KEPERAWATAN DASAR
GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI
Disusun Oleh:
Syifa pertiwi maharani 433131440120032
B. TUJUAN
Dilakukannya manajemen nyeri diharapkan dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan dan
memberikan rasa nyaman
2) Jenis kelamin
Beberapa kebudayaan yang mempengaruhi jenis kelamin misalnya menganggap bahwa
seorang anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis. sedangkan anak perempuan
boleh menangis dalam situasi yang sama. Namun secara umum, pria dan wanita tidak
berbeda secara bermakna dalam berespon terhadap nyeri.
3) Kebudayaan
Beberapa kebudayaan yakin bahwa memperlihatkan nyeri adalah sesuatu yang alamiah.
Kebudayaan lain cenderung untuk melatih perilaku yang tertutup (introvert). Sosialisasi
budaya menentukan perilaku psikologis seseorang. Dengan demikian hal ini dapat
mempengaruhi pengeluaran fisiologis opial endogen sehingga terjadilah persepsi nyeri.
4) Makna nyeri
Individu akan mempersepsikan nyeri berbeda-beda apabila nyeri tersebut memberi kesan
ancaman, suatu kehilangan, hukuman dan tantangan. Makna nyeri mempengaruhi
pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri.
D. GANGGUAN YANG BISA TERJADI
a. Nyeri akut terjadi setelah terjadinya cidera akut, penyakit,atau intervensi bedah awitan
yang cepat dengan intensitas yang bervariatif dari sedang sampai berat,juga berlangsung
untuk waktu singkat (meinhart & mccaffaer, 1993; NIH; 1986). Fungsi nyeri akut adalah
untukmemberi peringatan akan cidea atau penyakit yang akan dating. Nyeri akut biasanya
akan menghilang dengan atau tanpa pengobatan
b. Nyeri kronik berlangsung lebih lama daipada nyeri akut, intensitasnya bervariasi,
biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan. Tanda dan gejala yang tampak pada nyeri kronis
sangat berbeda dengan yang diperlihatkan oleh nyeri akut. Tanda-tanda vitas seringkali
dalam batas normal dan tidak disertai dilatasi pupil. Tanda lainnya yang tampak adalah
kelesuan,penurunan libido, dan berat badan,perilaku menarik diri,dan terganggunya
aktivits fisik
E. ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan seorang perawat di dalam mulai
mengkaji respon nyeri yang dialami oleh klien. Donovan dan Girton (2004) mengidentifikasi
komponen-komponen tersebut, diantaranya:
a. Penentuan ada tidaknya nyeri Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri,perawat harus
mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri, walaupun dalam observasi perawat
tidak menemukan adanya cedera atau luka. Setiap nyeri yang dilaporkan klien adalah nyata.
Sebaliknya ada beberapa pasien yang terkadang justru menyembunyikan nyerinya untuk
menghindari pengobatan.
b. Karakteristik Nyeri (metode P, Q, R, S, T)
Faktor pencetus (p: provokate) Perawat pengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus
nyeri pada klien, dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh
yang cidera. Apabila perawat mencurigai adanya nyeri psikogenik maka perawat harus
mengeksplor perasaan klien dan menyatakan perasaanperasaan apa yang dapat mencetuskan
nyeri.
C.Kualitas (q: quality) Kualitas nyeri merupakan sesuatu yang subjektif yang diungkapkan
oleh klien, seringkali klien mengungkapkan nyeri dengan kalimat-kalimat tajam, tumpul,
berdenyut, berpindah-pindah, seperti tertindih, tertusuk dan lain-lain, di mana-mana tiap-tiap
klien mungkin berbeda-beda dalam melaporkan kualitas nyeri yang dirasakan.
D.Lokasi (R: region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien untuk
menunjukkan semua bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klen. Untuk
melokalisasi nyeri lebih spsifik, maka perawat dapat meminta klien untuk melacak daerah
nyeri dari titik paling nyeri, kemungkinan hal ini akan sulit apabila nyeri yang dirasakan
bersifat difus (menyebar)
E.Keparahan (S: severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik
paling subjektif. Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia
rasakan sebagai nyeri ringan, nyeri sedang atau berat. Namun sulitnya adalah makna dari
istilah-istilah ini berbeda dari perawat dan klien serta adanya batasan-batasan khusus yang
membedakan antara nyeri ringan, sedang dan berat. Hal ini juga bias disebabkan karena
memang pengalaman nyeri pada masing-masing individu berbeda-beda
E.Durasi (T:time) Perawat menanyakan pada pasien untuk menanyakan durasi dan rangkaian
nyeri. Perawat dapat menanyakan: “kapan nyeri mulai dirasakan?”, “sudah berapa lama nyeri
dirasakan?”, “seberapa sering nyeri kambuh?” atau dengan kata-kata lain yang semakna.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Objektif: 4. Kolaborasi
a. Tekanan darah a. Kolaborasi
meningat pemberian analgesik
b. Pola nafas berubah jika perlu
c. Nafsu makan
berubah
d. Proses berfikir
terganggu
e. Menarik diri
Kondisi klinis
terkait:
a. Kondisi
pembedahan
b. Cedera traumatis
c. Infeksi
d. Sindrom koroner
akut
e. glaucoma