0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
28 tayangan10 halaman
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kebutuhan dasar rasa nyaman dan nyeri. Terdapat definisi nyeri, sistem fisiologi, faktor yang mempengaruhi, macam gangguan yang dapat terjadi, pengukuran nyeri, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul seperti nyeri akut, nyeri kronis, dan ansietas beserta rencana asuhannya.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kebutuhan dasar rasa nyaman dan nyeri. Terdapat definisi nyeri, sistem fisiologi, faktor yang mempengaruhi, macam gangguan yang dapat terjadi, pengukuran nyeri, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul seperti nyeri akut, nyeri kronis, dan ansietas beserta rencana asuhannya.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang konsep kebutuhan dasar rasa nyaman dan nyeri. Terdapat definisi nyeri, sistem fisiologi, faktor yang mempengaruhi, macam gangguan yang dapat terjadi, pengukuran nyeri, diagnosa keperawatan yang mungkin muncul seperti nyeri akut, nyeri kronis, dan ansietas beserta rencana asuhannya.
I. Konsep kebutuhan dasar gangguan rasa nyaman nyeri
I.1. Definisi Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Aziz Alimul, 2006). I.2. Sistem Fisiologi Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan reseptor. Nyeri yang dimaksud adalah nocieptor ,merupakan ujung-ujung saraf sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki nyelin yang terbesar pada kulit dan mukosa, khusunya pada persendian dinding arteri, hati dan kandung empedu. I.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi rasa nyamannyeri Pengalaman nyeri pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya adalah: a. Arti Nyeri. Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak, dan lain-lain. Keadaan ini di pengaruhi lingkungan dan pengalaman. b. Persepsi Nyeri. Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektif tempatnya pada korteks (pada fungsi evaluasi kognitif). Persepsi ini di pengaruhi oleh faktor yang dapat memicu stimulasi nociceptor. c. Toleransi Nyeri. Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol, obat-obatan, hipnotis, gerakan atau garakan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat dan sebagainya. Sedangkan faktor yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, nyeri yang kunjung tidak hilang, sakit, dan lain-lain. d. Reaksi terhadap Nyeri. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan,gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk respon nyeri yang dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor, seperi arti nyeri, tingkat perspepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan sosial, kesehatan fisik dan mental, rasa takut, cemas, usia, dan lain-lain. I.4. Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi pada rasa nyaman. a. Nyeri Akut Nyeri akut adalah suatu keadaan dimana seseorang melaporkan adanya ketidak nyamanan yang hebat. Awitan nyeri akut biasanya mendadak, durasinya singkat kurang dari 6 bulan. b. Nyeri Kronik Nyeri kronik adalah keadaan dimana seorang individu mengalami nyeri yang berlangsung terus menerus, akibat kausa keganasan dan non keganasan atau intermiten selama 6 bulan atau lebih. c. Mual Mual adalah keadaan dimana individu mengalami sesuatu ketidak nyamanan, sensasi seperti gelombang dibelakang tenggorokan epigastrium, atau seluruh abdomen yang mungkin atau mungkin tidak menimbulkan muntah. I.5. Pengukuran nyeri a. Ringan = Skala nyeri 1-3 : secara obkektif pasien masih dapat berkomunikasi dengan baik b. Sedang = Skala nyeri 4-6 : secara objektif paisen dapat menunjukkan lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang diberikan c. Berat = Skala nyeri 7-9 : secara objektif pasien masih bisa merespon, namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan d. Nyeri sangat berat = Skala nyeri 10 : secara objektif pasien tidak mampu berkomunikasi dank lien merespon dengan cara memukul. II. Rencana asuhan klien dengan gangguan rasa nyaman nyeri II.1. Pengkajian II.1.1. Riwayat keperawatan Mengeluh nyeri pada area luka operasi Apa adar iwayat penyakit struma Apa ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama ? II.1.2. Pemeriksaan fisik: data fokus Data subyektif 1. Observasi nares : a) Frekuensi pernapasan meningkat. Takipnea, dispnea, edema paru. b) Riwayat pembedahan 2. Riwayat Struma a) Nyeri orbital, lokasi dan beratnya 3. Gangguan umum lainnya : kelemahan Data Obyektif 1. Demam, adanya atropiotot. 2. Terdapat benjolan di lehernya 3. Diaphoresis, sifat dan ciri-ciri tubuh, keadaan rambut termasuk kualitasnya serta keadaan mata. 4. Terdapat drain pada di area lukaoperasi II.1.3. Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan Sidik Tiroid Pemeriksaan Lab serum T4 dan T3 Pemeriksaan USG Biopsi aspirasi jarum halus II.2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul Diagnosa 1 nyeri akut II.2.1. Definisi Pengalaman Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul dari kerusakan jaringan baik secara actual atau potensial atau merupakan kerusakan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional) yang terjadi secara tiba- tiba atau dengan waktu yang lama dengan intensitas ringan sampai berat dan dapat diantisipasi atau diprediksikan dan lamanya kurang dari 6 bulan II.2.2. Batasan karakteristik Perubahan selera makan Perubahan tekanan darah Perubahan frekuensi jantung Perubahan frekuensi pernafasan Mengekspresikan prilaku mis: gelisah, merengek, menangis Melaporkan nyeri secara verbal Gangguan tidur II.2.3. Faktor yang berhubungan Agen cedera fisik Diagnosa 2 Nyeri Kronis II.2.4. Definisi Pengalaman emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang timbul dari kerusakan jaringan secara actual dan potensial atau menunjukkan adanya kerusakan (Assosiation for Study of Pain) : serangan mendadak atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat, tetap atau berulang tanpa adanya antisipasi atau tidak diketahui dampak dan memiliki waktu >6 bulan. II.2.5. Batasan karakteristik : Mengganggu aktivitas sebelumnya Kecemasan Berhentinya pertumbuhan seluruh otot Perubahan pola tidur Melaporkan tanda tanda Depresi Wajah topeng Kelemahan Tingkahlaku berhatihati Menjaga kelakuan Mudah marah Mencegah perilaku protektif Mengurangi interaksi dengan orang lain Gelisah Fokus pada diri sendiri Respon simpatik ( temperatur, dingin, perubahan posisitubuh, hipersensitivitas ) Melaporkan secara verbal tentang nyeri II.2.6. Faktor yang berhubungan Gangguan fisik kronik Gangguan psikososial kronik Diagnosa 3 ansietas II.2.7. Definisi Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonomy (sumber sering kali tidak diketahui oleh individu): perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi ancaman. II.2.8. Batasan karakteristik 1. Prilaku: Gelisah Penurunan produktivitas Melihat sepintas Mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwan hidup 2. Affektif: Gelisah Ketakutan Rasa nyeri yang meningkatkan ketidak berdayaan Khawatir 3. Fisiologis: Wajah tegang Peningkatan keringat Peningkatan ketegangan Gemetar Suarabergetar
II.2.9. Faktor yang berhubungan
Perubahan dalam status kesehatan Infeksi II.3. Perencanaan Diagnosa 1 Nyeriakut II.3.1. Tujuan (NOC) Pain level Pain control Comfort level Kriteriahasil Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tekhnik non farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan) Melaporkan bahwan yeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang II.3.2. Intervensi (NIC) Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi Observasi reaksi non verbal dari ketidak nyamanan Gunakan tekhnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien Kajikultur yang mempengaruhi respon nyeri Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan Ajarkan tentang tekhnik non farmakologi Kolaborasi pemberian analgetik Diagnosa 2 Nyeri Kronik II.3.3. Tujuan (NOC) Pain level Pain control Comfort level Kriteria hasil Tidak ada gangguan tidur Tidak ada gangguan konsentrasi Tidak ada gangguan hubungan interpersonal Tidak ada ekspresi menahan nyeri dan ungkapan secara verbal Tidak ada tegangan otot II.3.4. Intervensi (NIC) Pain Manajemen Monitor kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri Tingkatkan istirahat dan tidur yang ade kuat Kolaborasi pemberian analgetik Jelaskan pada pasien penyebab nyeri Lakukan tehnik non farmakologis (relaksasi, masa sepunggung) Diagnosa 3ansietas II.3.5. Tujuan (NOC) Anxiety self control Anxiety level Coping Kriteriahasil Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tekhnik untuk mengontrol cemas Vital sign dalam batas normal Posturtubuh, ekspresiwajah, bahasa tubuh dan tingkat aktifitas menunjukkan berkurangnya kecemasan II.3.6. Intervensi (NIC) Anxiety reduction (penurunan kecemasan) Gunakan pendekatan yang menenangkan Nyatakan dengan jelas harapan terhadap prilaku pasien Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur Pahami perspektif pasien terhadaps ituasi stress Dorong keluarga untuk menemani anak Dengarkan dengan penuh perhatian Identifikasi tingkat kecemasan Bantu pasien mengenalsituasi yang menimbulkan kecemasan Kolaborasi obat untuk mengurangi kecemasan DAFTAR PUSTAKA
Aziz. A. 2006. KebutuhanDasarManusia.Jakarta: EGC
Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusiadan Proses
Keperawatan Edisi 4. Jakarta :SalembaMedika.
Nurarif .A.H., Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan