NYERI
A. Tinjauan Teori
1. Definisi
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri merupakan keadaan
ketika individu mengalami sensasi ketidaknyamanan dalam merespon suatu
rangsangan yang tidak menyenangkan (Lynda Juall,2012).
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa, serangan yang tiba-tiba atau
lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi dan berlangsung < 6 bulan (Nanda,2012).
Nyeri kronis adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau
digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa, serangan yang tiba-tiba atau
lambat dari intesitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat dianstipasi atau
diprediksi dan berlangsung > 6 bulan (Nanda,2012).
2. Etiologi
a. Faktor resiko :
1) Nyeri akut
Melaporkan nyeri secara verbal dan nonverbal
Menunjukkan kerusakan
Posisi untuk mengurangi nyeri
Tingkah laku berhati-hati
Muka dengan ekspresi nyeri perubahan nafsu makan
2) Nyeri kronis
Perubahan berat badan
Melaporkan secara verbal dan nonverbal
Perubahan pola tidur
Kelelahan
Atrofi yang melibatkan beberapa otot
Takut cedera
Interaksi dengan orang lain menurun
b. Faktor predisposisi
1) Trauma
Mekanik : rasa nyeri timbul akibat ujung saraf bebas mengalami
kerusakan, misalnya akibat benturan,gesekan dan luka
Thermis : nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat
rangsangan akibat panas, dingin, misalnya api atau air panas
Khermis : nyeri timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat
asam atau basa kuat
Elektrik : nyeri timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat
mengenai reseptor nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka
bakar
2) Neoplasma, bersifat jinak maupun ganas
3) Peradangan
4) Kelainan pembuluh darah dan gangguan sirkulasi darah
5) Trauma psikologis
c. Faktor presipitasi
1) Lingkungan
2) Suhu ekstrim
3) Kegiatan
4) Emosi
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
Pengalaman nyeri seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya
adalah :
a. Arti nyeri
Nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri
merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak dan lain-lain.
Keadaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia, jenis kelamin, latar
belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalaman.
b. Persepsi nyeri
Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sangat subjektif tempatnya pada korteks
(pada fungsi evaluatif kognitif).
c. Toleransi nyeri
Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat mempengaruhi
kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang dapat mempengaruhi
peningkatan toleransi nyeri antara lain alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan,
pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat, dan sebagainya. Sedangkan faktor
yang menurunkan toleransi nyeri antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas,
nyeri yang tidak kunjung hilang, sakit dan lain-lain.
d. Reaksi terhadap nyeri
Merupakan bentuk respon seseorang terhadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah,
cemas, menangis dan menjerit. Semua ini merupakan bentuk respon nyeri yang
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti nilai budaya, harapan sosial,
kesehatan fisik dan mental, rasa takut dan cemas, usia dan lain-lain.
4. Fisiologi nyeri
Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan.
Reseptor nyeri yang di maksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf
sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang tersebar
pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri, hati, dan
kandung empedu.
Reseptor nyeri dapat memberikan respon akibat adanya stimulasi atau
rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa zat kimiawi seperti histamin, bradikinin,
prostaglandin, dan macam-macam asam yang dilepas apabila terdapat kerusakan pada
jaringan akibat kekurangan oksigenasi. Stimulasi yang lain dapat berupa termal, listrik
atau mekanis.
Selanjutnya, stimulasi yang diterima oleh reseptor tersebut ditransmisikan
berupa impuls-impuls nyeri ke sum-sum tukang belakang oleh dua jenis serabut yang
bermyelin rapat atau serabut A(delta) dan serabut lamban (serabut C). Impuls-impuls
yang ditransmisikan oleh serabut delta A menpunyai sifat inhibitor yang
ditransmisikan ke serabut C. Serabut-serabut aferen masuk ke spinal melalui akar
dorsal (dorsal root) serta sinaps pada dorsa horn. Dorsal horn terdiri atas beberapa
lapisan atau laminae yang saling bertautan.
5. Cara mengukur intensitas nyeri
a. Skala nyeri menurut Hayward
Skala Keterangan
0 Tidak nyeri
1-3 Nyeri ringan
4-6 Nyeri sedang
7-9 Sangat nyeri, tetapi masih dapat di kontrol dengan aktifitas yang
biasa dilakukan
10 Sangat nyeri dan tidak bisa dikontrol
b. Skala nyeri menurut McGill
Skala Keterangan
1 Tidak nyeri
2 Nyeri sedang
3 Nyeri berat
4 Nyeri sangat berat
5 Nyeri hebat
6. Komplikasi
a. Gangguan pola istirahat tidur
b. Syok neurogenik
7. Penatalaksanaan medis
a. Pemberian analgesik
b. Plasebo
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat analgesik seperti
gula, larutan garam/normal saline atau air. Terapi ini dapat menurunkan rasa
nyeri.
3. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan atau masalah keperawatan :
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis, kimia, fisik atau
psikologis
2) Nyeri kronis
3) Gangguan mobilitas berhubungan dengan nyeri pada ektremitas
4) Cemas berhubungan dengan peningkatan nyeri
4. Rencana keperawatan
Keterangan :
1. Kuat
2. Berat
3. Sedang
4. Ringan
5. Tidak ada
5. Pelaksanaan
Pelaksanaan atau implementasi adalah tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan
rencana asuhan keperawatan yang telah disusun sebelumnya berdasarkan tindakan
yang telah dibuat.
6. Evaluasi
a. Penurunan skala nyeri
b. Merasa nyaman dan dapat istirahat.
DAFTAR PUSTAKA