Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN.

W DENGAN RESIKO
PERILAKU KEKERASAN DI RUANG KRESNA
RSJD Dr. AMINO GONDOHUTOMO PROVINSI JAWA TENGAH

I. IDENTITAS
A. Klien
1. Nama : Tn. W
2. Umur : 26 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : Rembang
6. Pendidikan : SD
7. Pekerjaan : Tani
8. Status Perkawinan :
9. Tgl. Masuk : 22 Mei 2019
10. Tgl. Pengkajian : 24 Mei 2019
11. Dx. Medis : Skizofrenia tak terinci
12. No. RM : 00141498
B. Penanggung Jawab
1. Nama : Tn. A
2. Alamat : Rembang
3. Hubungan : Ayah

A. ALASAN MASUK / KELUHAN UTAMA :


Keluarga mengatakan klien marah-marah dan mengamuk kurang lebih 1
minggu dan klien bicara sendiri.
B. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI
1. Faktor Predisposisi
1) Tn. W belum pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu
2) Tidak pernah mengalami penganiayaan fisik dan seksual, penolakan,
kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.
3) Tidak ada anggota keluarga lain yang mengalami gangguan jiwa seperti
ini.
4) Tidak ada anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa.
2. Faktor Presipitasi
Tn. W mengatakan tidak mengetahui dengan jelas penyebab dibawa ke RSJ
oleh keluarganya, pasien mulai diam, bicara kacau, susah tidur, bingung
serta pasien mengonsumsi PCC.
MK: Resiko perilaku kekerasan

C. PENGKAJIAN FISIK
1. Tanda-tanda vital
TD : 120/70 mmHg
HR : 90 x/ menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 37, 4oC
2. Ukur
TB: 165 cm
BB: 60kg
3. Keluhan Fisik
Tn. Fmengatakan tidak ada keluhan penyakit apapun yang dirasakan selama
klien dirawat di RSJD Amino Gondohutomo.
D. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Genogram

Keterangan:
: Laki-laki : Tinggal satu rumah
:Garis keturnan anak : Pasien
: Perempuan

Keterangan:Sistem pengasuhan di keluarga Tn. Fdilakukan dengan


sistem demokratis, yaitu pengambilan keputusan berdasarkan keputusan
bersama.
2. Konsep diri
1) Citra atau gambaran tubuh
Klien mengatakan dirinya biasa saja dan menyukai semua bagian
tubuhnya klien bersukur tidak ada satupun dari tubuhnya yang
mengalami kehilangan dan penurunan fungsi, klien berharap klien tetap
sehat, “ klien mengatakan klien paling suka dengan hidung, karena
menurut klien hidung klien mancung”.
2) Identitas diri
”klien mengatakan dia adalah seorang perempuan, klien juga mengatakan
klien puas terlahir sebagai seorang perempuan, karena sebagai seorang
perempuan klien bisa jadi ibu dalam rumah tangga.
3) Peran diri
Klien mengatakan klien berperan sebagai anak
4) Ideal diri
Klien ingin cepat pulang agar bisa berkumpul lagi dengan keluarga
5) Harga diri
Klien mengatakan klien keluarganya menjadi baik, dihargai oleh
tetangganya
6) Hubungan sosial:
a) Orang terdekat: klien mengatakan selama ini paling dekat dengan
ayahnya, apabila klien ada masalah klien cenderung memendamnya
dan jarang bercerita keorang lainkarena klien merasa tidak enak dan
malu jika orang lain mengetahui semua masalah klien.
MK : Menarik diri
b) Peran serta dalam kegiatan kelompok/ masyarakat: klien mengatakan
semenjak marah-marah tanpa sebab yang mengganggunya klien
menjadi suka menyendiri jarang berbicara dengan orang lain, dan
klien mengatakan sebelum masuk RSJ klien jarang aktif dalam
kegiatan masyarakat seperti kerja bakti didaerah rumah klien karena
klien sibuk bekerja.
c) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Setelah klien sakit
dan sering marah tanpa sebab klienmenjadi sedikit tertutup tentang
masalah yang dipikirkan. klien selama diruangan cenderung diam,
jarang ngobrol dengan teman lain.
MK: menarik diri
7) Spiritual
Tn. W selalu mengatakan sakit yang dialami sekarang merupakan
cobaan dari Allah dan selalu bersyukur masih diberikan pengobatan
yang layak dari pihak keluarga yang masih memperhatikan dirinya
saat sakit sekarang.
8) Status mental
a. Penampilan: penampilan rambut acak –acakan berpakain bersih
dan tidak bau, klien mengatakan mandi 2 kali sehari dan
menggunakan sampo 2 hari sekali, klien menggunakan pakaian
seragam yang disediakan oleh RSJ.
b. Pembicaraan: lancar, terkadang diam dansusah untuk memulai
pembicaraan ketika wawancara.
c. Aktivitas motorik: klien tampak sedikit gelisah, banyak bergerak,
mondar mandir.
d. Alam perasaan: klien mengatakan sedih dan khawatir kenapa saya
tidak dipulangkan dari RS karena klien merasa sudah sehat dengan
kondisi kesehatannya dan di RSJ ini dirinya merasa terkekang.
e. Afek: efek klien tumpulterbukti pada saat interaksi tempak ekspresi
wajahnya menunjukan rawut wajah yang tegang, dan kontak mata
melotot tidak dapat dipertahankan, klien waktu diajak bercanda
klien merespon dan terkadang emosi. Seperti tangan mengepal dan
mata melotot.
f. Interaksi selama wawancara:klienmudah tersinggung dan terlihat
curiga ketika ditanya tentang masalah pribadinya, klien tidak
mampu mempertahankan kontak mata.’’ Klien mengatakan
terkadang muncul rasa ingin marah dan ingin membanting
barang.’’
Diagnosa keperawatan : resiko mencederai diri sendiri, orang lain
dan lingkungan
g. Persepsi: klien mengatakan rasa ingin marah saat diajak bicara
serta ingin menyembur yang mengajak bicara.
MK: -
h. Proses pikir: Sirkumstansial, berbelit-berbelit tetapi sampai pada
tujuan pembicaraan, yaitu misalnya ketika ditanya begaimana
perasaan saudara saat ini? “klien menjawab ya begini, saya ingin
pengen cepat pulang dan bertemu keluarga dan kondisi saya baik-
baik saja mbak”
Masalah keperawat : perubahan proses pikir
i. Isi pikir: pikiran yang selalu muncul yaitu klien mengatakan takut
tidak bisa mendapatkan pekerjaan lagi apa lagi jika orang – orang
tahu klien mempunyai riwayat penyakit kejiwaan.
j. Tingkat kesadaran: jernih dan klien mampu mengorientasikan
orang, waktu dan tempat dengan baik yng ditunjukkan data sebagai
berikut:” klien mengatakan nama saya. W, sekarang hari selasa,
dan sekarang saya di RSJ semarang mbak.“
k. Memori:
a) Daya ingat jangka panjang klien baik dibuktikan : klien mampu
mengingat memori jangka panjang dengan baik seperti klien
bisa menyebutkan alamat rumahnya.
b) Daya ingatjangka pendek klien baik : seperti klien semalam
tidak bisa tidur karena banyak nyamuk.
c) Daya ingat saat ini: klien mampu mengingat orang yang diajak
ngobrol seperti tadi saya ngobrol denganperawat dengan ini sial
I.
d) Tingkat konsentrasi dan berhitung: klien mampu berkonsentrasi
dengan baik yang ditunjukkan ketika klien ditanya 2 + 12 – 5=
9.
e) Kemampuan penilaian: tidak ada gangguan. Klien mampu
membuat keputusan jangka pendek dengan baik seperti klien
mengatakan “saya mandi dulu sebelum makan.”
f) Daya tilik diri: klien menginkari penyakit yang diderita, yaitu
dia merasa sudah sehat jasmani dan rohani dengan kondisi
sekarang ini (klien masih mengalami resiko perilaku
kekerasan).
3. Kebutuhan persiapan pulang
a. Makan: klien mampu makan dengan mandiri dengan frekuensi 3x/ hari,
dan klien biasanya menghabiskan porsi makan yang telah disediakan
RSJD Amino Gondho Utomo.
b. Defekasi: klien mampu BAK 4x/ hari dan BAB 1x/ hari dengan mandiri.
c. Mandi: klien mampu mandi 2x/ hari secara mandiri.
d. Berpakaian/ berhias: klien mampu berpakaian dan berhias secara mandiri
dan klien mengatakan saya ganti pakaian sehari semalam 1x.
e. Istirahat dan tidur: klien menghabiskan hampir semua waktunya untuk
tidur saat di rumah sakit.
f. Penggunaan obat: klien mampu minum obat dengan bantuan sesuai
dengan ketentuan.
g. Pemeliharaan kesehatan: klien mampu menjaga kesehatannya dengan
baik yang ditunjukkan dengan klien meminta obat kepada perawat
ruangan apabila merasakan sakit selain sakit kejiwaan yang ia alami.
h. Aktivitas di dalam rumah: Semenjak sakit, klien hanya berdiam diri di
rumah, tidak mau melakukan aktivitas. Waktu luang digunakan untuk
melamun dan tidur.
4. Mekanisme koping: Maladaptif, yaitu klien ketika mendengar bisikan-
bisikkan yang tidak nyata dia lebih suka untuk menyendiri.
5. Masalah psikososial dan lingkungan: sosialisasi dengan lingkungan sekitar
berkurang.
6. Kurang Pengetahuan tentang: Koping dan kesehatan jiwa.
7. Aspek medis
1) Diagnosa medik: (Skizofrenia Paranoid)
2) Terapi medik:
a) Inj. Bromokripfin 3x1
b) Diazepam 2x5 mg
c) THP 2x2 mg
d) Caproliv 3x1 mg
8. Pemeriksaan penunjang: -

