Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

TENTANG
GANGGUAN PEMENUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN (NYERI)
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Keperawatan Dasar
Dosen Pembimbing : Ns.Erni Suprapti, M.Kep

DISUSUN OLEH :
FEBBY PRADITHA PUTRI
20101440120038

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES AKPER KESDAM IV/DIPONEGORO
SEMARANG
2022
A. KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
1. ANATOMI FISIOLOGI
Reseptor nyeri (nosireceptor) adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima
rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan adalah ujung saraf bebas dalam kulit
yang berespon hanya pada stimulus kuat yang seccara potensial merusak.
a. Mekanik (mekano sensitif) : kerusakan ujung saraf bebas akibat trauma karena
benturan atau gerakan.
b. Thermis (thermo sensitif) : rangsangan panas atau dingin yang berlebihan.
c. Kimia (khemo sensitif) : rangsangan zat kimia berupa bradikinin, serotinin,
ion kalium, asam, prestaglandin, asetikolon, dan enzim proteolitik.
Mekanisme penghantar impuls nyeri
a. Serabut delta A (menusuk dan tajam) : pada kulit dan otot bermielin halus,
garis tengah 2-5 mm, kecepatan 6-30 m/detik.
b. Serabut delta C (panas dan berbakar) : dalam otot, tidak bermielin. Garis
tengah 0,4-1,2 mm, kecepatan 0,5-2,0 m/detik.
c. Serabut perifer : serabut yang mengirimkan implus nyeri ke medulla spinalis.
d. Medulla sepinalis : saraf yang menyalurkan implus nyeri dari serabut araf
lainnya.
e. Masa abu-abu : tempat terakhir stimulus nyeri disalurkan.
f. Sel saraf inhibitor : sel syaraf yang mencegah stimulus nyeri sehingga tidak
mencapai cerebral.
g. Cerebral : saraf pusat yang memiliki fungsi mengintervensikan.
(Andarmoyo, 2013)

2. DEFINISI
Keamanan adalah keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa keadaan
nyaman dan tentram. Keamanan adalah kondisi yang membuat seseorang merasa
aman, antara lain: perlindungan terhadap bahaya, fisik, perlindungan tehadap acaman
psikologis, bebas dari rasa sakit, keseimbangan (stabilitas, ketergantungan) (Potter &
Perry, 2006)
Nyaman adalah keadaan individu mengalami sensasi yang tidak menyenangkan
dalam menanggapi terhadap sesuatu rangsangan yang berbahaya. Nyeri merupakan
kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat sangat subjektif. Perasaan
nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal skala atau tingkahnya, dan hanya orang
tersebutlah yang menjelaskan atau mencapai rasa nyari yang dialami. (Tetty, 2015).
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yng
muncul akibat kerusakan jaringan actual atau potensial atau yang digambarkan
sebagai kerusakan (International Asosiasi fol itu Belajar dari Rasa Sakit). Sebuah
witan yang tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dpat
diantisipasi atau diprediksi dandengan durasi kurang dari 3 bulan. (Andarmoyo, 2013)
1. Nyeri kronis adalah pengalamn ensorik dan emosional tidak menyenangkan
yang muncul akibat kerusakan jaringan actual atau potensial atau yang
digambarkan sebagai suatu kerusakan (International Asosiasi fol itu Belajar
dari Raa Sakit), awitan yang tiba-tiba atau lambat dari intensitas ringan
hingga berat, terjadi konstan atau secara berulang tanpa akhir yang dapat
diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung lebih dari 3 bulan.
(Andarmoyo, 2013)
3. TANDA TANDA KEBUTUHAN TERPENUHI
• Tidak mengalami gangguan secara fisik
• Tidak merasakan nyeri
• Dapat mempertahankan keselamatan
• Dapat mengurangi ancaman
4.FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
• Emosi Kecemasan, depresi, dan marah yang tidak terkendali akan mudah
terjadi dan mempengaruhi keamanan dan kenyamanan.
• Status Mobilisasi Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan
kesadaran menurun memudahkan terjadinya resiko injury menyebabkan
klien selalu merasa tidak aman dalam beraktivitas dan tidak nyaman dengan
keterbatasan fisik yang dialaminya.
• Gangguan Persepsi Sensori Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan
yang berbahaya seperti gangguan penciuman, pendengaran dan penglihatan
yang lebih sering tidak nyata menimbulkan rasa tidak nyaman saat
gangguan datang
• Keadaan Imunitas Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh
kurang sehingga mudah terserang penyakit.
• Tingkat Kesadaran Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap
rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang tidur.
• Informasi atau Komunikasi Gangguan komunikasi seperti aphasia atau
tidak dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan.
• Gangguan Tingkat Pengetahuan Kesadaran akan terjadi gangguan
keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya.
• Penggunaan antibiotik yang tidak rasional Antibiotik dapat menimbulkan
resistensi dan anafilaktik syok.
• Status nutrisi Keadaan nutrisi yang kurang dapat menimbulkan kelemahan
dan mudah menimbulkan pe nyakit, demikian sebaliknya kelebihan nutrisi
beresiko terhadap penyakit tertentu.

