1. Definisi Nyeri
Nyeri merupakan sensasi/rasa yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan
kerusakan jaringan actual maupun potensial. Nyeri biasanya dapat menyebabkan
gangguan pada pemenuhan Activity Daily Live (ADL), istirahat, mobilisasi dan
konsentrasi (Dewi, 2015). Menurut Wilkinson & Ahern (2014) nyeri adalah pengalaman
sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan
aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan yang tiba-tiba atau
lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat di antisipasi atau
diprediksi.
Nyeri merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
yang bersifat subjektif yang bertujuan untuk melindungi diri. Keluhan nyeri yang
dirasakan biasanya seperti pegal, linu, ngilu, kemeng dan sebagainya (Muttaqin, 2008).
Menurut Asmadi (2008), respon klien terhadap nyeri berbeda-beda tergantung dari
persepsinya seperti berteriak, meringis dan lain.lain.
2. Penyebab Nyeri
Menurut Asmadi (2008), penyebab nyeri berhubungan dengan fisik dan psikis. Secara
fisik seperti trauma, benda tumpul, benda tajam, panas, neoplasma, peradangan,
gangguan sirkulasi darah, dll. Nyeri yang disebabkan faktor psikologis disebabkan oleh
trauma psikologis dan pengaruhnya terhadap fisik.
3. Klasifikasi Nyeri
Menurut Asmadi (2008), nyeri diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan
berdasarkan tempat, sifat, berat ringannya nyeri dan waktu lamanya serangan.
a. Nyeri berdasarkan tempatnya
1) Pheriperal pain : nyeri yang dirasakan pada permukaan tubuh seperti kulit,
mukosa.
2) Deep pain : nyeri yang dirasakan pada permukaan tubuh yang lebih dalam atau
pada organ-organ visceral.
3) Refered pain : nyeri yang diakibatkan oleh penyakit organ/struktur dalam tubuh
yang ditransmisikan ke bagian tubuh di daerah yang berbeda (bukan daerah asal
nyeri).
4) Central pain : nyeri yang terjadi akibat perangsangan pada system saraf pusat,
spinal cord, batang otak dan lain-lain
b. Nyeri berdasarkan sifatnya
1) Incidental pain : nyeri yang muncul sewaktu-waktu kemudian hilang.
2) Steady pain : nyeri yang timbul dan menetap yang dirasakan dalam waktu yang
lama
c. Nyeri berdasarkan berat ringannya
1) Nyeri ringan : intensitasnya rendah
2) Nyeri sedang : nyeri yang menimbulkan reaksi
3) Nyeri berat : nyeri dengan intensitas yang tinggi
d. Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan
1) Nyeri akut
Merupakan nyeri yang dirasakan dalam waktu kurang dari 6 bulan. Nyeri
biasanya terlokalisir dan terasa tajam seperti ditusuk, disayat, dicubit dan
sebagainya. Pasien biasanya akan tampak cemas, gelisah, terjadi ketegangan otot,
berkeringat, pucat, takikardi, peningkatan respirasi dan tekanan darah, lembap
dan dilatasi pupil (Asmadi, 2008).
2) Nyeri kronis
Merupakan nyeri yang dirasakan lebih dari 6 bulan. Nyeri biasanya menyebar
dan terasa tumpul seperti ngilu, linu dan lain-lain. Pasien biasanya akan tampak
menarik diri, depresi, penurunan tekanan darah, bradikardi, kulit kering, panas
dan konstriksi pupil (Asmadi, 2008).
4. Patofisiologi Nyeri
Reseptor nyeri disebut nosiseptor. Nosiseptor mencakup ujung-ujung saraf bebas yang
berespon terhadap berbagai rangsangan termasuk tekanan mekanis, deformasi, suhu yang
ekstrim, dan berbagai bahan kimia. Pada rangsangan yang intensif, reseptor-reseptor lain
misalnya badan Pacini dan Meissner juga mengirim informasi yang dipersepsikan
sebagai nyeri. Zat-zat kimia yang memperparah nyeri antara lain adalah histamin,
bradikini, serotonin, beberapa prostaglandin, ion kalium, dan ion hydrogen. Masing-
masing zat tersebut tertimbun di tempat cedera, hipoksia, atau kematian sel. Nyeri cepat
(fast pain) disalurkan ke korda spinalis oleh serat A delta, nyeri lambat (slow pain)
disalurkan ke korda spinalis oleh serat C lambat.
