Anda di halaman 1dari 60

LAPORAN PENDAHULUAN

ABDOMINAL PAIN

DI SUSUN OLEH:

HERNAWATI
21.04.012

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PANAKKUKANG MAKASSAR
2021/2022
Laporan Pendahuluan
Abdominal Pain

A. Pengertian
Nyeri abdomen merupakan sensasi subjektif tidak menyenangkan yang
terasa di abdomen. Nyeri di perut adalah gejala paling penting dari proses
patologis perut akut. Nyeri abdomen ada dua yaitu, nyeri abdomen akut dan
nyeri abdomen kronis.
1. Nyeri Abdomen Akut

Nyeri abdomen akut biasanya digunakan untuk menggambarkan


nyeri dengan onset mendadak, dan/durasi pendek. Nyeri alih (referred
pain) adalah persepsi nyeri pada suatu daerah yang letaknya jauh dari
tempat asal nyeri.
Keluhan yang menonjol dari pasien dengan abdomen akut adalah
nyeri perut. Rasa nyeri perut dapat disebabkan oleh kelainan-kelainan di
abdomen atau di luar abdomen seperti organ-organ di rongga toraks.
2. Nyeri Abdomen Kronis

Nyeri abdomen kronis biasanya digunakan untuk menggambarkan


nyeri berlanjut,baik yang berjalan dalam waktu lama atau
berulang/hilang timbul. Nyeri kronis dapat berhubungan dengan
ekserbasi akut.
(Nurarif,2015).

B. ETIOLOGI
Nyeri abdomen dapat disebabkan oleh masalah disepanjang saluran
pencernaan atau di berbagai bagian abdomen, yang bisa berupa :
1. Ulkus yang mengalami perforasi
2. Irritable bowel syndrome (gangguan jangka panjang pada sistem
pencernaan yang umum terjadi.)
3. Apendisitis d.Pankreasitis e.Batu empedu
(Nurarif,2015).
C.Manifestasi Klinis
Nyeri abdomen, mual, muntah tidak nafsu makan, lidah dan mukosa bibir
kering ,turgor kulit tidak elastis, urine sedikit dan pekat, lemah dan
kelelahan. (Tanto,2014).

D. Patofisiologi
Rasa nyeri pada abdominal baik mendadak maupun berulang, biasanya
selalu bersumber pada: visera abdomen (organ yang ada di abdomen), organ
lain di luar abdomen, lesi pada susunan saraf spinal, gangguan metabolik, dan
psikosomatik.
Rasa nyeri pada abdomen berasal dari suatu proses penyakit yang
menyebar ke seluruh peritoneum ke ujung saraf, yang lebih dapat meneruskan
rasa nyerinya dan lebih dapat melokalisasi rasa nyeri daripada saraf otonom.
Telah diketahui pula bahwa gangguan pada visera pada mulanya akan
menyebabkan rasa nyeri visera, tetapi kemudian akan diikuti oleh rasa nyeri
somatik pula, setelah peritoneum terlibat.
Rasa nyeri somatik yang dalam akan disertai oleh tegangan otot dan rasa
mual yang merupakan gejala khas peritonitis. Reflek rasa nyeri abdomen dapat
timbul karena adanya rangsangan nervus frenikus ( syaraf diafragma),
misalnya pada pneumonia. Rasa nyeri yang berasal dari usus halus akan
timbul didaerah abdomen bagian atas epigastrium, sedangkan rasa nyeri dari
usus besar akan timbul dibagian bawah abdomen. Reseptor rasa nyeri didalam
traktus digestivus terletak pada saraf yang tidak bermielin yang berasal dari
sistem saraf otonom pada mukosa usus. Jarak syaraf ini disebut sebagai
serabut saraf C yang dapat meneruskan rasa nyeri lebih menyebar dan lebih
lama dari rasa nyeri yang dihantarkan dari kulit oleh serabut saraf A.
Nyeri ini khas bersifat tumpul, pegal, dan berbatas tak jelas serta sulit
dilokalisasi. Impuls nyeri dari visera abdomen atas ( lambung, duodenum,
pankreas, hati, dan sistem empedu ), mencapai medula spinalis pada segmen
torakalis 6,7,8 serta dirasakan didaerah epigastrium.
E. Patway

Gangguan organ yang ada Gangguan organ yang ada Lesi pada SSP Gangguan metabolik dan
di abdoment di luar abdomen psikomotor

Nyeri Distensi Abdomen


Radang apendiks Akut

Perforasi,abses, peritonitis
Gangguan Pola Tidur Menekan gaster

apendikstomy Pembatasan intake


HCL Meningkat
cairan

Insisi Bedah
Resiko Infeksi Mual Muntah

Resiko
Kekurangan
volume cairan
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan DL
3. Amilase Kadar serum >3x batas atas kisaran normal merupakan
diagnostik pankreatitis.
4. β-hcg(serum) : Kehamilan ektopik (kadar β-hcg dalam serum lebih akurat
daripada dalam urine)
5. Gas darah arteri : Asidosis metabolic (iskemia usus
peritonitis, pankreatitis)
6. Urin
7. EKG:Infark miokard
8. Rotgen thorak:viskus perforasi(udara bebas),pneumonia
9. Rotgen Abdomen :Usus iskemik (dilatasi,usus yang edema dan
menebal),pankreatitis(pelebaran jejunum bagian atas
sentimel),kolangitis(udara dalam cababg bilier),kolitis akut(kolon
mengalami dilatasi,edema dan gambaran menghilang),obstruksi akut(usus
mengalami dilatasi,tanda string of pearl ) Batu Ginjal (Radioopak dalam
saluran ginjal )
10. Ultrasonografi
11. CT scan : merupakan pemeriksaan penunjang pilihan untuk inflamasi
peritonium yang tidak terdiagnosis (terutama pada orang tua yang
didiagnosis bandingnya luas,pada pasien yang dipertimbangkan untuk
dilakukan laparotomi dan diagnosis belum pasti,,pankreatitis,trauma
hati/limpa/mesenterium,divertikulitis,aneurisma
12. IVU (urografi intravena) : batu ginjal,obtruksi saluran ginjal
(Nurarif,2015) (Tanto,2014).

G. Penatalaksanaan Medis

Pemberian Analgetik dan pembedahan (Nurarif,2015)


Konsep Asuhan Keperawatan Abdominal Pain

A. Pengkajian (Pola Fungsi Kesehatan)

Menurut Pengkajian Virginie Henderson, masalah yang ditemui pada pasien


dengan masalah Abdominal pain hanya yang muncul beberapa dari 14
pengkajian tersebut

1. Pola Oksigenasi

Biasanya ditemukan kondisi pada pasien seperti pernafasan dangkal


karena nyeri pada abdomen, RR meningkat

2. Pola Persepsi Kesehatan (Pemahaman klien tentang kesehatan dan


bagaimana kesehatan mereka diatur)

3. Pola Nutrisi Metabolik (Konsumsi relatif terhadap kebutuhan metabolik)

4. Pola Eliminasi (Menggambarkan pola fungsi eliminasi dalam kehidupan


sehari – hari apakah ada gangguan atau tidak)

5. Pola Aktivitas dan Latihan (Menggambarkan pola aktivitas dalam


kehidupan sehari - hari)

6. Pola Istirahat dan Tidur (Menggambarkan pola tidur dan istirahat pasien)
Biasanya ditemukan permasalahan yaitu gangguan pola tidur yang
diakibatkan nyeri

7. Pola Nyeri / Kenyamanan Nyeri/ kenyamanan

Karakteristik nyeri tergantung pada jenis nyeri, misal migrain, ketegangan


otot, cluster, tumor otak, pascatrauma, sinusitis, nyeri, kemerahan, pucat
pada daerah wajah, fokus menyempit, fokus pada diri sendiri, respon
emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah, otot-otot
daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.

8. Pola Konsep Diri (Menggambarkan cara menggambarkan diri sendir,


bagaimana cara seseorang memandang dirinya)
9. Pola Peran – Hubungan (Keterikatan peran dan hubungan)

10. Pola Reproduksi (Kepuasan atau tidaknya seks)

11. Pola koping

12. Pola nilai kepercayaan

13. Pola gerak dan ketahanan tubuh

(Nurarif,2015)(Tanto,(2014)

B. Diagnosa keperawatan

1. Nyeri Akut

a. Definisi

Pengalaman sensori atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan


jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat
dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
bulan.

b. Faktor yang berhubungan

1) Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi,iskemia,neoplasma)

2) Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)

3) Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong,


mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik
berlebihan )

2. Gangguan Pola Tidur

a. Definisi

Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal

b. Faktor yang berhubungan

1) Hambatan Lingkungan (mis. Kelembapan lingkungan sekitar,


suhu lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap,
jadwal pemantauan/pemeriksaan/tindakan)

2) Kurang kontrol tidur

3) Kurang privasi

4) Restrain fisik

5) Ketiadaan teman tidur

6) Tidak familiar dengan peralatan tidur

3. Resiko kekurangan volume cairan

a. Definisi

Berisiko mengalami penurunan cairan dari intravaskuler ,interstisial


atau intaseluler

b. Faktor yang berhubungan

1) Prosedur pembedahan mayor

2) Trauma

3) Luka bakar

4) Peradangan pankreas

5) Mual muntah

4. Resiko Infeksi

a. Definisi

Berisiko mengalami peningkatan organisme potogenik

b. Faktor yang berhubungan

1) Penyakit kronis (mis. Diabetes melitus)

2) Efek prosedur invasif

3) Malnutrisi

4) Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan


5) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer:

a) Gangguan peristaltik

b) Kerusakan integritas kulit

c) Perubahan sekresi pH

d) Penurunan kerja siliaris

e) Ketuban pecah lama

f) Ketuban pecah sebelum waktunya

g) Merokok

h) Statis cairan tubuh

6) Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder:

a) Penurunan hemoglobin

b) Imununosupresi

c) Leukopenia

d) Supresi respon inflamasi

e) Vaksinasi tidak adekuat

Intervensi Keperawatan

N Diagnosa Tujuan dan Kriteria


intervensi
O keperawatan hasil
Pain management
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan
1. Lakukan pengkajian
tindakan ....x24 jam
nyeri secara
masalah nyeri akut
komprehensif
dapat teratasi
termasuk lokasi
dengan kriteria hasil:
karakteristik,durasi,
- Mampu
frekuensi
mengontrol nyeri
2. Kontrol lingkungan
dengan
yang dapat
menunjukkan
mempengaruhi nyeri
skala 1
3. Anjurkan pasien untuk
- pasien tidak lagi
istirahat
mengeluh nyeri
- Pasien tidak 4. Monitor TTV
tampak meringis
- Frekuensi nadi
80x/i

Setelah diberikan Peningkatan Tidur


2.
asuhan keperawatan 1. Kaji jumlah jam
selama ....x tidur pasien
24 jam diharapkan
2. Mengobservasi
masalah pola tidur
intensitas tidur
teratasi dengan
pasien
Gangguan kriteria hasil
3. Ciptakan lingkungan
Pola Tidur - Waktu tidur pasien
yang nyaman
cukup 8 jam /hari
4. Jelasakan pentingnya
- Pasien tdak tidur yang adekuat
kesulitan untuk untuk kesehatan
5. Kolaborasikan dengan
tidur dokter tentang
- Pola tidur pasien perlunya meninjau
kembali program
normal pengobatan jika
- Waktu istirahat berpengaruh pada
pola tidur.
pasien cukup
Resiko Setelah diberikan - Identifikasi
3
risikokekurangan
Kekurangan asuhan keperawatan
cairan
Cairan selama .....x 24 jam - Pantau kebutuhan
cairan pasin
maka diharapkan - Pantau TTV
masalah cairan
teratasi dengan
kriteria hasil :
- Kebutuhan cairan
pasien terpenuhi
- Status cairan
pasien membaik

Setelah dilakukan - Pantau TTV


4.
- Dukung perawatan diri
asuhan keperawatan
- Pantau kebutuhan
selama ...x24 jam nutrisi
- Manajemen
maka di harapkan Lingkungan
Risiko Infeksi masalah risiko infeksi - Kolaborasi:
pemberiann obat
teratasi dengan
kriteria hasil:
- Kontrol risiko
meningkat
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G. (2013). Nursing Interventions Classification. Indonesia: Elsevier.


Heardman H. (2015). Diagnosis keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017
edisi 10. Jakarta:RGC
Moorhead. S (2013). Nursing Outcomes Classifications. Indonesia
Elsevier. Nururarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan.
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda NIC_NOC Jilid 3. Yogyakarta:
MediAction.
Tanto, C., Liwang, Sonia, & Adip, E. (2014). Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke
1 Jakarta: Media Aesc
Oktaviani, M. D. (2019). Asuhan Keperawatan Dengan Abdominal Pain.
Indonesia
LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN AMAN NYAMAN (NYERI)

DI SUSUN OLEH:

