Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN DASAR
GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI

Disusun Oleh:
Syifa pertiwi maharani 433131440120032

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


STIKES KHORIZON KARAWANG
2021/2022
KONSEP PENYAKIT
A. PENGERTIAN
Secara umum dapat dinyatakan bahwa nyeri adalah perasaan yang tidak menyenangkan bagi
tubuh,nyeri bersifat subjektif (tergantung persepsi masing-masing individu) dan tidak dapat
diukur secara objektif oleh orang lain baik melalu tes labolatorium maupun dengan
diagnosis,sering dipersepsikan atau salah memahami. McCaffery (1980), menyatakan bahwa
nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tantang nyeri tersebut dan terjadi kapan
saja saat seseorang mengatakan merasakan nyeri. Definisi ini menempatkan seseorang
sebagai expert (ahli) di bidang nyeri, karena hanya pasienlah yang tahu tentang nyeri yang ia
rasakan. Bahkan nyeri adalah sesuatu yang sangat subjektif, tidak ada ukuran yang objektif
padanya, sehingga hanyalah orang yang merasakannya yang paling akurat dan tepat dalam
mendefinisikan nyeri (Prasetyo, 2010).

B. TUJUAN
Dilakukannya manajemen nyeri diharapkan dapat mengurangi rasa nyeri yang dirasakan dan
memberikan rasa nyaman

C. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


1) Usia
Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada anak-anak dan
lansia. Anak kecil mempunyai kesulitan memahami nyeri dan prosedur yang dilakukan
perawat yang menyebabkan nyeri. Anak-anak juga mengalami kesulitan secara verbal dalam
mengungkapkan dan mengekspresikan nyeri. Sedangkan pasien yang berusia lanjut, memiliki
resiko tinggi mengalami situasi yang membuat mereka merasakan nyeri akibat adanya
komplikasi penyakit dan degeneratif.

2) Jenis kelamin
Beberapa kebudayaan yang mempengaruhi jenis kelamin misalnya menganggap bahwa
seorang anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis. sedangkan anak perempuan
boleh menangis dalam situasi yang sama. Namun secara umum, pria dan wanita tidak
berbeda secara bermakna dalam berespon terhadap nyeri.

3) Kebudayaan
Beberapa kebudayaan yakin bahwa memperlihatkan nyeri adalah sesuatu yang alamiah.
Kebudayaan lain cenderung untuk melatih perilaku yang tertutup (introvert). Sosialisasi
budaya menentukan perilaku psikologis seseorang. Dengan demikian hal ini dapat
mempengaruhi pengeluaran fisiologis opial endogen sehingga terjadilah persepsi nyeri.

4) Makna nyeri
Individu akan mempersepsikan nyeri berbeda-beda apabila nyeri tersebut memberi kesan
ancaman, suatu kehilangan, hukuman dan tantangan. Makna nyeri mempengaruhi
pengalaman nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri.
D. GANGGUAN YANG BISA TERJADI
a. Nyeri akut terjadi setelah terjadinya cidera akut, penyakit,atau intervensi bedah awitan
yang cepat dengan intensitas yang bervariatif dari sedang sampai berat,juga berlangsung
untuk waktu singkat (meinhart & mccaffaer, 1993; NIH; 1986). Fungsi nyeri akut adalah
untukmemberi peringatan akan cidea atau penyakit yang akan dating. Nyeri akut biasanya
akan menghilang dengan atau tanpa pengobatan
b. Nyeri kronik berlangsung lebih lama daipada nyeri akut, intensitasnya bervariasi,
biasanya berlangsung lebih dari 6 bulan. Tanda dan gejala yang tampak pada nyeri kronis
sangat berbeda dengan yang diperlihatkan oleh nyeri akut. Tanda-tanda vitas seringkali
dalam batas normal dan tidak disertai dilatasi pupil. Tanda lainnya yang tampak adalah
kelesuan,penurunan libido, dan berat badan,perilaku menarik diri,dan terganggunya
aktivits fisik

E. ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Terdapat beberapa komponen yang harus diperhatikan seorang perawat di dalam mulai
mengkaji respon nyeri yang dialami oleh klien. Donovan dan Girton (2004) mengidentifikasi
komponen-komponen tersebut, diantaranya:
a. Penentuan ada tidaknya nyeri Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri,perawat harus
mempercayai ketika pasien melaporkan adanya nyeri, walaupun dalam observasi perawat
tidak menemukan adanya cedera atau luka. Setiap nyeri yang dilaporkan klien adalah nyata.
Sebaliknya ada beberapa pasien yang terkadang justru menyembunyikan nyerinya untuk
menghindari pengobatan.
b. Karakteristik Nyeri (metode P, Q, R, S, T)
Faktor pencetus (p: provokate) Perawat pengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus
nyeri pada klien, dalam hal ini perawat juga dapat melakukan observasi bagian-bagian tubuh
yang cidera. Apabila perawat mencurigai adanya nyeri psikogenik maka perawat harus
mengeksplor perasaan klien dan menyatakan perasaanperasaan apa yang dapat mencetuskan
nyeri.
C.Kualitas (q: quality) Kualitas nyeri merupakan sesuatu yang subjektif yang diungkapkan
oleh klien, seringkali klien mengungkapkan nyeri dengan kalimat-kalimat tajam, tumpul,
berdenyut, berpindah-pindah, seperti tertindih, tertusuk dan lain-lain, di mana-mana tiap-tiap
klien mungkin berbeda-beda dalam melaporkan kualitas nyeri yang dirasakan.
D.Lokasi (R: region) Untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien untuk
menunjukkan semua bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klen. Untuk
melokalisasi nyeri lebih spsifik, maka perawat dapat meminta klien untuk melacak daerah
nyeri dari titik paling nyeri, kemungkinan hal ini akan sulit apabila nyeri yang dirasakan
bersifat difus (menyebar)
E.Keparahan (S: severe) Tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik
paling subjektif. Pada pengkajian ini klien diminta untuk menggambarkan nyeri yang ia
rasakan sebagai nyeri ringan, nyeri sedang atau berat. Namun sulitnya adalah makna dari
istilah-istilah ini berbeda dari perawat dan klien serta adanya batasan-batasan khusus yang
membedakan antara nyeri ringan, sedang dan berat. Hal ini juga bias disebabkan karena
memang pengalaman nyeri pada masing-masing individu berbeda-beda
E.Durasi (T:time) Perawat menanyakan pada pasien untuk menanyakan durasi dan rangkaian
nyeri. Perawat dapat menanyakan: “kapan nyeri mulai dirasakan?”, “sudah berapa lama nyeri
dirasakan?”, “seberapa sering nyeri kambuh?” atau dengan kata-kata lain yang semakna.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Masalah keperawatan yang akan muncul pada nyeri adalah :


1) Nyeri akut (D.0077).
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau
fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan.
Penyebab :
a) Agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, iskemia, neoplasma).
b) Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, bahan kimia iritan).
c) Agen pencedera fisik (mis. abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat,
prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan).

Gejala dan Kriteria :


a) Mayor :
(1) Subjektif : Mengeluh nyeri.
(2) Objektif : Tampak meringis, bersikap protektif (mis. Waspada posisi menghindari nyeri),
gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur.
b) Minor :
(1) Subjektif :
(2) Objektif : Tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, nafsu makan berubah, proses
berfikir terganggu, menarik diri, berfokus pada diri sendiri, diaphoresis.
INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi


keperawatan kriteria hasil
1. Nyeri akut SLKI SIKI
Definisi: Tingkat Nyeri : Manajemen Nyeri:
Pengalaman sensorik Tingkat nyeri 1. Observasi.
atau emosional yang menurun dengan a. Lokasi,
berkaitan dengan kriteria hasil: karakteristik, durasi,
kerusakan jaringan 1. Keluhan nyeri frekuensi, kualitas,
aktual atau menurun intensitas nyeri.
fungsional, dengan 2. Fokus membaik b. Identitas skala nyeri
onset mendadak atau 3. Meringis c. Identitas respon
lambat dan menurun nyeri non verbal
berintensitas ringan 4. Sifat protektif d. Identitas faktor yang
hingga berat yang menurun memperberat dan
berlangsung kurang 5. Gelisah memperingan nyeri
dari 3 bulan. menurun e. Identitas
6. Kemampuan pengetahuan dan
Penyebab : menuntaskan keyakinan tentang
1. Agen pencedera aktivitas nyeri
fisiologis (mis. meningkat f. Identifikasi
Inflamasi, 7. Kesulitan tidur pengaruh nyeri pada
iskemia, menurun kualitas hidup
neoplasma). 8. berfokus pada g. Monitor
2. Agen pencedera diri sendiri keberhasilan terapi
kimiawi (mis. menurun komplementer yang
Terbakar, bahan 9. Diaforesis sudah diberikan
kimia iritasi). menurun
3. Agen pencedera 10. Frekuensi nadi 2. Terapeutik.
fisik (mis. Abses, membaik a. Berikan teknik
trauma, amputasi, nonfarmakologis
terbakar, untuk mengurangi
terpotong, rasa nyeri (mis.
mengangkat TENS, hypnosis,
berat, prosedur akupresur, terapi
operasi, trauma, musik, biofeedback,
latihan fisik terapi pijat, aroma
berlebihan terapi, teknik
imajinasi
terbimbing,
kompres
hangat/dingin,distra
ksi,
Gejala dan Tanda relaksasi(genggam
Mayor jari, benson))
Subjektif: b. Control lingkungan
a. Mengeluh nyeri yang memperberat
rasa nyeri (mis.
Objektif: Suhu ruang,
a. Tampak meringis pencahayaan,
b. Bersikap protektif kebisingan)
(mis. Waspada, c. Fasilitasi istirahat
posisi menghindari dan tidur
nyeri)
c. Gelisah 3. Edukasi.
d. Sulit tidur a. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
Gejala dan Tanda nyeri
Minor: b. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Subjektif: c. Anjurkan memonitor
(Tidak tersedia) nyeri secara mandiri

Objektif: 4. Kolaborasi
a. Tekanan darah a. Kolaborasi
meningat pemberian analgesik
b. Pola nafas berubah jika perlu
c. Nafsu makan
berubah
d. Proses berfikir
terganggu
e. Menarik diri

Kondisi klinis
terkait:
a. Kondisi
pembedahan
b. Cedera traumatis
c. Infeksi
d. Sindrom koroner
akut
e. glaucoma

Anda mungkin juga menyukai