Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kesehatan Kusuma Husada - Januari 2019

PENGARUH TERAPI RELAKSASI GENGGAM JARI


DAN NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARTASURA

Wahyu Rima Agustin1), Sylvia Rosalina2), Nurul Devi Ardiani3), Wahyuningsih Safitri4)
1, 2
Prodi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
wra.wahyurimaagustin@gmail.com; rosalinasylvia62@gmail.com;
mama.ayla.zahra@gmail.com; wahyuningsihsafitri@gmail.com

ABSTRAK
Hipertensi merupakan suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terjadi pada
masyarakat. Salah satu penanganan dalam penurunan tekanan darah adalah menggunakan terapi
relaksasi genggam jari dan nafas dalam. Terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam merupakan
terapi yang dapat menenangkan jiwa dan tubuh sehingga dapat menimbulkan efek relaks dalam
tubuh. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam
terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura.
Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian pre eksperimen design
dengan One Group Pre-Post test design. Sampel penelitian adalah 18 orang dengan menggunakan
purposive sampling. Penelitian dilakukan di wilayah Kerja Puskesmas Kartasura. Analisis yang
digunakan adalah uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukan bahwa tekanan darah sistole dan diastole
menunjukan penurunan yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan terapi relaksasi genggam jari
dan nafas dalam dimana P Value Sistole = 0,000 dan P Value Diastole = 0,001. Hasil penelitian <0,05
sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam terhadap
penurunan tekanan darah pada penderita hipertesi di wilayah kerja Puskesmas Kartasura.
Kata Kunci : terapi relaksasi genggam jari, nafas dalam, tekanan darah

ABSTRACT
Hypertension is a blood circulation system disorder, which is frequently encountered by community. One
of the interventions to decrease blood pressure is handheld finger relation and deep breathing therapy.
This therapy can soothe soul and body so that the relaxing effects in the body occur. The objective of
this research is to investigate the effect of handheld finger relaxation and deep breathing therapy on
the blood pressure decrease of the hypertension sufferers in the work region of Community Health
Center of Kartasura. This research used the quantitative pre-experimental research method with one
group pre-and post-test design. It was conducted in the work region of Community Health Center of
Kartasura. Purposive sampling technique was used to determine its samples. The samples consisted of
18 hypertension sufferers. The data of the research were analyzed by using the Wilcoxon’s Test.The result
of the research shows that the systole and diastole blood pressures decreased significantly prior to and
following the handheld finger relaxation and deep breathing therapy where the p-value of the systole =
0.000, and that of the diastole = 0.001. Thus, there was an effect of the handheld finger relaxation and
deep breathing therapy on the blood pressure decrease of the hypertension sufferers in the work region
of Community Health Center of Kartasura.
Keywords: handheld finger relaxation, deep breathing therapy, blood pressure

108
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada - Januari 2019

1. PENDAHULUAN jari dapat dilakukan karena sangat mudah dan


World Health Organization pada tahun dapat dilakukan secara mandiri serta membantu
2013 mengungkapkan bahwa lebih dari 1 miliar mengurangi stress yang akan mengakibatkan
orang hidup dengan tekanan darah tinggi, secara meningkatnya tekanan darah. Relaksasi nafas
keseluruhan prevalensi hipertensi pada orang dalam selain untuk menurunkan intensitas nyeri,
dewasa berusia diatas 25 tahun keatas sebesar terapi ini dapat meningkatkan ventilasi paru
40%. Prevalensi di Indonesia pada penduduk usia dan meningkatkan oksigenisasi darah (Putra,
lebih dari 18 tahun sebesar 25,8% (Riskesdas, 2013). Menurut Pinandita (2012) terapi relaksasi
2013). Penyakit hipertensi di Jawa Tengah genggam jari dan nafas dalam dapat mengurangi
masih menempati proporsi terbesar dari seluruh ketegangan fisik dan emosi karena genggaman
penyakit tidak menular (PTM) lainnya yaitu jari pada tangan dapat menghangatkan titik titik
sebesar 57,87%, untuk prevalensi hipertensi pada keluar masuknya energi pada meridian yang
Kabupaten Sukoharjo sebesar 10,24% (Profil terletak pada jari tangan apabila disertai dengan
Kesehatan Jawa Tengah, 2015). menarik nafas dalam dalam dapat mengurangi
kerja saraf simpatis sehingga menyebabkan
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika
tekanan darah menurun. Titik titik meridian pada
tekanan darah pada pembuluh darah meningkat
tangan akan memberikan rangsangan spontan
secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung
rangsangan berupa gelombang listrik menuju
bekerja lebih keras dalam memompa darah untuk
otak. Gelombang tersebut diterima otak dan
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh.
diproses dengan cepat menuju saraf pada organ
Hipertensi yang tidak segera ditangani dapat
yang mengalami gangguan, sehingga jalur energi
mengganggu fungsi organ lain, terutama organ-
menjadi lancar. Lancarnya jalur energi akan
organ vital seperti jantung dan ginjal (Riskesdas,
membuat otot otot dan tubuh menjadi rileks
2013). Hipertensi adalah suatu keadaan dengan
dan tenang, keadaan ini akan memyebabkan
tekanan darah diatas 140/90 mmHg (Dalimarta,
produksi hormon epinefrin dan noreprinefrin
2008).
menurun. Penurunan produksi hormon tersebut
Penderita hipertensi biasanya mengalami menyebabkan kerja jantung dalam memompa
pusing, mudah marah, telinga berdenging, sukar darah ikut menurun sehingga tekanan darah akan
tidur, sesak nafas, rasa berat pada tengkuk, mudah menurun.
lelah, dan mata berkunang kunang (Triyanto,
Berdasarkan studi pendahuluan yang
2014).
mewawancarai 20 orang dengna hipertensi
Penatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan yang berkunjung ke Posbindu Wilayah Kerja
dengan menggunakan obat- obatan ataupun de- Puskesmas Kartasura, sebanyak 15 orang
ngan cara memodifikasi gaya hidup. Modifikasi mengatakan dalam mengatasi tekanan darah
gaya hidup dapat dilakukan dengan manajemen tinggi biasanya memeriksakan ke dokter untuk
stress yang baik, batasi konsumsi garam, olah- memperoleh obat dan untuk pengobatan non
raga yang cukup, hindari merokok dan minum farmakologis biasanya hanya mengkonsumsi
minuman beralkohol (Dalimarta, 2008). jus seledri dan mentimun dibandingkan dengan
Menurut Rofacky (2015), menyatakan melakukan terapi relaksasi dan olahraga secara
bahwa tekanan darah tinggi dapat diturunkan rutin. Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik
melalui perubahan gaya hidup diantaranya melakukan penenlitian dengan judul “Pengaruh
manajemen stress. Relaksasi merupakan salah Terapi Relaksasi Genggam Jari Dan Nafas
satu teknik pengolahan diri yang didasarkan Dalam Terhadap Penurunaan Tekanan Darah
pada cara kerja sistem saraf simpatis. Terapi Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja
relaksasi yang dapat dilakukan adalah dengan Puskesmas Kartasura”
menggunakan terapi relaksasi genggam jari Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
dan nafas dalam. Terapi relaksasi genggam ada tidaknya pengaruh terapi relaksasi genggam

109
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada - Januari 2019

jari dan nafas dalam terhadap penurunan tekanan ani (2015) faktor usia sangat berpengaruh terha-
darah pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja dap hipertensi, karena dengan bertambahnya usia
Puskesmas Kartasura. maka semakin tinggi resiko hipertensi. Peningka-
tan tekanan darah ini disebabkan karena elastisi-
2. PELAKSANAAN tas dinding aorta menurun, katup jantung mene-
Penelitian dilakukan pada tanggal 25 April bal, dan meningkatkan resistensi pembuluh darah
2018 sampai 29 April 2018, tempat penelitian di perifer. Sejalan dengan penelitian Singgalingging
Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura. (2011) bahwa rata-rata perempuan akan meng-
alami tekanan darah tinggi (hipertensi) setelah
3. METODE PENELITIAN menopause yaitu usia diatas 45 tahun.
Metode penelitian adalah Pre Experimental Analisa penulis sejalan dengan bertambahn-
dengan One Group Pre-post test design. Meru- ya usia akan mempengaruhi peningkatan tekanan
pakan penelitian yang dilakukan dengan cara darah begitu juga dengan keadaan kesehatan re-
sebelum diberikan treatmen/perlakuan, variabel sponden. Peningkatan tekanan darah pada dewa-
diobservasi terlebih dahulu (pretest) setelah itu sa akan akan terjadi seiring dengan bertambahn-
dilakukan pengukuran lagi setelah diberikan per- ya usia, dikarenakan terjadi penurunan elastisitas
lakuan (posttest). pada pembuluh darah.
Terapi relaksasi genggam jari dan nafas
dalam diberikan kepada masing masing responden Tabel 2. Karakteristik Responden Berdasarkan
sebanyak satu kali, kemudian dilakukan posttest Jenis Kelamin
setelah 24 jam. Pengamatan dilakukan sebelum Jenis Kelamin Frekuensi Presentase
dan sesudah dilakukan intervensi terapi Laki-Laki 2 11,1
relaksasi genggam jari dan nafas dalam dengan
Perempuan 16 88,9
menggunakan Sphygmomanometer yang sudah
dilakukan uji kalibrasi di LPFK Surakarta. Total 18 100
Teknik pengumpulan sampel pada penelitian Berdasarkan tabel 2 karakteristik responden
ini menggunakan Purposive Sampling. Purposive menurut jenis kelamin menunjukan bahwa
Sampling adalah cara pengambilan sampel sebagian besar responden memiliki jenis kelamin
dengan tujuan tertentu. perempuan yaitu sebanyak 16 responden (88,9
%), dan responden laki-laki sebanyak 2 responden
4. HASIL DAN PEMBAHASAN (11,1 %). Berdasarkan penelitian Wahyuni
Karakteristik Responden (2013) bahwa terdapat hubungan yang signifikan
Hasil penelitian yang sudah dilakukan antara jenis kelamin dengan kejadian hipertensi.
didapatkan karakteristik responden berdasarkan Wanita pra menopause mempunyai resiko lebih
usia, jenis kelamin, dan pendidikan terakhir. kecil terkena penyakit kardiovaskuler dibanding
dengan pria pada usia yang sama, tetapi hal ini
Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan berbeda dengan wanita menopause yang lebih
Usia beresiko terkena penyakit kardiovaskuler. Pada
wanita menopause terjadi kadar estrogen yang
Variabel Min Max Mean Median SD rendah sehingga darah lebih kental yang beresiko
Usia 38 59 52,22 53 5,297 menyebabkan penggumpalan darah.
Berdasarkan analisa penulis mayoritas
Berdasarkan tabel 1 karakteristik responden
responden dalam penenelitian adalah perempuan
menurut usia menunjukan usia terendah 38 tahun,
pada usia menopause dan ibu rumah tangga yang
usia tertinggi 59 tahun, nilai rata rata usia 52,22
melakukan pekerjaan yang cukup berat serta
tahun, dan nilai median 53 tahun.
monoton.
Berdasarkan penelitian dapat diketahui rata
rata usia responden 52,22 tahun. Menurut Aspi-

110
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada - Januari 2019

Tabel 3. Karakteristik Responden Berdasarkan dan resistensi vaskuler. Efek simpatis ini menin-
Pendidikan Terakhir gkatkan tekanan darah.
Pendidikan Frekuensi Presentase Hal ini dapat disimpulkan apabila
kecemasan, emosi, stress yang tidak segera diatasi
Tidak Sekolah 2 11,1
akan menyebabkan tekanan darah meningkat.
SD 6 33,3 Pencegahan tekanan darah tinggi dapat dilakukan
SMP 6 33,3 dengan dua cara yaitu dengan menggunakan
SMA 4 22,2 terapi farmakologis atau obat obatan dan terapi
Total 18 100 non farmakologis seperti terapi relaksasi.

Berdasarkan tabel 3 mayoritas responden Tabel 5. Pengukuran tekanan darah sistole dan
berpendidikan SD sebanyak 6 orang (33,3%) dan diastole sesudah intervensi
SMP sebanyak 6 orang (33,3%). Post
No Variabel
Menurut Pujiati (2016) bahwa dengan Mean Median Modus SD
pendidikan yang tinggi maka diharapkan semakin 1. Tekanan 131,11 130 130 11,318
tahu, karena dapat dengan mudah menyerap Darah
informasi yang diterima. Tidak dapat dipungkiri Sistole
bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, 2. Tekanan 85,555 85 80 6,156
semakin mudah pula mereka menerima informasi Darah
dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya Diastole
akan semakin banyak.
Hasil penelitian menunjukkan tekanan
Menurut peneliti dengan pendidikan yang darah sistole sesudah (post) diberikan intrevensi
tinggi maka diharapkan semakin tahu, karena memperoleh nilai mean 131,11 mmHg. Tekanan
dapat dengan mudah untuk menyerap informasi diastole sesudah (post) diberikan intervensi
yang diterima khususnya tentang hipertensi. memperoleh nilai mean 85,555 mmHg.
Tabel 4. Tekanan darah sistole dan diastole Penelitian Pujiati (2016) mengatatakan rata
sebelum intervensi rata tekanan darah sistole dan diastole menurun
setelah diberikan perlakuan senam bugar lansia
Pre dan nafas dalam. Alimansur (2013) mengatakan
No Variabel
Mean Median Modus SD
suatu metode non farmakologis dapat mengatasi
1. Tekanan 145 140 140 8,574
hipertensi disamping pemberian farmakologi.
Darah
Sistole Melalui suatu teknik relaksasi seperti pernafasan
secara otomatis akan merangsang sistem saraf
2 Tekanan 92,777 90 90 4,608
simpatis untuk menurunkan tekanan kadar zat
Darah
katekolamin yang mana katekolamin adalah suatu
Diastole
zat yang dapat menyebabkan kontriksi pembuluh
Berdasarkan penelitian menunjukan tekanan darah. Ketika sistem saraf simpatis turun karena
darah sistole sebelum dilberikan intervensi (pre- efek relaksasi maka produksi zat ketolamin
test) didapatkan nilai mean 145 mmHg dengan akan berkurang sehingga menyebabkan dilatasi
dan nilai tekanan darah diastole sebelum dilberi- pembuluh darah dan akhirnya tekanan darah
kan intervensi (pretest) nilai mean 92,777 mmHg. menurun.
Menurut Potter & Perry (2009), ansietas, Hal ini dapat disimpulkan bahwa pencegahan
ketakutan, nyeri, dan stress emosional dapat tekanan darah tinggi dapat menggunakan terapi
mengakibatkan stimulasi simpatis yang mening- relaksasi genggam jari dan nafas dalam.
katkan frekuensi denyut jantung, curah jantung,

111
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada - Januari 2019

Tabel 6. Analisa pengaruh tekanan darah sistole terdapat pengaruh terapi relaksasi nafas dalam
dan diastole sebelum dan sesudah diberikan dalam penurunan tekanan darah.
intervensi Menurut Potter&Perry (2009) mengatakan
Variabel Mean SD P.Value bahwa relaksasi sendiri atau kombinasi
dengan pernafasan dalam,imajinasi, yoga, dan
Tekanan Darah
musik mampu menghilangkan nyeri, tension
Sistole
headache, kecemasan, dan mengurangi stress.
Sebelum Intervensi 145 8,574
0,000 Relaksasi sama dengan obat anti hipertensi
Setelah Intervensi 131,111 11,318 dalam menurunkan tekanan darah. Prosesnya
Tekanan Darah yaitu dimulai dengan membuat otot-otot polos
Diastole pembuluh darah arteri dan vena menjadi rileks
Sebelum Intervensi 92,777 4,608 bersama dengan otot-otot lain dalam tubuh.
0,001 Efek dari relaksasi otot-otot ini menyebabkan
Setelah Intervensi 85,555 6,156
kadar neropinefrin dalam darah menurun. Otot-
Hasil analisa dengan menggunakan uji otot yang rileks akan menyebarkan stimulus
wilcoxon didapatkan nilai P Value tekanan darah ke hipotalamus sehingga jiwa dan organ
sistole =0,000 sehingga P Value <0,05, sedangkan dalam manusia merasakan ketenangan dan
nilai P Value tekanan darah diastole = 0,001 kenyamanan. Situasi ini akan menekan sistem
sehingga P Value <0,05, hal ini menunjukan Ha saraf simpatik sehingga produksi hormon
diterima sehingga ada perbedaan tekanan darah epinefrin dan norepinefrin dalam darah menurun.
pretest dan posttest dengan pemberian terapi Penurunan kadar epinefrin dan noreprinefrin
relaksasi genggam jari dan nafas dalam pada dalam darah akan menyebabkan kerja jantung
penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas untuk memompa darah akan menurun sehingga
Kartasura. tekanan darah ikut menurun (Rofacky, 2015).
Menurut Liana (2008) dalam Pinandita
(2012) mengemukan bahwa menggenggam 5. KESIMPULAN
jari sambil menarik nafas dalam dalam dapat a. Karakteristik responden pada penelitian ini
mengurangi dan menyembuhkan ketegangan terbanyak pada rentang usia 51-55 tahun
fisik dan emosi, karena genggaman jari akan yaitu sebanyak 9 responden (50%), berje-
menghangatkan titik titik keluar dan masuknya nis kelamin perempuan sejumlah 16 respon-
energi pada meridian yang terletak pada jari den (88,9%), pendidikan terakhir SD dan
tangan kita. Tititk titik refleksi pada tangan akan SMP masing masing sebanyak 6 responden
memberikan rangsangan secara spontan pada (33,3%).
saat genggaman. Rangsangan tersebut akan b. Hasil pengukuran tekanan darah sistole se-
memberikan gelombang kejut atau listrik menuju belum dilakukan intervensi terapi relaksasi
otak. Gelombang tersebut diterima otak dan genggam jari dan nafas dalam adalah 145
diproses dengan cepat menuju saraf pada organ mmHg dengan Standar Deviasi = 8,574, se-
yang mengalami gangguan, sehingga sumbatan dangkan hasil pengukuran untuk tekanan da-
jalur energi menjadi lancar. rah diastole 92,777 mmHg dengan Standar
Penelitian Putra (2013) menunjukan Deviasi = 4,608.
bahwa tekanan darah sistole dan diastole pada c. Hasil pengukuran tekanan darah sistole
kelompok eksperimen menunjukan penurunan setelah dilakukan intervensi terapi relaksasi
yang signifikan saat sebelum dan sesudah genggam jari dan nafas dalam adalah 131,11
mendapatkan latihan nafas dalam dengan hasil mmHg dengan Standar Deviasi = 11,318, se-
terdapat perbedaan tekanan darah sebelum dan dangkan hasil pengukuran untuk tekanan da-
sesudah melakukan latihan nafas dalam. Hal rah diastole 85,555 mmHg dengan Standar
ini sejalan dengan penelitian Wijayanti (2017) Deviasi = 6,156.

112
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada - Januari 2019

d. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 6. Bagi Perawat


tekanan darah sistole dan diastole menunjuk- Menambah ilmu keperawatan tentang terapi
an penurunan yang signifikan sebelum dan relaksasi genggam jari dan nafas dalam
sesudah diberikan terapi relaksasi genggam terhadap penurunan tekanan darah.
jari dan nafas dalam dimana P Value Sis-
tole = 0,000 dan P Value Diastole = 0,001. 6. REFERENSI
Hasil penelitian ini <0,05 sehingga dapat Alimansur, Moh.(2013). Efektifitas Relaksasi
disimpulkan terdapat pengaruh terapi relak- terhadap Penurunan Tekanan Darah
sasi gennggam jari dan nafas dalam terhadap Pada Penderita Hipertensi. Jurnal Ilmu
penurunan tekanan darah pada penderita hip- Kesehatan. Vol. 2 No. 1 November 2013.
ertensi.
Pinandita, I. Purwanti, E. & Utoyo, B. (2012).
Penurunan Intensitas Nyeri pada Pasien
SARAN Post Operasi Laparotomi. Jurnal Ilmiah
1. Bagi Masyarakat Kesehatan Keperawatan. Vol 8 no 10.
Sebagai alternatif terapi non farmakologis
Potter,AP & Perry, AG. (2009). Fundamental
untuk menurunkan tekanan darah secara
Keperawatan. Edisi 7 buku 2. Alih bahasa
efisien dan efektif, serta sebagai tembahan
oleh : dr. Adrina Fenderika Nggie dan dr.
untuk responden bahwa terapi relaksasi
Marina Albar. Singapore : Elsevier.
genggam jari dan nafas dalam dapat
menurunkan tekanan darah yang dapat Profil Kesehatan Jawa Tengah. (2015). Dinas
dilakukan secara mandiri. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun
2015. Diakses: 12 Oktober 2017. <www.
2. Bagi Petugas Kesehatan Wilayah Kerja
depkes.go.id/resources/download/profil/
Puskesmas Kartasura
PROFIL...2015/13_Jateng_2015.pdf>.
Sebagai bahan kajian dalam peningkatan
pelayanan kesehatan dengan memberikan Pujiati. (2016). Pengaruh kombinasi senam
informasi tentang pengaruh terapi relaksasi bugar dan nafas dalam terhadap tekanan
genggam jari dan nafas dalam terhadap darah pada lansia dengan hipertensi di
penurunan tekanan darah pada penderita Puskesmas Andong Boyolali. Skripsi Sarjana
hipertensi. Keperawatan. Stikes Kusuma Husada,
Surakarta.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan acuan, tambahan literatur, dan Putra, E K. (2013). Pengaruh latihan nafas
bahan pembelajaran bagi pendidikan tentang dalam terhadap perubahan tekanan darah
pengaruh terapi relaksasi genggam jari dan pada penderita hipertensi di wilayah
nafas terhadap tekanan darah bagi penderita Kecamatan Karas Kabupaten Magetan.
hipertensi. Jurnal Keperawatan. Vol 1, No 1
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013).
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan Badan penelitian dan Pengembangan
referensi atau acuan tambahan untuk Kesehatan Kementerian RI tahun 2013.
penelitian lebih lanjut khususnya untuk Diakses: 12 Oktober 2017. <www. depkes.
pihak lain yang ingin menggunakan terapi go.id/resources/download/general/Hasil%20
relaksasi genggam jari dan nafas dalam Riskesdas%202013.pdf>.
untuk mencegah penyakit lain. Rofacky, HF & Aini, F. (2015). Pengaruh Terapi
5. Bagi Peneliti Spiritual Emotional Freedom Technique
Sebagai pembelajaran dan pengalaman (SEFT) Terhadap Tekanan Darah Penderita
dalam melakukan penelitian yang terkait Hipertensi. Jurnal Keperawatan Soedirman
dengan Pengaruh Terapi Relaksasi Genggam (The Soedirman Journal of Nursing). Vol 10.
Jari dan Nafas Dalam Terhadap tekanan darah No 1.
sesuai ilmu yang diperoleh diperkuliahan.

113
Jurnal Kesehatan Kusuma Husada - Januari 2019

Sigalingging, Ganda. (2011). Karakteristik Ilmiah DIII Keperawatan STIKes Kusuma


Penderita Hipertensi Di Rumah Sakit Husada. Surakarta.
Umum Herna Medan 2011. Fakultas Ilmu Wahyuni.,dan Eksanoto, D (2013). Hubungan
Keperawatan. Universitas Darma Agung. Tingkat Pendidikan Dan Jenis Kelamin
Medan : 1-6 Dengan Kejadian Hipertensi Di Kelurahan
Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Jagalan Di Wilayah Kerja Puskesmas Pucang
Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Sawit. Jurnal Ilmu Keperawatan Indonesia.
Secara Terpadu. Yogyakarta : Graha Ilmu. 1 (1): 79-85
Utami, Sri. (2014). Pemberian Teknik Relaksasi Wijayanti, S. (2017). Pengaruh Teknik Relaksasi
Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tingkat Nafas Dalam Terhadap Penurunan Tekanan
Nyeri Pada Asuhan Keperawatan Ny.S Darah Pada Pasien Hipertensi Di RSUD
Dengan Post Operasi Apendiktomi Di Ruang dr. Loekomono Hadi Kudus. Publikasi Riset
Kanthil RSUD Karanganyar. Karya Tulis Kesehatan untuk Daya Saing Bangsa. 2 (1) :
403-410

-oo0oo-

114

Anda mungkin juga menyukai