Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

NYERI

A. Pengertian
Nyeri adalah suatau perasaan yang tidak menyenangkan dan
disebabkan oleh stimulus spesifik seperti mekanik, termal, kimia atau
elektrik pada ujung – ujung syaraf serta dapat diserahterimakan kepada
orang lain.
Nyeri adalah suatu sensori yang tidak menyenagkan dari suatu
pengalaman emosional disertai kerusakan jaringan secara aktual maupun
potensial atau kerusakan jaringan secara menyeluruh.

B. Penyebab/ Faktor Predisposisi


1. Faktor fisiologis
a. Efek opium yang diproduksi tubuh menghasilkan zat kimia yang
berfungsi sebagai regulator dalam beradaptasi terhadap nyeri.
2. Faktor psikososial
a. Kebudayaan
b. Lingkungan ; seseorang mempengaruhi persepsi dan respon sakit
c. Emosi : mempengaruhi persepsi sakit
d. Harapan ; adanya orang lain
e. Sistem nilai : individu berpengaruh terhadap persepsi dan respon
nyeri
f. Pengalaman terdahulu : pengalaman terdahulu tentang rasa sakit
mempengaruhi persepsi rasa sakit.
g. Usia : usia sering mempengaruhi persepsi sakit individual

C. Klasifikasi
1. Nyeri akut
Selang waktunya lebih singkat dengan tanda – tanda klinis antara laina
berkeringat banyak, tekanan darah naik, nadi naik, pucat dan dengan
respon pasien, umunya menaggis, teriak atau mengusap daerah yang
nyeri.
2. Nyeri kronik
Mempunyai selang waktu yang lebik lama dan dapat berlangsung lebih
dari enam bulan.
3. Nyeri intensitasnya
a. nyeri berat ( 7 – 10 )
b. nyeri sedang ( 3 – 6 )
c. nyeri ringan ( 0 – 3 )
4. Nyeri berdasarkan tempatnya
a. Pheriperal pain, yakni nyeri yang terasa pada permukaan
tubuh,misalnya pada kulit, mukosa
b. Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih
dalam atau pada organ-organ tubuh visceral.
c. Refered pain, yakni nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit
organ/struktur dalam tubuh yang ditransmisikan kebagian tubuh di
daerah yang berbeda, bukan daerah asal nyeri.
d. Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada
sistem saraf pusat, spinal cord, batang otak, talamus dan lain-lain.
5. Nyeri berdasarkan sifatnya
a. Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu
menghilang.
b. Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan
dalam waktu lama.
c. Proxymal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan
kuat sekali. Nyeri tersebut biasanya ± 10-15 menit, lalu menghilang,
kemudian timbul lagi.

D. Patofisiologi
Stimulus penghasil nyeri mengirimkan impuls melalui serabut saraf
perifer. Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari
beberapa rute saraf dan akhirnya samapai didalam massa berwarna abu – abu
di medula spinalis. Terdapat tesan nyeri dapat berinteraksi dengan inhibitor,
mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau ditransmisi
tanpa hambatan kekorteks cerebral. Sekali stimulus nyeri mencapai korteks
cerebral, maka otak menginterprestasikan kualitas nyeri dan memproses
informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosoasi
kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri.
Semua kerusakan seluler disebabkan oleh stimulus termal, mekanik,
kimiawi atau stimulus listrik menyebabkan pelepasan substansi yang
mengahasilkan nyeri
E. Pathway
Chemic, thermik, mekanik

Jejas

Kerusakan nesoseptor
( reseptor )

Nyeri kronik/akut

Gangguan pola tidur Hambatan Mobilitas fisik

Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Status kesehatan
a. Status kesehatan saat ini
1) Alasan masuk rumah sakit
2) Faktor pencetus
3) Faktor memperberat nyeri ; ketakutan, kelelahan.
4) Keluhan utama
5) Timbulnya keluhan
6) Pemahamanaan penatalaksanaan masalah kesehatan
7) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
8) Diagnosa medik
b. Status kesehatan masa lalu
1) Penyakit yang pernah dialami
2) Pernah dirawat
3) Operasi
4) Riwayat alergi
5) Status imunisasi
6) Kebiasaan obat – obatan
c. Pengakajian riwayat nyeri
1) Sifat nyeri ; ( P, Q, R, S, T )
P : provocating ( pemacu ) dan paliative yaitu faktor yang
meningkatkan atau mengurangi nyeri
Q : Quality dan Quantity
a) Supervisial : tajam, menusuk, membakar
b) Dalam : tajam, tumpul, nyeri terus
c) Visceral : tajam, tumpul, nyeri terus, kejang
R : region atau radiation ( area atau daerah ) : penjalaran
S : severty atau keganasan : intensitas nyeri
T : time ( waktu serangan, lamanya, kekerapan muncul.
2) Lokasi
3) Intensitas
4) Kualitas dan karakteristik
5) Waktu terjadinya dan interval
6) Respon nyeri
B. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan ikat, pembuluh darah dan
membran mukosa
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, perubahan sendi dan
kerusakan neuromuskular
C. Intervensi dan Implementasi
a. Nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan ikat, pembuluh darah dan
membran mukosa
Tujuan dan kriteria hasil (NOC ) :
1. Perubahan dalam rasa nyaman
2. Penurunan tingkat nyeri
3. Melakukan tindakan nyeri
4. Perasaan senang fisik dan psikologis
Intervensi ( NIC ) :
1. Lakukan pengkajian yang komprehensif dari nyeri: lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan presipitasi.
2. Eksplorasi faktor yang mempengaruhi nyeri
3. Obsrvasi respon nonverbal karena ketidaknyamanan
4. Evaluasi perkembangan masa lalu terhadap nyeri
5. Catat perkembangan tingakat nyeriberikan informasi tentang nyeri
seperti penyebab, lamanya, dan antisipasi terhadap kenyamanaan nyeri
6. Berikan strategi nonfarmakologik sebelum dilakukan prosedur yang
menyakitkan
7. Gunakan komunikasi terapeutik untuk meningkatkan pengetahuan
nyeri dan penerimaan respon klien
8. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, perubahan sendi dan
kerusakan neuromuskular
Tujuan dan kriteria hasil ( NOC ) ;
1. Mendapatkan dan mempertahankan mobilitas fungsional yang optimal
2. Melakukan aktivitas sehari- hari secara mandiri
3. Menyangga berat badan
4. Berjalan dengan menggunakan langkah – langkah yang benar
5. Menggunakan alat bantu secara benar dengan pengawasan
Intervensi ( NIC ) :
1. Kaji kebutuhan bantuan pelayanan kesehatan akan peralatan
pengobatan yang tahan lama
2. Bantu berjalan untuk mempertahankan fungsi tubuh
3. Bantu pasien dengan penggunaan pergerakkan rom aktif atau pasif
untuk mempertahankan atau memperbaikai fleksibilitas sendi
4. Ubah posisi pasien untuk memberikan kenyamanan dan menurunkan
resiko kerusakan kulit
5. Ajarkan pasien tentang penggunaan alat bantu mobilitas misal; ktuk,
walker dan kursi roda
6. Ajarkan dan bantu pasien dalam proses perpindahan misal; dari
tempat tidur ke kursi roda
7. Ajarkan tehnik ambulasi dan perpindahan yang aman
8. Instruksikan pasien untuk memperhatikan postur tubuh yang benar
9. Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi untuk meningkatkan
mobolitas
10. Berikan analgesik sebelum memulai aktivitas
11. Berikan penguatan positif selama aktivitas
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak, Iqbal. 2007. Buku ajar : Kebutuhan dasar manusia. EGC. Jakarta.
Asmadi. 2008. Konsep dan aplikasi kebutuhan dasar klien. Salemba Medika.
Jakarta.
Judith M. Wilkinson. 2006. Diagnosa keperawatan dengan intervensi NIC dan
kriteria hasil NOC. EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai