Data Obyektif :
1. Hasil laboratorium: CA 125 meningkat
2. Hasil USG tampak ada massa
3. Hemoglobin rendah bila terjadi hemolisis
4. Hematokrit meningkat
5. Distensi abdomen
6. Peningkatan lingkar perut
3. Pemeriksaan penunjang 1. Darah rutin: Darah lengkap, Ca 125
2. USG Abdomen
3. Thorax PA
4. Diagnosis Keperawatan Diagnosa keperawatan dan pengertian sesuai SDKI
Pre Operasi
1. Nyeri akut (D.0077)
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional,
dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
kurang dari 3 bulan.
2. Nausea (D. 0076)
Perasaan tidak nyaman pada bagian belakang
tenggorok atau lambung yang dapat mengakibatkan
muntah.
3. Ansietas (D.0080)
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu
terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik akibat
antisipasi bahaya yang memungkinkan individu
melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman.
4. Konstipasi (D. 0049)
Penurunan defekasi normal yang disertai
pengeluaran feses sulit dan tidak tuntas, serta feses
kering dan banyak.
5. Resiko perdarahan (D.0012)
Berisiko mengalami kehilangan darah baik internal
(terjadi di dalam tubuh) maupun eksternal ( terjadi
hingga keluar tubuh).
Intra Operasi:
1. Gangguan integritas kulit/jaringan ( D. 0129)
Kerusakan kulit (dermis / epidermis) atau jaringan.
Post Operasi :
1. Nyeri akut (D.0077):
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional,
dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung
kurang dari 3 bulan.
2. Gangguan integritas kulit / Jaringan ( D. 0129):
Kerusakan kulit (dermis / epidermis) atau jaringan.
3. Gangguan mobilitas fisik (D.0054):
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari salah satu
atau lebih ekstermitas secara mandiri.
4. Risiko infeksi (D.0142):
Berisiko mengalami peningkatan terserang
organisme patogenik.
5. Nursing Outcome Nursing Outcome dan Kriteria Hasil sesuai SLKI
1. Tingkat nyeri menurun (L.08066)
Kriteria hasil : Keluhan nyeri menurun, meringis
menurun, sikap protektif menurun, gelisah
menurun, kesulitan tidur menurun, frekuensi nadi
membaik.
2. Tingkat nausea menurun (L.08065)
Kriteria hasil: nafsu makan meningkat, keluhan
mual berkurang, perasaan ingin muntah menurun,
tidak pucat, dan TTV dalam batas normal.
3. Tingkat ansietas menurun (L.09093)
Kriteria hasil : Verbalisasi kebingungan menurun,
verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi
menurun, perilaku gelisah menurun, perilaku
tegang menurun, konsentrasi membaik, pola tidur
membaik
4. Eliminasi fekal membaik (L. 04033)
Kriteria hasil: control pengeluaran feses meningkat,
keluhan defekasi lama dan sulit menurun, dan
frekuensi BAB membaik.
5. Mobilitas fisik meningkat (L. 05042)
Kriteria hasil: pergerakan ekstremitas meningkat,
kekuatan otot meningkat, ROM meningkat.
6. Tingkat infeksi menurun (L.14137)
Kriteria hasil : peningkatan kebersihan tangan,
peningkatan kebersihan badan, nafsu makan
makan membaik, tidak demam, tidak adanya
kemerahan dan bengkak pada area luka, hasil
kultur darah atau sputum membaik.
6. Intervensi Keperawatan 1. Manajemen nyeri (I.08238):
Observasi
Identifikasi lokasi, karateristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri.
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri secara non verbal
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
terhadap nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup.
Monitor keberhasilan terapi komplementer
yang sudah diberikan
Monitor efek samping analgetik.
Terapeutik
Berikan teknik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
nyeri
Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan untuk menggunakan analagetik
secara tepat
Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri.
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik bila perlu.
Edukasi
Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
Anjurkan sering membersihkan mulut kecuali
merangsang mual
Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan
rendah lemak
Ajarkan penggunaan teknik farmakologis untuk
mengatasi mual (hipnosis. Relaksasi, terapi
musik, dan akupressur)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antiemetik bila perlu.
Terapeutik
Ciptakan suansana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan.
Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
bila memungkinkan
Pahami situasi yang membuat ansietas
Dengarkan penuh perhatian
Gunakan pendekatan yang tenang dan
perhatian
Diskusikan perencanaan realistis tentang
perencanaan realistis tentang peristiwa yang
akan datang
Edukasi
Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
mungkin dialami
Jelaskan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
Anjurkan keluarga untuk terus bersama pasien
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika
perlu.
Terapeutik
Anjurkan waktu yang konsisten untuk buang
air besar
Berikan privacy, kenyamanan, dan posisi yang
meningkatkan defekasi
Gunakan enema rendah, jika perlu
Anjurkan dilatasi rektal digital, jika perlu
Ubah program latihan eliminasi fekal bila perlu.
Edukasi
Anjurkan mengkonsumsi makanan tertentu
sesuai program
Anjurkan asupan cairan yang adekuat sesuai
kebutuhan
Anjurkan olahraga sesuai toleransi.
Kolaboratif
Kolaborasi penggunaan supositoria bila perlu.
Terapeutik
Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
misalnya pagar pengaman tempat tidur
Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik, bila perlu
Libatkan keluarga dalam membantu pasien
pergerakan.
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
Anjurkan melakukan pergerakan dini
Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus
dilakukan (Misalnya duduk di tempat tidur,
duduk di sisi tempat tidur, pindah dari tempat
tidur ke kursi).
Terapeutik
Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit pada area edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
dengan pasien dan lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptik pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi
Anjurkan makan/minum hangat
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
Terapeutik
Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
Bersihkan jaringan nekrotik
Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika
perlu
Pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahankan Teknik steril saat melakukan
perawatan luka
Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan
drainase
Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau
sesuai kondisi pasien
Berikan diet dengan kalori 30 – 35
kkal/kgBB/hari dan protein 1,25 – 1,5
g/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis:
vitamin A, vitamin C, Zinc, asam amino),
sesuai indikasi
Berikan terapi TENS (stimulasi saraf
transcutaneous), jika perlu
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori
dan protein
Ajarkan prosedur perawatan luka secara
mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi prosedur debridement (mis:
enzimatik, biologis, mekanis, autolitik), jika
perlu
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
7. Informasi dan edukasi 1. Manajemen nyeri (Teknik non farmakologis untuk
mengurangi nyeri, anjurkan istirahat yang cukup,
dan ajarkan cara menggunakan terapi analgetik
secara tepat)
2. Anjurkan untuk makan tinggi karbohidrat dan
rendah lemak untuk mengurangi mual.
3. Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi
mual.
4. Anjurkan untuk makan tinggi serat atau sesuai
program untuk mencegah konstipasi.
5. Anjurkan untuk asupan cairan yang yang adekuat
sesuai kebutuhan.
6. Anjurkan olahraga sesuai dengan toleransi.
7. Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi.
8. Anjurkan untuk melakukan mobilisasi bertahap
(mika – miki, berbaraing ke duduk, duduk di tepi
tempat tidur, dari tempat tidur ke kursi).
9. Anjurkan keluarga untuk membantu mobilisasi
10. Ajarkan cara cuci tangan dengan benar
11. Ajarkan ADL pasca rawat
12. Anjurkan untuk konsusmsi makanan tinggi kalori
dan tinggi protein.
13. Perawatan pasca rawat (pasien dan keluarga)