HERNAWATI

21.04.012

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PANAKKUKANG MAKASSAR

2021/202
Konsep Kebutuhan Rasa Aman Dan Nyaman

A. Definisi kebutuhan rasa aman dan nyaman (nyeri)


1. Definisi
Potter & Perry, 2010 mengungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah
suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan
akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-
hari). Ketidaknyamanan adalah keadaan ketika individu mengalami sensasi
yang tidak menyenangkan dalam berespon terhadap suatu ransangan.
Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis.
Pemenuhan kebutuhan keamanan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari
kecelakaan baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja untuk
pemenuhan kebutuhan tersebut (Asmadi, 2008).
nyeri yang dikemukakan oleh Harold Merskey seorang psikiater
diterima oleh IASP (International Association of the Study of Pain) Nyeri
adalah rasa indrawi dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan
akibat adanya kerusakan jaringan yang nyata atau berpotensi rusak atau
tergambarkan seperti adanya kerusakan jaringan (Suwondo, 2017).
Perubahan kenyamanan adalah keadaan dimana individu mengalami
sensasi yang tidak menyenangkan dan berespon terhadap suatu rangsangan
yang berbahaya seperti nyeri.
2. Etiologi
kebutuhan rasa aman dan nyaman (nyeri) dalam buku standar
diagnosis keperawatan indonesia (ppni, 2016) penyebab gangguan rasa
nyaman (nyeri) adalah :
a. Gejala penyakit
b. Kurang pengendalian situasional atau lingkungan
c. Ketidakadekuatan sumber daya (misalnya dukungan finansial, sosial dan
pengetahuan).
d. Kurangnya privasi.
e. Gangguan stimulasi lingkungan.
f. Efek samping terapi (misalnya, medikasi, radiasi dan kemoterapi).
3. Manifestasi Klinis
kebutuhan rasa aman dan nyama (nyeri) ppni, 2016)
a. Vakolasi
1) Mengaduh
2) Menangis
3) Sesak nafas
4) Mendengkur
b. Ekspresi Wajah
1) Meringis
2) Mengeletuk gigi
3) Mengernyit dahi
4) Menutup mata, mulut dengan rapat
5) Menggigit bibir
c. Gerakan Tubuh
1) Gelisah
2) Imobilisasi
3) Ketegangan otot
4) Peningkatan gerakan jari dan tangan
5) gerakan menggosok
6) Gerakan melindungi bagian tubuh
d. Interaksi Sosial
1) Menghindari percakapan
2) Focus hanya pada aktivitas untuk menghilangkan nyeri
3) Menghindar kontak social
4) Penurunan rentang perhatian
4. Fisiologi sistem/fungsi normal sistem rasa aman dan nyaman (nyeri)
Pada saat impuls ketidaknyamanan naik ke medula spinalis menuju
kebatang otak dan thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi
sebagai bagian dari respon stress. Stimulasi pada cabang simpatis pada sistem
saraf otonom menghasilkan respon fisiologis.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan rasa aman dan nyaman
a. Emosi
Kecemasan, depresi dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan.
b. Status mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot dan kesadaran
menurun memudahkan terjadinya resiko injury
c. Gangguan persepsi sensory
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yangberbahaya seperti
gangguan penciuman dan penglihatan
d. Keadaan imunitas
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga
mudah terserang penyakit.
e. Tingkat kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan
f. Gangguan tingkat pengetahuan
g. Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat
diprediksi sebelumnya.
6. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa aman dan
nyaman
a. Jatuh
Jatuh merupakan 90% jenis kecelakaan dilaporkan dari seluruh
kecelakaan yang terjadi di rumah sakit. Resiko jatuh lebih besar dialami
pasien lansia
b. Oksigen
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen
akan mempengaruhi keamanan pasien
c. Pencahayaan
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan publik yang penting. Tata
pencahayaan dalam ruang rawat inap dapat mempengaruhi kenyamanan
pasien rawat inap.
7. Komplikasi rasa aman dan nyaman
a. Hipovolemik
b. Hipertermis
c. Masalah Mobilisasi
d. Hipertensi
e. Kejang
8. Klafikasi
Klasifikasi nyeri secara umum dibagi dua, yaitu (PPNI, 2017) :
a. Nyeri akut
Nyeri akut adalah pengalamansensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan.
b. Nyeri kronik
Nyeri kronik adalah pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan
konstan, yang berlangsung lebih dari 3 bulan
9. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik sangat penting dilakukan agar dapat
mengetahui apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh
pasien yang dapat menyebabkan timbulnya rasa aman dan nyaman seperti :
a. Melakukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
b. Menggunakan skala nyeri
1) Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat
berkomunikasi dengan baik
2) Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat
menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti
instruksi yang diberikan
3) Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa
merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang
diberikan.
4) Nyeri sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu
berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.
10. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi : ditemukan kulit tampak pucat, menggigil, gelisah, dan lemah
b. Palpasi : pada permukaan ini ditemukan kulit teraba dingin, nadi lambat.
c. Auskultasi : tekanan darah menurun.
11. Penatalaksanaan
a. Relaksasi
Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan
stress. Teknik relaksasi memberikan individu kontrol diri ketika terjadi
rasa tidak nyaman atau nyeri stress fisik dan emosi pada nyeri. Dalam
imajinasi terbimbing klien menciptakan kesan dalam pikiran,
berkonsentrasi pada kesan tersebut sehingga secara bertahap klien dapat
mengurangi rasa nyerinya.
b. Teknik imajinasi
Biofeedback merupakan terapi perilaku yang dilakukan dengan
memberikan individu informasi tentang respon fisiologis misalnya
tekanan darah.Hipnosis diri dapat membantu mengubah persepsi nyeri
melalui pengaruh sugesti positif dan dapat mengurangi ditraksi.
Mengurangi persepsi nyeri adalah suatu cara sederhana untuk
meningkatkan rasa nyaman dengan membuang atau mencegah stimulus
nyeri.
c. Teknik Distraksi
Teknik distraksi adalah pengalihan dari focus perhatian terhadap nyeri
ke stimulus yang lain. Ada beberapa jenis distraksi yaitu ditraksi visual
(melihat pertandingan, menonton televise,dll), distraksi pendengaran
(mendengarkan music, suara gemericik air), distraksi pernafasan
( bernafas ritmik), distraksi intelektual (bermain kartu).
d. Terapi dengan pemberian analgesic
Pemberian obat analgesik sangat membantu dalam manajemen nyeri
seperti pemberian obat analgesik non opioid (aspirin, ibuprofen) yang
bekerja pada saraf perifer di daerah luka dan menurunkan tingkatan
inflamasi, dan analgesic opioid (morfin, kodein) yang dapat
meningkatkan mood dan perasaan pasien menjadi lebih nyaman
walaupun terdapat nyeri.
e. Immobilisasi
Biasanya korban tidur di splint yang biasanya diterapkan pada saat
kontraktur atau terjadi ketidakseimbangan otot dan mencegah terjadinya
penyakit baru seperti decubitus.
Konsep Asuhan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman dan
Nyaman
B. Asuhan Keperawatan Kebutuhan Aman dan Nyaman
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
1) Riwayat penyakit sekarang’
Lingkungan, kebisingan mempengaruhi rasa aman dan nyaman.
Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang
mempengaruhi atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan
hidup klien. Keamanan yang ada dalam lingkungan ini akan
mengurangi insiden terjadinya penyakit dan cedera yang akan
mempengaruhi rasa aman dan nyaman klien.
2) Riwayat penyakit dahulu
Trauma pada jaringan tubuh, misalnya ada luka bekas operasi/
bedah menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan dan iritasi secara
langsung pada reseptor sehingga mengganggu rasa nyaman klien
3) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kesehatan keluarga juga dapat menyebabkan gangguan rasa
aman dan nyaman. Karena dengan adanya riwayat penyakit maka
klien akan beresiko terkena penyakit sehingga menimbulkan rasa
tidak nyaman seperti nyeri.
b. Pemeriksaan fisik: data focus
1) Ekspresi wajah
a) Menutup mata rapat-rapat
b) Membuka mata lebar-lebar
c) Menggigit bibir bawah
2) Verbal
a) Menangis
b) Berteriak
3) Tanda- tanda vital
a) Tekanan darah
b) Nadi
c) Pernapasan
4) Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mealokasikan tempat atau rasa yang
tidak nyaman
c. Pemeriksaan Penunjang
1) USG
USG digunakan untuk data penunjang apabila ada rasa tidak nyaman
pada bagian perut
2) Rontgen
Rontgen untuk mengetahui tulang/organ yang abnormal yang dapat
mengganggu rasa nyaman klien.
2. Diagnosa
a. Diagnosa 1: Nyeri akut
1) Definisi
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat
adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, awitan yang
tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat
2) Batasan karakteristik
a) Subjektif
Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan
isyarat
b) Objektif
 Posisi untuk menghindari nyeri
 Perubahan tonus otot
 Perubahan selera makan
3) Faktor yang berhubungan
Agen-agen penyebab cedera (misalnya, biologis, kimia, fisik dan
psikologis)
b. Diagnosa 2: Gangguan rasa nyaman
1) Definisi
Merasa kurang senang, lega dan sempurna dalam dimensi fisik,
psikospiritual, ligkungan dan social.
2) Batasan karakteristik
a) Menangis
b) Gangguan pola tidur
c) Takut
d) Ketidakmampuan untuk rileks
e) Melaporkan perasaan tidak nyaman
f) Melaporkan distress
g) Melaporkan kurang puas dengan keadaan
3) Faktor yang berhubungan
a) Gejala terkait penyakit
b) Sumber yang tidak adekuat
c) Kurang pengendalian lingkungan
d) Kurang privasi
e) Kurang control situasi
c. Diagnosa 3: Ansietas
1) Definisi
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objektif
yang tdak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang
memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi
ancaman.
2) Faktor yang berhubungan
a) Krisis situasional
b) Kebutuhan yang tidak terpenuhi
c) Krisis maturasional
d) Ancaman terhadaap konsep diri
e) Ancaman terhadap kematian
f) Kekhawatiran mengalami kegagalan
g) Disfungsi sistem keluargaan
h) Hubungan orang tua anak tidak memuaskan
i) Faktor keturunan (temperamen mudah teragitasi sejak lahir)
j) Penyalagunaan zat
k) Terpapar bahaya lingkungan (mis. Toksin, polutan, dll)
l) Kurang terpapar informasi
Interveni keperawatan

Tujuan dan kiteria


Interveni keperawatan Rasional
No Diagnosa hasil
. keperawatan

1. Untuk
1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Ajarkan manajemen
menghilangkan
asuhan keperawatan nyeri
nyeri atau
selama … x24 di 2. Ajarkan tehnik nafas
menurunkan nyeri
harapkan pasien tidak dalam
ketingkat yang lebih
mengalami nyeri akut 3. Berikan kompres
nyaman yang dapat
dengan kriteria hasil : panas dan kompes
ditoleransi oleh
1. Memperlihatkan dingin
pasien
pengendalian nyeri, 4. Identifikasi faktor
2. Untuk membantu
yang dibuktikan oleh pencetus dan pereda
pasien meredakan
indicator sebagai nyeri
nyeri yang
berikut (sebutkan 1-5: 5. Monitor kualitas
dirasakan
tidak pernah, jarang, nyeri
3. Untuk meringankan
kadang-kadang, sering nyeri pasien
atau selalu) 4. Untuk mengetahui
2. Mengenali awitan tingkat nyeri yang
nyeri dirasakan pasien
3. Melaporkan nyeri
dapat dikendalikan

1. Ajarkan terapi 1. Agar pasien merasa


2. Gangguan rasa Setelah dilakukan
relaksasi lebih nyaman
nyaman asuhan keperawatan
2. Ciptakan lingkungan 2. Agar pasien
selama … x24 di
yang tenang dan
harapkan pasien tidak
tanpa gangguan
mengalami gangguan
rasa nyaman dengan
kriteria hasil :
1. Mampu
menongtrol
kecemasan.
2. Status lingkungan
yang nyaman
3. Tingkat nyeri
menurun dari
skala 4 ke skala 2

1. Implementasi
implementasi merupakan suatu proses keperawatan yang dilakukan
setelah perencanaan keperawatan. Implementasi keperawatan adalah
langkah keempat dari proses keperawatan yang telah direncanakan oleh
perawat untuk membantu pasien yang bertujuan mencegah, mengurangi,
dan menghilangkan dampak ataupun respon yang dapat ditimbulkan oleh
adanya masalah keperawatan serta kesehatan. Implementasi keperawatan
membutuhkan fleksibilitas dan kreativitas perawat.
2. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap kelima atau proses
keperawatan terakhir yang berupaya untuk membandingkan tindakan yang
sudah dilakukan dengan kriteria hasil yang sudah ditentukan. Evaluasi
keperawatan bertujuan menentukan apakah seluruh proses keperawatan
sudah berjalan dengan baik dan tindakan berhasil dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan Konsep dan Aplikasi Kebutuhan


Dasar Klien. Jkarta: Salemba Medika.
Anonim. (2016). Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Aman Nyaman
Praktik Keterampilan Dasar Dalam Keperawatan.
Kemenkes. (2016). Asuhan Keperawatan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman.
Nanda Internasional Inc. 2015. Diagnosis Keperawatan: Definisi & Klasifikasi
2015-2017, Edisi 10. Jakarta: EGC.
Poter, P. A., & Perry, A. G. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep
Proses, dan Praktik (volume1) (Edisi 7). Jakarta: EGC.
Putri, A, Astuti, H, t, & kurniasih , N. (2016). Pengertian dan contoh Aspek legal etik
dalam keperwatan anstei. Politenik keehatan kemenkes Yogyakarta.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2010). Standar Profesi Dan Kode Etik
Keperawatan Indonesia. Jakarta.
Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 9.
Jakarta: EGC.
Anryani R (2021). Laporan Pendahukuan Aman Nyaman (Nyeri). Indonesia
PATHWAY
Kebutuhan rasa aman dan nyaman

Agen cedera fisik

Implus ketidaknyamanan

Kemedula spinalis

Menuju ke batang otak


dan thalamus Nyei akut

System saraf otonom


ansietas tertimukasi dari respon
stres

Cabang simpatis pada


system saraf otonom
menghasilkan respon
fisiologi

Gangguan rasa
nyaman
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN TIDUR DAN ISTIRAHAT

DI SUSUN OLEH :

HERNAWATI
21.04.012

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PANAKKUKANG MAKASSAR
2021/2022
Laporan Pendahuluan
Kebutuhan Tidur Dan Istirahat
A. Pengertian
Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan
oleh stimulus atau sensoris yang sesuai (Guyton, 1986), atau juga dapat dikatakan
sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh
ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang
berulang, dengan ciri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang
bervariasi, terdapat perubahan proses Fisiologis, dan terjadi penurunan respons
terhadap rangsangan dari luar (Hidayat, 2006 Ed. 2).
1. Jenis Tidur
Dalam prosesnya, tidur dibagi dalam 2 jenis :
a. Tidur Gelombang Lambat
Jenis tidur ini dikenal dengan tidur yang dalam, istirahat penuh,
atau juga dikenal dengan tidur nyenyak. Pada tidur jenis ini, gelombang
otak bergerak lebih lambat, sehingga menyebabkan tidur tanpa
bermimpi. Tidur gelombang lambat bisa juga disebut dengan tidur
gelombang delta, dengan ciri-ciri : betul betul istirahat penuh, tekanan
darah menurun, frekuensi nafas menurun, pergerakan bola mata
melambat, mimpi berkurang, dan metabolisme menurun. Perubahan
selama proses tidur gelombang lambat adalah melalui
elektroensefalografi dengan memperlihatkan gelombang otak berada
pada setiap tahap tidur.
Tahapan tidur jenis gelombang lambat terbagi menjadi empat tahapan.
1) Tahap I : merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur dengan
ciri sbb: rileks, masih sadar dengan lingkungan, merasa mengantuk,
bola mata bergerak dari samping ke samping, frekuensi nadi dan
nafas sedikit menurun, dapat bangun segera selama tahap ini
berlangsung selama 5 menit.
2) Tahap II : merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus
menurun dengan ciri sbb : mata pada umumnya menetap, denyut
jantung dan frekuensi nafas menurun, temperatur tubuh menurun,
metabolisme menurun, berlangsung pendek dan berakhir 10-15
menit.
3) Tahap III : merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi dan
frekuensi nafas dan proses tubuh lainnya lambat, disebabkan oleh
adanya dominasi sistem saraf simpatis dan sulit untuk bangun.
4) Tahap IV : merupakan tahapan tidur dalam dengan ciri kecepatan
jantung dan pernafasan turun, jarang bergerak dan sulit
dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung menurun, dan
tonus otot menurun.
b. Tidur Paradoks
Jenis tidur ini dapat berlangsung pada tidur malam yang terjadi
selama 5-20 menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi
selama 80-100 menit, akan tetapi apabila kondisi orang sangat lelah,
maka awal tidur sangat cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri-ciri
tidur paradoks adalah sebgai berikut :
1) Biasanya disertai dengan mimpi aktif
2) Lebih sulit dibangunkan dari pada selama tidur nyenyak gelombang
lambat
3) Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan, menunjukkan
inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi retikularis
4) Frekuensi jantung dan pernapasan menjadi tidak teratur
5) Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur
6) Mata cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan
darah meningkat atau berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan
metabolisme meningkat.
7) Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga berperan
dalam belajar, memori dan adaptasi.
B. Faktor faktor yang mempengaruhi tidur
1. Penyakit
Sakit dapat mempengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak penyakit yang
memperbesar kebutuhan tidur, misalnya penyakit yang disebabkan oleh
infeksi akan memerlukan lebih banyak waktu tidur untuk mengatasi
keletihan. Banyak juga keadaan sakit menjadikan pasien krang tidur, bahkan
tidak bisa tidur.
2. Keletihan dan kelelahan
Keletihan akibat aktivitas yang dapat memerlukan lebih banyak tidur untuk
menjaga keseimbangan energi yang telah dikeluarkan. Hal tersebut terlihat
pada seeorang yang telah melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan.
Maka, orang tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur
gelombang lambatnya diperpendek.
3. Stres psikologis
Kondisi psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat ketegangan jiwa. Hal
tersebut terlihat ketika seseorang yang memiliki masalah psikologis
mengalami kegelisahan sehingga sulit untuk tidur.
4. Obat
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat
mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretik menyebabkan
seseorang insomnia, anti depresan dan menekan REM, kafein apat
meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur,
golongan beta bloker dapat ber efek pada timbulnya insomnia, dan golongan
narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk.
5. Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur.
Protein yang tinggi dapat mempercepat terjadinya proses tidur, karena adanya
tryptophan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna. Demikian
sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga mempengaruhi proses
tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.
6. Lingkungan
Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang dapat
mempercepat terjadinya proses tidur.
7. Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur,
yang dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu, adanya keinginan untuk
menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur.
C. Fisiologis Tidur
Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan
mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan
pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh
sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh
tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan
tidur. Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam
mesenfalon dari bagian atas pons. Selain itu, Reticular Activating Sistem (RAS)
dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga
dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan
proses pikir. Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan
katekolamin seperti norepineprine. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan
disebabkan adanya pelepasan serum seritinin dari sel khusus yang berada di pons
dan batang otak tengah, yaitu Bulbar Synchronizing Regional (BSR), sedangkan
bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima pusat otak dan sistem
limbik. Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur siklus atau
perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR.
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Tidur Dan Istirahat
A. Pengkajian
Tahap pengkajian dari proses keperawatan merupakan proses dinamis yang
terorganisasi, dan meliputi tiga aktivitas dasar yaitu: pertama, mengumpulkan
data secara sistematis; kedua, memilah dan mengatur data yang dikumpulkan; dan
ketiga, mendokumentasikan data dalam format yang dapat dibuka kembali.
Data dapat diperoleh dari riwayat keperawatan, keluhan utama pasien,
pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang atau tes diagnostik. Riwayat
keperawatan misalnya: riwayat kesehatan keluarga, riwayat penyakit sekarang,
dan riwayat kejadian. Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai
ke kaki (head to toe) melalui teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Pemeriksaan penunjang misalnya hasil pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan
radiologi, dan pemeriksaan biopsi.
Dalam melakukan pengkajian diperlukan keahlian-keahlian (skill) seperti
wawancara, pemeriksaan fisik, dan observasi. Hasil pengumpulan data kemudian
diklasifikasikan dalam data subjektif dan objektif. Data subjektif merupakan
ungkapan atau persepsi yang dikemukakan oleh pasien. Data objektif merupakan
data yang di dapat dari hasil observasi, pengukuran, dan pemeriksan fisik.
(Tarwoto dan Wartonah,2010, Ed.4).
Adapun pengkajian pada kebutuhan dasar tidur meliputi:
1. Riwayat keperawatan, meliputi :
a. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada: waktu tidur,
jumlah jam tidur, kualitas tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering
bangun pada saat tidur, apakah mengalami mimpi yang mengancam.
b. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari: apakah merasa segar saat
bangun, apa yang terjadi jika kurang tidur.
c. Adakah alat bantu tidur: apa yang anda lakukan sebelum tidur, apakah
menggunakan obat-obatan untuk membantu tidur.
d. Gangguan tidur atau faktor-faktor kontribusi: jenis gangguan tidur, kapan
masalah itu terjadi.
2. Pemeriksaan fisik, meliputi :
a. Observasi penampilan wajah, perilaku, dan tingkat energi pasien.
b. Adanya lingkaran hitam disekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva
merah.
c. Perilaku: iritabel, kurang perhatian, pergerakan lambat, berbicara lambat,
postur tubuh tidak stabil, tangan tremor, sering menguap, mata tampak
lengket, menarik diri, bingung, dan kurang koordinasi. (Tarwoto dan
Wartonah,2010, Ed.4).
3. Riwayat Tidur
Pengkajian riwayat tidur antara lain kuantitas (lama tidur) dan kualitas
tidur di siang maupun malam hari, aktivitas dan rekreasi yang dilakukan
sebelumnya, kebiasaan sebelum ataupun pada saat tidur, lingkungan tidur,
dengan siapa pasien tidur, obat yang dikonsumsi sebelum tidur, asupan dan
stimulan, perasaan pasien menganai tidurnya, apakah ada kesulitann tidur,
dan apakah ada perubahan pola tidur.
4. Gejala Klinis
Gejala klinis ditandai dengan perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis,
adanya kehitaman di daerah sekitar mata, kelopak mata bengkak, konjungtiva
merah dan mata perih, perhatian tidak fokus, serta sakit kepala.
5. Penyimpangan tidur
Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik,
meningkatnya kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visual dan
auditorik, bingung dan disorientasi tempat dan waktu, gangguan koordinasi,
serta bicara rancu, tidak sesuai dan intonasinya tidak teratur. (Hidayat dan
Uliyah,2015,Ed. 2).
6. Kebutuhan tidur
Kebutuhan tidur pada manusia bergantung pada tingkat perkembangan.
N Tingkat
Usia Jumlah kebutuhan tidur
O perkembangan
1. 0-1bulan Masa Neonatus 14-18 jam/hari
2. 1bulan-18 bulan Masa Bayi Masa 12-14 jam/hari
3. 18 bulan-3 tahun Anak Masa 11-12 jam/hari
4. 3 tahun-6 tahun Prasekolah Masa 11 jam/hari
5. 6 tahun-12 tahun sekolah Masa 10 jam/hari
6. 12 tahun-18 tahun Remaja Masa 8,5 jam/hari
7. 18 tahun-40 tahun Dewasa Muda 7-8 jam/hari
8. 40 tahun-60 tahun Masa Paruh Baya 7 jam/hari
9 60 tahun ke atas Masa Dewasa Tua 6 jam/hari

7. Analisa Data
Data dasar adalah dasar untuk mengindividualiskan rencana asuhan
keperawatan, mengembangkan dan memperbaiki sepanjang waktu asuhan
perawat untuk klien. Pengumpulan data harus berhubungan dengan masalah
kesehatan tertentu, dengan kata lain pengkajian harus relevan. Perawat
mengumpulkan data yang bersifat deskriptif, singkat dan lengkap (Potter dan
Perry, 2005).
Pengumpulan data yang tidak akurat, tidak lengkap, atau tidak sesuai
mengarah pada identifikasi kebutuhan keperawatan klien yang tidak tepat dan
akibatnya diagnosa keperawatan yang dibuat menjadi tidak akurat, tidak
lengkap, atau tidak sesuai. Data yang tidak akurat terjadi bila perawat tidak
berhasil untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan area spesifik
atau jika perawat tidak teratur atau tidak terampil dalam teknik pengkajian
(Potter dan Perry, 2005).
Selama pengkajian, perawat mendapatkan dua tipe data, yaitu:
a. Data Subjektif
Data subjektif adalah persepsi klien tentang masalah kesehatan
mereka. Hanya klien yang dapat memberikan informasi tentang
frekuensi, durasi, lokasi, dan intensitas nyerinya. Data subjektifnya
biasanya mencakup perasaan ansietas, ketidak nyamanan fisik, atau stres
mental. Meskipun hanya pasien yang dapat memberikan data subjektif
yang relevan terhadap perasaan ini, perawat harus waspada bahwa
masalah ini dapat terjadi pada perubahan fisiologis, yang teridentifikasi
melalui pengumpulan data objektif
Data Subjektif pada gangguan Pola Tidur :
1) Mengeluh sulit tidur
2) Megeluh sering terjaga
3) Mengeluh tidak puas idur
4) Mengeluh pola tidur berubah
5) Mengeluh istirahat tidak cukup
b. Data Objektif
Data subjektif adalah pengamatan atau pengukuran yang dibuat
oleh pengumpul data. Pengkajian tekanan darah klien dan identifikasi
ukuran ruam tubuh setempat adalah contoh data objektif yang teramati.
Pengukuran data objektif didasarkan pada standar yang diterima,seperti
ukuran fahrenheit atau celcius pada termometer atau sentimeter pada pita
pengukur. Suhu tubuh dan lingkar kepala adalah contoh dari data objektif
yang dapat diukur.
Data Objektif pada Gangguan Pola Tidur:
1) Lemas
2) Suka menguap
3) Terlihat lingkaran hitam di bawah mata
4) Perubahan penampilan dan tingkah laku
5) Perubahan frekuensi dari pola tidur
6) Perubahan tingkat aktivitas
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon aktual
atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin
dan berkompeten untuk mengatasinya (Potter & Perry, 2005). Diagnosa
keperawatan biasanya terdiri dari tiga komponen yaitu respon manusia (masalah),
faktor yang berhubungan, serta tanda dan gejala (Lyer & Camp, 2004).
Diagnosa keperawatan pada masalah kebutuhan istirahat dan tidur adalah sebagai
berikut :
1. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
C. Intervensi
Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan diterapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry,2005).
Tujuan dari perencanaan keperawatan pada masalah kebutuhan dasar istirahat dan
tidur ialah untuk mempertahankan ebutuhan istirahat dan tidur dalam batas
normal, penurunan waktu mulai tidur dan peningkatan jumlah jam tidur malam
serta secara verbal klien mengatakan dapat lebih rileks dan lebih segar saat
terbangun dari tidur (Wilkinson, 2006 ; Tarwoto & Wartonah, 2010).
Diagnosa 1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur
Definisi : keadaan dimana pasien tidak mampu mengontol waktu tidurnya

NO Perencanaan Keperawatan
1. Tujuan : pasien dapat mengontrol waktu tidurnya
Kriteria Hasil :
a Klien dapat tidur 6-8 jam setiap malam
b Secara verbal mengatakan dapat lebih rileks dan lebih segar
Intervensi Rasional
1. kaji masalah gangguan tidur 1. Memberikan informasi dasar
pasien, dan penyebab kurang dalam menentukan rencana
tidur keperawatan
2. Anjurkan klien tidur di siang 2. Agar waktu tidur pasien
hari sebagai pemenuhan tercukupi8 jam /hari
kebutuhan tidur, karena 3. Agar pasien merasa rileks tidyr
sulitnya pemenuhan di malam hari
kebutuhan tidur di malam hari 4. Agar pasien tidur dengan
3. Anjurkan mandi air hangat nyenyak
sebelum tidur 5. Agar pasien merasa nyaman
4. Anjurkan makan yang cukup saat tidur
satu jam sebelum tidur 6. Agar peredaran darah pasien
5. Menciptakan keadaan tempat lancar dan dapat meningkatkan
tidur yang nyaman, bersih dan kualitas tidur pasien
bantal yang nyaman 7. Agar pasien mengerti dan
6. Lakukan masase pada daerah dapatmeningkatan kualitas
belakang, tutup jendela/pintu tidur di malam hari
jika perlu
7. Pengetahuan kesehatan :
jadwal tidur mengurangi stres,
cemas, dan latihan relaksasi
Asuhan Keperawatan Pada Tn. S Dengan Gangguan Kebutuhan
Rasa Aman Nyaman Dan Kebutuhan Istirahat Tidur
(Abdomen Pain) Di Ruangan
Ar-Raodah 2 Rsud Haji Makassar

DI SUSUN OLEH :

HERNAWATI
21.04.012

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PANAKKUKANG MAKASSAR
2021/2022
Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Gangguan Kebutuhan Rasa Aman
Nyaman Dan Kebutuhan istirahat Tidur (Abdomen Pain) diruangan Ar-
Raodah 2 RSUD Haji Makassar

Nama : Tn. S
Tgl. Pengkajian : 26/10/2021
Ruangan : Ar-Raodah (K4)
No. Rm : 238786
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 24 Tahun
Tempat Tanggal Lahir : Mamuju, 21-06-1997 :
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : belum
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Bahasa : Indonesia
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Jl Dg. Tata 1 )
Tanggal masuk RS : 25-10-2021
Ruangan : Ar-Raodah
Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. R
Umur : 25 Tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Mahasiswa
Hubungan dengan klien : Teman
Alamat : Jl.Dg.Tata 1
2. Riwayat Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan utama :
Klien mengatakan nyeri pada bagian perut.
Alasan masuk RS :
Klien dibawah ke rumah sakit oleh temannya karena klien merasa tidak
dapat menahan nyeri yang dirasakan di seluruh bagian perutnya dan
klien mengatakan nyeri yang dirasakan rasanya tajam seperti di tusuk-
tusuk, saat klien ingin bergerak atau ingin duduk terasa sangat nyeri
sehingga klien sulit untuk duduk dan bergerak.
Riwayat Penyakit
P : klien sering merasakan nyeri apabila terlalu beraktivitas
Q :nyeri dirasakan klien seperti ditusuk-tusuk
R :seluruh daerah perut
S :skala 4
T : Nyeri dirasakan hilang timbul dan nyeri di rasakan selama kurang lebih 10
menit
b. Data Medik
 Dikirim oleh : UGD
 Diagnosa Medik
Saat masuk :Abdomen Pain
Saat pengkajian :Abdomen Pain
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit yang pernah dialami : Klien sudah beberapa kali masuk Rumah
Sakit dengan diagnosa gastritis dan klien juga sebelumnya pernah dirawat
dengan diagnosa Thypoid
b. Riwayat alergi : Klien tidak alergi terhadap obat-obatan dan klien juga tidak
punya kebiasaan tertentu.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga

?
? ? ?

55

29 24

Keterangan:

: meninggal

: perempuan

: Laki-laki

: garis penghubung

: Pasien

------------ : Tinggal Serumah


GI: Kakek dan nenek dari ayah dan ibu pasien sudah meninggal karena factor usia.
GII: ibu klien sudah meninggal karena kecelakaan.
Ayah klien masih hidup dan memiliki riwayat penyakit gastritis
GIII: Pasien saat ini berumur 24 tahun dan merupakan anak terakhir dari 2
bersaudara. Pasien saat ini tinggal sendiri
5. Riwayat Psiko-Sosio-Spiritual
a. Pola koping : Klien mengatasi masalahnya dengan berdiskusi dengan
keluarganya.
b. Harapan klien thd keadaan peny.nya: Klien berharap agar cepat sembuh dan
dapat kembali beraktivitas seperti biasanya.
c. Faktor stressor : Klien merasa gelisah karena tidak bisa tidur dan
pekerjaannya terganggu selama sakit.
d. Konsep diri : Klien terlihat di urus oleh saudaranya agar berusaha mematuhi
anjuran perawat dan dokter terhadap perawatan dan pengobatannya
e. Pengetahuan klien ttg penyakitnya : Klien tidak terlalu memahami
penyakitnya secara menyeluruh
f. Adaptasi : Klien beradaptasi dengan baik dengan lingkungan sekitarnya.
g. Hubungan dengan anggota keluarga: Klien mengatakan mempunyai
hubungan yang baik dengan anggota keluarganya.
h. Hubungan dengan masyarakat : Klien mengatakan mempunyai hubungan
yang baik dengan masyarakat di lingkungannya.
i. Perhatian thd org lain & lawan bicara : Klien merespon dengan baik orang
yang sedang berada disekitarnya
j. Aktifitas sosial : Klien sering berpartisipasi dalam kegiatan organisasi di
kampusnya
k. Bahasa yang sering digunakan : Klien berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa bugis dan Indonesia
l. Keadaan lingkungan : Keadaan lingkungan sekitar klien nampak bersih dan
nyaman
m. Kegiatan keagamaan / pola ibadah : . Klien mengatakan ibadahnya terganggu
setelah masuk rumah sakit
n. Keyakinan tentang kesehatan : . Klien percaya bahwa segala penyakit
datangnya dari Allah Swt dan semua ada obatnya serta pemberian dari tuhan
6. Kebutuhan Dasar / Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a. Makan
Sebelum MRS : frekuensi : 3x hari
Porsi makanan : 1 piring (dihabisi)
Nafsu makan : baik
Setelah MRS : frekuensi : 3x hari
Porsi makanan : 1/2 piring (dihabisi)
Nafsu makan : kurang baik
b. Minum
Sebelum MRS : Frekuensi : 8 Gelas (230 ml) per hari
Porsi Minum : 2 liter per hari (dihabisi)
Nafsu minum : Baik
Setelah MRS : Frekuensi : 8 Gelas (230 ml) per hari
Porsi Minum : 2 liter per hari (dihabisi)
Nafsu minum : Baik
c. Tidur
Sebelum MRS : 8 jam/hari
Setelah MRS : kurang dari 4-5 Jam/hari dan sering terbangun secara tiba
tiba.
d. Eliminasi fekal/BAB
Sebelum MRS : 2x/hari konsistensi lunak
Setelah MRS : 1x/harikonsistensi lunak
e. Eliminasi fekal/BAK
Sebelum MRS : Warna : kuning,
Frekuensi : 4-5xsehari
Setelah MRS : Warna : kuning
Frekuensi : 4-5xsehari
f. Aktifitas dan latihan
Sebelum MRS : Beraktivitas seperti biasa
Setelah MRS : Aktivitas terganggu karna dalam perawatan

g. Personal hygiene
Sebelum MRS : mandi 2x sehari, sering potong kuku
Setelah MRS : mandi 2x sehari (waslap)
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : lemah
TD: 110/70 mmHg
N: 84 x/m
P: 22x/m
S: 36,6oc
b. Kesadaran: Composmentis
c. Head to toe
1) Kulit/Integumen: Kulit klien berwarna sawo matang
2) Kepala dan rambut: Kepala klien berbentuk bulat, tidak tampak adanya
benjolan, tidak ada lesi di kepala, rambut tampak lurus berwarna hitam .
Tidak teraba adanya benjolan di kepala, tidak ada fraktur.
3) Kuku: Kuku klien tampak kotor . Capilary refill time kurang dari 2 detik.
4) Mata: Mata klien tampak simetris kiri dan kanan, kelopak mata tidak ada
dropping dan ptosis. Konjungtiva anemis. Sklera mata tampak putih.
Pupil bereaksi dengan normal ketika terkena cahaya. Gerakan bola mata
normal. Tidak ada peningkatan tekanan pada bola mata. Terdapat
lingkaran hitam di sekitar mata .
5) Hidung: Hidung klien tampak normal, septum normal, ada sekret,
potensi hidung normal. Tidak ada nyeri tekan baik pada sinus frontalis,
maxsilaris dan sinus etmodialis
6) Telinga: Telinga klien tampak simetris kiri dan kanan, tidak ada luka,
daun telinga tampak bersih, tidak ada cairan, tidak ada serumen pada
telinga, klien dapat mendengar dengan baik.Tidak ada luka daerah
telinga, tidak terdapat adanya nyeri tekan
7) Mulut dan gigi: Bibir klien tampak kering , tidak ada luka, gigi tidak ada
karies gigi, dan mulut tampak bersih.
8) Leher: Tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid, tidak ada distensi
vena jugularis. Tidak teraba adanya pembengkakan kelenjar tiroid
9) Dada: Bentuk dada : Normal chest. Ekspansi dada : Simetris kiri dan
kanan saat inspirasi dan ekspirasi. Frekuensi napas abnormal 22x/menit.
Ritme tidak wheezing,nyeri tekan, paru mengembang simetris saat
inspirasi. Sonor. Vesikular
10) Abdomen: Bentuk simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya
pembengkakan pada abdomen .tetapi terjadi distensi pada abdomen.
Bising usus ada tapi lemah terdapat nyeri tekan pada daerah perut
sebelah kanan
11) Genetalia: Tidak ada kelainan.
d. Ekstremitas atas dan bawah : ekstremitas atas dan bawah tampak normal
tidak ada nyeri tekan dan tidak mengalami kekakuan, tidak ada pitting
edema.
e. Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 25-10-2021
NILAI
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN KETERANGAN
RUJUKAN
HEMATOLOGI
WBC 6.17 4.00-10.00 10^3/uL
RBC 5.13 4.70-6.10 10^6/Ul
HGB 15.9 14.00-18.00 g/dL
HCT 44.8 42.0-52.0 %
MCV 87.3 79.0-99.0 fL
MCH 31.0 27-31 Pg
PLT 284 150-400 10^3/uL
RDW-SD 38.3 39-52 %
RDW-CV 11.7 11.5-14.5 %
PDW 10.5 11.0-18.0 fL
MPV 9.6 7.4-10.4 fL
P-LCR 21.7 13.0-43.0 %
PCT 0.27 0.15-0.50 %
NEUT# 2.96 2-7.50 10^3/uL
LYMPH# 2.41 1.00-4.00 10^3/uL
MONO# 0.36 0.20-1.00 10^3/uL
EO# 0.41 0.00-0.50 10^3/uL
BASO# 0.03 0.00-0.20 10^3/uL
IG# 0.04 0-7 10^3/uL
NEUT% 48.0 50-62 %
LYMPH% 39.1 25.0-40.0 %
MONO% 5.8 3-7 %
EO% 6.6 0.0-3.0 %
BASO% 0.5 0.0-1.0 %
IG% 0.6 0.0-72.0 %

