Data Obyektif :
1. Hasil laboratorium: CA 125 meningkat
2. Hasil USG tampak ada massa
3. Hemoglobin rendah bila terjadi hemolisis
4. Hematokrit meningkat.
Pre Operasi
1. Nyeri akut (D.0077)
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan
3. Ansietas (D.0080)
Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap
objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya
yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman.
Intra Operasi
4. Risiko perdarahan (D.0012)
Berisiko mengalami kehilangan darah baik internal (terjadi
di dalam tubuh) maupun eksternal ( terjadi hingga keluar
tubuh).
5. Risiko infeksi (D.0142)
Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme
patogenik.
Post Operasi :
6. Nyeri akut (D.0077)
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
6. Intervensi Keperawatan
1. Manajemen nyeri (I.08238): mengidentifikasi dan mengelola
pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan atau fungsuonal oleh onset mendadak atau
lambat dan berintensitas rinfan hingga berat dan konstan.
Observasi
Identifikasi lokasi, karateristik, durasi, frekuensi, kualitas
dan intensitas nyeri.
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri secara nonverbal
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan terhadap nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup.
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
diberikan
Monitor efek samping analgetik.
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan untuk menggunakan analagetik secara tebap
Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik bila perlu.
Observasi
identiikasi saat tingkat ansietas berubah (kondisi, waktu,
dan stressor).
Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal).
Terapeutik
Ciptakan suansana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan.
Temani pasien untuk mengurangi kecemasan bila
memungkinkan
Pahami situasi yang membuat ansietas
Dengarkan penuh perhatian
Guakan pendekatan yang tenang dan perhatian
Diskusikan perencanaan realistis tentang perencanaan
realistis tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi
Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
dialami
Jelaskan secara faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
Anjurkan keluarga untuk terus bersama pasien
Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketgangan
Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu.
Terapeutik
Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit pada area edema
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
dan lingkungan pasien
Pertahankan teknik aseptic pada pasien berisiko tinggi
Edukasi
Anjurkan makan/minum hangat
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
Ajarkan etika batuk
Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi
Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Anjurkan meningkatkan asupan cairan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian imunisasi, jika perlu
Terapeutik
Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik,
sesuai kebutuhan
Bersihkan jaringan nekrotik
Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
Pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahankan Teknik steril saat melakukan perawatan luka
Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai
kondisi pasien
Berikan diet dengan kalori 30 – 35 kkal/kgBB/hari dan
protein 1,25 – 1,5 g/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis: vitamin A,
vitamin C, Zinc, asam amino), sesuai indikasi
Berikan terapi TENS (stimulasi saraf transcutaneous), jika
perlu
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi prosedur debridement (mis: enzimatik, biologis,
mekanis, autolitik), jika perlu
Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
1. Dukungan mobilisasi (I.05173)
Observasi
Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
memulai mobilisasi
Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisasi
Terapeutik
Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu (mis: pagar
tempat tidur)
Fasilitasi melakukan pergerakan, jika perlu
Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
Anjurkan melakukan mobilisasi dini
Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan (mis:
duduk di tempat tidur, duduk di sisi tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi)
7. Informasi dan edukasi 1. Diet tinggi kalori, tinggi protrin, rendah karbohidrat, rendah
lemak, dan rendah garam
2. Istirahat dan tidur yang cukup
3. Ajarkan untuk mengukur intake dan output cairan
4. Batasi cairan bila sdah overload
5. Anjurkan untuk selalu mengontrol tekanan darah
6. Anjurkan untuk menimbang berat badan setiap hari
7. Anjurkan untuk makan dalam porsi kecil dan sering
8. Manajemen nyeri
9. Manajemen non farmakologis untuk mengelola mual dan
muntah
10. Perawatan pasca rawat (pasien dan keluarga)
8. Discharge planning 1. Pemeiksaan Antenatal yang teratur dan bermutu, serta teliti,
dapat mengenali sedini mungkin gejala preeklamsia ringan,
kemudain diberikan pengobatan yang cukup agar tidak
menjadi berat.
2. Menjaga kenaiakn berat badan
3. Konsumsi Antihipertensi
9. Kriteria pasien pulang 1. Hemodinamik stabil
2. Frekuensi Gerak janian dan Denyut jantung janin dalam
keadaan normal
10. Penelaah kritis Ka.Sie, Mutu, dan komite keperawatan
11. Kepustakaan 1. PPNI (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indinesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : DPP PPNI
2. PPNI (2018), Standar Luaran Keperawatan Indinesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta : DPP PPNI
3. PPNI (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indinesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta : DPP PPNI
4. Prawirohardjo,S.,2009. Ilmu kandungan Edisi II.Jakarta:PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo