Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP NY.

S DENGAN KASUS
“GASTROPATI UREMIKUM” DI RUANGAN LONTARA I
RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

OLEH :

OKTAVIANA KRISTANTI
21.04.022

CI LAHAN CI INSTITUSI

(...........................................) (...........................................)

YAYASAN KEPERAWATAN SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021/2022
LAPORAN PENDAHULUAN KASUS “GASTROPATI UREMIKUM”
RSUP Dr. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

OLEH :

OKTAVIANA KRISTANTI
21.04.022

CI LAHAN CI INSTITUSI

(...........................................) (...........................................)

YAYASAN KEPERAWATAN SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021/2022
A. PENDAHULUAN
Gastropati didefenisikan sebagai setiap kelainan yang terdapat pada
mukosa lambung. Manifestasi klinis dari gastropati adalah kumpulan
gejala berupa anoreksia, nyeri ulu hati, mual, dan muntah. Penyebab
gastropati adalah efek samping dari pemakaian OAINS, serta beberapa
faktor lain seperti, infeksi H.pylori, konsumsi alkohol, refluks cairan
empedu, hipovolemia, dan kongesti kronik. Gastropati uremik termasuk
dalam jenis gastritis kronis non infeksi selain akibat dari obat kimiawi.
Penyakit ini terjadi pada penyakit ginjal kronik yang menyebabkan kadar
ureum terlalu banyak beredar pada mukosa lambung. Ureum dalam tubuh
dikeluarkan melalui ginjal berupa air seni. Bila ginjal rusak maka ureum
tubuh meningkat dan meracuni sel-sel tubuh. Ureum bergantung pad LFG
ginjal karena seluruhnya difiltrasi ginjal. Pada gagal ginjal kronik
menyebabkan penurunan laju LFG sehingga ureum, kreatinin, dan asam
urat meningkat dan tertimbun dalam darah. Sehingga terjadi uremia yang
mempengaruhi semua sistem tubuh.
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI
Saluran gastrointestinal (GI) adalah jalur panjang yang berjalan
melalui mulut melalui esofagus, lambung dan usus sampai anus. Esofagus
terletak di mediastinum rongga torakal, anterior terhadap tulang punggung
dan posterior terhadap trakea dan jantung. Selang yang dapat mengempis
ini, yang panjangnya kira-kira 25 cm (10 inchi), menjadi distensi bila
makanan melewatinya.
Bagian sisa dari gastrointestinal terletak di dalam rongga
peritoneal. Lambung ditemoatkan di bagian atas abdomen sebelah kiri dari
garis tengah tubuh, tepat di bawah diafragma kiri. Lambung adalah suatu
kantung yang daoat berdistensi dengan kapasitas kira-kira 1500 ml. inlet
ke lambung disebut pertemuan esofagus-gastrik. Dibagian ini dikelilingi
oleh cincin otot halus, disebut sfingter esofagus bawah (atau sfingter
kardia), yang saat kontraksi menutup kardia (jalan masuk), fundus, korpus
dan pilorus (outlet).
Lambung terdiri dari empat lapisan :
1. Lapisan peritoneal luar yang merupakan lapisan serosa
2. Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis ;
a. Serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung dengan
otot usufagus,
b. Serabut sirkuler, yang paling tebal dan terletak dipilorus serta
membentuk otot sfingter dan berada dibawah lapisan pertama,
c. Serabut oblik yang terutam dijumpai pada fundus lambung dan
berjalan dari orifisium kardiak, kemudian membelok ke bawah
melalui kurvatura minor (lengkung kecil).
3. Lapisan submucosa yang terdiri atas jaringan areolar berisi pembuluh
darah dan saluran limfe.
4. Lapisan mukosa yang terletak disebelah dalam, tebal dan terdiri atas
banyak kerutan atau rugae yang hilang bila organ itu mengembang
karena berisi makanan.
Membrane mukosa dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak saluran
limfe. Semua sel-sel itu mengeluarkan secret mucus. Permukaan mukosa
ini dilintasi saluran-saluran kecil dari kelenjar-kelenjar lambung. Semua
ini berjalan dari kelenjar lambung tubuler yang bercabang-cabang dan
lubang-lubang yang salurannya dilapisi oleh epitelium silinder. Epitelium
ini bersambung dengan permukaan mukosa dari lambung. Epitelium dari
bagian kelenjar yang mengeluarkan secret berubah-ubah dan berbeda-beda
di beberapa daerah lambung.
Kelenjar kardia terletak paling dekat lubang yang ada di sebelah esofagus.
Kelenjar di sini berbentuk tubuler, baik sederhana maupun bercabang dan
mengeluarkan secret mucus alkali. Kelenjar dari fundus terdahulu bekerja,
kelenjarnya tubuler dan berisi berbagai jenis sel. Beberapa sel, yaitu sel
asam atau sel oxintik, menghasilkan asam yang terdapat dalam getah
lambung. Dan yang lain lagi menghasilkan musin. Kelenjar dalam saluran
pilorik juga berbentuk tubuler. Terutama menghasilkan mucus alkali. Otot
halus sirkuler di dinding pilorus membentuk sfringter piloris dan
mengontrol lubang diantara lambung dan usus halus. Secara ringkas,
fungsi lambung antara lain ;
1. Lambung menerima makanan dan bekerja sebagai penampung untuk
jangka waktu pendek
2. Semua makanan dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidroklorida
dan dengan cara ini disiapkan untuk dicernakan oleh usus
3. Protein diubah menjadi pepton
4. Susu dibekukan dan kasein dikeluarkan
5. Pencernaan lemak dimulai dari lambung
6. Factor antianemi dibentuk
7. Chime, yaitu isi lambung cair, disalurkan masuk duodenum.
C. PENGERTIAN
Gastropati didefenisikan sebagai setiap kelainan yang terdapat pada
mukosa lambung. Gastropati menunjukkan suatu kondisi dimana terjadi
kerusakan epitel atau endotel tanpa inflamasi pada mukosa lambung..
Manifestasi klinis dari gastropati adalah kumpulan gejala berupa
anoreksia, nyeri ulu hati, mual, dan muntah. Salah satu penyebab
gastropati adalah efek samping dari pemakaian OAINS serta beberapa
faktor lain seperti, infeksi H.pylori, konsumsi alkohol, refluks cairan
empedu, hipovolemia, dan kongesti kronik.
Gastropati uremikum merupakan Komplikasi dari Penyakit Ginjal
Kronik (PGK) akibat tingginya kadar ureum. Gastropati uremikum, terjadi
pada gagal ginjal kronis yang menyebabkan ureum terlalu banyak beredar
pada mukosa lambung dan gastritis sekunder dari terapi obat-obatan.
D. ETIOLOGI
Salah satu penyebab gastropati adalah efek samping dari
pemakaian OAINS serta beberapa faktor lain seperti, infeksi H.pylori,
konsumsi alkohol, refluks cairan empedu, hipovolemia, dan kongesti
kronik.
Gastropati uremikum merupakan komplikasi dari Penyakit Ginjal
Kronik (PGK) akibat tingginya kadar ureum. Gastropati uremikum, terjadi
pada gagal ginjal kronis yang menyebabkan ureum terlalu banyak beredar
pada mukosa lambung dan gastritis sekunder dari terapi obat-obatan.
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Mual
2. Muntah
3. Dapat terjadi diare
4. Anoreksia
5. Sebah
6. Cepat kenyang
7. Dapat terjadi Hematemesis
8. Dapat terjadi Melena
F. PATOFISIOLOGI
Pada penyakit ginjal kronik, fungsi nefron akan menurun, yang
mengakibatkan seluruh unit nefron akan hancur, namun masih terdapat
sisa nefron yang masih utuh tetap dapat bekerja. Sisa nefron yang ada
mengalami hipertrofi sebagai kompensasi untuk melaksanakan seluruh
beban kerja ginjal. Hal ini mengakibatkan terjadinya hiperfiltrasi, yang
diikuti oleh peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus.
Proses ini juga diikuti oleh sclerosis nefron yang masih tersisa. Proses ini
akhirnya diikuti dengan penurunan fungsi nefron yang progresif, walaupun
penyakit dasarnya sudah tidak aktif lagi.
Pada penurunan fungsi nefron yang progresif, terjadi peningkatan
kadar urea dan kreatinin serum. Pada Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)
sebesar 60%, pasien masih belum merasakan keluhan (asimtomatik), tetapi
kadar urea dan kreatinin serum telah meningkat. Sampai pada LFG sebesar
30%, mulai timbul keluhan pada pasien seperti nokturia, mual, lemah,
nafsu makan kurang yang dapat berakibat penurunan berat badan. Pada
LFG dibawah 30%, pasien memperlihatkan gejala dan tanda uremia yang
nyata. Uremia merupakan istilah yang digunakan jika konsentrasi urea
dalam darah terlampau tinggi (>50 mg/dL). Apabila konsentrasi urea
serum rendah, urea tersebut tidak bersifat toksik. Uremia dapat
menimbulkan beragam gejala yang disebut sebagai sindrom uremic.
Sindrom uremik memiliki beragam gejala klinis, diantaranya yaitu
mengenai saluran gastrointenstinal, yang disebut sebagai uremic
gastropathy. Pada uremic gastropathy, terjadi peningkatan konsentrasi
produk-produk metabolik seperti amonia dan urea. Produk tersebut
berpenetrasi melalui mukosa lambung masuk ke dalam mukosa yang
mengakibatkan terbentuknya lesi pada sel epithelial superficial didalam
lambung. Toxic uremia juga mengakibatkan perubahan morfologi sistem
imun pada mukosa gaster sehingga terbentuklah atrofi pada mukosa yang
nantinya menyebabkan sekresi kelenjar di lambung tidak bekerja dengan
baik
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi gastrointestinal bagian atas diantaranya berupa
eritema, erosi, ulserasi, dan nodularitas di perut atau duodenum.
2. Macroscopi
Pemeriksaan makroskopi untuk menemukan karakteristik gastropati
uremik termasuk hyperplasia foveolar, berinti banyak sel parietal
dengan vakuola dan fragmentasi sitoplasma, dan ekstensi sel parietal
ke antrum dan bahkan duodenum. Ini mungkin terkait dengan terapi
steroid jangka Panjang dan efek trofik dari hypergastrinemia.
H. PENATALAKSANAAN
Pemilihan terapi pada pasien ini sudah benar, dengan mempertimbangkan
halhal berikut:
1. Diet ginjal 1700 kal/hari
Pada CKD, jumlah energi adalah 35 kal/kg berat badan
ideal/hari. Dengan perhitungan tersebut pada pasien ini didapatkan
1750 kal/hari.
2. Diet rendah protein=50 gr.
Asupan protein untuk pasien non dialisis=0,6-0,75 gr/kgBB
ideal per hari, sehingga didapatkan 30 gr/hari. Sedangkan untuk pasien
hemodialisis=1-1,2 gr/kgBB ideal per hari, sehingga didapatkan
50gr/hari
3. Infus D5% dua puluh tetes/menit.
Digunakan infus D5% karena nafsu makan pasien menurun
sehingga perlu tambahan energi berupa infus dekstrosa. Selain itu,
pasien memiliki hipertensi dan CRF dengan edema yang perlu
pembatasan masukan cairan yang mengandung elektrolit, seperti ringer
lactat atau NaCl.
4. Ondancentron 4 mg/8 jam.
Mekanisme kerja obat ini sebenarnya belum diketahui dengan
pasti. Meskipun demikian yang saat ini sudah diketahui adalah bahwa
ondansetron bekerja sebagai antagonis selektif dan bersifat kompetitif
pada reseptor 5HT3, dengan cara menghambat aktivasi aferen-aferen
vagal sehingga menekan terjadinya refleks muntah.
5. Kalitake 3x5 gr.
Kalitake diberikan untuk menurunkan absorbsi kalium dalam
saluran pencernaan, dengan tujuan mencegah hiperkalemi pada pasien.
6. Bicnat 3x1 tablet
Bicnat atau natrium bikarbonat diperlukan untuk mengatasi
asidosis metabolic yang sering terjadi pada pasien ESRD. Bicnat
bersifat alkaloid untuk mengurangi penetral asam yang terjadi pada
pasien asidemia
7. Asam folat 3x1
Tablet Asam folat diperlukan untuk memperbaiki anemia pada
CKD yang dapatdisebabkan oleh defisiensi asam folat.
8. Lisinopril 1x10 mg
Lisinopril adalah penghambat Angiotensin Converting Enzyme
(ACE) dan menghambat angiotensin II, suatu vasokonstriktor yang
kuat. Lisinopril mengatur mekanisme fisiologik yang spesifik, yakni
sistem reninangiotensin-aldosteron, yang berperan dalam pengaturan
tekanan darah. Awal kerjanya mulai dalam waktu 2 jam, setelah
pemberian per oral, efek puncak tercapai 7 jam setelah dosis per oral
dan efek berlanjut selama 24 jam setelah dosis tunggal harian.
9. Omeprazole 1x40 mg
Omeprazole merupakan antisekresi, turunan benzimidazole,
yang bekerja menekan sekresi asam lambung dengan menghambat
H+/K+-ATPase (pompa proton) pada permukaan kelenjar sel parietal
gastrik pada pH<4. Omeprazole yang berikatan dengan proton (H+)
secara cepat akan diubah menjadi sulfonamida, suatu penghambat
pompa proton yang aktif. Penggunaan omeprazole secara oral
menghambat sekresi asam lambung basal dan stimulasi pentagastrik.
Pada pasien ini penggunaan omeprazole ditujukan untuk mengurangi
sekresi asam lambung sehingga mengurangi kemungkinan semakin
parahnya asidemia.
10. Hemodialisis
Indikasi hemodialisis pada CRF adalah bila laju filtrasi
glomerulus kurang dari 5 ml/menit, atau salah satu dari kondisi:
• Keadaan umum buruk dan gejala klinis nyata
• K serum >6 mEq/L
• Ureum darah >200 mg/dL
• pH darah < 7,1
• Anuria berkepanjangan (>5 hari)
• Kelebihan cairan
11. Transfusi PRC 750 cc
Untuk mengatasi anemia pada pasien, dilakukan transfusi darah.
Kebutuhan PRC=3 x (Hb target – Hb sekarang) x BB, 149 sehingga
pada pasien didapatkan 750 cc
I. KOMPLIKASI
1. Perdarahan bagian saluran cerna atas
2. Ulkus
3. CA Lambung

J. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan langkah utama dan dasar utama dari proses
keperawatan yang mempunyai dua kegiatan pokok, yaitu :
1. Pengumpulan data
a. Identitas penderita
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register,
tanggal masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Adanya rasa mual, muntah, tidak nafsu makan, adanya nyeri pada
ulu hati.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya mual, muntah penyebab
terjadinya serta upaya yang telah dilakukan oleh penderita untuk
mengatasinya.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Adanya riwayat penyakit ginjal atau penyakit – penyakit  lain
yang ada kaitannya dengan gastropati uremikum misalnya penyakit
gagal ginjal, gastritis.  Adanya riwayat penyakit jantung, obesitas,
maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat
maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Meliputi apakah dalam keluarga pernah menderita penyakit
yang sama atau menderita penyakit yang lain.
f. Riwayat psikososial
Meliputi informasi mengenai prilaku, perasaan dan emosi
yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta
tanggapan keluarga terhadap penyakit penderita.
2. Pemeriksaan Fisik
Status kesehatan umum:
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat
badan dan tanda – tanda vital.
a. Sistem integumen
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas
luka.
b. Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada.
c. Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau   berkurang,
takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
d. Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi,
dehidrase, perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen,
obesitas.
e. Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat
berkemih.
f. Sistem muskuloskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan,
cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
g. Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi,
mengantuk, reflek lambat, kacau mental, disorientasi
K. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut
a. Definisi : pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset
mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan.
b. Penyebab
1) Agen pencedera fisiologis (mis., inflamasi, iskemia,
neoplasma
2) Agen pencedera kimiawi (mis., terbakar, bahan kimia iritan)
3) Agen pencedera fisik (mis., abses, amputasi, terbakar,
terpotong, mengangkat berat, prosedur operasi, trauma latihan
fisik berlebihan)
c. Gejala dan Tanda Mayor
 Subjektif
1) Mengeluh nyeri
 Objektif
1) Tampak meringis
2) Bersikap protektif (mis., waspada, posisi menghindari
nyeri)
3) Gelisah
4) Frekuensi nadi meningkat
5) Sulit tidur
d. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
Tidak tersedia
Objektif
1) Tekanan darah meningkat
2) Pola napas berubah
3) Nafsu makan berubah
4) Proses berpikir terganggu
5) Menarik diri
6) Berfokus pada diri sendiri
7) Diaforesis
2. Nausea
a. Definisi : Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang
tenggorokan atau lambung yang dapat mengakibatkan muntah
b. Penyebab
1) Gangguan biokimiawi (mis.uremia, ketoasidosis diabetik)
2) Ganggaun esofagus
3) Distensi lambung
4) Iritasi lambung
5) Gangguan prankeas
6) Peregangan kapsul limpa
7) Tumor terlokalisai (mis. Neuroma akustik, tumor otak
primer atau sekunder, mesastasis tulang di dasar tengkorak)
8) Peningkatan tekanan intraabdominal (mis. Keganasan
intraabdomen)
9) Peningktan tekanan intrakranial
10) Penignkatan tekanan intraorbital (mis. Glaukoma)
11) Mapuk perjalan
12) Aroma tidak sedap
13) Rasa makanan/minuman yang tidak enak
14) Stimulus penglihatan tidak menyenangkan
15) Faktor psikologia (mis. Kecemasan, ketakutan, stress)
16) Efek agen farmakologi
17) Efek toksin
c. Gejala dan tanda mayor
Subjektif
1) Mengeluh mual
2) Merasa ingin muntah
3) Tidak berminat makan
Objektif
(tidak tersedia)
d. Gejala dan tanda minor
Subjektif
1) Merasa asam dimulut
2) Sensasi panas/dingin
3) Sering menelan
Objektif
1) Saliva meningkat
2) Pucat
3) Deaforesis
4) Takikardia
5) Pupil dilatasi
3. Defisit nutrisi
a. Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme
b. Penyebab (PPNI, 2016)
1) Kurangnya asupan makanan
2) Ketidakmampuan menelan makanan
3) Ketidakmampuan mencerna makanan
4) Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
5) Peningkatan kebutuhan metabolisme
6) Faktor ekonomi (mis. finansial tidak mencukupi)
7) Faktor psikologis (mis. stress, keengganan untuk makan)
c. Gejala dan Tanda Mayor
 Subjektif
(Tidak tersedia)
 Objektif
Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
d. Gejala dan Tanda Minor
Subjektif
1) Cepat kenyang setelah makan
2) Kram/nyeri abdomen\
3) Nafsu makan menurun
Objektif
1) Bising usus hiperaktif
2) Otot pengunyah lemah
3) Otot menelan lemah
4) Memberan mukosa pucat
5) Sariawan
6) Serum albumin turun
7) Rambut rontok berlebihan
8) Diare
4. Diare
a. Defenisi : Pengeluaran feses yang sering, lunak dan tidk
terbentuk
b. Penyebab
Fisiologis
1) Inflamasi gastrointestinal
2) Iritasi gastrointestenila
3) Proses infeksi
4) Malabsorpsi
Psikologis
1) Kecemasan
2) Tingkat stress tinggi
Situasional
1) Terpapar kontaminan
2) Terpapar toksin
3) Penyalagunaan laksatip
4) Penyalagunaan zat
5) Program pengobatan ( agen tiroid, analgesik, pelunak
fases, ferosulfat, antasida, cimetidine, dan antibiotik)
6) Perubahan air dan makanan
7) Bakteri pada air
c. Gejala dan tanda mayor
Subjektif (tidak tersedia)
Objektif
1) Defekasi lebih dari 3 x dalm 24 jam
2) Feses lembek atau cair
d. Gejala dan tanda mayor
Subjektif :
1) Urgency
2) Nyeri/kram abdomen
Objektif
1) Frekuensi peristaltik meningkat
2) Bising usus hiperaktif
5. Gangguan pola tidur
a. Definisi : Gangguan kualitas an kuantitas waktu tidur akibat
factor ekternal.
b. Penyebab
1) Hambatan lingkungan (mis, kelembapan lingkungan sekitar,
suhu lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap,
jadwal pemantauan/pemeriksaan/tindakan)
2) Kurang kontrol tidur
3) Kurang privasi
4) Restraint fisik
5) Ketiadaan teman tidur
6) Tidak familiar dengan peralatan tidur
c. Gejala dan tanda mayor
 Subjektif
1) Mengeluh sulit tidur
2) Mengeluh sering terjaga
3) Mengeluh tidak puas tidur
4) Mengeluh pola tidur berubah
5) Mengeluh istirahat tidak cukup
 Objektif
(tidak tersedia)
d. Gejala dan tanda minor
 Subjektif
Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
 Objektif
(tidak tersedia)
6. Intoleransi aktivitas
a. Definisi : Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas
sehari hari.
b. Penyebab
1) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2) Tirah baring
3) Kelemahan
4) Imobilitas
5) Gaya hidup menoton
c. Gejala dan tanda mayor
 Subjektif
Mengeluh lelah
 Objektif
Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat
d. Gejala dan tanda minor
 Subjektif
1) Dispenea saat/setelah aktivitas
2) Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
3) Merasa lemah
 Objektif
1) Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat.
2) Gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas
3) Gambaran EKG menunjukkan iskemia
4) Sianosis
L. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Luaran
Intervensi Rasional
keperawatan keperawatan
Nyeri Nyeri a. Identifikasi tingkat nyeri, a. untuk mengetahui tingkat
akut menurun meliputi: lokasi, nyeri pasien
karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas,insentitas
dan faktor pencetus.
b. Monitor TTV b. mengetahui keadaan
umum pasien

c. Berikan posisi yang nyaman c. posisi yang nyaman dapat


menurunkan nyeri
d. agar klien mampu
d. Ajarkan teknik melakukan teknik
nonfarmakologi untuk nonfarmakologi (relaksasi
mengurangi nyeri (relaksasi dan distraksi) untuk
dan ditraksi) mengurangi rasa nyeri
yang dirasakan
e. pemberian obat analgetik
e. Kolaborasi dalam dapat mengurangi rasa
pemberian obat analgetik nyeri pasien

Nausea Nausea a. Identifikasi faktor-faktor a. untuk menghindari


menurun yang dapat menyebabkan penyebab timbulnya
atau berkontribusi mual
terhadap mual (misalnya,
obat-obatan dan prosedur)
b. Identifikasi strategi yang b. strategi tersebut dapat

telah berhasil (dilakukan) dilanjutkan sampai

dalam (upaya) mengurangi menghilangkan rasa mual

Mual
c. Tingkatkan istirahat dan c. untuk memfasilitasi

tidur yang cukup untuk pengurangan mual

memfasilitasi pengurangan
mual
d. Ajari penggunaan teknik d. sebagai identifikasi
nonfarmakologi penanganan mual
(misalnya., biofeedback,
hypnosis, relaksasi,
imajinasi terbimbing,
terapi music, distraksi,
akupresur) untuk
mengatasi mual
e. untuk
e. Kolaborasi dalam
mengurangi/mencegah
pemberian obat antiemetik
terjadinya mual
Defisit Nutrisi a. identifikasi status nutrisi a. Untuk mengetahui
nutrisi meningkat dan kebiasaan makan. tentang keadaan
dan kebutuhan
nutrisi pasien
sehingga dapat
diberikan tindakan
b. Timbang berat badan
dan pengaturan
setiap seminggu sekali.
diet yang adekuat.
b. Berat badan
merupakan salah
c. Anjurkan pasien untuk
satu indikasi untuk
mematuhi diet yang telah
menentukan diet
diprogramkan.
c. Kepatuhan
terhadap diet dapat
d. Kolaborasi untuk
mencegah
pemberian diet
komplikasi
terjadinya
penyakit.
d. Pemberian diet
yang sesuai dapat
meningkatkan
nutrisi
a. Identifikasi faktor yang a. sebagai identifikasi
bisa menyebabkan diare tindakan yang akan
(misalnya, medikasi, dilakukan selanjutnya
bakteri dan pemberian
makanan lewat selang)
b. Monitor tanda dan gejala b. untuk mengetahui

diare penyebab

c. Ukur diare/output c. diare yang

pencernaan dialamiMengidentifikasi
perkembangan penyakit
d. Anjurkan pasien untuk d. mengurangi terjadinya
mencoba menghindari diare berkepanjangan
makanan yang
mengandung laktosa
e. Konsultasikan dengan
dokter jika tanda dan
e. untuk menentukan
gejala diare menetap
tindakan yang akan
dilakukan selanjutnya
Intoleransi Aktivitas a. Identifikasi tingkat a. Untuk mengetahui
aktivitas meningkat kekuatan otot pada kaki derajat  kekuatan
pasien. otot-otot  kaki
pasien.
b. Bantu pasien dalam b. Agar kebutuhan
memenuhi kebutuhannya. pasien tetap dapat
terpenuhi.

c. Beri penjelasan tentang c. Pasien mengerti


pentingnya melakukan pentingnya
aktivitas.
aktivitas sehingga
dapat kooperatif
d. Anjurkan pasien untuk dalam tindakan
menggerakkan/mengangka keperawatan.
t ekstrimitas bawah sesui d. Untuk melatih otot
kemampuan. – otot kaki sehingg
e. Kolaborasi dalam berfungsi dengan
pemberian tenaga baik
fisioterapi. e. Fisioterapi untuk
melatih pasien
melakukan
aktivitas secara
bertahap dan benar.
Gangguan Pola tidur a. Identifikasi adanya faktor a. Mengetahui faktor
pola tidur membaik penyebab gangguan pola penyebab gangguan pola
tidur yang lain seperti tidur yang lain dialami
cemas, efek obat-obatan dan dirasakan pasien
dan suasana ramai. b. mengetahui perubahan
b. Identifikasi tentang dari hal-hal yang
kebiasaan tidur pasien di merupakan kebiasaan
rumah. pasien ketika tidur akan
mempengaruhi pola tidur
pasien.
c. Ciptakan lingkungan yang c. Lingkungan yang nyaman
nyaman dan tenang. dapat membantu
meningkatkan
tidur/istirahat.
d. Anjurkan pasien
d. Pengantar tidur akan
untuk menggunakan
memudahkan pasien
pengantar tidur dan
dalam jatuh dalam tidur,
teknik  relaksasi .
teknik relaksasi akan
mengurangi ketegangan
dan rasa nyeri.
DAFTAR PUSTAKA

PPNI (2018). Standar diagnosa keperawatan indonesia. Jakarta, dewan pengurus


pusat PPNI

PPNI (2018). Standar luaran keperawatan indonesia. Jakarta, dewan pengurus


pusat PPNI

PPNI (2018). Standar intervensi keperawatan indonesia . jakarta, dewan pengurus


pusat PPNI

Ilha, M (2020). Laporan Pendahuluan Gastropati Uremikum.


https://www.scribd.com/document/442559521/LP-GASTROPATI-
UREMIKUM-docx

Chenso, S (2017). Chronic Renal Failure With Gastropathy Uremicum And


Hypertensive Renal Disease On 34 Years Old Woman. Jurnal
Agromedicine Vol. 1 No. 2.
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/agro/article/view/1319

Winda, A (2020). Laporan Pendahuluan Gastropati Uremikum.


https://www.scribd.com/document/458698102/LP-GASTROPATI-
UREMIKUM

Anda mungkin juga menyukai