Anda di halaman 1dari 35

 

DAFTAR ISI

Sampul

SK Direktur Utama RSIA ANANDA Tentang Panduan Keluarga berencana


di RSIA ANANDA

Daftar isi ....................................................................................................... 1

Kata Pengantar.............................................................................................. 2

BAB I DEFENISI …………………...................................................... 3

BAB II RUANG LINGKUP ...................................................................


.................................................... ............... 4

BAB III TATA LAKSANA ....................................................................


........................................................... ......... 8

BAB IV DOKUMENTASI .....................................................................


.................................................... ................. 16

1
 

KATA PENGANTAR 

Pujii syukur
Puj syukur kita
kita panjatk
panjatkan
an kehadi
kehadirat
rat Tuhan
Tuhan Yang Maha Esa,
Esa, ata
atass segala
segala
rahmatt yang
rahma yang telah dikaruniaka
dikaruniakan
n sehingga
sehingga Pedoman
Pedoman pelayana
pelayanan
n Keluarga
Keluarga
Berenc
Berencana
ana di Ruang
Ruang antena
antenatal
tal care
care di RSIA
RSIA ANANDA
ANANDA ini dapat selesa
selesaii
disusun.

Pe
Pedo
doma
man
n pe
pela
laya
yana
nan
n ke
kelu
luar
arga
ga be
bere
renc
ncan
anaa in
inii di
dibu
buat
at un
untu
tuk
k meme
memenu
nuhi
hi
kebutuhan akan pedoman kerja bagi petugas rumah sakit terutama tenaga
kebidanan yang bekerja di unit antenatal care. Pedoman ini sangat penting
untuk membantu sistematika kerja perawat di unit tersebut sehingga pada
akhirnya
akhirnya diharapkan
diharapkan secara khusus
khusus dapat menekan
menekan angka kelahiran
kelahiran serta
meningkatkan mutu pelayanan di pada umumnya.

Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas


 bantuan semua pihak dalam menyelesaikan Pedoman Pelayanan keluarga
 berencana di Ruang antenatal care RSIA ANANDA.

  ( Penyusun )

2
 

BAB I
PENDAHULUAN

A. La
Lata
tarr Bel
Belaka
akang
ng

Kesepakatan Internasional dalam International


dalam International Conference of Population
and Developme
Development nt (ICPD)
(ICPD) di Kairo 1994 dengan paradigm baru kesehatan
reproduks
reprod uksi,
i, telah
telah merubah
merubah orient
orientasi
asi yang
yang semula
semula menemp
menempatkatkan
an manusi
manusiaa
sebaga
seb agaii obyek
obyek menjad
menjadii subyek
subyek dalam
dalam pengenda
pengendalia
lian
n kependu
kependuduka
dukan.
n. Hak 
repr
reprod
oduks
uksii memb
member erik
ikan
an ke
kebeb
bebasasan
an kekepad
padaa pepere
remp
mpuan
uan ununtu
tuk
k menga
mengatu tur 

kehidupan reproduksinya termasuk dalam menjalankan Keluarga Berencana
(KB)
Sejak
Sej ak tatahun
hun 19 1995,
95, beber
beberap
apaa prog
progra
ram
m yang
yang menya
menyang
ngkut
kut pe
pela
laya
yana
nann
kesehatan reproduksi telah dilaksanakan di Rumah Sakit termasuk pelayanan
KB. Rumah
Rumah SakitSakit sebagai
sebagai tingkat
tingkat rujuka
rujukann primer
primer,, sekunde
sekunderr dan tertersie
sier 

mempunyai kewajiban menyediakan pelayan KIE dan konseling KB yang
diarahkan
diara hkan pada terciptanya
terciptanya akseptor
akseptor mantap
mantap (MOW/MOP)
(MOW/MOP),, penangan
penangan efek 
samping dan komplikasi serta kegagalan KB, penanganan rujukan KB yang
melipu
mel iputiti pelimp
pelimpahaahann kasus,
kasus, peningka
peningkatan
tan pengeta
pengetahuan
huan dan ketram
ketrampil
pilan,
an,
 penelitian dan pengembangan KB serta pembinaan medis pelayanan KB untuk 
fasilitas pelayanan dasar.
Dari hasil data Survei Dasar Kesehatan
Kesehatan Indonesia
Indonesia (SDKI) 2007, terliterlihat
hat
 pencapaian program KB belum menggembirakan, hal ini dapat diketahui
dengan
den gan penggun
penggunaan aan kontras
kontraseps
epsii yang
yang hanya
hanya mencap
mencapai ai 61,4%,
61,4%, sedang
sedangkan
kan
angk
angkaa unm
unmetet need menin
meningkat
gkat menjadi 9,1%. Selain
Selain itu Total Fertility Rate
(TFR) masih sama dengan hasil SDKI 2002/2003 yaitu 2,6. Angka kematian
ibu (AKI) menurun menjadi 228/100.000 kelahiran hidup namun angka ini
masi
asih jauhauh dar
dari sas asar
aran
an  Millenium Development Goal (MDGS) yaitu
125/100.000 kelahiran hidup.
Dengan terjadinya perubahan tatanan pemerintah di tingkat pusat yaitu
desent
des entral
ralisa
isasi
si urusan
urusan pemeri
pemerinta
ntahan
han kepada
kepada pemeri
pemerinta
ntah
h daerah,
daerah, salah
salah satu
satu

 program
Peraturanyang dialihkan
Pemerintah ke No.
(PP) pemerintah daerah
38 Tahun 2007adalah
tentangprogram KB. urusan
Pembagian Dalam
Pe
Peme
meri
rint
ntah
ah antar
antaraa Pe
Peme
meri
rint
ntah
ah,, Pemer
Pemerin
inta
tah
h Pr
Prov
ovin
insi
si dadan
n Pe
Peme
meri
rint
ntah
ah
Kabupaten/Kot
Kabupat en/Kotaa yang antara
antara lain menetapkan urusan pemerintah
pemerintahan
an bidang
KB dan Keluarga Sejahtera sebagai salah satu urusan wajib dan juga PP No.
41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang mengamanatkan

3
 

rumpun kelemb
rumpun kelembagaa
agaann Pember
Pemberdaya
dayaan
an Peremp
Perempuan
uan dan Keluar
Keluarga
ga Berenca
Berencana
na
maka Pemerintah Daerah wajib memberikan dukungan terhadap program KB
termasuk dalam pelayanan KB di Rumah Sakit.
Dalam
Dalam kenyata
kenyataann
annya
ya terjad
terjadii perubah
perubahan
an pelayan
pelayanan
an KB diting
ditingkat
kat li
lini
ni
lapa
lapang
ngan
an yayang
ng an
anta
tara
ra la
lain
in dise
diseba
babk
bkan
an ol
oleh
eh kura
kurang
ngny
nyaa ju
juml
mlah
ah sesert
rtaa
ketrampil
ketrampilan
an sumber
sumber daya manusia yang mendukung pelaksanaan
pelaksanaan program
KB. Disamping itu, menurunnya komitmen politis penentu kebijakan juga
turut menyebabkan menurunnya kemampuan dalam pengelolaan program KB.
Beberapa
Beber apa daerah yang tidak memprioritaska
memprioritaskan n program
program KB, dikhawatirk
dikhawatirkanan
membuat terputusnya kendali program KB, hal ini juga terjadi dalam program
KB di RS (PKBRS) yang saat ini. Meski penting, namun belum menjadi
 program prioritas maupun unggulan sehingga berdampak pada rendahnya
cakupan pelayanan KB di RS.
Dep
epaartemen Kesehatan juga tel
elaah mengeluarkan Ped
edo
oman
Penyel
Pen yeleng
enggar
garaan
aan RS 2008 yang memuatmemuat persya
persyarat
ratan/
an/hal
hal-hal
-hal yang
yang harus
harus
dipe
dipenuh
nuhii dadan
n difa
difasi
sili
lita
tasi
si pada
pada ta
taha
hapa
pan
n pe pend
ndir
iria
ian
n dadan
n pepeny
nyel
elan
anga
garaa
raann
 pelayanan RS dan layanan KB termasuk didalamnya. Disamping itu, telah
terbit
terbit Keputu
Keputusan
san Menter
Menterii Kesehat
Kesehatan
an tentan
tentang g Standa
Standarr Pelayan
Pelayananan Minima
Minimall
Rumah Sakit Nomor 129 tahun 2008 yang memasukkan layanan KB mantap,
sehingga hal ini menjadi tolok ukur bagi daerah mengenai pelayanan minimal
yang harus diberikan kepada masyarakat.
Buku
Buk u Pedom
Pedomanan Pelay
Pelayan
anan
an Kelu
Keluar
arga
ga Bere
Berencncan
anaa di Ruma
Rumah h Sakit
Sakit in
inii
merupakan panduan untuk menjabarkan kebijakan pelayanan KB di Rumah
Sakit bagi Pemerintah Daerah, RS,Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota.
Tenaga Kesehatan, Lintas Program/Sektor, Organsisasi Profesi dan Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) sehingga peran dan tanggung jawab Pemerintah
Pusat, dan Daerah dalam pelayanan KB dapat dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan.
B. Tujuan
1. Umum
Umum :
Meningkatkan akses, kualitas dan keamanan pelayanan Keluarga

