Anda di halaman 1dari 20

A.

PENGERTIAN

Harga diri rendah adalah Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal

karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri, perasaan tidak berharga, tidak

berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri

sendiri atau kemampuan diri (Yosep, 2015 dalam sutinah 2018).

Sedangkan menurut (Depkes RI, 2019 dalam Nurarif & Hardhi, 2020, ) Harga

diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk kehilangan rasa

percaya diri, tidak berharga, tidak berguna, tidak berdaya, pesimis, tidak ada harapan

dan putus asa.

Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah

diriyang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadapdiri sendiri dan kemampuandiri

(isnaini 2020).

Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami gangguan

dalam dalam penilaian terhadap dirinya sendiri dan kemampuan yang dimiliki, yang

menjadikan hilangnya rasa kepercayaan diri akibat evaluasi negatif yang

berlangsungdalam waktu lama karena merasa gagal dalam mencapai keinginan (febriana

2018)
B. RENTANG RESPON

adapun tentang respon konsep diri dapat dilihat pada gambar dibawah ini

Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualitas diri Konsep Harga diri keracunan Depersonalisasi


diri rendah identitas
positif

febriana 2018

Respon adaptif terhadap konsep dirimeliputi :

a. Aktualisasi diri

Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman
nyata yang sukses dan dapat di terima individu dapat mengapresiasikan
kemampuan yang dimilikinya.

b. Konsep diri positif

Apabila individu mempunyai pengalaman positif dalam beraktualisasi diri dan


menyadari hal hal positif maupun yang negative dari dirinya. Individu dapat
mengidentifikasi kemampuan dak kelemahannya secara jujur dalam menilai suatu
masalah indifidu berfikir secara positifdanrealistis.

Respon man adaftip dari konsep diri meliputi :


a. harga diri rendah adalah individu cenderung untuk menilai dirinya negative da
merasa lebih rendah dari orang lain.

b. kekacauan identitas

Suatu kegagalan individu mengintegrasikan berbagai integrasi masa kanak-kanak


kendala kepribadian psikosial dewasa yang harmonis.
c. Deprsonalisasi
perasaan yang tidak realitasdan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan
dengan kekecewaan, kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan
orang lain

C. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI

Berbagai faktor penyebab terjadinya perubahan dalam konsep diri


seseorang yaitu :
a. Faktor predisposisi
Menurut (Fitria 2013) Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronik
adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain,
ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah kronis adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. (Fitria,2013)
D. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Fitria (2009 h 6 ; Yosep, 2014 h 264) perilaku-perilaku seperti

dibawah ini diantaranya :

a. Mengkritik diri sendiri

b. Perasaan tidak mampu

c. Pandangan hidup yang pesimistis


d. Tidak menerima pujian

e. Penurunan produktifitas

f. Penolakan terhadap kemampuan diri

g. Kurang memperhatikan perawatan diri

h. Berpakaian tidak rapi

i. Selera makan berkurang

j. Tidak berani menatap lawan bicara

k. Lebih banyak menunduk

l. Bicara lambat dengan nada suara lemah

m. Merusak/melukai orang lain

n. Merusak diri: harga diri rendah menyokong klien untuk mengakhiri hidup

o. Menarik diri dari realitas, cemas, panik, cemburu, curiga, halusinasi

p. Sulit bergaul

q. Menunda keputusan

E. PSIKODINAMIKA

Keliat, dkk. (2015, p. 76) menyatakan bahwa harga diri rendah muncul
apabila lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuanya. Proses terjadinya harga diri rendah disebabkan karena sering
disalahkan pada masa kecil, jarang diberi pujian atas keberhasilanya. Individu
pada saat mencapai masa remaja keberadaanya kurang dihargai, tidak diberi
kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal sering gagal di sekolah,
pekerjaan, atau pergaulan.

Harga diri rendah kronis terjadi merupakan proses kelanjutan dari harga
diri rendah situasional yang tidak terselesaikan. Atau dapat juga terjadi karena
individu tidak pernah mendapat feed back dari lingkungan tentang prilaku klien
sebelumnya bahkan kecendrungan lingkungan yang selalu memberi respon negatif
mendorong individu menjadi harga diri rendah.

Harga diri rendah kronis terjadi disebabkan banyak faktor. Awalnya


individu berada pada suatu situasi yang penuh dengan stressor (krisis), individu
berusaha menyelesaikan krisis tetapi tidak mampu atau merasa gagal menjalankan
fungsi dan peran. Penilaian individu terhadap diri sendiri karena kegagalan
menjalankan fungsi dan peran adalah kondisi harga diri rendah situasional, jika
lingkungan tidak memberi dukungan positif atau justru menyalahkan individu dan
terjadi secara terus menerus akan mengakibatkan individu mengalami harga diri
rendah kronis.

Psikodinamika terjadinya Harga Diri Rendah dapat dijelaskan pada


gambar 1.1 berikut ini :
PATHWAY

Stressor

Faktor Predisposisi Faktor Presipitasi

Gangguan/Ketidakeimbangan

Self Image Self Ideal

Self Affirmative

Gangguan/Ketidakeimbangan

HDR
(Low Self Esteem)

Efek

Isolasi Sosial
Perilaku Kekerasan Waham
F. MEKANISME KOPING

Koping individu tidak efektif adalah kerusakan prilaku adaptif dan kemampuan
menyelesaikan masalah seseoarng dalam menghadapi tuntutan dan peran dalam
kehidupan (setyono 2017).

mekanisme koping termasukpertahanan koping jangka pendek dan jangka


panjang, serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri
sendiridalam menghadapai persepsi diri yang menyakitkan(setyono 2017),

Pertahanan jangka pendek termasuk berikut ini :

a. aktifitas yang dapat memberikan kesempatan pelarian sementara dari krisis identitas
misalnya nonoton tv, kerja keras,olah raga berat.

b. aktifitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara misalnya ikut club
politik, kelompok social agama.

c. aktifitas yang secara sementara menguatkan perasaan diri misalnya pencapaian


akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas olahraga yang kompetitif.

d. aktifitas yang mewakili jarak pendek untuk membuat masalah identitas


menjadikurang berarti dalam kehidupan individu misalnya penyalah gunaan zat.

sedangkan pertahanan jangka panjang termasuk serikut ini :

a. penutupan identitas

adopsi identitas premature yang diinginkan oleh orang yang penting bagi individu
tampa memperhatikan keinginan, aspirasi danpotensi individu.

b. identitas negative

asumsi identitas yangtidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai-nilai dan harapan
masyarakat.
Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, disosiasi, isolasi,
proyeksi, pergeseran (displesment), peretakan ataw splitting,berbalik marah terhadap
diri sendiri dan amuk.

Mekanisme koping pasien harga diri rendah menurut Ridhyalla Afnuhazi


(2015) adalah:

a. Jangka pendek

1) Kegiatan yang dilakukan untuk lari sementara dari krisis:


pemakaian obat-obatan, kerja keras, nonton TV terus menerus.
2) Kegiatan mengganti identitas sementara (ikut kelompok sosial,
keagaman, politik).
3) Kegiatan yang memberi dukungan sementara (kompetisi olahraga
kontes popularitas).
4) Kegiatan mencoba menghilangkan identitas sementara
(penyalahgunaan obat).
b. Jangka panjang

1) Menutup identitas

2) Identitas negatif: asumsi yang bertentangan dengan nilai dan


harapan masyarakat.
G. SUMBER KOPING

Menurut (stuard and sunden 2023), setiap individu mempunyai beberapa


kelebihan personal, meskipun individu tersebut mengalami gangguan jiwa, kelebihan-
kelebihan itu diantaranya :

a. aktifitas olahraga dan aktivitas lain diluar rumah

b. hobi dan kerajinan tangan

c. seni yang ekspresif

d. kesehatan dan perawatan diri


e. pekerjaan, lokasi ataw posisi

f. bakat tertentu

g. kecerdasan

h. imajinasi dan kreatifitas

i. hubungan interpersonal

H. PENATALAKSANAAN UMUM

Strategi pelaksanaan tindakan dan komunikasi (SP/SK) merupakan suatu


metoda bimbingan dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang berdasarkan
kebutuhan pasien dan mengacu pada standar dengan mengimplementasikan
komunikasi yang efektif. Penatalaksanaan harga diri rendah tindakan
keperawatan pada pasien menurut Suhron (2017) diantaranya:
1. Tujuan keperawatan: pasien mampu:

a. Membina hubungan saling percaya

b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

c. Menilai kemampuan yang dapat digunakan

d. Menetapkan atau memilih kegiatan yang telah dipilih sesuai


kemampuan
e. Merencanakan kegiatan yang telah dilatih
2. Tindakan keperawatan

a. Membina hubungan saling percaya dengan cara:

1) Ucapkan setiap kali berinteraksi dengan pasien

2) Perkenalkan diri dengan pasien

3) Tanyakan perasaan dan keluhan saat ini

4) Buat kontrak asuhan

5) Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang


diperoleh untuk kepentingan terapi
6) Tunjukkan sikap empati terhadap klien

7) Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan

b. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki


pasien:
1) Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif
pasien (buat daftar kegiatan)
2) Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian
yang negatif setiap kali bertemu dengan pasien
c. Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

1) Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih
dari daftar kegiatan) : buat daftar kegiatan yang dapat dilakukan
saat ini
2) Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien
d. Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan
kegiatan yang dilakukan
1) Diskusikan kegiatan yang dipilih untuk dilatih saat pertemuan.

2) Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan.

e. Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan

1) Latih kegiatan yang dipilih (alat atau cara melakukannnya).

2) Bantu pasien memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua


kali perhari.
3) Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang
diperlihatkan pasien.
4) Bantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya
menyusun rencana kegiatan.
5) Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan.
6) Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari

7) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan


setiap aktivitas.
8) Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan
keluarga.
9) Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Yosep (2014) menjelaskan terdapat beberapa masalah keperawatan yang


mungkin muncul pada pasien dengan harga diri rendah diantaranya adalah:
1. Harga diri rendah kronik

1. Koping Individu tidak efektif

2. Isolasi sosial

3. Defisit Perawatan Diri


J. FOKUS INTERVENSI

Perencanaan tindakan keperawatan pada pasien menurut Kemenkes RI (2022),


yaitu:
a. Strategi pelaksanaan pertama pasien: pengkajian dan latihan kegiatan
pertama
1. Identifikasi pandangan/penilaian pasien tentang diri sendiri dan
pengaruhnya terhadap hubungan dengan orang lain, harapan yang
telah dan belum tercapai, upaya yang dilakukan untuk mencapai
harapan yang belum terpenuhi
2. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien
(buat daftar kegiatan)
3. Membantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
(pilih dari daftar kegiatan mana kegiatan yang dapat dilaksanakan)
4. Membuat daftar kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
5. Membantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan
saat ini untuk dilatih
6. Melatih kegiatan yang dipilih oleh pasien (alat dan cara
melakukannya)
7. Memasukkan kegiatan yang telah dilatih pada jadwal kegiatan untuk
dilatih dua kali per hari
b. Strategi pelaksanaan kedua pasien: latihan kegiatan kedua

1. Mengevaluasi tanda dan gejala harga diri rendah.

2. Memvalidasi kemampuan pasien melakukan kegiatan pertama yang telah


dilatih dan berikan pujian.

3. Mengevaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama

4. Membantu pasien memilih kegiatan kedua yang telah dilatih

5. Melatih kegiatan kedua (alat dan cara)

6. Memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan: dua kegiatan, masing-


masing dua kali per hari
b. Strategi pelaksanaan ketiga pasien: latihan kegiatan ketiga

1. Mengevaluasi tanda dan gejala harga diri rendah

2. Memvalidasi kemampuan melakukan kegiatan pertama dan kedua yang telah


dilatih dan berikan pujian

3. Mengevaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama dan kedua

4. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih

5. Melatih kegiatan ketiga (alat dan cara)

6. Memasukkan jadwal kegiatan untuk latihan: tiga kegiatan, masing-


masing dua kali per hari.
c. Strategi pelaksanaan keempat pasien: latihan kegiatan keempat

1. Mengevaluasi data harga diri rendah

2. Memvalidasi kemampuan melakukan kegiatan pertama, kedua, dan


ketiga yang telah dilatih dan berikan pujian

3. Mengevaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama, kedua dan ketiga.

4. Membantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih

5. Melatih kegiatan keempat (alat dan cara)

6. Memasukan pada jadwal kegiatan untuk latihan: empat kegiatan masing-


masing dua kali per hari.
Daftar Pustaka

Yosep, Iyus dan Titin Sutini. 2014. Buku Ajar Kerawatan Jiwa. Bandung: PT
Refika Aditama

Febrina 2018 Jurnal Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Keluarga Dengan Harga
Diri Rendah Kronis Di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Padang

Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Mentri Kesehatan RI

Keliat, B.A. 2015. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta: EGC

Stuart. 2013. Buku Saku Keperawatan. Jakarta. EGC


A. STRATEGI PELAKSANAAN

a. proses keperawatan

1. Kondisi klien

Nn. N saat ditemui sedang duduk menyendiri di pojok ruangan, dia tampak
kebingungan dan sudah seminggu terahir tidak pernah berkomunikasi dengan
teman disekitarnya.

Nn. N merasa malu dengan apa yang terjadi padadirinya setelah di PHK dari
tempat dia bekerja, dia merasa bodoh, tidak berguna dan merasa sudah tidak di
harapkan lagi oleh keluarga.

2. diagnosa keperawatan

1) harga diri rendah

3. tjuan khusus

1) pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dengan aspek positif yang


dimiliki

2) pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

3) pasien dapat menetapkan kegiatan yang sesuai kemampuan

4) pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih sesuai kemampuan

5) pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah


dilatih

4. tindakan keperawatan

a. strategi pelaksanaan 1

Identifikasi penilaian pasien tentang diri sendiri dan pengaruhnya


terhadap hubungan dengan orang lain, harapan yang telah dan belum tercapai,
upaya yanng dilakukan untuk mencapai harapan yang belum terpenuhi,
identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien, bantu
pasien, menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini, buat daftar kegiatan
yang daapt dilakukan saat ini, bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang
dapat dilakukan saat ini unutk dilatih, latih kegiatan yang telah dipilih,
masukkan kegiatan yang telah dilatih pada jadwal kegiatan.

contoh :

b. strategi pelaksaan 2
Evaluasi tanda dan gejala harga diri rendah, validasi kemampuan pasien
malakukan kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan pujian; evaluasi
manfaat melakukan kegiatan pertama; bantu pasien memilih kegiatan kedua;
masukkan jadwal kegiatan untuk latihan.
contoh :
c. Strategi pelaksanaan 3
Evaluasi tanda dan gejala harga diri rendah, validasi kemampuan pasien
malakukan kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian;
evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama dan kedua, bantu pasien memilih
kegiatan ketiga yang akan dilatih; masukkan jadwal kegiatan untuk latihan.

d. strategi pelaksanaan 4

Evaluasi tanda dan gejala harga diri rendah, validasi kemampuan


pasien malakukan kegiatan pertama, kedua, dan ketiga yang telah dilatih dan
berikan pujian; evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama, kedua, dan
ketiga; bantu pasien memilih kegiatan keempat yang akan dilatih; masukkan
jadwal kegiatan untuk latihan.
5. strategi komunikasi

1) Orientasi

"Selamat pagi mbak, perkenalkan saya perawat.... senang dipanggil nama

mbak siapa?”

“Ohhh... mbak Nursita, senang dipanggil apa mbak?” “Baiklah mbak Sita, saya
perawat puskesmas Grogol yang saat ini sedang melakukan tugas kunjungan
rumah. Tadi saya telah menemui ibunya, dan sekarang saya ingin bercakap cakap
dengan mbak Sita. Bagaimana perasaan mbak Sita saat ini?”

“Oo... mbak Sita merasa bosan. apa yang membuat mbak Sita merasa bosan?”

Jadi.... mbak Sita merasa bosan karena merasa tidak berarti. Bagaiman kalau
sekarang kita membicarakan tentang perasaan mbak dan kemampuan yang mbak
sita miliki?”

“Dimana kita bisa bercakap-cakap? Baik berapa lama mbak Sita? Bagaimana
jika
30 menit? Tujuan kita bercakap-cakap adalah agar mbak Sita dapat menilai
kembali kemampuan yang dimiliki selama ini dan kegiatan yang biasa mbak
lakukan”.

2) fase kerja

“Sebelumnya saya ingin menanyakan tentang penilaian mbak Sita terhadap


diri mbak sendiri. Tadi mbak mengatakan merasakan bosan karena tidak
berarti. Apa yang mbak merasa demikian?”
“Jadi... mbak Sita merasa gagal memenuhi keinginan orang tua. ada lagi hal
lain

yang tidak menyenangkan yang mbak Sita rasakan?”

“Bagaimana hubungan mbak dengan keluarga dan teman-teman setelah mbak


Sita merasakan hidup yang tidak berarti dan tidak berguna?”
“Ooo... jadi mbak Sita malas dan malu ada lagi?”

“Tadi mbak Sita juga mengatakan telah gagal memenuhi keinginan orang tua,
sebenarnya apa saja harapan dan cita-cita mba Sita?”
“Yang mana saja dari harapan mbak Sita yang telah mbak capai?”

“Bagaimana usaha mbak Sita untuk mencapai harapan yang belum terpenuhi?”
“Agar dapat mencapai harapan-harapan mbak Sita, mari kita sama-sama
menilai kemampuan yang dimiliki mbak Sita untuk dilatih dan
dikembangkan. Coba mbak sebutkan kemampuan apa saja yang pernah mbak
miliki?”
“Bagus, apalagi? mari kita buat daftarnya ya. kegiatan rumah tangga yang
biasa

mbak lakukan? bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapu? Mencuci


piring dst.
“Wah, bagus sekali ada tujuh kemapuan yang mbak Sita miliki. Nah,
sekarang....

dari tujuh kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan dirumah?
Coba kita lihat, yanng pertama bisaka, yang kedua..... (hingga tujuh
kemampuan, misalnya ada lima yang masih dapat dilakukan).
“Bagus sekali, ternyata ada lima kegiatan yang masih dapat dikerjakan
dirumah. Menurut mbak adakah bantuan yang diperlukan untuk mbak Sita
melakukan kegiatan ini?”

Mari kita lihat kembali daftar kegiatan yang telah kita buat tadi”

“Coba mbak Sita pilih yanng mana yang akan dikerjakan seseuai dengan
kemampuan, yang nomor satu. main tenis. Wah, saat ini belum bisa dilakukan

ya” “Yang nomor dua merapikan tempat tidur, bagaimana mbak Sita? Wah
tentu bisa dilakuka ya. Bagus sekali!”

“Baik... nomor tiga mencuci piring, bisa ya?” (dan seterusnya hingga
kelimanya didiskusikan).
“Nah... dari keempat kegiatan yang telah dipilih untuk dikerjakan dirumah. mana
yang mau dilatih hari ini?

“Baik, mari kita latihan merapikan tempat tidur. Tujuannya agar mbak Sita
dapat meningkatkan kemampuan merapikan tempat tidur dan merasakan
manfaatnya”.

“Dimana kamarnya? Nah, kalau kita akan merapikan tempat tidur, kita
pindahkan terlebih dahulu bantal dan selimutnya. Bagus sekali! Sekarang kita
angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. Nah, sekarang kita pasang lagi
spreinya, kita mulai dari arah atas ya..... Bagus! Sekarang bagian kaki, tarik
dan masukkan, lalu bagian pinggir dimasukkan, sekarang ambil bantal,
rapikan, dan letakkan dibagian atas atau kepala. Mari kita lipat selimutnya.
Nah, letakkan dibagian bawah atau kaki”.

“Bagus sekali! Mbak Sita dapat mengikuti langkah-langkahnya. Sekarang,


mari kita masukkan pada jadwal harian mbak Sita ya... mau berapa kali
sehari merapikan tempat tidur? Bagus! Dua kali dalam sehari, pagi-pagi
bangun tidur dan setelah istirahat siang jam 4. Jika sudah dikerjakan, beri
tanda ya.. M artinya mandiri, diisi jika merapikan tempat tidur dilakukan
mbak tanpa diingatan oleh keluarga, B artinya bantuan, diisi jika kegiatan
tersebut dilakukan dengan bantua keluarga terlebih dahulu, dan T artinya
tergantung, diisi jika mbak tidak melakukannya”.

3) Terminasi

“Bagaimana perasaan mbak Sita setelah latihan merapikan tempat tidur?”

“Nah, sekarang coba ulangi kembali langkah-langkah merapikan tempat


tidur! Bagus sekali! Jangan lupa merapikan tempat tidur seseuai dengan
jadwal yang telah dibuat tadi ya.. yaitu setelah bangun tidur pagi hari dan
setalah bangun tidur istirahat siang hari”

“Nah, minggu depan saya akan datang kembali, kita akan latihan kegiatan
yang kedua.
Mau jam berapa?”

“Baiklah kalau begitu minggu depan saya akan datang lagi jam 10.00.

Sampai jumpa. ”

Anda mungkin juga menyukai