %
LYMPH% 39.1 25.0-40.0 %
MONO% 5.8 3-7 %
EO% 6.6 0.0-3.0 %
BASO% 0.5 0.0-1.0 %
IG% 0.6 0.0-72.0 %
f. Pemeriksaan diagnosis
1) USG inflamasi pada hepar
g. Terapi Medis /Pengobatan
1) Golongan Antibiotik Sefalosporin
a) Ceftriaxone /12 jam /IV
Fungsi : untuk mencegah infeksi pada lukaoperasi dan mengatasi
infeksi akibat virus.
b) Metronidazole / 8 jam / IV
Fungsi :untukmengobati berbagai infeksi akibat bakteri dan
menghentikan pertumbuhan bakteri
2) Golongan obat histamin H2-Receptor antagonist
a) Ranitidine /12 jam/IV
Fungsi : untuk menurunkan sekresi asam lambung berlebihan
3) Golongan Antiemetik
a) Metoclopramid /12 jam/Iv
Fungsi : meredakan mual dan muntah
4) Golongan Obat Keras
a) Santagesik /12 jam/Iv
Fungsi : untuk mengatasi nyeri Akut atau kronik berat
Klasifikasi data
Data subjektif Data objektif
- P: klien sering merasakan - Klien tampak meringis
nyeri apabila terlalu - Klien tampak lemas
beraktifutas - nyeri klien sedang dengan
- Q: nyeri yang dirasakan skala 4
klien seperti di tusuk tusuk - Terdapat nyeri tekan pada
- R: klien merasakan nyeri abdomen sebelah kanan
di seluruh daerah perut - klien tampak terpasang
- S: Skala 4 Infus RL 20tpm
- T: Nyeri yang dirasakan - Klien tampak suka
klien hilang timbul dan menguap di siang hari
berlangsung selama - Klien tampak lingkaran
kurang lebih 10 menit hitam
- Klien mengatakan susah
untuk tidur kalau malam
hari dan suka terbangun
dan sulit untuk tidur
kembali nafsu makannya
berkurang
Analisa Data
Nama : Tn. S
NO. RM : 238786
Umur : 24tahun
Dx. Medis: Abdomen Pain
Ruang Rawat :Ar-Raodah
Alamat : Jl. Dg. Tata 1
Tgl/jam Data Fokus Etiologi Problem
Selasa, 26 DS: Agen pencedera Nyeri akut
OKT 2021 - P: klien sering merasakan fisiologi
nyeri apabila terlalu
beraktifutas
Impuls
- Q: nyeri yang dirasakan
Ketidaknyamana
klien seperti di tusuk tusuk n
- R: klien merasakan nyeri di
seluruh daerah perut
- S: Skala 4
Kemedulla
- T: Nyeri yang dirasakan Spinalis
klien hilang timbul dan
berlangsung selama kurang
Menuju batang
lebih 10 menit
otak dan
DO: thalamus
Diagnosa Prioritas
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
Intervensi
Nama : Tn. S
NO. RM : 238786
Umur : 24tahun
Dx. Medis : Abdomen pain
Ruang Rawat :Ar-Raodah
Alamat : Jl. Dg tata 1
Diagnosa Tujuan Dan Intervensi
Rasional Tindakan
Keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan
3. Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri Manajemen nyeri
intervensi selama Observasi: Observasi:
berhubunga
3x24 jam maka 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
n dengan diharapkan lokasi, lokasi, karakteristik,
tingkat nyeri karakteristik, durasi, frekuensi,
agen
menurun, dengan durasi, frekuensi, kualitas, skala dan
pencedera kriteria hasil: kualitas, skala intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri dan intensitas 2. Untuk mengetahui
fisiologis
menurun nyeri reaksi non verbal
2. Meringis 2. Identifikasi klien terhadap nyeri
menurun respon nyeri non yang dirasakan
verbal (mis: meringis)
3. Monitor 3. Untuk mengetahui
keberhasilan apakah terapi
terapi nonfarmakologi
komplementer yang diberi efektif
yang sudah atau tidak
diberikan Terapeutik:
Terapeutik: 1. Untuk membantu
1. Berikan terapi mengurangi rasa
nonfarmakologi nyeri
(teknik relaksasi 2. Pasien yang merasa
napas dalam) nyeri sebaiknya
2. Fasilitasi istirahat melakukan istirahat
dan tidur agar tidak memicu
Edukasi: tingkat nyeri
Ajarkan teknik meningkat
nonfarmakologis Edukasi:
untuk mengurangi Untuk membantu
rasa nyeri klien mengurangi rasa
Kolaborasi: nyeri
Kolaborasi Kolaborasi:
pemberian dosis dan Untuk membantu
jenis analgetik (jika pasien mengatasi
perlu) nyeri yang dirasakan
Gangguan pola Setelah dilakukan Dukungan tidur Dukungan tidur
intervensi selama Observasi: Observasi:
tidur
3x8 jam maka Identifikasi faktor Untuk melihat sumber
berhubungan diharapkan pola penganggu tidur dari gangguan tidur
tidur membaik, (fisik dan atau yang dialami klien
dengan nyeri
dengan kriteria psikologis) Terapeutik:
hasil: Terapeutik: Pemberian posisi yang
1. Keluhan sulit Lakukan prosedur baik dilakukan dengan
tidur menurun untuk meningkatkan harapan klien dapat
kenyamanan merasa nyaman untuk
(pengaturan posisi) beristirahat
Edukasi: Edukasi:
Ajarkan relaksasi Teknik relaksasi otot
otot autogenik atau autogenik dapat
cara non membantu klien untuk
farmakologi lainnya merilekskan tubuh dan
mengurangi stres
sehingga diharapkan
dapat tidur lebih baik
DI SUSUN OLEH:
HERNAWATI
21.04.012