2. Berencana
Khus us : di Rumah Sakit.
Khusus
a. Ters
Tersed
edia
iany
nyaa ta
tata
tala
laks
ksan
anaa ad
admi
mini
nist
stra
rasi
si da
dan
n mana
manaje
jeme
men
n pe
pela
laya
yana
nan
n
Keluarga Berencana di Rumah Sakit.

4
 

 b. Tersedianya sIstem pelayanan dan rujukan KB termasuk Komunikasi


Informasi Edukasi (KIE).
c. Terw
Terwuj
ujud
udny
nyaa ko
koor
ordi
dina
nasi
si da
dan
n ke
kerj
rjas
asam
amaa dadala
lam
m pepeny
nyel
elen
engg
ggar
araa
aan
n
 pelayanan KB
d. Tersedianya
Tersedianya panduan
panduan dalam penyediaan fasilita
fasilitas,
s, sarana dan prasarana
yang dibutuhkan dalam pelayanan KB
e. Tersedianya
Tersedianya panduan
panduan kebutuhan
kebutuhan dan kompetensi
kompetensi tenaga pelayanan
pelayanan KB
f. Tersedianya
Tersedianya panduan pola pembiay
pembiayaan
aan pelayanan
pelayanan KB
KB

C. Ruang Lingkup
Lingkup Pelayanan
Pelayanan KB
KB di Rumah Sakit
Ruang lingkup Pelayanan KB meliputi: Pengorganisasian, Perencanaan dan
Advokasi, Pelaksanaan, Pemantauan dan Evaluasi Pelayanan KB

D. Sasa
Sasarran
Sasaran program pelayanan KB di RS adalah :
a. Pasa
Pasangngan
an usi
usiaa subu
suburr
 b. Klien pasca persalinan dan pasca keguguran
c. Pa
Pasasang
ngan
an ya
yang
ng infe
infert
rtil
il

5
 

BAB I

DEFINISI

Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan dengan

 jalan memberikan nasehat perkawinan, penjarangan dan penghentian kehamilan dan


 pengobatan kemandulan yang dilakukan secara sukarela.

6
 

BAB II
INTEGRASI PELAYANAN KB

A. Sis
Sistem
tem K
Kese
esehat
hatan
an Nasi
Nasiona
onall
Kebijakan pelayanan KB merupakan upaya pengaturan kehamilan bagi
 pasangan usia subur dalam rangka membentuk generasi penerus yang sehat
dan cerdas, upaya pencegahan kehamilan yang tak diinginkan dalam rangka
menurunkan
menurunkan kematian Ibu, pelayanan
pelayanan KB sebagai salah satu upaya kesehatan
kesehatan
masy
masyar
arak
akat
at es
esen
ensi
sial
al da
dan
n pe
pela
laya
yana
nan
n KB di
dibe
beri
rika
kan
n mela
melalu
luii pe
pela
laya
yana
nan
n
kontrasepsi yang berkualitas dalam rangka memenuhi hak reproduksi klien.
Sistem
Sistem Kesehatan
Kesehatan Nasional
Nasional (SKN) diselenggaraka
diselenggarakan
n secara terpadu dan saling
saling
mendukung
mendukung guna menjamin
menjamin tercapainya
tercapainya derajat kesehatan
kesehatan masyarakat
masyarakat yang
optimal.
optimal. Pengelolaan
Pengelolaan kesehatan diselenggar
diselenggarakan
akan secara
secara terpadu
terpadu dan saling
saling

menduku
mendukung
ng guna
guna menjam
menjamin
in tercap
tercapain
ainya
ya deraja
derajatt keseha
kesehatan
tan yang
yang seting
setinggi-
gi-
ting
tinggi
giny
nya.
a. SKN
SKN menj
menjad
adii ac
acua
uan
n da
dala
lam
m pe
peny
nyus
usun
unan
an da
dan
n pe
pela
laks
ksan
anaa
aan
n
 pembangunan kesehatan yang dimulai dari kegiatan perencanaan sampai
dengan kegiatan monitoring dan evaluasi. SKN dilaksanakan oleh Pemerintah,
Pemerintah
Pemerintah Daerah,
Daerah, dan/atau
dan/atau masyarakat
masyarakat secara
secara berkelanjuta
berkelanjutan,
n, sistemati
sistematis,
s,
tera
terara
rah,
h, te
terp
rpad
adu,
u, menye
menyelu
luru
ruh,
h, da
dan
n ta
tangg
nggap
ap te
terh
rhad
adap
ap pe
peru
ruba
baha
han
n de
denga
ngan
n
menjaga kemajuan, kesatuan, dan ketahanan nasional.
 Melalui pendekatan SKN, terdapat 7 komponen SKN yaitu:
1. Upaya Keseha
Kesehatan
tan
Upaya kesehatan diselenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah
 provinsi/ kabupaten/kota, dan/atau masyarakat/swasta melalui upaya
 peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan, dan pemulihan
kesehat
kesehatan.
an. Pelaks
Pelaksana
anaan
an SKN diteka
ditekankan
nkan pada
pada peningka
peningkatan
tan perila
perilaku
ku dan
kemandirian
kemandirian masyarakat
masyarakat,, profesional
profesionalisme
isme sumber daya manusia
manusia kesehatan,
kesehatan,
serta upaya promotif dan preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif 
dan rehabilitatif.

7
 

2. Sumber Daya Manusi


Manusiaa
Fokus penting pada pengembangan dan pemberdayaan sumber daya manusia
kesehatan
kesehatan guna menjamin
menjamin ketersediaa
ketersediaan,
n, pendistrib
pendistribusian
usian,, dan peningkatan
peningkatan
kualitas sumber daya manusia kesehatan melalui perencanaan, pengadaan,

 pendayagunaan, pembinaan, dan pengawasan. Profesionalisme sumber daya


manusia
manusia kesehatan
kesehatan merupakan
merupakan tuntutan
tuntutan bagi seluruh tenaga kesehatan
kesehatan yang
mengabdikan dirinya dalam pelayanan dan manajemen kesehatan di fasilitas
kesehatan (meliputi fasilitas pelayanan kesehatan dan institusi pendidikan
kesehatan), termasuk peningkatan pengetahuan dan keterampilan bagi kader 
kesehatan.
3. Obat
Obat dan Alat
Alat Keseh
Kesehata
atan
n
Menjamin aspek keamanan, ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan serta
mutu obat dan alat kesehatan di semua fasilitas pelayanan kesehatan primer 
dan rujukan; melindungi masyarakat dari penggunaan obat yang salah dan
 penyalahgunaan obat; meningkatkan penggunaan obat yang rasional; serta
upaya kemandirian di bidang kefarmasian melalui pemanfaatan sumber daya
dalam negeri.
4. Pembi
Pembiayaan
ayaan Kesehatan
Kesehatan
Pembiayaan kesehatan meliputi public dan private good memegang peran
yang
yang amat
amat pentin
penting
g untuk
untuk penyele
penyelengga
nggaraa
raan
n pelayan
pelayanan
an kesehat
kesehatan
an dalam
dalam
mencapai
mencapai tujuan
tujuan pembangunan
pembangunan nasional.
nasional. Pembiayaan
Pembiayaan kesehatan
kesehatan meliputi
meliputi

kompon
komponen
en pembia
pembiayaan
yaan untuk
untuk pelayan
pelayanan
an kesehat
kesehatan,
an, keters
ketersedi
ediaan
aan tenaga
tenaga,,
trans
transpor
porta
tasi
si,, logi
logist
stik
ik da
dan
n upaya
upaya mana
manaje
jeme
men
n la
lain
inny
nya.
a. Denga
Dengan
n si
sist
stem
em
 pembiayaan ini, diharapkan akan mencapai universal health coverage tahun
2019 sesuai dengan amanat UU Republik Indonesia Nomor 40/2004 tentang
SJSN
SJSN dan Undang-
Undang-Und
Undang
ang Republ
Republik
ik Indone
Indonesia
sia Nomor
Nomor 24/2011
24/2011 tentan
tentang
g
BPJS.

8
 

5.Sistem/ Informasi/ Regulasi/ Manajemen


Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data,
inform
informasi
asi,, indika
indikator
tor,, prosed
prosedur,
ur, perang
perangkat
kat,, teknol
teknologi
ogi,, dan sumber
sumber daya
daya
manu
manusi
siaa ya
yang
ng sa
sali
ling
ng be
berk
rkai
aita
tan
n da
dan
n di
dike
kelo
lola
la seca
secara
ra te
terp
rpad
adu
u untu
untuk 

mengar
mengarahka
ahkan
n tindaka
tindakan
n atau
atau keputus
keputusan
an yang berguna
berguna dalam
dalam menduku
mendukung
ng
 pembangunan kesehatan. Informasi Kesehatan adalah Data Kesehatan yang
telah diolah atau diproses menjadi bentuk yang mengandung nilai dan makna
ya
yang
ng be
berg
rgun
unaa untu
untuk
k meni
mening
ngka
katk
tkan
an pe
peng
nget
etah
ahua
uan
n da
dala
lam
m mend
menduk
ukun
ung
g
 pembangunan kesehatan. Peranan manajemen kesehatan adalah koordinasi,
integrasi, regulasi, sinkronisasi, dan harmonisasi berbagai sub-sistem SKN
agarr efekti
aga efektif,
f, efisie
efisien,
n, dan trans
transpar
paran
an dalam
dalam penyele
penyelengga
nggaraa
raan
n SKN yang
melipu
meliputi
ti tersed
tersedian
ianya
ya Norma,
Norma, Standa
Standar,
r, Prosed
Prosedur,
ur, dan Kriter
Kriteria
ia (NSPK)
(NSPK);;
 bimbingan dan pengawasan; pemantauan dan evaluasi; umpan balik (feed
 back) dan reward bagi yang berprestasi.
6.Pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dan upaya kesehatan pada hakekatnya merupakan
fokus dari pembangunan kesehatan. SKN akan berfungsi optimal apabila
ditunj
ditunjang
ang oleh
oleh dukunga
dukungan
n pember
pemberdaya
dayaan
an masyar
masyaraka
akatt sebagai
sebagai bagian
bagian dari
dari
 pelaku pembangunan kesehatan yang terdiri dari kelompok sasaran primer,
sekunder, dan tersier.
7.Penelitian dan pengembangan kesehatan
Pengelolaan penelitian dan pengembangan kesehatan terdiri atas: penelitian
dan pengem
pengembang
bangan
an biomed
biomedis
is dan teknol
teknologi
ogi dasar
dasar kesehat
kesehatan,
an, teknol
teknologi
ogi
terapan kesehatan dan epidemiologi klinik, teknologi intervensi kesehatan
masy
masyar
arak
akat
at,, huma
humani
nior
ora,
a, ke
kebi
bija
jaka
kan
n ke
kese
seha
hata
tan,
n, da
dan
n pe
pemb
mber
erda
daya
yaan
an
masyarakat
masyarakat.. Sebagai contoh hal yang dapat dilakukan
dilakukan pengkajian adalah
terkait perilaku, mutu, akses dan pembiayaan kesehatan.

9
 

Pelayanan KB dalam SKN sejalan dengan komponen – komponen


yang ada dalam Sistem Kesehatan Nasional, khususnya dalam sub sistem
upaya kesehatan yang memprioritaskan pada upaya promotif dan preventif.

B. Pelayanan
Pelayanan Keluarga
Keluarga Berencana
Berencana
Pelayanan KB merupakan salah satu strategi untuk mendukung
 percepatan

 penurunan Angka Kematian Ibu melalui:

1. Mengatur
Mengatur waktu, jarak dan jumlah kehamilan
kehamilan
2. Menceg
Mencegah
ah atau
atau memper
memperkec
kecil
il kemungk
kemungkina
inan
n seoran
seorang
g peremp
perempuan
uan hamil
hamil
mengal
mengalami
ami kompli
komplikas
kasii yang
yang membah
membahayak
ayakan
an jiwa
jiwa atau
atau janin
janin selama
selama
kehamilan, persalinan dan nifas.
3. Mencegah atau memperkecil
memperkecil terjadinya kematian pada seorang perempuan
yang mengalami komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas.
Perana
Peranan
n KB sangat
sangat diperl
diperluka
ukan
n untuk
untuk menceg
mencegah
ah kehamil
kehamilan
an yang
yang
tidak diinginkan,
diinginkan, unsaf
unsafee abortion dan komplikasi yang pada akhirnya dapat
mencegah kematian ibu. Selain itu, Keluarga Berencana merupakan hal yang
sangat strategis untuk mencegah kehamilan “Empat Terlalu” (terlalu muda,
terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak).

Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 tentang


Pusat Kesehatan Masyarakat,
Masyarakat, upaya yang diselengggar
diselengggarakan
akan di Puskesmas
Puskesmas
terd
terdir
irii dari
dari upaya
upaya keseha
kesehata
tan
n masy
masyar
arak
akat
at es
esens
ensia
iall dan up
upay
ayaa keseh
kesehat
atan
an
masyarakat
masyarakat pengembangan.
pengembangan. Pelayanan
Pelayanan Keluarga
Keluarga Berencana
Berencana merupakan
merupakan salah
satu dari 5 Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial yaitu pelayanan promosi
kesehatan; pelayanan kesehatan lingkungan; pelayanan kesehatan ibu, anak,
dan keluar
keluarga
ga berenca
berencana;
na;pela
pelayan
yanan
an gizi;
gizi; dan pelaya
pelayanan
nan pencega
pencegahan
han dan
 pengendalian penyakit.
penyak it. Begitu pula untuk di Rumah Sakit, menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan Perijinan

10
 

Rumah Sakit, pelayanan KB merupakan pelayanan medik umum yang harus


ada di RS. Dapat disimpulkan, pelayanan KB merupakan:

1. Upay
Upayaa ke
kese
seha
hata
tan
n masy
masyar
arak
akat
at es
esens
ensia
iall Pu
Pusk
skes
esma
mass da
dan
n pe
pela
layan
yanan
an medi
medik 

umum di Rumah Sakit
2. Upaya
Upaya pengat
pengatura
uran
n kehami
kehamilan
lan bagi pasang
pasangan
an usia
usia subur
subur untuk
untuk membent
membentuk 
uk 
generasi penerus yang sehat dan cerdas
3. Upaya pencegahan
pencegahan kehamil
kehamilan
an yang tidak
tidak diinginkan
diinginkan
4. Memenuhi
Memenuhi hak
hak reprodu
reproduksi
ksi klien.
klien.
Pelayanan
Pelayanan keberlanjuta
keberlanjutan
n (Continuum
(Continuum of Care) 
Care)  dal
dalam
am pelayan
pelayanan
an KB,
meliputi pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja, konseling WUS/ calon
 pengantin, konseling KB pada ibu hamil/ promosi KB pasca persalinan,
 pelayanan KB pasca persalinan, dan pelayanan KB interval. Sesuai dengan

Rencana Aksi Nasional Pelayanan KB 2014-2015, salah satu strateginya adalah


 peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, dan kualitas pelayanan KB melalui
 pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dan konseling secara
sistem
sistemati
atiss dengan
dengan salah
salah satu
satu progra
program
m utama
utama adalah
adalah memast
memastika
ikan
n seluru
seluruh
h
 penduduk mampu menjangkau dan mendapatkan pelayanan KB.

Komuni
Komunikas
kasi,
i, Inform
Informasi
asi dan Edukas
Edukasii adalah
adalah prose
prosess yang
yang sangat
sangat
 penting dalam pelayanan KB. Pengertian komunikasi adalah  penyampaian
 pesan secara
secara   langsung/ti
langsung/tidak
dak langsu
langsung
ng melal
melalui
ui salur
saluran
an komuni
komunikasi
kasi kepada

 penerima pesan untuk mendapatkan suatu efek. Dalam bidang kesehatan kita
mengenal komunikasi kesehatan yaitu usaha sistematis untuk mempengaruhi
 perilaku positif masyarakat, dengan menggunakan prinsip dan metode
komuni
komunikas
kasii bai
baik
k men
menggun
ggunakan
akan kom
komuni
unikas
kasii ind
indivi
ividu
du mau
maupun
pun kom
komuni
unikas
kasii
massa. Sementara informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan
yang
yang per
perlu
lu dik
diketa
etahui
hui mas
masyar
yaraka
akatt (pe
(pesan
san yang dis
disamp
ampaik
aikan)
an) dan edu
edukas
kasii
adalah proses perubahan perilaku ke arah yang positif.

11
 

Proses yang diberikan dalam KIE, salah satunya adalah konseling.


Melalui konseling pemberian pelayanan membantu klien memilih cara KB
yang cocok dan membantunya untuk terus menggunakan cara tersebut dengan
 benar. Konseling
Konseling   adalah proses pertukaran
pertukaran informasi
informasi dan interaksi
interaksi positif 

antara klien-petugas untuk membantu klien mengenali kebutuhannya, memilih


solusi terbaik dan membuat keputusan yang paling sesuai dengan kondisi
yang
yang sedang
sedang dihada
dihadapi.
pi. Pelaya
Pelayanan
nan konsel
konseling
ing KB memegan
memegang
g perana
peranan
n yang
yang
sangat penting, oleh karena itu untuk meningkatkan keberhasilan konseling
KB dapat
dapat diguna
digunakan
kan media
media KIE dengan
dengan menggun
menggunaka
akan
n lembar
lembar balik
balik Alat
Alat
Bant
Bantu
u Pe
Peng
ngam
ambi
bila
lan
n Kepu
Keputu
tusa
san
n (ABP
(ABPK)
K) - KB.
KB. Kons
Konsel
elin
ing
g KB da
dapa
patt
dilaksanakan bagi wanita dan pasangan usia subur, ibu hamil, ibu bersalin dan
ibu nifas.

Berdas
Berdasark
arkan
an Peratu
Peraturan
ran Presid
Presiden
en Nomor
Nomor 12 tahun
tahun 2013
2013 tentan
tentang
g
Jaminan Kesehatan Nasional dan Permenkes Nomor 28 Tahun 2014 tentang
Pe
Pedom
doman
an Pelak
Pelaksa
sana
naan
an Ja
Jami
mina
nan
n Kese
Keseha
hata
tan
n Nasi
Nasion
onal
al di
diny
nyat
atak
akan
an ba
bahw
hwaa
Pelayanan KB merupakan salah satu manfaat promotif dan preventif. Selama
masa
masa tran
transi
sisi
si menuj
menuju
u uni
univer
versal
sal health
health coverag
coveragee  pada tahun 2019, maka
 pelayanan KB bagi penduduk yang 
yang  belum terdaftar sebagai peserta program
JKN,
JKN, dapat
dapat dibi
dibiaya
ayaii de
deng
ngan
an Ja
Jami
mina
nan
n Kese
Keseha
hata
tan
n Daer
Daerah
ah (J
(Jam
amke
kesd
sda)
a)..
Pelayanan KB yang dijamin meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi,
tubekt
tubektomi
omi termas
termasuk
uk kompli
komplikas
kasii KB bekerj
bekerjasa
asama
ma dengan
dengan lembaga
lembaga yang
yang
membidangi keluarga berencana.

12
 

BAB III

METODE KB PASCA PERSALINAN

Penyampaian informasi yang jelas dan benar mengenai metode KB yang


akan
akan digun
digunak
akan
an oleh
oleh aksep
aksepto
torr da
dapat
pat memb
memban
antu
tu kl
klie
ien
n da
dala
lam
m meng
mengena
enall da
dan
n
memaham
memahamii akan kebutu
kebutuhann
hannya,
ya, untuk memilih
memilih solusi
solusi ter
terbai
baik
k dan membuat
membuat
keputusan yang paling sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi sehingga
diperlukan pengarahan atau konseling yang dilakukan oleh petugas dan itu akan
membantu klien dalam menggunakan kontrasepsi serta meningkatkan
keberhasilan KB. Jenis – jenis metode KB yang terkini pasca persalinan yang
 perlu diketahui adalah:

A. Metode
Metode Barrier (Kondom)
(Kondom)
Cara kerja
1.Menghalangi sperma masuk ke uterus
2.Mencegah penularan infeksi mikro organisme
Keuntungan
1. Tidak mengganggu ASI
2. Tidak ada efek samping terhadap kesehatan
3.Metode kontrasepsi sementara bila kontrasepsi lainnya harus ditunda
4.Mencegah infeksi menular seksual

Keterbatasan
1. Efektivitas tidak tinggi : 15 kehamilan per 100 ibu (15%)
2. Cara pemasangan yang tidak benar mempengaruhi keberhasilan
kontrasepsi
3. Agak menganggu hubungan seksual
Cara pakai
1. Dipasang saat penis ereksi
2. Dilepas sebelum penis melembek

13
 

3. Cari ukuran yang sesuai dengan ukuran penis


4. Hanya bisa digunakan sekali saja

B. Metode
Metode Amenorelaktas
Amenorelaktasii (MAL)

Cara kerja
Meneka
Men ekan
n ovulasi
ovulasi Waktu
Waktu Penggun
Penggunaan
aan Efekti
Efektiff hingga
hingga 6 bulan
bulan pasca
pasca
 persalinan, harus benar-benar eksklusif Efektivitas 2 kehamilan per 100
1 00 ibu
(2%)

Keuntungan
1. Segera efekti
efektiff
2. Tidak mengganggu
mengganggu senggama
senggama
3. Tidak ada efek
efek samping
samping

4. Tanpa biaya
5. Bayi lebih sehat karena mendapat kekebalan pasif dan sumber gizi terbaik 
dari ASI
6. serta terhindar dari paparan kontaminasi dari botol, air, dan susu formula.
7. Baik bagi ibu karena mengurangi perdarahan pasca persalinan,
mengurangi risiko anemia, meningkatkan hubungan psikologis ibu dan
 bayi

Keterbatasan
1. Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam
30 menit pasca persalinan
2. Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial
3. Tidak melindungi dari infeksi menular seksual
4. Efektivitas tinggi bila dilakukan dengan baik dan benar (ASI eksklusif)
dan hanya selama 6 bulan

14
 

Kontraindikasi
1. Sudah
Sudah mendap
mendapatk
atkan
an haid
haid sete
setelah
lah bersal
bersalin
in
2. Tida
Tidak
k ASI
ASI eeks
kskl
klus
usif
if
3. Bayi
Bayi tid
tidak
ak meny
menyus
usui
ui leb
lebih
ih lam
lamaa dari
dari 4 jam
jam

Informasi untuk klien agar metode ini berhasil (konsensus Bellagio


1988)
1. Ibu
Ibu har
harus
us menyu
menyusu
suii sec
secar
araa penu
penuh
h
2. Bayi
Bayi meng
menghi
hisa
sap
p sec
secar
araa lan
langs
gsung
ung
3. Menyus
Menyusui
ui dimul
dimulai
ai dari
dari 30 menit
menit – 1 jam
jam bayi
bayi setel
setelah
ah lahir
lahir
4. Kolo
Kolost
stru
rum
m dibe
diberi
rika
kan
n kepa
kepada
da bay
bayii
5. Po
Pola
la meny
menyus
usui
ui on de
dema
mand
nd
6. Hindar
Hindarii jarak
jarak menyus
menyusui
ui lebih
lebih dari
dari 4 jam,
jam, termas
termasuk
uk malam
malam hari
hari
7. Perdar
Perdarahan
ahan sebel
sebelum
um hari
hari ke 56 pasca
pasca persal
persalina
inan
n belum
belum diangga
dianggap
p
sebagai haid

MAL harus Memenuhi 3 persyaratan


1. Belum haid setelah melahirkan.
2. ASI Ekslusive ( asi saja )
3. Bayi berusia kurang dari 6 bulan.

C. Metode Pil
a. Pil Progesti
Progestin
n (mini pil)
Cara kerja:
1. Menceg
egaah ov
ovulasi
2. Mempen
Mempengar
garuhi
uhi transf
transform
ormasi
asi endome
endometri
trium
um sehingga
sehingga impla
implanta
ntasi
si sulit
sulit
3. Mengent
Mengentalk
alkan
an lendir
lendir servik
servikss sehingga
sehingga mengha
menghamba
mbatt penetras
penetrasii sperma
sperma
4. Menguba
Mengubah
h motilit
motilitas
as tuba sehin
sehingga
gga trans
transpor
portas
tasii sperma
sperma tergan
terganggu
ggu

15
 

5. Efekti
Efektivit
vitas:
as: seca
secara
ra umum
umum 10 keham
kehamil
ilan
an per 100
100 ibu
ibu (10%)
(10%) , untuk
untuk ibu
ibu
menyusui 1 kehamilan per 100 ibu (1%)
Waktu Penggunaan:
1. Dapat segera diberikan 3 hari untuk daerah sulit setelah persalinan

maupun
2. pasca keguguran
3. Dapat digunakan segera mungkin pada ibu menyusui dan tidak menyusui
4. Setelah abortus, segera dimulai
Keuntungan:
1. Ti
Tida
dak
k meng
mengang
anggu
gu hubu
hubung
ngan
an sek
seksu
sual
al
2. Tida
Tidak
k mem
mempe
peng
ngar
aruh
uhii ASI
ASI
3. Kesubu
Kesuburan
ran cepat
cepat kemb
kembali
ali bila
bila obat
obat dihent
dihentika
ikan
n
4. Efek
Efek samp
samping
ing sediki
sedikitt terh
terhadap
adap kesehat
kesehatan
an
5. Dapa
Dapatt d
dih
ihen
enti
tika
kan
n set
setia
iap
p saa
saatt
6. Tidak
Tidak mengandu
mengandung
ng estrog
estrogen
en (tidak
(tidak menin
meningkat
gkatkan
kan ganggua
gangguan
n pembekuan
pembekuan
darah,kurang meningkatkan tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi)
7. Meng
Mengur
uran
angi
gi juml
jumlah
ah,, lama,
lama, dan
dan nyeri
nyeri haid
haid
8. Menceg
Mencegah
ah kanker
kanker endome
endometri
trium
um dan ovariu
ovarium
m
9. Dapat
Dapat diberi
diberikan
kan pada pasien
pasien endomet
endometrio
riosis
sis
Keterbatasan:
1. Gangguan pada haid (perdarahan sela, spotting, amenorea)
2. Peningkatan berat badan
3. Harus diminum setiap hari pada waktu yang
y ang sama
4. Bila lupa minum satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
5. Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis, atau jerawat
6. Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi (tapi lebih rendah bila
dibandingkan dengan wanita yang tidak ber-KB)
7. Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual
8. Hirsustisme (tumbuh rambut/ bulu berlebihan) tapi sangat jarang terjadi

16
 

Kontraindikasi:
1.Hamil atau dicurigai hamil
2.Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
3.Menggunakan obat TB (rifampisin), dan obat epiliepsi (fenitoin dan
 barbiturat)
4.Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
5.Sering lupa menggunakan pil
6.Miom uterus (progestin memicu pertumbuhan miom uterus)
7.Riwayat stroke (progestin menyebabkan spasme pembuluh darah)
Cara Pakai:
1. Pastikan pasien tidak hamil
2. Konsumsi pil dimulai dari hari 1 hingga 5 haid
3. Bila dimulai dari hari ke 6 setelah hari pertama haid, gunakan kontrasepsi
lain atau tidak berhubungan selama 2 hari
4. Dapat digunakan segera pasca persalinan, baik pada ibu menyusui
maupun tidak menyusui

 b. Pil Kombinasi


Cara kerja
1.
1.Menceg
Mencegah
ah ovulasi
ovulasi
2.Mencegah implantasi
3.Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilewati sperma
4.Mengganggu pergerakan tuba, sehingga mengganggu transportasi sel
telur 
Keuntungan
1. Memi
Memili
liki
ki efekti
efektivi
vita
tass ya
yang
ng tingg
tinggii (8 kehami
kehamila
lan
n pe
perr 100 pengg
penggun
unaa
dalam 12 bulan
2. pert
pertam
amaa pema
pemaka
kaiian)
an)
3. Ri
Risi
siko
ko ter
terha
hada
dap
p kese
keseha
hata
tan
n keci
kecill

17
 

4. Ti
Tidak
dak menga
mengang
nggu
gu hubu
hubunga
ngan
n seks
seksua
uall
5. Sik
Siklus
lus haid
haid jadi
jadi teratu
teraturr dan jumla
jumlah
h darah haid
haid berkur
berkurang
ang (mence
(mencegah
gah
anemia)
6. Dapat
Dapat digu
diguna
nakan
kan ja
jang
ngka
ka panja
panjang
ng
7. Dap
Dapat
at digu
digunak
nakan
an dari
dari masa
masa remaja
remaja hing
hingga
ga meno
menopaus
pausee
8. Mudah
Mudah dihen
dihenti
tikan
kan se
seti
tiap
ap sa
saat
at
9. Ke
Kesu
subu
bura
ran
n cepa
cepatt kem
kemba
bali
li
10. Dapat digunak
digunakan
an sebagai
sebagai kontrasepsi
kontrasepsi darurat
darurat
11. Memban
Membantu
tu mencega
mencegah:
h: kehami
kehamilan
lan ektopi
ektopik,
k, kank
kanker
er ovarium
ovarium,, kanker 
kanker 
endometrium
endometrium,, Kista
Kista ovarium,
ovarium, penyakit
penyakit radang panggul,
panggul, kelainan
kelainan
 jinak pada payudara, dismenorea.
Keterbatasan
1.Mual terutama 3 bulan pertama
2.Perdarahan bercak atau perdarahan sela pada 3 bulan pertama
3.Nyeri payudara, berat badan naik sedikit
4.Tidak bisa pada ibu menyusui
5.Meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan
6.Tidak mencegah Infeksi menular seksual
Kontraindikasi
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Menyusui eksklusif
3. Perdarahan pervaginam yang tidak/belum diketahui penyebabnya
4. Penyakit hati akut (hepatitis)
5. Perokok dengan usia >35 tahun
6. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah >180/110 mmHg
7. Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis (tidak
terkontrol) > 20 tahun
8. Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara
9. Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi)
(epilepsi)

18
 

10. Tidak dapat menggunakan pil setiap hari (pelupa)


(pelupa)
Cara pakai
1. Pa
Past
stik
ikan
an kli
klien
en tid
tidak
ak ham
hamil
il
2. Dapa
Dapatt diko
dikons
nsum
umsi
si dari
dari ha
hari
ri 1 hing
hingga
ga ke 7 si
sikl
klus
us haid,
haid, se
seba
baik
ikny
nyaa
dikonsumsi pada jam yang sama
3. Apabil
Apabilaa dipergun
dipergunakan
akan dari
dari hari
hari ke-8 siklu
sikluss haid,
haid, gunakan
gunakan kontras
kontraseps
epsii
lain seperti kondom atau tidak berhubungan selama 7 hari
4. Bila
Bila munta
muntah
h da
dala
lam
m 2 ja
jam
m se
sete
tela
lah
h mi
minu
num
m pi
pil,
l, seger
segeraa mi
minu
num
m pi
pill
 berikutnya
5. Bila
Bila lupa memi
meminum
num pil
pil selama
selama 1 hari
hari,, hari beso
besok
k langsu
langsung
ng minum
minum 2
 pil sekaligus.
6. Apab
Apabil
ilaa lupa
lupa memin
meminum
um pil selam
selamaa 2 ha
hari
ri,, mi
minu
num
m 2 pi
pill se
seka
kali
ligu
guss

setiap hari
setiap hari selama
selama 2 hari
hari bertur
berturut-
ut-tur
turut,
ut, lal
lalu
u lanjut
lanjutkan
kan minum
minum pil
seperti biasa
7. Apabil
Apabilaa lupa minum
minum pil
pil selama
selama 3 hari,
hari, lanjut
lanjutkan
kan pil sepe
seperti
rti bias
biasaa atau
memulai dari
8. strip
strip KB baru,
baru, dan
dan gunakan
gunakan kontr
kontrase
asepsi
psi kondom
kondom// tidak
tidak berhubu
berhubungan
ngan
selama 7 hari.
9. Untu
Untuk
k pil yang 21 table
tablet,
t, selang
selangii 1 mi
ming
nggu
gu sebel
sebelum
um menggu
mengguna
nakan
kan
tablet berikutnya
10. Hanya
Hanya boleh dikonsu
dikonsumsi
msi oleh
oleh ibu menyusu
menyusuii setela
setelah
h 6 bulan
bulan pasca
 persalinan

D. Metode Suntikan
a. Sunti
Suntikan
kan Progestin
Progestin
Preparat
1. Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depoprovera), mengandung 150 mg
DMPA disuntik 3 Bulan sekali, secara intramuscular

19
 

2. Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg


 Noretindron Enantat, diberika setiap 2 bulan sekali secara intramuscular
Cara kerja (sama seperti suntikan kombinasi)
1. Mencegah ovulasi
2. Mencegah implantasi
3. Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilewati sperma
Mengganggu pergerakan tuba, sehingga mengganggu transportasi sel telur
Waktu Penggunaan:
1.Dapat segera diberikan dalam 7 hari pertama setelah persalinan maupun
 pasca keguguran (MEC 2015)
2.Pada klien yang menyusui dapat digunakan setelah 6 minggu pasca
 persalinan

3.Pada klien yang tidak menyusui digunakan segera mungkin


4.Setelah abortus, segera dimulai
Keuntungan
1. Efektifitas tinggi, 3 kehamilan per 100 pengguna
p engguna selama 12 bulan pertama
2. Risiko terhadap kesehatan kecil
3. Tidak mempengaruhi hubungan suami istri
4. Tidak diperlukan pemeriksaan dalam
5. Jangka panjang
panjang
6. Efek samping terhadap kesehatan kecil
7. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
8. Mengurangi jumlah, lama, dan nyeri haid
9. Mencegah kanker ovarium dan endometrium
10. Menceg
Mencegah
ah kehami
kehamilan
lan ektop
ektopik 
ik 

Keterbatasan

20
 

1. Perubahan pola haid, perdarahan bercak atau perdarahan sela sampai 10


hari
2. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan akan menghilang setelah
suntikan kedua atau ketiga
3. Klien harus kembali rutin ke fasilitas kesehatan
4. Efektivitas berkurang bila dipergunakan bersama obat tuberkulosis dan
epilepsi
5. Penembahan berat badan
6. Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke,
7. gangguan pembekuan darah, timbulnya tumor hati
8. Tidak melindungi dari infeksi menular seksual
9. Kesuburan kembali lama

Kontraindikasi
1.Hamil atau dicurigai hamil
2.Perdarahan pervaginam yang belum jelas sebabnya
3.Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amonorea
4.Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
5.Diabetes mellitus disertai komplikasi
Cara Pakai
1. Pastik
Pastikan
an pasi
pasien
en tida
tidak
k hamil
hamil

2. Suntikan
Suntikan diberika
diberikann dari
dari hari
hari haid
haid 1 hingga
hingga 7
3. Bila disunti
disuntikan
kan diluar
diluar masa haid,
haid, gunakan
gunakan kontrasepsi
kontrasepsi lain
lain atau tidak
tidak
 berhubungan selama 7 hari
4. Bila ingin
ingin mengganti
mengganti dari
dari kontrasepsi
kontrasepsi hormona
hormonall lain ke kontras
kontrasepsi
epsi
suntikan, dapat langsung diberikan kapan saja, bila dipastikan ibu tidak
hamil
5. Bila ingin
ingin mengganti
mengganti kontraseps
kontrasepsii suntik lain
lain dengan kontrasep
kontrasepsi
si suntik
suntik
yang lain

21
 

6. lagi, jadwal
jadwal penyunti
penyuntikan
kan adalah
adalah sesuai
sesuai dengan
dengan jadwal
jadwal penyuntikan
penyuntikan
kontrasepsi suntik sebelumnya. \
7. Untuk suntika
suntikan
n depo medroksipr
medroksiprogeste
ogesteron
ron asetat
asetat disuntik
disuntik setiap
setiap 12
minggu, intra muscular
8. Untuk suntika
suntikan
n noretister
noretisteron
on enantat
enantat untuk 4 kali
kali suntikan
suntikan pertama
pertama
diseling 8 minggu, suntikan ke 5 setiap 12 minggu, intra muscular 

 b. Suntikan Kombinasi


Preparat
• Cyclofem mengandung Depo medroksiprogesteron asetat 25 mg dan
estradiol sipionat 5 mg, disuntik sebulan sekali secara intramuscular.
• 50 mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat, suntikan sebulan

sekali

Cara kerja (sama seperti KB pil kombinasi)


1. Mencegah ovulasi
2. Mencegah implantasi
3. Mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilewati sperma
4. Mengganggu pergerakan tuba, sehingga mengganggu transportasi sel telur 

Keuntungan
1. Efekti
Efektifit
fitas
as tingg
tinggi,
i, 3 kehami
kehamilan
lan per 100
100 penggu
pengguna
na selama
selama 12 bulan
bulan
 pertama pe makaian
2. Ri
Risi
siko
ko ter
terha
hadap
dap ke
kese
sehat
hatan
an keci
kecill
3. Tidak
Tidak mempeng
mempengaru
aruhi
hi hubunga
hubungan
n suam
suamii iistr
strii
4. Tidak
Tidak diper
diperluk
lukan
an pemer
pemeriks
iksaan
aan dala
dalam
m Jangka
Jangka panjang
panjang
5. Ef
Efek
ek samp
sampin
ing
g terhad
terhadap
ap kese
keseha
hata
tan
n kecil
kecil
6. Klien
Klien tidak
tidak perlu
perlu menyim
menyimpan
pan obat
obat ssunt
untik
ik
7. Meng
Mengur
uran
angi
gi juml
jumlah
ah,, lama,
lama, dan
dan nyeri
nyeri haid
haid