f. Pemeriksaan diagnosis
1) USG inflamasi pada hepar
g. Terapi Medis /Pengobatan
1) Golongan Antibiotik Sefalosporin
a) Ceftriaxone /12 jam /IV
Fungsi : untuk mencegah infeksi pada lukaoperasi dan mengatasi
infeksi akibat virus.
b) Metronidazole / 8 jam / IV
Fungsi :untukmengobati berbagai infeksi akibat bakteri dan
menghentikan pertumbuhan bakteri
2) Golongan obat histamin H2-Receptor antagonist
a) Ranitidine /12 jam/IV
Fungsi : untuk menurunkan sekresi asam lambung berlebihan
3) Golongan Antiemetik
a) Metoclopramid /12 jam/Iv
Fungsi : meredakan mual dan muntah
4) Golongan Obat Keras
a) Santagesik /12 jam/Iv
Fungsi : untuk mengatasi nyeri Akut atau kronik berat
Klasifikasi data
Data subjektif Data objektif
- P: klien sering merasakan - Klien tampak meringis
nyeri apabila terlalu - Klien tampak lemas
beraktifutas - nyeri klien sedang dengan
- Q: nyeri yang dirasakan skala 4
klien seperti di tusuk tusuk - Terdapat nyeri tekan pada
- R: klien merasakan nyeri abdomen sebelah kanan
di seluruh daerah perut - klien tampak terpasang
- S: Skala 4 Infus RL 20tpm
- T: Nyeri yang dirasakan - Klien tampak suka
klien hilang timbul dan menguap di siang hari
berlangsung selama - Klien tampak lingkaran
kurang lebih 10 menit hitam
- Klien mengatakan susah
untuk tidur kalau malam
hari dan suka terbangun
dan sulit untuk tidur
kembali nafsu makannya
berkurang
Analisa Data
Nama : Tn. S
NO. RM : 238786
Umur : 24tahun
Dx. Medis: Abdomen Pain
Ruang Rawat :Ar-Raodah
Alamat : Jl. Dg. Tata 1
Tgl/jam Data Fokus Etiologi Problem
Selasa, 26 DS: Agen pencedera Nyeri akut
OKT 2021 - P: klien sering merasakan fisiologi
nyeri apabila terlalu
beraktifutas
Impuls
- Q: nyeri yang dirasakan
Ketidaknyamana
klien seperti di tusuk tusuk n
- R: klien merasakan nyeri di
seluruh daerah perut
- S: Skala 4
Kemedulla
- T: Nyeri yang dirasakan Spinalis
klien hilang timbul dan
berlangsung selama kurang
Menuju batang
lebih 10 menit
otak dan
DO: thalamus

- Klien tampak meringis


- Nyeri klien hilang timbul
Nyeri Akut
- Skala nyeri klien 4
- Terdapat nyeri tekan pada
abdomen sebelah kanan
DS: Nyeri Gangguan pola
- Klien mengatakan susah tidur
untuk tidur kalau malam hari Sering terbangun
saat siklus tidur
dan suka terbangun dan sulit
untuk tidur kembali nafsu
Kurangnya
makannya berkurang
kontrol tidur
DO:
- Klien tampak lingkatan
Gangguan pola
hitam tidur
- Klien tampak suka menguap
di siang hari

Diagnosa Prioritas
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri

Intervensi

Nama : Tn. S
NO. RM : 238786
Umur : 24tahun
Dx. Medis : Abdomen pain
Ruang Rawat :Ar-Raodah
Alamat : Jl. Dg tata 1
Diagnosa Tujuan Dan Intervensi
Rasional Tindakan
Keperawatan Kriteria Hasil Keperawatan
3. Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen nyeri Manajemen nyeri
intervensi selama Observasi: Observasi:
berhubunga
3x24 jam maka 1. Identifikasi 1. Untuk mengetahui
n dengan diharapkan lokasi, lokasi, karakteristik,
tingkat nyeri karakteristik, durasi, frekuensi,
agen
menurun, dengan durasi, frekuensi, kualitas, skala dan
pencedera kriteria hasil: kualitas, skala intensitas nyeri
1. Keluhan nyeri dan intensitas 2. Untuk mengetahui
fisiologis
menurun nyeri reaksi non verbal
2. Meringis 2. Identifikasi klien terhadap nyeri
menurun respon nyeri non yang dirasakan
verbal (mis: meringis)
3. Monitor 3. Untuk mengetahui
keberhasilan apakah terapi
terapi nonfarmakologi
komplementer yang diberi efektif
yang sudah atau tidak
diberikan Terapeutik:
Terapeutik: 1. Untuk membantu
1. Berikan terapi mengurangi rasa
nonfarmakologi nyeri
(teknik relaksasi 2. Pasien yang merasa
napas dalam) nyeri sebaiknya
2. Fasilitasi istirahat melakukan istirahat
dan tidur agar tidak memicu
Edukasi: tingkat nyeri
Ajarkan teknik meningkat
nonfarmakologis Edukasi:
untuk mengurangi Untuk membantu
rasa nyeri klien mengurangi rasa
Kolaborasi: nyeri
Kolaborasi Kolaborasi:
pemberian dosis dan Untuk membantu
jenis analgetik (jika pasien mengatasi
perlu) nyeri yang dirasakan
Gangguan pola Setelah dilakukan Dukungan tidur Dukungan tidur
intervensi selama Observasi: Observasi:
tidur
3x8 jam maka Identifikasi faktor Untuk melihat sumber
berhubungan diharapkan pola penganggu tidur dari gangguan tidur
tidur membaik, (fisik dan atau yang dialami klien
dengan nyeri
dengan kriteria psikologis) Terapeutik:
hasil: Terapeutik: Pemberian posisi yang
1. Keluhan sulit Lakukan prosedur baik dilakukan dengan
tidur menurun untuk meningkatkan harapan klien dapat
kenyamanan merasa nyaman untuk
(pengaturan posisi) beristirahat
Edukasi: Edukasi:
Ajarkan relaksasi Teknik relaksasi otot
otot autogenik atau autogenik dapat
cara non membantu klien untuk
farmakologi lainnya merilekskan tubuh dan
mengurangi stres
sehingga diharapkan
dapat tidur lebih baik

Implementasi dan Evaluasi


Nama Pasien : Tn. S
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : laki – laki
Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut
No. RM : 238786
Diagnosa Medis : abdomen pain
HARI/PUKUL DX.
IMPLEMENTASI EVALUASI
Keperawatan
Rabu, 27-10-21 Nyeri Akut Manajemen nyeri S:
16.00 WITA Observasi: - Klien mengeluh
berhubungan
1. Mengidentifikasi lokasi, mengeluh nyeri
dengan agen karakteristik, durasi, pada perut sebelah
frekuensi, kualitas, skala dan kanan
pencedera
intensitas nyeri O
fisiologis Hasil: - Klien tampak
- Provocative/Palliative: Faktor meringis
pencetus dan memperberat - Terdapat nyeri tekan
apabila klien beraktifitas, pada abdomen
terasa ringan bila klien sebelah kanan
istirahat. region 4 (right
- Quality: lumbar)
Tertusuk-tusuk dan A:
diremas-remas. - Keluhan nyeri
- Region: berkurang dari skala
Pada perut sebelah kanan. 4 ke 2
- Severity: - Meringis menurun
4 (sedang). - Kesulitan tidur
- Timing: sedang
- Nyeri terasa hilang timbul. P:
2. Mengidentifikasi respon nyeri - Pertahankan
non verbal intervensi
Hasil: 1. Mengidentifikasi
- Klien tampak meringis lokasi,
3. Memonitor keberhasilan karakteristik,
terapi komplementer yang durasi, frekuensi,
sudah diberikan kualitas, skala dan
Hasil: intensitas nyeri
- Klien tampak mencoba untuk 2. Mengidentifikasi
16.30 WITA menerapkan teknik relaksasi respon nyeri non
napas dalam verbal
Terapeutik: 3. Memonitor
1. Memberikan terapi keberhasilan
nonfarmakologi (teknik terapi
relaksasi napas dalam) komplementer
Hasil: yang sudah
- Setelah memberikan teknik diberikan
relaksasi napas dalam, Tn. S 4. Memberikan
mengatakan perasaannya terapi
menjadi agak membaik tetapi nonfarmakologi
nyeri masih terasa (teknik relaksasi
2. Memfasilitasi istirahat dan napas dalam)
tidur 5. Berkolaborasi
Hasil: pemberian dosis
- Setelah memberikan waktu dan jenis
untuk beristirahat, analgetik (jika
Tn.S mengatakan nyerinya perlu)
17.45 WITA agak berkurang apabila tidak
melakukan aktivitas
Edukasi:
Mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Hasil:
- Setelah diberikan penjelasan
mengenai prosedur
pelaksanaan relaksasi napas
dalam, Tn.S dan keluarga
mengatakan telah mengerti
19.20 WITA dan dapat melakukan secara
mandiri
Kolaborasi:
Berkolaborasi pemberian dosis
dan jenis analgetik (jika perlu)
Hasil:
- Berkolaborasi pemberian
Santagesik 1 amp/12 jam
Kamis, 28-10- Nyeri Akut Manajemen nyeri S:
21/16.00 Observasi: - Klien mengatakan
berhubungan
WITA 1. Mengidentifikasi lokasi, nyerinya sudah
dengan agen karakteristik, durasi, membaik
frekuensi, kualitas, skala dan dibandingkan
pencedera
intensitas nyeri kemarin
fisiologis Hasil: O:
- Provocative/Palliative: Faktor - Terdapat nyeri tekan
pencetus dan memperberat pada abdomen
apabila klien beraktifitas, sebelah kanan
terasa ringan bila klien region 4 (right
istirahat. lumbar)
- Quality: A:
Tertusuk-tusuk. - Keluhan nyeri
- Region: cukup menurun
Pada perut sebelah kanan. - Meringis cukup
- Severity: menurun
4 (sedang). - Kesulitan tidur
- Timing: cukup menurun
- Nyeri terasa hilang timbul. P:
2. Mengidentifikasi respon - Pertahankan
nyeri non verbal intervensi:
Hasil: 1. Mengidentifikas
- Klien tampak meringis i lokasi,
3. Memonitor keberhasilan karakteristik,
terapi komplementer yang durasi,
sudah diberikan frekuensi,
Hasil: kualitas, skala
- Klien tampak mencoba untuk dan intensitas
menerapkan teknik relaksasi nyeri
napas dalam 2. Memonitor
Terapeutik: keberhasilan
16.30 WITA 1. Memberikan terapi terapi
nonfarmakologi (teknik komplementer
relaksasi napas dalam) yang sudah
Hasil: diberikan
- Setelah memberikan teknik Berkolaborasi
relaksasi napas dalam, Tn.S pemberian dosis dan
mengatakan perasaannya jenis analgetik (jika
menjadi agak membaik tetapi perlu)
nyeri masih terasa
2. Memfasilitasi istirahat dan
tidur
Hasil:
- Setelah memberikan waktu
untuk beristirahat, Tn.S
mengatakan nyerinya agak
berkurang apabila tidak
melakukan aktivitas
Edukasi:
16.30 WITA Mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Hasil:
- Setelah diberikan penjelasan
mengenai prosedur
pelaksanaan relaksasi napas
dalam, Tn.S dan keluarga
mengatakan telah mengerti
dan dapat melakukan secara
mandiri
Kolaborasi:
19.00 WITA  Berkolaborasi pemberian dosis
dan jenis analgetik (jika perlu)
Hasil:
Berkolaborasi pemberian
santagesik 1 amp/12 jam
Jumat, 29-10- Nyeri Akut Manajemen nyeri S:
21 Observasi: - Klien mengatakan
berhubungan
21.30 WITA 1. Mengidentifikasi lokasi, nyerinya sudah
dengan agen karakteristik, durasi, terasa sangat ringan,
frekuensi, kualitas, skala dan bahkan sudah jarang
pencedera
intensitas nyeri timbul
fisiologis Hasil: O:
- Provocative/Palliative: - Klien tampak tidak
Nyeri sudah jarang terasa meringis lagi
bahkan pada saat klien - Tidak terdapat nyeri
beraktivitas (ke wc, tekan pada abdomen
makan sambil duduk) sebelah kanan
- Quality: region 4 (right
Nyeri sudah ringan lumbar)
bahkan cenderung jarang A:
terasa lagi - Keluhan nyeri
- Region: menurun
Pada perut sebelah kanan. - Meringis menurun
- Severity: - Kesulitan tidur
2 (ringan). menurun
 Timing: P: pertahankan
Nyeri terasa hilang timbul intervensi
tetapi sudah jarang terasa - Terapi
2. Memonitor keberhasilan komplementer
terapi komplementer yang
sudah diberikan
Hasil:
 Klien tampak mampu
melakukan relaksasi nafas
dalam secara mandiri

Implementasi Dan Evaluasi


Nama Pasien : Tn. S
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosa Keperawatan : Ggn. pola tidur
No. RM :238786
Diagnosa Medis : Abdomen Pain
DX.
HARI/PUKUL KEPERAWATA IMPLEMENTASI EVALUASI
N
Rabu, 27-10-21 Gangguan pola Dukungan tidur S:
17.00 WITA tidur berhubungan Observasi: - Klien mengatakan
dengan nyeri Mengidentifikasi faktor kesulitan untuk tidur
penganggu tidur (fisik O:
dan atau psikologis) - Klien tampak sulit untuk
Hasil: tidur akibat nyeri yang
- Faktor pengganggu dialami
tidur Tn. S adalah A:
nyeri yang dirasakan - Keluhan sulit tidur
pada area perutnya menurun
Terapeutik: P:
20.00 WITA Melakukan prosedur - Pertahankan intervensi:
untuk meningkatkan 1. Melakukan prosedur
kenyamanan (pengaturan untuk meningkatkan
posisi) kenyamanan
Hasil: (pengaturan posisi)
- Setelah diberikan 2. Mengajarkan relaksasi
posisi tidur senyaman otot autogenik atau
mungkin, Tn.S cara non farmakologi
tampak lebih rileks lainnya
Edukasi:
20.15 WITA Mengajarkan relaksasi
otot autogenik atau cara
non farmakologi lainnya
Hasil:
- Setelah mengajarkan
dan
mendemonstrasikan
relaksasi otot
autogenik, Tn.S
tampak lebih rileks
dan lebih tenang

Kamis,28-10-21 Gangguan pola Dukungan tidur S:


19.10 WITA tidur berhubungan Terapeutik: - Klien mengatakan masih
dengan nyeri Melakukan prosedur sulit untuk tidur
untuk meningkatkan O:
kenyamanan (pengaturan - Klien tampak sulit untuk
posisi) tidur akibat nyeri yang
Hasil: dialami
- Setelah diberikan A:
posisi tidur senyaman - Keluhan sulit tidur
mungkin, Tn.S cukup menurun
tampak lebih rileks P:
Edukasi: - Pertahankan intervensi:
Mengajarkan relaksasi 1. Melakukan prosedur
19.30 WITA otot autogenik atau cara untuk meningkatkan
non farmakologi lainnya kenyamanan
Hasil: (pengaturan posisi)
Setelah mengajarkan dan 2. Mengajarkan relaksasi
mendemonstrasikan otot autogenik atau
relaksasi otot autogenik, cara non farmakologi
Tn. S tampak lebih rileks lainnya
dan lebih tenang
Jumat,29-10-21 Gangguan pola Dukungan tidur S:
22.00 WITA tidur berhubungan Terapeutik: - Klien mengatakan sudah
dengan nyeri Melakukan prosedur bisa tidur seperti biasa
untuk meningkatkan O:
kenyamanan (pengaturan - Klien tampak sudah bisa
posisi) tidur karena tingkat
Hasil: nyeri yang sudah
- Setelah diberikan menurun
posisi tidur senyaman A:
mungkin, Tn.S - Keluhan sulit tidur
tampak lebih rileks menurun
Edukasi: P:
22.20 WITA Mengajarkan relaksasi - Pertahankan interensi
otot autogenik atau cara - Ajarkan tehnik relaksasi
non farmakologi lainnya autogenik
Hasil: - Perubahan posisi
- Setelah mengajarkan
dan
mendemonstrasikan
relaksasi otot
autogenik, Tn. S
tampak lebih rileks
dan lebih tenang
ADL ( Activity of Daily Living)

DI SUSUN OLEH:

HERNAWATI
21.04.012

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PANAKKUKANG MAKASSAR
2021/2022
N
Hari/Waktu Kegiatan Paraf
O
1. Senin, 25/10/21 - Penentuan kasus dan
11.00- 22.00 Wita Kebutuhan
- pembuatan LP kasus dan LP
kebutuhan

2. Selasa,26/10/21 - Melakukan pengkajian


15.47-20.00 Wita - Membuat perencanaan
Keperawatan
- Membuat LP Kasus dan LP
kebutuhan
- Membuat Askep
3. Rabu,27/10/21 - Konsul Askep di kampus
10.30-15.00 Wita - Membuat LP kasus, LP
Kebutuhan, Askep
- Melakukan Implementasi Hari
16.00-20.30
Pertama
4. Kamis, 28/10/21 - Membuat LP kasus, LP
10.20-14.00 Wita Kebutuhan, Askep
16.00-20.20 Wita - Melakukan Implementasi Hari
Kedua
5. Jumat,29/10/21 - Respon
10.30-11.30 Wita
21.30 Wita - Melakukan Implementasi Hari
ke 3

Anda mungkin juga menyukai