5.GANGGUAN KEBUTUHAN YANG TERJADI


• Nyeri Akut
Merupakan pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang
dari 3 bulan.
Tanda Klinis:
a. Denyut jantung meningkat
b. Tekanan darah meningkat
c. Persipasi meningkat

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a) Riwayat penyakit sekarang
Setelah dilakukan operasi caesar pasien mengatakan nyeri dibagian luka
operasinya dan susah untuk bergerak karena setiap bergerak merasa nyeri
b) Riwayat penyakit dahulu
Keluarga Ny.J mengatakan sebelumnya Ny.J tidak mempunyai riwayat
penyakit
c) Riwayar penyakit keluarga
Keluarga tidak memiliki riwayat menular
.
• Karateristik nyeri (PQRST)
➢ P (provokatif) : faktor yang mempengaruhi gawat dan
ringannya nyeri
➢ Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau
tersayat)
➢ R (region) : daerah perjalanan nyeri
➢ S (skala nyeri) : keparahan/intensitas nyeri
➢ T (time) : lama/waktu serangan/frekuensi nyeri
• Pengkajian Skala Nyeri :
➢ Skala nyeri 1-3 nyeri ringan (masih bia ditahan, aktivitas tak
terganggu)
➢ Skala nyeri 4-6 nyeri sedang (mengganggu aktivitas fisik)
➢ Skala nyeri 7-10 nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas
secara mandiri)

a. Pemerikaan fisik
a) Ekspresi wajah
• Menutupi wajah
• Membuka mata lebar-lebar
• Mengigit bibir bawah
• Menutup mata
b) Verbal
• Menangis
• Berterik
c) Tanda-tanda vital
• Tekanan darah
• Nadi
• Pernafasan
• Suhu
d) Ekstrenitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mengalokasi tempat atau rasa yang tidak
nyaman.
2.DIAGNOSA KEPERAWATAN
2. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik d.d pasien mengatakan nyeri pada
luka operasinya (D.0077)
3. Gangguan Mobilitas Fisik b.d nyeri d.d pasien susah bergerak karena
setiap bergerak merasa nyeri (D.0055)

3.INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Hari/tgl/ Diagnosa Tujuan Rencana Keperawatan TTD/NAMA
jam Keperawatan
1. Selasa, 04- Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (I.08238)
01-2022 berhubungan tindakan 1. Observasi
16.00 dengan Agen keperawatan a. Identifikasi lokasi,
Pencedera selama 3x24 jam karakteristik, durasi,
Fisik (D.0077) diharapkan nyeri frekuensi, kualitas,
pasien berkurang dan intensitas nyeri
atau hilang, dengan b. Identifikasi skala
kriteria hasil: nyeri
Tingkat Nyeri c. Identifikasi respon
(L.08066) nyeri non verbal
a. Keluhan nyeri 2. Terapeutik
menurun dari a. Berikan teknin non Febby
skala 1 menjadi farmakologis untuk
skala 5 mengurangi rasa
b. Meringis nyeri ketorolac
menurun dari 30mg
skala 2 menjadi b. Control lingkungan
skala 5 yang memperberat
c. Frekuensi nadi nyeri contoh
membaik dari lingkungan yang
skala 2 menjadi berisik
skala 5 c. Fasilitasi istirahat
dan tidur
d. Tekanan darah
membaik dari 3. Edukasi
skala 2 menjadi a. Jelaskan penyebab,
skala 5 periode, dan pemicu
nyeri
b. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
c. Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa
nyeri
4. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik
2 Selasa, 04- Gangguan Setelah dilakukan Dukungan Mobilisasi
01-2022 Mobilitas Fisik tindakan
16.00 (D.0055) keperawatan Observasi
selama 3x24 jam − Identifikasi adanya
diharapkan pasien nyeri atau keluhan
dapat beraktifitas, fisik lainnya
dengan kriteria − Identifikasi toleransi
hasil : fisik melakukan
Mobilitas Fisik pergerakan
(L.05042) − Monitor frekuensi
a. Pergerakan jantung dan tekanan
ekstremitas darah sebelum
meningkat memulai mobilisasi
dari skala 1 − Monitor kondisi
ke skala 3 umum selama
b. Kekuatan melakukan
otot mobilisasi
meningkat

Terapeutik
dari skala 1 − Fasilitas aktivitas
ke skala 3 mobilisasi dengan
c. Nyeri alat bantu (mis.
menurun Pagar tempat tidur)
dari skala 1 − Fasilitas melakukan
ke skala 3 pergerakan ,jika
d. Kecemasan perlu
menurun − Libatkan keluarga
dari skala 1 untuk membantu
ke skala 4 pasien dalam
e. Kelemahan meningkatkan
fisik pergerakan
menurun Edukasi
dari skala 1 − Jelaskan tujuan dan
ke skala 3 prosedur mobilisasi
− Anjurkan melakukan
mobilisasi dini
Anjurkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. Duduk
ditempat tidur, duduk disisi
tempat tidur, pindah dari
tempat tidur kekursi)

DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes. (2016) Asuhan Keperawatan Rasa Aman dan Nyaman


Nuratif A.H dan Kusuma, H. (2016) Asuhan Keperawatan Praktik, Jakarta :
Medication
Tetty, S. 2015. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri, Jakarta : EGC
Andarmoyo, Sulistyo. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta :
Ar-Ruzz Media.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Praktik, Vol.1,E/4.Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai