Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR RASA AMAN DAN NYAMAN


DI RUANG ARAFAH 2
RSI FATIMAH CILACAP
LP MINGGU KE-3 UJIAN PRAKTIK

Oleh:
Nama: Sendi Eka Dirgantara
NIM: 210102068

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN 1


PRODI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA TIGA
UNIVVERSITAS HARAPAN BANGSA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
LAPORAN KASUS

1. Definisi kasus
Nyeri merupakan keadaan ketika individu mengalami sensasi yang tidak menyenangk
an dalam merespons terhadap sesuatu rangsangan yang berbahaya. Sedangkan nyeri a
dalah suatu sensorik subjektif dan pengalaman control emosional yang tidak menyena
ngkan dengan krusakan jaringan yang aktual atau potensial yang dirasakan dalam keja
dian-kejadian dimana terjadi kerusakan. Perasaan nyeri terhadap setiap ornag berbed
a-beda tergantung skala ataupun tingkatan nyeri dan hanya orang tersebutlah yang ma
mu menjelaskan dan mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.
Keamanan atau rasa nyaman adalah suatu keadaan dimana telah terpenuhnya kebutuh
an dasar manusia (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan hari, kelegaan dan
transgender keadaan tentang suatu yang melebihi masalah dan nyeri).

2. Etiologi/faktor predisposisi

Etiologi nyeri:

1. Faktor resiko
Nyeri akut:
a. Melporkan nyeri secara verbal dan nonverbal
b. Menunjukan kerusakan
c. Posisi untuk mengurangi nyeri
d. Muka dan ekspresi nyeri
e. Gangguan tidur
f. Respon otonom (penurunan tekanan darah, suhu, nadi)
g. Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas Panjang, mengeluh)
Nyeri kronis:
a. Perubahan berat badan
b. Melaporkan secara verbal dan non verbal
c. Menunjukkan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri sendiri
d. Kelelahan
e. Perubahan pola tidur
f. Takut cedera
g. Interaksi dengan orang lain menurun
2. Faktor predisposisi
a. Trauma
b. Peradangan
c. Trauma psikologis
3. Faktor presipitasi
a. Linhkungan
b. Suhu ekstrim
c. Kegiatan
d. Emosi

3. Tanda dan gejala


a. Gangguan tidur
b. Posisi menghinadri myeri
c. Gerakan menghinadri nyeri
d. Raut wajah kesakitan
e. Perubahan nafsu makan
f. Tekanan darah meningkat
g. Pernafasan meningkat
h. Depresi

4. Patofisiologi
Pada saat sel saraf rusak akibat trauma jaringan, maka terbentuklah zat-zat kimia sepe
rti Bradikinin, serotonin dan enzim proteotik. Kemudian zat-zat tersebut merangsang
danmerusak ujung saraf reseptor nyeri dan rangsangan tersebut akan dihan
tarkan kehypothalamus melalui saraf asenden. Sedangkan di korteks nyeri
akan dipersiapkansehingga individu mengalami nyeri. Selain dihantarkan ke
hypothalamus nyeri dapatmenurunkan stimulasi terhadap reseptor mekanin sensit
if pada termosensitif sehinggadapat juga menyebabkan atau mengalami nyeri (Wahit
Chayatin, N.Mubarak, 2007).
5. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di abdomen
2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal
3. Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemefriksaan lainnya
4. Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah yang pecah di ot
ak

6. Penatalaksanaan umum
a. Penatalaksanaan keperawatan
1. Monitor tanda-tanda vital
2. Kaji adanya infeksi atau peradangan nyeri
3. Distraksi (mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri
ringansampai sedang)
4. Kompres hangat
5. Mengajarkan teknik relaksasi
b. Penatalaksanaan medis
1. Pemberian analgesik
Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan nyeri yang b
eratdibandingkan setelah mengeluh nyeri.
2. Plasebo
Plasebo merupakan obat yang tidak mengandung komponen obat analgesik se
pertigula, larutan garam/ normal saline, atau air. Terapi ini dapat menurunkan
rasanyeri, hal ini karena faktor persepsi kepercayaan pasien.
7. Pathway

8. Faktor pengkajian

a. perilaku non verbal, beberapa perilaku non verbal yang dapat diamati antara lain ek
spresi wajah, gigi gemetar, menggigit bibir bawah , dll.

b. Kualitas, deskripsi menolong orang mengkomunikasikan kualitas dan nyeri. anjurka


n pasienmenggunakan bahasa yang dia ketahui.

c. Factor presipitasi, beberapa factor presipitasi yang meningkatkan nyeri antara lain
lingkungan, suhuekstrim, kegiatan yang tiba-tiba.

d. Intensitas, nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan,
atau dapatmenggunakan skala dari 0-10.5.

e. Waktu dan lama, perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri mulai, b
erapa lama, bagaimanatimbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir
timbul.
f. Hal yang perlu dikaji lainnya adalah karakteristik nyeri (PQRST)

P (provokatif) : factor yang mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri

Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau tersayat)

R (region) : daerah perjalanan nyeri

S (Skala nyeri) : keparahan/ intensitas nyeri

T (time) : lama/waktu serangan/ frekuensi nyeri

Data subjektif:

a. Pasien mengatakan nyeri pada bagian tangan


b. Pasien mengatakan sering terdapat pembengkakan pada bagian tangan

Data objektif:

a. Pasien terlihat meringis menahan nyeri


b. Pasien cemas dan tidak tenang

9. Diagnosa keperawatan

a. nyeri akut b.d agaen oencedera fisisik(abdomen)

b. resiko cedera b.d. ketidakamanan transportasi

10. fokus intervensi

a. nyeri akut b.d. agen pencedera fisik

intervensi, manajemen nyeri

observasi:

mengidentifikasi lokasi nyeri


mengidentifikas skala nyeri
memonitor efek samping penggunaan analgetic

terapeutik:

control lingkungan yang memperberat rasa nyeri


fasilitas istirahat dan tidur

edukasi:

jelaskan strategi meredakan nyeri

anjurkan penggunaan analgetic

kolaborasi:

kolaborasi pemberian analgetic


a. resiko cedera b.d. ketidakamanan transportasi
intervensi, manajemen keselamatan lingkungan
observasi:
identifikasi kebutuhan keselamatan
terapeutik:
gunakan perangkat pelindung
edukasi:
anjurkan indivdu, keluarga dan kelompok risiko tinggi bahaya lingkungan

11. jumlah literatur

Wartonah, 2006, Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Jakarta: Salemba Mer
deka.

Muhammad, Wahit Iqbal dkk, 2007, Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: EGC

Nanda 2015-1017, Smeltzer & Bare, 2002, Lynda Juall Carpenito – Moyet, Edisi 13.

Anda mungkin juga menyukai