Serat-serat C tampak mengeluarkan neurotransmitter substansi P sewaktu bersinaps di
korda spinalis. Setelah di korda spinalis, sebagian besar serat nyeri bersinaps di neuron-
neuron tanduk dorsal dari segmen. Namun, sebagian serat berjalan ke atas atau ke bawah
beberapa segmen di korda spinalis sebelum bersinaps. Setelah mengaktifkan sel-sel di
korda spinalis, informasi mengenai rangsangan nyeri diikirim oleh satu dari dua jaras ke
otak- traktus neospinotalamikus atau traktus paleospinotalamikus (Corwin, 2000 : 225).
Informasi yang di bawa ke korda spinalis dalam serat-serat A delta di salurkan ke otak
melalui serat-serat traktus neospinotalamikus. Sebagian dari serat tersebut berakhir di
reticular activating system dan menyiagakan individu terhadap adanya nyeri, tetapi
sebagian besar berjalan ke thalamus. Dari thalamus, sinyal-sinyal dikirim ke korteks
sensorik somatic tempat lokasi nyeri ditentukan dengan pasti (Corwin, 2000 : 225).
Informasi yang dibawa ke korda spinalis oleh serat-serat C, dan sebagian oleh serat A
delta, disalurkan ke otak melalui serat-serat traktus paleospinotalamikus. Serat-serat ini
berjalan ke daerah reticular dibatang otak, dan ke daerah di mesensefalon yang disebut
daerah grisea periakuaduktus. Serat- serat paleospinotalamikus yang berjalan melalui
daerah reticular berlanjut untuk mengaktifkan hipotalamus dan system limbik. Nyeri
yang di bawa dalam traktus paleospinotalamik memiliki lokalisasi yang difus dan
berperan menyebabkan distress emosi yang berkaitan dengan nyeri (Corwin, 2000 : 225).
5. Manifestasi Klinis
1. Gangguam Tidur
2. Posisi Menghindari Nyeri
3. Gerakan Menghindari Nyeri
4. Pucat
5. Perubahan Nafsu Makan
6. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan di abdomen
9. Pengkajian Nyeri
Penilaian nyeri merupakan elemen yang penting untuk menentukan terapi nyeri.
Skala penilaian nyeri dan keterangan pasien digunakan untuk menilai derajat nyeri.
Intensitas nyeri harus dinilai sedini mungkin selama pasien dapat berkomunikasi dan
menunjukkan ekspresi nyeri yang dirasakan.Ada beberapa skala penilaian nyeri pada
Defisit self care (mandi, Perawatan diri: Aktivitas Bantuan perawatan diri
berpakaian, makan, sehari-hari
Monitor kemampuan
eliminasi) b/d nyeri,
Setelah dilakukan tindakan pasien secara mandiri
ketidaknyamanan, hambatan
keperawatan selama …., Monitor kebutuhan
mobilitas
masalah deficit self care pada pasien terkait alat-lat
… teratasi dengan kriteria kebersihan diri, alat
hasil: bantu berpakaian,
DO: - Mampu mandi secara berdandan, eliminasi dan
mandiri makan
- Ketidakmampuan mandi
- Mampu berpakaian Berikan peralatan
sendiri (membasuh
secara mandiri kebersihan pribadi
tubuh, mengakses kamar
- Mampu makan secara Berikan bantuan sampai
mandi, mengeringkan
mandiri pasien mampu
tubuh)
- Mampu toileting secara melakukan perawatan
- Ketidakmampuan
mandiri mandiri
berpakaian sendiri
- Mampu menjaga Dorong pasien
(mengenakan pakaian,
kebersihan diri melakukan aktivitas
melepaskan pakaian)
- Ketidakmampuan makan normal sehari-hari sesuai
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed.).
Jakarta:
Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural Keperawatan: Konsep Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta : Salemba Medika.