A. Defenisi
a. Neri Akut
Nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman yang sangat subjektif dan hanya
orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi perasaan
tersebut, Asmadi (2008)
Menurut Prasetyo (2010) konsep atau nilai yang berkaitan dengan nyeri
meliputi :
1. Nyeri hanya dapat dirasakan dan digambarkan secara akurat oleh individu
yang mengalami nyeri tersebut.
2. Apabila pasien mengatakan bahwa dia nyeri, maka dia benar merasakan
nyeri walaupun anda tidak menemukan kerusakan pada tubuhnya.
3. Nyeri mencakup dimensi psikis, emosional, kognitif, sosiokultural dan
spiritual.
4. Nyeri sebagai peringatan adanya ancaman yang bersifat aktual maupun
potensial.
B. Anatomi Fisiologi
a. Nyeri Akut
Nyeri dapat berasal dari dalam ataupun luar sistem saraf. Nyeri yang berasal dari luar
sistem saraf dinamakan nyeri nosiseptif. Sedangkan nyeri yang berasal dari dalam
dinamakan nyeri neurogenic atau neuropatik. Nyeri dapat dirasakan ketika stimulus yang
berbahaya mencapai serabut-serabut saraf nyeri. Mekanisme proses terjadinya nyeri
terdiri dari empat proses yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi. Transduksi
nyeri adalah proses rangsangan yang mengganggu sehingga menimbulkan aktifitas listrik
di reseptor nyeri. Transmisi nyeri melibatkan proses penyaluran impuls nyeri dari tempat
transduksi melewati saraf perifer sampai ke terminal di medulla spinalis dan jaringan
neuron-neuron pemancar yang naik dari medulla spinalis ke otak. Modulasi nyeri
melibatkan aktifitas saraf melalui jalur-jaur saraf desenden dari otak yang dapat
memengaruhi transmisi nyeri setinggi medulla spinalis. Modulasi juga melibatkan faktor-
faktor kimiawi yang menimbulkan atau meningkatkan aktifitas di reseptor nyeri aferen
primer. Persepsi nyeri adalah pengalaman subyektif nyeri yang bagaimanapun juga
dihasilkan oleh aktifitas transmisi nyeri oleh saraf. (Price and Wilson, 2006)
Menurut Asmadi (2008) ada beberapa teori yang menjelaskan mekanisme nyeri, teori
tersebut diantaranya :
1. Teori Spesifik
Otak menerima informasi menganai objek eksternal dan struktur tubuh melalui saraf
sensoris. Saraf sensoris untuk setiap indra perasa bersifat spesifik, artinya saraf
sensoris dingin hanya dapat diransang oleh sensasi dingin. Menurut teori, timbulnya
sensasi nyeri berhubungan dengan pengaktivan ujung-ujung serabut saraf oleh
perubahan mekanik, ransangan kimia, atau temperatur yang berlebihan, persepsi yang
di bawah oleh serabut nyeri diproyeksikan oleh spinotalamik ke spesifik pusat nyeri
dithalamus.
2. Teori Instensitas
Nyeri adalah hasil rangsangan yang berlebihan pada reseptor. Setiap rangsangan
sensori punya potensi untuk menimbulkan nyeri jika intensitasnya cukup kuat.
3. Teori Gate control
Teori ini menjelaskan mekanisme transisi nyeri, kegiatanya tergantung pada aktivitas
saraf afferent berdiameter besar atau kecil yang dapat mempengaruhi sel saraf di
substansia gelatinosa. Aktivitas serat yang berdiameter besar menghambat transmisi
yang artinya pintu ditutup sedangkan serat saraf kecil mempermudah transmisi yang
artinya pintu di buka.
Trauma jaringan,
Infeksi Cedera
Kerusakan Sel
Merangsang
nonsiseptor(reseptor nyeri)
Medula Spinalis
Otak (konteks
somatosensorik)
Presepsi nyeri
H. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut
Intervensi keperawatan adalah suatu tindakan yang dirancang oleh perawat, atau suatu
perawatan yang dilakukan berdasarkan penilaian secara klinis dan pengetahuan perawat
yang bertujuan untuk meningkatkan outcome pasien atau klien.
1. Manajemen nyeri
a. Obsevasi
Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respon nyeri non verbal
Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgetik
b. Terapeutik
Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (misalnya tens,
hynosis, akupresur, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik
imajinasi terbibimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (misalnya suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
Fasilitas istirahat dan tidur
Pertimbangkan nyeri dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
c. Edukasi
Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
Jelaskan strategi merdekan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
Ajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri
d. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik
2. Manajemen cairan
Monitor status hidrasi (misalnya frekuensi nadi, kekuatan nadi, akral, pengisian
kapiler, kelembapan mukosa, turgor kulit, tekanan darah)
Berikan asupan cairan sesuai kebutuhan
Catat intake – output
Kolaborasi pemberian diuretic jika perlu
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, S. (2014). Dzikir khafi untuk menurunkan skala nyeri osteorarritis dada lansia. Jurnal
ilmu kesehatan
Potter, D.A. (2010). Buku ajar fundamental keperawatan, konsep, proses, dan praktik. Jakarta.
EGC
Tarwoto & wartonah. (2010). KDM dan proses keperawatan Edisi 4. Salemba medika, Jakarta
Tm Pokja SDKI PPNI. (2016) Standar diagnosis keperawatan Indonesia (SDKI). Edisi 1, Jakarta,
Persatuan Perawat Indonesia.
Gordan, Marjory dkk. 2001. Nursing Diagnosis. Defenitions and classification 2001-2002.
Philaelphia; USA
Johnson, marlon, M. Maas, S. Moorhead. 2000. Nursing outcomes classification (NOC) second
edition. Moshy; USA
Kozier, Barbara, G. Erb, K. Blaiss. 1995. Fundamental of Nursing Concept, practice. Addison-
wesly; California
Nanda 2015-2017: “ Nursing diagnosis defenitions & classification” Philadelphia Locast Street.