Oleh
Robeto Jerry
A. Pengertian
Nyeri adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan dan
disebabkan oleh stimulus spesifik seperti mekanik, termal, kimia atau
elektrik pada ujung-ujung syaraf serta dapat diserahterimakan kepada orang
lain. (Asmadi, 2015)
Nyeri adalah suatu sensori yang tidak menyenangkan dari suatu
pengalaman emosional disertai kerusakan jaringan secara aktual maupun
potensial atau kerusakan jaringan secara menyeluruh. (Asmadi, 2015)
- nyeri berat ( 7 – 10 )
- nyeri sedang ( 3 – 6 )
- nyeri ringan ( 0 – 3 )
4. Nyeri berdasarkan tempatnya
a. Pheriperal pain, yakni nyeri yang terasa pada permukaan
tubuh,misalnya pada kulit, mukosa.
b. Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih
dalam atau pada organ-organ tubuh visceral.
c. Refered pain, yakni nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit
organ/struktur dalam tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh di
daerah yang berbeda, bukan daerah asal nyeri.
d. Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada
sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus dan lain-lain.
5. Nyeri berdasarkan sifatnya
a. Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu
menghilang.
b. Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan
dalam waktu lama.
c. Proxymal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan
kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya ± 10-15 menit, lalu menghilang,
kemudian timbul lagi.
D. Patofisiologi
Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf
perifer. Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari
beberapa rute saraf dan akhirnya samapai didalam massa berwarna abu – abu
di medula spinalis. Terdapat tesan nyeri dapat berinteraksi dengan inhibitor,
mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi
tanpa hambatan kekorteks cerebral. Sekali stimulus nyeri mencapai korteks
cerebral, maka otak menginterprestasikan kualitas nyeri dan memproses
informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosoasi
kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri.
Semua kerusakan seluler disebabkan oleh stimulus termal, mekanik,
kimiawi atau stimulus listrik menyebabkan pelepasan substansi yang
mengahasilkan nyeri
E. Phatways
Chemic, thermik, mekanik
Jejas
Kerusakan nesoseptor
( reseptor )
Nyeri kronik/akut
F. Pengkajian Keperawatan
1. Status kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
- Alasan masuk rumah sakit
- Faktor pencetus
- Faktor memperberat nyeri ; ketakutan, kelelahan.
- Keluhan utama
- Timbulnya keluhan
- Pemahamanaan penatalaksanaan masalah kesehatan
- Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
- Diagnosa medik
b. Status kesehatan masa lalu
- Penyakit yang pernah dialami
- Pernah dirawat
- Operasi
- Riwayat alergi
- Status imunisasi
- Kebiasaan obat – obatan
2. Pengakajian riwayat nyeri
- Sifat nyeri ; ( P, Q, R, S, T )
P : provocating ( pemacu ) dan paliative yaitu faktor yang
meningkatkan atau mengurangi nyeri
Q : Quality dan Quantity
Supervisial : tajam, menusuk, membakar
Dalam : tajam, tumpul, nyeri terus
Visceral : tajam, tumpul, nyeri terus, kejang
R : region atau radiation ( area atau daerah ) : penjalaran
S : severty atau keganasan : intensitas nyeri
T : time ( waktu serangan, lamanya, kekerapan muncul.
- Lokasi
- Intensitas
- Kualitas dan karakteristik
- Waktu terjadinya dan interval
- Respon nyeri
G. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan agen agen yang menyebabkan cedera ( fisik,
biologis, kimia )
b. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
peningkatan energi akibat penyakit kronis dan perubahan kimia tubuh
c. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, perubahan sendi dan
kerusakan neuromuskular
H. Intervensi dan Implementasi
Diagnosa Keperawatan Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan
(NANDA) ( NOC ) (NIC )
Tgl : Jam :
Nyeri berhubungan dengan : Perilaku pengendalian nyeri Manajemen nyeri
efektif Kaji tingkat nyeri yang
Agen-agens penyebab cedera : Tingkat Nyeri terkontrol komprehensif : lokasi, durasi,
Biologis Tingkat kenyamanan terpenuhi karakteristik, frekuensi,
Infeksi, inflamasi intensitas, factor pencetus, sesuai
Gigitan binatang Setelah dilakukan asuhan dengan usia dan tingkat
Fisik keperawatan … x 24 jam : perkembangan.
Trauma…………… Monitor skala nyeri dan
Cedera............................. Melaporkan gejala nyeri observasi tanda non verbal dari
Fraktur terkontrol ketidaknyamanan
Luka bakar /paparan panas Melaporkan kenyamanan fisik dan Gunakan tindakan pengendalian
Operasi psikologis nyeri sebelum menjadi berat
Kontraksi uterus yg kuat Mengenali factor yang Kelola nyeri pasca operasi
Psikologis menyebabkan nyeri dengan pemberian analgesik tiap
Melaporkan nyeri terkontrol 4 jam, dan monitor keefektifan
Takut
(skala nyeri: <4) tindakan mengontrol nyeri
Cemas
Tidak menunjukkan respon non Kontrol faktor lingkungan yang
Kimia
verbal adanya nyeri dapat mempengaruhi respon
Terpapar bahan kimia klien terhadap ketidaknyamanan :
Menggunakan terapi analgetik dan
non analgetik suhu ruangan, cahaya,
Data Subyektif
kegaduhan.
Klien mengungkapkan : Tanda vital dalam rentang yang
diharapkan Ajarkan tehnik non farmakologis
Nyeri secara verbal / nonverbal
Nadi : kepada klien dan keluarga :
Data Obyektif
Umur 4th: 100x/menit relaksasi, distraksi, terapi musik,
Perubahan respon otonom: terapi bermain,terapi aktivitas,
diaporesis, perubahan Umur 10-14th:85- 90x/mnt.
Laki2dewasa :60-70x/mnt akupresur, kompres panas/
TD: ......., RR: ......,Nadi........ dingin, masase. imajinasi
Tingkah laku ekspresif : gelisah, Premp.dewasa:70-85x/mnt
TD : terbimbing (guided
merintih, menangis, nafas imagery),hipnosis ( hipnoterapy )
panjang Umur> 10th: 90/60 mmHg
Umur 10-30 th:110/75 mmHg dan pengaturan posisi.
Tingkah laku berhati hati: Informasikan kepada klien
Umur 30-40 th: 125/85 mmHg
gerakan melindungi,posisi tentang prosedur yang dapat
Umur 40-60 th: 140/90 mmHg
untuk mengurangi nyeri meningkatkan nyeri : misal klien
Umur > 60 th : 150/90 mmHg
P - Penyebab ……............. RR : cemas, kurang tidur, posisi tidak
Q - Type nyeri:...………… Anak : 22 x / menit rileks.
R - Regio: ………………. Dewasa: 16-20x/menit Ajarkan pada klien dan keluarga
S - Skala ………………… tentang penggunaan analgetik
T – Time………………… dan efek sampingnya
Kolaborasi medis untuk
pemberian analgetik, fisioterapis/
akupungturis.
Intoleransi aktivitas berhubungan Toleransi daya tahan Managemen Energi
dengan : Adekuat Tentukan penyebab
Penghematan energi efektif keletihan: :nyeri, aktifitas,
Tirah baring atau Imobilisasi Perawatan diri optimal perawatan , pengobatan
Kelemahan umum Kaji respon emosi, sosial
Ketidakseimbangan antara Setelah dilakukan Asuhan dan spiritual terhadap aktifitas.
kebutuhan & suplay O2 keperawatan selama …. x 24 Evaluasi motivasi dan
Gaya hidup yang monoton jam : keinginan klien untuk
Nyeri kronis meningkatkan aktifitas.
Klien mampu Monitor respon
Data Subyektif mengidentifikasi aktifitas dan kardiorespirasi terhadap aktifitas
Klien mengatakan : situasi yang menimbulkan : takikardi, disritmia, dispnea,
Merasa kelelahan & lemah kecemasan yang berkonstribusi diaforesis, pucat.
Penurunan aktifitas pada intoleransi aktifitas. Monitor asupan nutrisi untuk
Tidak nyaman yang sangat Klien mampu berpartisipasi memastikan ke adekuatan
Data Obyektif dalam aktifitas fisik tanpa disertai sumber energi.
Nadi dan tekanan darah tidak peningkatan TD, N, RR dan Monitor respon terhadap
normal: ................................ perubahan ECG pemberian oksigen : nadi, irama
Perubahan EKG menunjukkan Klien mengungkapkan secara jantung, frekuensi Respirasi
iskemia & disritmia verbal, pemahaman tentang terhadap aktifitas perawatan diri.
kebutuhan oksigen, pengobatan Letakkan benda-benda yang
Dispnoe
dan atau alat yang dapat sering digunakan pada tempat
RR: ……x/mnt meningkatkan toleransi terhadap yang mudah dijangkau
aktifitas. Kelola energi pada klien
Klien mampu berpartisipasi dengan pemenuhan kebutuhan
dalam perawatan diri tanpa makanan, cairan, kenyamanan /
bantuan atau dengan bantuan digendong untuk mencegah
minimal tanpa menunjukkan tangisan yang menurunkan
kelelahan energi.
Kaji pola istirahat klien dan
adanya faktor yang
menyebabkan kelelahan.
