Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN RASA AMAN

DAN NYAMAN DENGAN HIPERTENSI PADA NY. N


RSI SUNAN KUDUS

Disusun Oleh :

Nama : Vicky Riyan Pranata

NIM : 82021040088

Prodi : Profesi Ners

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS


2021 / 2022
A. DEFINISI
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual
karena respon individu terhadap respon nyeri beragam dan tidak bisa
disamakan satu sama lain (Asmadi, 2018).
Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau
potensial atau digambarkan hal kerusakan sedemikian rupa (International
Association for the Study of Paint); serangan yang tiba tiba atau lambat dari
intesitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
diprediksi (NANDA, 2015).
Nyeri kronis adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual dalam
hal kerusakan sedemikian rupa (International Association for the Study of
Paint); serangan yang tiba-tiba atau lambat dari intesitas ringan hingga
berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung
> 3 bulan (NANDA, 2015).

B. ETIOLOGI
Faktor resiko
1. Nyeri akut
a. Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
b. Menunjukan kerusakan
c. Posisi untuk mengurangi nyeri
d. Gerakan untuk melindungi
e. Tingkah laku berhati-hati
f. Muka dengan ekspresi nyeri
g. Gangguan tidur
2. Nyeri kronis
a. Perubahan berat badan
b. Melaporkan secara verbal dan non verbal
c. Menunjukan gerakan gelisah
d. Perubahan pola tidur
e. Kelelahan
f. Interaksi dengan orang lain menurun
Faktor prediposisi
1. Trauma
a. Mekanik : rasa nyeri timbul akibat ujung saraf bebas mengalami
kerusakan misalnya akibat benturan, gesekan, luka.
b. Thermis : nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat
rangsangan akibat panas, dingin.
c. Khermis : nyeri timbul karena kontak dengan zat kimia yang
bersifat asam atau basa kuat.
d. Elektrik : nyeri timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat
mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot.
2. Neoplasma, bersifat ganas maupun jinak.
3. Peradangan.
4. Kelainan pembuluh darah dan gangguan sirkulasi darah.
5. Trauma psikologis.
Faktor presipitasi
1. Lingkungan
2. Suhu ekstrim
3. Kegiatan
4. Emosi

C. TANDA DAN GEJALA


1. Perubahan tekanan darah
2. Gangguan tidur
3. Perubahan nafsu makan
4. Raut wajah kesakitan (meringis)
5. Posisi menghindari nyeri
6. Gerakan menghindari nyeri
D. PATHOFISIOLOGI
Pada saat sel saraf rusak akibat truma jaringan, maka terbentuknya zat-
zat kimia seperti : Bradikinin, Serotonin, dan Enzim Proteotik. Kemudian
zat-zat tersebut merangsang dan merusak ujung saraf reseptor nyeri dan
rangsangan tersebut akan dihantarkan ke hypotalamus melalui saraf
asedan. Sedangkan di korteks nyeri akan dipersiapkan sehingga individu
mengalami nyeri sedangkan dihantarkam ke hypotalamus nyeri dapat
menurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin sensitif pada
termosensitif sehingga dapat juga menyebabkan atau mengalami nyeri
(Wahid Chayatin, N. Mubarak, 2017).

E. PATHWAY
Sel saraf

Jaringan

Zat-zat kimia

Brodikinin Serotonin Enzim Proteotik

Ujung saraf

Hypothalamus

Stimulasi

Termosensitif

Nyeri Akut
F. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN
1. Non Farmakologi
a. Relaksasi distraksi, mengalihkan perhatian klien terhadap sesuatu.
Contoh : nonton tv, mendengarkan musik, dan membaca buku.
b. Stimulus kulit, beberapa teknik untuk stimulus kulit antara lain :
kompres hangat dan plester hangat.
2. Farmakologi, obat oral :
a. Amlodipin 10 mg / 24 jam
b. Captopril 25 mg / 8 jam
c. Lanzoprazole 30 mg / 24 jam
d. Domperidone 1 tablet / 8 jam
e. Cpz 25 mg / 8 jam

G. PENGKAJIAN
1. Perilaku non verbal
Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara lain ekspresi
wajah, gemeretak gigi, menggigit bibir bawah, dll.
2. Kualitas
Deskripsi menolong orang mengkonsumsikan kualitas dan nyeri.
Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang dia ketahui.
3. Faktor presipitasi
Beberapa faktor presipitasi yang meningkatkan nyeri antara lain
lingkungan, suhu ekstrim, dan kegiatan yang tiba-tiba.
4. Intensitas
Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan, atau
dapat menggunakan skala nyeri dari 0 – 10.
5. Waktu dan lama
Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri terjadi, berapa lama,
bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir
timbul.
6. Hal yang perlu dikaji lainnya adalah karakteristik nyeri (PQRST)
P (provokatif) : faktor yang mempengaruhi gawat dan ringannya
nyeri.
Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul atau
tersayat).
R (region) : daerah perjalanan nyeri
S (skala nyeri) : keparahan / intensitas nyeri
T (time) : lama / waktu serangan / frekuensi nyeri.

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera biologis. (Domain : 12
kenyamanan, kelas 1, kode : 00132)
I. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan NOC NIC


.
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat nyeri
dengan agens cidera asuhan keperawatan yang komprehensif:
biologis               selama 3x24 jam nyeri lokasi, durasi,
berkurang dengan karakteristik,
kriteria hasil : frekuensi, intensitas,
1. Melaporkan gejala factor pencetus,
nyeri terkontrol sesuai dengan usia
2. Melaporkan dan tingkat
kenyamanan fisik dan perkembangan.
psikologis 2. Kontrol faktor
3. Tanda-tanda vital lingkungan yang
dalam rentang yang dapat
diharapkan mempengaruhi
respon klien
terhadap
ketidaknyamanan:
suhu ruangan,
cahaya, kegaduhan.
3. Ajarkan tentang
teknik non
farmatologi nafas
dalam relaksasi,
distraksi, kompres
hangat atau dingin
4. Kolaborasi
dengan dokter dalam
pemberian analgetik
untuk mengurangi
nyeri
J. PENGUNAAN REFRENSI
Asmadi.2018.Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika
Herman, T Heather, dkk.2015.NANDA International Diagnosa
keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2015-2017.Jakarta : EGC.
Muhammad,Wahid Iqbal dkk.2017.Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai