a. Definisi
Menurut SDKI (2017) nyeri akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusaakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak
atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
b. Etiologi
Penyebab nyeri akut salah satunya adalah agen pencedera fisik (prosedur
operasi) (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Nyeri merupakan suatu kondisi
yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu.
Nyeri bersifat subjektif dan individual (Potter & Perry, 2010). Nyeri juga
dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Smeltzer & Bare, 2001).
Nyeri akut adalah nyeri yang terjadi setelah cedera akut, penyakit atau intervensi
bedah, dan memiliki awitan bedah yang cepat, dengan intensitas yang bervariasi
(ringan sampai berat) serta berlangsung singkat (kurang dari enam bulan) dan
menghilang dengan atau tanpa pengobatan setelah keadaan pulih pada area yang
rusak. Nyeri akut biasanya berlangsung singkat, misalnya nyeri pada fraktur.
Nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan. Awitan gejalanya
mendadak dan biasanya penyebab serta lokasi nyeri sudah diketahui. Nyeri akut
kornu dorsalis pada medula spinalis, talamus, dan sistem limbik. Suatu
keseimbangan aktivitas dari neuron sensori dan serabut kontrol desenden dari
penghambat. Apabila masukan yang dominan berasal dari serabut beta-A, maka
dari serabut delta- A dan serabut C, maka akan membuka pertahanan tersebut
dan klien akan mempersepsikan nyeri. Saat impuls diantarkan ke otak, terdapat
pusat korteks yang lebih tinggi di otak yang memodifikasi persepsi nyeri. Alur
saraf desenden melepaskan opiat endogen, seperti endorfin dan dinorfin, suatu
pembunuh nyeri alami yang berasal dari tubuh. Neuromodulator ini menutup
Perry, 2010).
Terdapat tiga komponen fisiologis dalam nyeri yaitu resepsi, persepsi, dan
perifer. Serabut nyeri memasuki medula spinalis dan menjalani salah satu dari
beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam masa berwarna abu-abu di
medula spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat berinteraksi dengan sel-sel saraf
c. Manifestasi klinis
3. Gelisah
5. Sulit tidur
gejala dan Minor
Subjektif
Objektif
1. Tekanan darah meningkat
5. Menarik diri
7. Diaforesis
Fisiologi nyeri
keluar jika ada jaringan yang rusak. Transmisi stimulus nyeri berlanjut
Perry, 2010).
c. Berdasarkan transmisi
1) Nyeri menjalar
a. Usia
(Andarmoyo, 2013)
b. Makna Nyeri
(Andarmoyo,2013).
d. Keletihan
e. Pengalaman Sebelumnya
mudah menerima nyeri pada masa yang akan datang. Nyeri yang
2016).
g. Riwayat penyakit
merasakan nyeri yang minimal dan ruang gerak yang luas, dan
2011)
dirasakan sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda (Tamsuri 2007
yang sedang.
1. Definisi
Gout Arthritis merupakan Suatu sindrom yang mempunyai gambaran khusus, yaitu
artritis akut yang banyak pada pria daripada wanita (Helmi, 2011).
Gout merupakan terjadinya penumpukan asam urat dalam tubuh dan terjadi kelainan
metabolisme purin. Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang
berhubungan dengan defek genetik pada metabolisme purin (hiperurisemia) (Brunner
dan Suddarth, 2012).
Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan
berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal
monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya
kadarasam urat di dalam darah (hiperurisemia).
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi
kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari
hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkan
karena penumpukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Artritis
gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus, yaitu
artritis akut. Artritis akut disebabkan karena reaksi inflamasi jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat.
Insiden penyakit gout sebesar 1-2%, terutama terjadi pada usia 30-40 tahun dan 20
kali lebih sering pada pria daripada wanita. Penyakit ini terutama menyerang sendi
tangan dan bagian metatarsofangeal kaki. Penyakit ini bersifat multisistemik yang
disebabkan oleh hiperurisemia dan penimbunan kristal asam urat di dalam jaringan.
Asam urat merupakan hasil akhir metabolisme purin. Masalah akan timbul jika
terbentuk kristal-kristal monosodium urat monohidrat pada sendi-sendi dan jaringan
sekitarnya. Kristal-kristal berbentuk seperti jarum ini mengakibatkan reaksi
peradangan yang jika berlanjut akan menimbulkan nyeri hebat yang sering menyertai
serangan gout. Jika tidak diobati, endapan kristal akan menyebabkan kerusakan yang
hebat pada sendi dan jaringan lunak.
2. Patofisiologi asam urat
Dalam keadaan normal, kadar asam urat di dalam darah pada pria dewasa kurang dari 7
mg/dl, dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Apabila konsentrasi asam urat dalam serum lebih
besar dari 7 mg/dl dapat menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Serangan gout
tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan secara mendadak kadar asam urat
dalam serum. Jika kristal asam urat mengendap dalam sendi, akan terjadi respon inflamasi dan
diteruskan dengan terjadinya serangan gout. Dengan adanya serangan yang berulang – ulang,
penumpukan kristal monosodium urat yang dinamakan thopi akan mengendap dibagian perifer
tubuh seperti ibu jari kaki, tangan dan telinga. Akibat penumpukan Nefrolitiasis urat (batu
urat dari depositnya dalam tofi (crystals shedding). Pada beberapa pasien gout
Pathway
3. Etiologi
2, yaitu:
a. Gout primer
belum jelas diketahui. Berdasarkan data ditemukan bahwa 99% kasus adalah
gout dan hiperurisemia primer. Gout arthritis primer yang merupakan akibat
b. Gout sekunder
Gout sekunder dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu kelainan yang menyebabkan
atau pemecahan asam nukleat dan kelainan yang menyebabkan sekresi menurun.
enzim glukosa-6 phosphate pada glycogen storage disease dan kelainan karena
Hiperurisemia sekunder karena produksi berlebih dapat disebabkan karena keadaan yang
menyebabkan peningkatan pemecahan ATP atau pemecahan asam nukleat dari dari
intisel. Peningkatan pemecahan ATP akan membentuk AMP dan berlanjut membentuk
IMP atau purine nucleotide ATP akan membentuk AMP dan berlanjut membentuk
Penyebab utama penyakit asam urat atau gout adalah meningkatnya kadar asam urat
dalam darah atau hiperurisemia. Serangan gout pertama biasanya hanya mengenai satu sendi
dan berlangsung selama beberapa hari. Gejalanya menghilang secara bertahap dan tidak
timbul gejala sampai terjadi serangan berikutnya (Bangun, 2008). Beberapa gejala dan tanda
b. Terasa nyeri hebat pada sendi yang terkena penyakit dan terasa panas saat
bagian yang bengkak disentuh. Rasa nyeri ini terjadi karena kristal-kristal purin
d. hanya pegal linu pada otot dan sendi tanpa nyeri hebat maka dapat dipastikan
e. Gejala asam urat menyebabkan bagian yang terserang berubah bentuk. Gejala ini
pergelangan kaki, dan daun telinga. Gejala ini lebih banyak dialami oleh para pria
yang berusia lebih dari 30 tahun sekitar 90% dan pada wanita umumnya terjadi
1. Pengkajian
1. Identitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan,
alamat, Tgl MRS, No. Reg., dx medis.
2. Riwayat Penyakit
a. Keluahan Utama
Nyeri disertai pembengkakan dan kemerahan dari sendi yang sakit
(terutama pada sendi )
b. Riwayat Penyakit Sekarang
P : Provokatif / Pallatif / Penyebab
Kaji penyebab
Q : Quantitas / Quantitas Nyeri
Kaji seberapa sering px menyerangiai, tindakan apa yang dapat
menyebabkan nyeri.
R : Regional / area yang sakit
Sering mengenai sendi dipangkal ibu jari kaki, pergelangan kaki, lutut,
pergelangan tangan dan sikut.
S : Severtity / Tingkat Keparahan
Kaji derajat nyeri px
- demam - menggigil
T : Time
Kapan keluhan dirasakan ?
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji dan tanyakan pada klien apakah sebelumnya klien pernah
mengalami penyakit yang sama seperti saat ini ?
4. Riwayat Penyakit / Kesehatan Keluarga
a. Apakah ada anggota keluarga yang pernah menderita penyakit yang
sama dengan klien ?
b. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit serius yang
lain seperti (HT, DM, TB, Pneumonia, dll.)
5. Riwayat Psikologis Spiritual
a. Psikologi : Tanyakan kepada klien apakah bisa menerima
penyakit yang dideritanya ?
b. Sosial : Bagaimana interaksi klien terhadap lingkungan di
Rumah Sakit dan apakah klien bisa beradaptasi dengan klien yang lain ?
c. Spiritual : Apakah klien tetap beribadah dan
melaksanakan ibadahnya menurut agamanya ?
6. Pemenuhan Kebutuhan
a. Pola Nutrisi
Makan : Pada umumnya pasien gout artritis diberikan diit rendah
putin pantangan makanan kaya protan.
Minum: Kaji jenis dan frekuensi minum sesuai dengan
indikasi
b. Pola Eliminasi
BAK : Kaji frekwensi, jumlah, warna dan bau.
BAB : Kaji frekwensi, konsistensi dan warna
c. Pola Aktivitas
Biasanya pasien gout artritis pada saat melakukan aktivitas
mengalami keterbatasan tentang gerak, kontrktur / kelainan pada sendi.
d. Istirahat tidur
Kaji pola kebiasaan pasien pada saat istirahta tidur dirumah maupun di
rumah sakit.
e. Personal Hygiene
Kaji kebiasaan pasien dalam kebiasaan diri. (Mandi, gosok gigi, cuci
tangan, kebersihan rambut, dll.)
7. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
b. TTV
c. Kesadaran
d. GCS
8. Pemeriksaan Persistem
a. Otot, Tulang, integumen
Otot, tulang
1) Mengalami atrofi pada otot.
2) Kontraktur / kelainan pada sendi.
Integumen
3) Kaji tumor kulit.
4) Kulit tampak merah, keunguan, kencang, licin, teraba hangat pada
waktu sendi membengkak.
b. Pulmonaile
1) Kaji bentuk dada, frekwensi pernafasan. Apakah ada nyeri tekan.
2) Dan apakah ada kelainan pada bunyi nafas.
c. Cardiofaskuler
1) Inspeksi : terjadi distensi vena
2) Palpasi : Takhikardi
3) Auskultasi : Apakah ada suara jantung normal S1 dan S2 tunggal
d. Abdomen
Pada penderita Gout Artritis biasanya terjadi anoreksia dan konstipasi.
e. Urologi
Hampir pada 20 % penderita Gout Artritis memiliki batu ginjal.
f. Muskuluskeletal
1) Ukuran sendi normal dengan mobilitas penuh bila pada remisi.
2) Tofi dengan gout kronik, ini temuan paling bermakna. Tofi adalah
pembesaran jaringan permanen diakibatkan dari deposit kristal urat
natrium, dapat terjadi dimana saja pada tubuh tetapi umum ditemukan
pada sendi sinovial, bursa alecranon dan vertebrate.
3) Laporan episode serangan gout adalah nyeri berdenyut, berat dan
tak dapat ditoleransi.
g. Reproduksi
Biasanya mengalami gangguan pada saat melakukan aktivitas sexual
akibat kekauan sendi.
2. Diagnosa
Nyeri akut b.d agen pencedara fisiologis d.d tampak meringis, bersikap protektif,
dan gelisah
3. Intervensi
4. Implementasi
a. Implementasi Keperawatan
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
5. Evaluasi
meningkatkan kondisi pasien (Potter & Perry, 2010). Evaluasi dibagi menjadi
2 macam :