Terapi Aktivitas
Bantu klien melakukan
ambulasi yang dapat ditoleransi.
Rencanakan jadwal antara
aktifitas dan istirahat.
Bantu dengan aktifitas fisik
teratur : misal: ambulasi,
berubah posisi, perawatan
personal, sesuai kebutuhan.
Minimalkan anxietas dan
stress, dan berikan istirahat yang
adekuat
Kolaborasi dengan medis
untuk pemberian terapi, sesuai
indikasi
Hambatan mobilitas fisik Kemampuan untuk mobilisasi Latihan Kekuatan
berhubungan dengan : tanpa/ dengan alat bantu Ajarkan dan berikan dorongan
Anjuran pembatasan gerak Ambulasi : Kemampuan berpindah pada klien untuk melakukan
Kurangnya pengetahuan tanpa/dengan alat bantu program latihan secara rutin
mengenai manfaat pergerakan Kemampuan menjaga Latihan untuk ambulasi
fisik Keseimbangan Ajarkan teknik Ambulasi &
Kerusakan sensori persepsi Kemampuan menjaga posisi tubuh perpindahan yang aman kepada
Nyeri atau tidak nyaman dengan benar klien dan keluarga.
Kerusakan muskuloskeletal & Rentang Gerak optimal Sediakan alat bantu untuk klien
neuromuskuler/Paralysis seperti kruk, kursi roda, dan
Penurunan kekuatan stamina Setelah dilakukan asuhan keperawatan walker
Malnutrisi selama ...x 24 jam klien Beri penguatan positif untuk
Kekakuan sendi/ Keterbatasan menunjukkan: berlatih mandiri dalam batasan
ROM Mampu mandiri total yang aman.
Data Subyektif Membutuhkan alat bantu Latihan mobilisasi dengan kursi roda
Klien mengatakan : Membutuhkan bantuan orang lain Ajarkan pada klien & keluarga
Sulit bergerak/ berbalik Membutuhkan bantuan orang lain tentang cara pemakaian kursi
dan alat roda & cara berpindah dari kursi
Nafas pendek
roda ke tempat tidur atau
Bila bergerak tremor Tergantung total
sebaliknya.
Dalam hal : Dorong klien melakukan latihan
Data Obyektif
untuk memperkuat anggota tubuh
Reaksi /pergerakan lambat Penampilan posisi tubuh yang
benar Ajarkan pada klien/ keluarga
Kesulitan bergerak tentang cara penggunaan kursi
Postur tubuh tidak stabil selama Penampilan tubuh yang seimbang roda
melakukan aktivitas Pergerakan sendi dan otot Latihan Keseimbangan
Tidak ada koordinasi gerak Melakukan perpindahan/
Ajarkan pada klien & keluarga
Perubahan gaya berjalan : ambulasi : miring kanan-kiri,
untuk dapat mengatur posisi
pelan, sulit, kaki diseret berjalan, kursi roda
secara mandiri dan menjaga
Berjalan dgn alat bantu keseimbangan selama latihan
Score Aktifitas: ................. ataupun dalam aktivitas sehari
Kekuatan otot: .................. hari.
Perbaikan Posisi Tubuh yang Benar
Ajarkan pada klien/ keluarga
untuk mem perhatikan postur
tubuh yg benar untuk
menghindari kelelahan, keram &
cedera.
Kolaborasi ke ahli terapi fisik
untuk program latihan
Evaluasi
1. Nyeri berhubungan dengan agen- agen yang menyebabkan cidera biologis
Evaluasi :
- Pasien terlihat nyaman
- Nyeri berkurang dengan skala 0
- Pasien dapat beristirahat dengan tenang
- Memberikan obat analgesik
- TTV normal ( T: 36ᵅ C, N : 96 X/menit, RR : 20 X/menit )
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
peningkatan energi akibat penyakit kronis dan perubahan kimia tubuh
Evaluasi :
- Pasien dapat beradaptasi dengan berkonsentrasi dalam beraktivitas
- Pasien terlihat daya tahanya adekuat untuk beraktivitas
- Pasien dapat beraktivitas dalam melakukan kegiatan sehari - hari
- Pasien tidak letih dan lemas
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, perubahan sendi dan
kerusakan neuromuskular
Evaluasi :
- Pasien dapat melakukan mobilitas fungsional yang optimal
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari- hari secara mandiri
- Berat badan pasien bertambah
- Pasien terlihat berjalan dengan menggunakan langkah – langkah
yang benar
- Pasien dapat menggunakan alat bantu secara benar tanpa
pengawasan
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi. 2015. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Salemba Medika.
Jakarta.
Medika. Jakarta.
Mubarak, Iqbal. 2016. Buku ajar : Kebutuhan dasar manusia. EGC. Jakarta.