E. ANALISA DATA
N
DATA FOKUS MASALAH
O
DS:Keluarga klien mengatakan Tn. W sering marah-marah
tidak jelas
DO: Tn. W nampak bingung dan tidak jelas apa yang
Resiko Perilaku
1 dipikirkan
Kekerasan
Tn.W terlihat pandangan mata tajam, raut wajah tegang,
seperti ingin marah , cara berjalan kaku, dan nada bicara
ketus.
DS : Pasien mengatakan marah-marah tanpa sebab.
O:Klien tampak tegang, mata merah, bila kesal mengepalkan Resti mencederai
2 tangan diri, orang lain dan
lingkungan

DS : klien mengatakan jarang bergaul dengan teman –


temanya, klien jarang terlibat dalam kelompok atau
Kerusakan interaksi
3 kegiatan dimasyarakat seperti kumpul dengan teman-
sosial : menarik diri
temannya ataupun dengan kegiatan yang ada didesanya.
DO : Kontak mata kacau
F. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri


AKIBAT sendiri, orang lain/
lingkungan

CORE PROBLEM Resiko Perilaku


Kekerasan

: Rendah
SEBAB Harga Diri

G. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko perilaku kekerasan
2. Resiko mencederai diri sendiri sendiri, orang lain dan lingkungan
3. Harga diri rendah

H. MASALAH KEPERAWATAN
1. Resiko Perilaku Kekerasan
I. RENCANA DAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Klien : Tn. W Nama Mahasiswa : RIFQI
Ruang : KRESNA NIM : 1808230
No.RM : 00141498

DIAGNOSA DAN TERAPI DIAGNOSA DAN TERAPI MEDIS TTD


KEPERAWATAN
Resiko Perilaku Kekerasan Dx.Medis : Skizofrenia Paranoid
TERAPI KEPERAWATAN TERAPI MEDIS
SP1: Resiko Perilaku Kekerasan 1. Inj. Bromokripfin 3x1 RIFQI
1. Membina hubungan saling percaya 2. Diazepam 2x5 mg
kepada klien: 3. THP 2x2 mg
a. Mengingatkan kembali nama 4. Caproliv 3x1 mg
perawat
b. Nama panggilan perawat
c. Asal institusi
d. Tujuan interaksi
e. Menunjukkan sikap empati
kepada klien selama interaksi
2. Jelaskan cara mengontrol PK: fisik,
obat, verbal, spritual
3. Latihan cara mdngontrol PK fisik 1
dan 2
4. Masukkan pada jadwal kegiatan
latihan fisik
SP 2 :Resiko Perilaku Kekerasan RIFQI
1. Membina hubungan saling percaya
kepada klien:
a. Mengingatkan kembali
nama perawat
b. Nama panggilan perawat
c. Asal institusi
d. Tujuan interaksi
e. Menunjukkan sikap empati
kepada klien selama
interaksi
2. Evaluasi kegiatan latihan fisik 1,2,
beri pujian
3. Latih cara mengontrol resiko
perilaku kekerasan dengan cara
latihan dengan obat (menjelaskan 6
benar: jenis,guna, dosis, frekuensi,
cara, kontinuitas minum obat)
4. Masukkan pada jadwal kegiatan
untuk latihan fisik dan minum obat.
SP 3 : Resiko Perilaku Kekerasan RIFQI
1. Bina
hubungan saling percaya kepada
klien:
a. Menanyakan kembali nama
perawat
b. Nama panggilan perawat
c. Asal institusi
d. Tujuan interaksi
e. Menunjukkan sikap empati
kepada klien selama interaksi
2. Evaluasi
kegiatan latihan fisik 1,2 dan obat.
Beri pujian
3. Latih cara
mengontrol PK secara verbal (3 cara
yaitu: mengungkapkan, meminta,
menolak dengan benar)
4. Masukka
n pada jadwal kegiatan latihan fisik,
minum obat dan verbal.

SP 4 : Resiko Perilaku Kekerasan RIFQI


1. Bina
hubungan saling percaya kepada
klien:
a. Menanyakan kembali nama
perawat
b. Nama panggilan perawat
c. Asal institusi
d. Tujuan interaksi
e. Menunjukkan sikap empati
kepada klien selama interaksi
2. Evaluasi
kegiatan latihan fisik 1,2, obat, dan
verbal. Beri pujian
3. Latih cara
mengontrol spiritual (2 kegiatan)
4. Masukka
n pada jadwal kegiatan latihan fisik,
minum obat, verbal dan spiritual.
J. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Tn. W Nama Mahasiswa : RIFQI
Ruang: KRESNA NIM : 1808230
No.RM :

IMPLEMENTASI EVALUASI TTD


1.Analisa Data S: RIFQI
DS: Keluarga klien klien mengatakan perasaanya senang,
mengatakan Tn. F sering ”nama saya Tn. F, saya senang dipanggil
marah-marah tidak jelas Ny.F, alamat saya Demak” saya dibawa
DO: - Tn. F nampak bingung kesini karena saya marah-marah tanpa
dan tidak jelas apa yang sebab, rasa ingin memukul orang lain
dipikirkan yang mengajak saya berbicar”
-Tn.F terlihat pandangan O:
mata tajam, raut wajah Ekspresi wajah tegang , tatapan matanya
tegang, seperti ingin tajam, tangan mengepal. Latihan fisik
marah, cara berjalan kaku, memukul bantal berhadapan dengan
dan nada bicara ketus. perawat
a. Diagnosa Keperawatan A:
Resiko Perilaku Kekerasan klien mampu BHSP dan mengenal
resiko perilaku kekerasan dan juga cara
b. Tindakan Keperawatan mengatasi dengan cara latihan fisik
c. Membina hubungan memukul bantal
saling percaya P : Lanjutkan SP2
d. Menjelaskan cara - Latihan cara mengontrol RPK dengan
mengontrol PK: fisik obat, ( jelaskan 6 benar: jenis pbta,
obat, verbal, spritual guna, dosis, frekuensi, cara
e. Melatih cara kontinuitas minum obat)
mengontrol PK fisik 1
dan 2
f. Memasukkan pada
jadwal kegiatan latihan
fisik, minum obat,
verbal dan spiritual
g. RTL (Rencana Tindak
Lanjut). Sebelumnya
melakukan review SP 1
dan setelah itu
melakukan SP 2 yaitu
pasienlatih cara
mengontrol resiko
perilaku kekerasan
dengan cara latihan
dengan obat
(menjelaskan 6 benar:
jenis,guna, dosis,
frekuensi, cara,
kontinuitas minum
obat)

1. Analisa Data S: RIFQI


DS : Pasien mengatakan - Pasien mengatakan rasanya ingin
masih sering marah-marah marah
dan rasa ingin memukul - Pasien mengatakan jika rasa ingin
orang marah pasein akan melakukan
DO : Pasien tampak latihan fisik 1 dan 2
tegang, kontak mata kurang, - Setelah melakukan latihan fisik
tangan mengepal. pasien lebih tenang
O:
2. Diagnosa Keperawatan . Ekspresi wajah tenang, tangan
Resiko Perilaku Kekerasan mengepal. Latihan fisik memukul bantal
3. Tindakan Keperawatan berhadapan dengan perawat
b. Membina hubungan A:Masalah teratasi sebagian
saling percaya P :Lanjutkan SP3
c. Mengevaluasi kegiatan - Melatih cara mengontrol RPK secara
latihan fisik 1,2, beri verbal (3 cara, yaitu:
pujian mengungkapkan,meminta, menolak
d. Melatih cara mengontrol dengan benar).
resiko perilaku
kekerasan dengan cara
latihan dengan obat
(menjelaskan 6 benar:
jenis, guna, dosis,
frekuensi, cara,
kontinuitas minum obat)
e. Masukkan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
fisik dan minum obat.
4. RTL (Rencana Tindak
Lanjut)
Sebelumnya melakukan
review SP 1 dan SP 2
setelah itu melakukan SP 3
yaitu Melatih cara
mengontrol RPK secara
verbal (3 cara, yaitu:
mengungkapkan,meminta,
menolak dengan benar.

Anda mungkin juga menyukai