22
 

8. Menceg
Mencegah
ah kanker
kanker ovariu
ovarium
m dan endome
endometri
trium
um
9. Menc
Menceg
egah
ah keha
kehami
mila
lan
n ektop
ektopik
ik

Keterbatasan
1. Perubahan pola haid, perdarahan bercak atau perdarahan sela sampai 10
hari
2. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan akan menghilang setelah
suntikan kedua atau ketiga
3. Klien harus kembali rutin ke fasilitas kesehatan
4. Efektivitas berkurang bila dipergunakan bersama obat tuberkulosis dan
epilepsi
5. Penambahan berat badan

6. Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke,
7. gangguan pembekuan darah, timbulnya tumor hati
8. Tidak melindungi dari infeksi menular seksual
9. Kesuburan kembali lama

Kontraindikasi
1.Hamil atau diduga hamil
2.Menyusui
3.Perdarahan pervaginam yang tidak/belum diketahui penyebabnya

4.Penyakit hati akut (hepatitis)


5.Perokok dengan usia >35 tahun
6.Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah >180/110 mmHg
7.Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau DM tidak terkontrol >20
tahun
8.Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara
9. Migrai
Migrain
n dan gejala
gejala neur
neurolo
ologik
gik fokal
fokal (epi
(epilep
lepsi)
si)

23
 

Cara pakai
1. Ibu menyusui hanya bisa digunakan saat bayi berusia
berusia 6 bulan atau lebih
2. Pastikan
Pastikan pasien tidak
tidak hamil
3. Suntikan
Suntikan diberikan
diberikan dari hari haid 1 hingga 7
4. Bila disuntikan diluar masa haid, gunakan kontrasepsi lain atau ti
tidak
dak
 berhubungan selama 7 hari
5. Bila ingin mengganti
mengganti dari kontrasepsi hormonal lain ke kontrasepsi
suntikan, dapat langsung diberikan kapan saja, bila dipastikan ibu
ibu tidak 
hamil
6. Bila ingin mengganti kontrasepsi suntik lain dengan kontrasepsi ssuntik
untik
yang lain lagi, jadwal penyuntikan adalah sesuai dengan jadwal
 penyuntikan kontrasepsi suntik sebelumnya.

7. Suntikan
Suntikan dilakukan
dilakukan 1 bulan sekali

B. Metode Implan
Cara kerja
1. Mencegah ovulasi
2. Mempengaruhi transformasi endometrium sehingga implantasi sulit
3. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma
4. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu

Waktu Penggunaan:
1. Dapat segera diberikan setelah persalinan maupun pasca keguguran dan
 pada klien yang menyusui maupun tidak menyusui (MEC 2015)
2. Setelah abortus, segera dimulai

Keuntungan

24
 

1. Efekti
Efektivit
vitas
as tinggi
tinggi 0,5
0,5 kehami
kehamilan
lan per 100
100 penggu
pengguna
na dalam
dalam 1 tahun
tahun
 pemakaian
2. Ti
Tida
dak
k meng
mengang
anggu
gu hubu
hubung
ngan
an sek
seksu
sual
al
3. Tida
Tidak
k mem
mempe
peng
ngar
aruh
uhii ASI
ASI
4. Kesubu
Kesuburan
ran cepat
cepat kemb
kembali
ali bila
bila iimpl
mplan
an dica
dicabut
but
5. Efek
Efek samp
samping
ing sediki
sedikitt terh
terhadap
adap kesehat
kesehatan
an
6. Dapa
Dapatt d
dih
ihen
enti
tika
kan
n set
setia
iap
p saa
saatt
7. Tidak
Tidak mengandu
mengandung
ng estrog
estrogen
en (tidak
(tidak menin
meningkat
gkatkan
kan ganggua
gangguan
n pembekuan
pembekuan
darah,
8. kurang
kurang menin
meningkat
gkatkan
kan tekan
tekanan
an darah,
darah, nyeri
nyeri kepal
kepala,
a, dan depre
depresi)
si)
9. Meng
Mengur
uran
angi
gi juml
jumlah
ah,, lama,
lama, dan
dan nyeri
nyeri haid
haid
10. Mencegah
Mencegah kanker
kanker endomet
endometrium
rium dan ovarium
ovarium

11. Dapat diberikan


diberikan pada pasien
pasien endometrio
endometriosis
sis
Keterbatasan (sama seperti pil progestin)
1. Gangguan pada haid (perdarahan sela, spotting, amenorea)
2. Peningkatan berat badan
3. Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis, atau jerawat
4. Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi (tapi lebih rendah bila
dibandingkan dengan wanita yang tidak ber-KB)
5. Tidak melindungi diri dari infeksi menular seksual
6. Hirsustisme (tumbuh rambut/ bulu berlebihan) tapi sangat jarang terjadi
7. Memerlukan prosedur medis
8. Efek berkurang bila menggunakan
mengguna kan obat tuberkulosis (rifampisin) dan obat
epilepsi (fenitoin dan barbiturat)
Kontraindikasi
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
3. Menggunakan obat TB (rifampisin), dan obat epiliepsi (fenitoin dan
 barbiturat)

25
 

4. Kanker payudara atau riwayat kanker payudara


5. Miom uterus (progestin memicu pertumbuhan miom uterus)
6. Riwayat stroke (progestin menyebabkan spasme pembuluh darah)
Cara Pakai
1. Pasien tidak hamil
2. Dipasang saat siklus haid ke 2 hingga 7, bila dipasang setelah siklus haid
ke-7,
menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja
1. Setelah
Setelah 48 jam pertama pemasangan,
pemasangan, daerah
daerah pemasangan
pemasangan harus tetap
dibiarkan
2. kering
kering agar
agar tidak
tidak infeks
infeksii
3. Perlin
Perlindung
dungan
an sampai
sampai 4 tahun
tahun

E. Metode AKDR
a. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Cara kerja
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
u teri
3. AKDR bekerja terutama mencegah ovum dan sperma bertemu, walaupun
AKDR

membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan


mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi
4. Memungkinkan untuk mencegah implantasi embrio dalam uterus

Waktu Penggunaan:
1. Dipasang dalam 48 jam setelah plasenta lahir atau setelah 4 minggu pasca
 persalinan
2. Pada abortus, dapat langsung dipasang, selama dipastikan tidak ada infeksi

26
 

 
Keuntungan
1. Efektivitasnnya tinggi 0.8 kehamilan per 100 pengguna dalam 12 bulan
 pertama
 pemakaian
2. Memberi perlindungan hingga 12 tahun
3. Segera efektif setelah dipasang
4. Metode kontrasepsi jangka panjang, dapat digunakan sampai menopause
5. Tidak perlu mengingat-ingat (tidak seperti pil yang harus diminum setiap
hari)
6. Tidak mempengaruhi hubungan seksual
7. Tidak ada efek hormonal (AKDR tanpa progestin)

8. Tidak mengganggu produksi ASI


9. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
10. Membantu mencegah kehamilan ektopik
11. Kembalinya kesuburan dalam waktu singkat setelah AKDR dilepaskan
Keterbatasan
1. Perubahan siklus haid (terutama 3 bulan
b ulan pertama) misalnya haid jadi lebih
 banyak
dan nyeri, dan perdarahan antar menstruasi
2. Merasa nyeri dan kram perut 3-5 hari setelah pemasangan
3. Perforasi dinding uterus apabila sukar dalam pemasangan
4. Tidak mencegah IMS
5. Tidak cocok pada wanita yang suka berganti pasangan
6. Memerlukan prosedur medis saat pemasangan
7. AKDR mesti dilepas di fasilitas kesehatan
8. AKDR dapat keluar dari uterus tanpa diketahui
Kontraindikasi
1. Hamil atau dicurigai hamil

27
 

2. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya


3. Menderita Infeksi alat genital (gonorrhea, clamidia, vaginitis, servisitis)
4. Tiga bulan terakhir mengalami penyakit radang panggul atau abortus septik
5. Kelainan bawaan uterus abnormal (bentuk dan ukuran abnormal) atau
menderita
tumor jinak rahim
6. Penyakit trofoblas ganas
7. Menderita TBC pelvic
8. Kanker alat genital
9. Ukuran rahim kurang dari 5 cm
Cara Pakai
1. Dapat dipasang kapan saja selama dipastikan tidak hamil

2. Sebagai kontrasepsi darurat dapat digunakan hari ke 1-5 pasca senggama

 b. AKDR dengan Progestin


Cara kerja
1. Endometrium mengalami transformasi yang ireguler, epitel atrofi
sehingga
mengganggu implantasi
2. Mencegah pembuahan dengan mencegah pertemuan ovum dan sperma
3. Mengurangi jumlah sperma yang mencapai tuba falopii
4. Menginaktifkan sperma
Waktu Penggunaan:
1. Dipasang dalam 48 jam setelah plasenta lahir atau setelah 4 minggu
 pasca
 persalinan.
2. Pada abortus, dapat langsung dipasang, selama dipastikan tidak ada
infeksi
Keuntungan

28
 

1. Efektif dengan jangka proteksi 1 tahun


2. Tidak mengganggu hubungan suami istri
3. Tidak berpengaruh pada ASI
4. Kesuburan cepat kembali setelah AKDR diangkat
5. Efek samping kecil
6. Mengurangi jumlah darah dan nyeri haid
7. Tidak menganggu kerja obat tuberkulosis dan epilepsy

Keterbatasan
1. Memerlukan prosedur medis
2. Mahal
3. Perforasi dinding uterus apabila salah pemasangan

4. Tidak mencegah IMS


5. Tidak cocok pada wanita yang suka berganti pasangan
6. Memerlukan prosedur medis saat pemasangan
7. AKDR mesti dilepas di fasilitas kesehatan
8. AKDR dapat keluar dari uterus tanpa diketahui (terutama pada
 pemasangan AKDR
 pascaplasenta)
9. Efek samping progestin: risiko trombosis, menurunkan kadar HDL pada
 pemberian
 jangka panjang, memicu pertumbuhan miom
Kontraindikasi
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
3. Menderita Infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
4. Tiga bulan terakhir mengalami penyakit radang panggul atau abortus
septik

29
 

5. Kelainan bawaan uterus abnormal (bentuk dan ukuran abnormal) atau


menderita
tumor jinak rahim
6. Penyakit trofoblas ganas
7. Menderita TBC pelvic
8. Kanker alat genital
9. Ukuran rahim kurang dari 5 cm

C. Metode Tubektomi
Cara kerja:
Menghambat ovum dengan cara mengoklusi tuba falopii sehingga sperma
tidak dapat

 bertemu dengan ovum


Waktu Penggunaan:
1. Dapat segera diberikan dalam 7 hari pertama setelah persalinan maupun
 pasca
keguguran (WHO Mec 2015)
2. Bila ada infeksi atau pasca abortus tidak aman tunda 3 bulan
Keuntungan:
1. Sangat efekti 0.5 kehamilan per 100 pengguna selama setahun pertama
2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Tidak mempengaruhi hubungan suami istri
4. Tidak ada efek samping hormonal

Keterbatasan
1. Harus melalui prosedur medis
2. Tidak melindungi dari infeksi menular seksual
3. Rasa nyeri atau tidak nyaman pasca tindakan
Yang dapat menjalani tubektomi

30
 

1. Usia > 26 tahun


2. Paritas > 2
3. Yakin dengan jumlah kehamilan yang diinginkan
4. Kehamilan berikutnya agan memberikan risiko kesehatan yang serius
5. Pasca persalinan dan pasca keguguran
6. Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
Kontraindikasi
1. Hamil atau dicurigai hamil
2. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya
3. Infeksi sistemik atau pelvik yang akut
4. Tidak boleh menjalani prosedur pembedahan
5. Ragu-ragu untuk menjalani prosedur

6. Tidak menandatangani persetujuan


pe rsetujuan medis tertulis

D. Metode Vasektomi
Cara kerja
Menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan cara melakukan oklusi
vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan fertilisasi
tidak terjadi
Keuntungan
1. Sangat efektif : Efektivitas: 1 kehamilan pada 100 ibu (0.15%)
2. Tidak ada efek samping jangka panjang
3. Efektif setelah 20 ejakulasi atau 3 bulan
Keterbatasan
Membutuhkan prosedur medis

31
 

Kontraindikasi
1. Infeksi kulit pada lapang operasi
2. Infeksi sistemik
3. Hidrokel dan varikokel yang besar
4. Hernia inguinalis
5. Filariasis
6. Undesensus testikularis
7. Massa intraskrotalis
8. Anemia berat, gangguan pembekuan darah
Informasi bagi klien
1. Pertahankan band aid selama 3 hari
2. Luka yang dalam penyembuhan jangan ditarik atau digaruh

3. Daerah luka tidak basah dalam 24 jam, dan setelah 3 hari daerah luka
 boleh dicuci
dengan sabun dan air
4. Pakailah penunjang skrotum, usahakan daerah skrotum kering
5. Hindari mengangkat benda berat dan kerja keras dalam 3 hari
6. Boleh bersenggama setelah hari ke 2-3, namun pakai kondom hingga 15-
20
ejakulasi atau 3 bulan
7. Lakukan pemeriksaan semen setelah 3 bulan pasca vasektomi

E. KONDAR ( Kontrasepsi Darurat )


Kontra
Kontrasep
sepsi
si darura
daruratt (Konda
(Kondar)
r) adalah
adalah cara
cara untuk
untuk mencega
mencegah
h kehamil
kehamilan
an
setelah hubungan seks yang tidak menggunakan pengaman. Kondar bisa
 berupa PIL atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim). Jika ada
 pasangan yang melakukan hubungan seks tanpa pengama atau ibu yang
menggunakan metodel MAL (Metode Amenore Laktasi) dan tidak yakin

32
 

 bahwa dia menyusui dengan eksklusif, dia dapat mempertimbangkan untuk 


menggunakan Pil kondar atau AKDR.
Cara Pakai :
Pil kontrasepsi darurat atau yang sering disebut Morning after pil adalah pil
hormon yang dapat dikonsumsi wanita setelah melakukan hubungan seks.
Pil ini berfungsi paling baik jika diminum maksimal 72 jam pertama setelah
melakuk
melakukan
an hubungan
hubungan seks,
seks, tetapi
tetapi masih
masih tet
tetap
ap dapat
dapat mengur
mengurang
angii ris
risiko
iko
kehamilan jika dikonsumsi dalam kurun waktu 120 jam (5 hari) setelah
hubungan seks yang tidak berpengaman
Cara kerja:
Cara kerja kontrasepsi
kontrasepsi darurat adalah dengan menunda ovulasi
ovulasi (pelepasan
(pelepasan
sel telur wanita selama siklus bulanan). Apabila pembuahan dan implantasi

telah terjadi, maka levonorgestrel tidak akan mengganggu kehamilan.


Cara Pemakaian :
Hormon seperti Levonorgestrel progesterone diberikan dalam dosis tinggi
untuk mencegah kehamilan. Jumlah pil yang dikonsumsi tergantung pada
tipe jenis pil yang digunakan. Jenis kontrasepsi darurat ini adalah yang
 paling efektif ketika dikonsumsi secepat mungkin setelah berhubungan,
walaupun masih tetap dapat mengurangi risiko kehamilan ketika
dikonsumsi hingga 120 jam setelah berhubungan.
Tipe terbaru dari kontrasepsi darurat yang bernama ulipristal acetate adalah
 jenis pengobatan yang berbeda. Pil ini menunda ovulasi dan mungkin
membantu mencegah implan. Jenis ini masih efektif bila dikonsumsi
d ikonsumsi hingga
5 hari
hari setela
setelah
h berhub
berhubunga
ungan.
n. Kontra
Kontrasep
sepsi
si darura
daruratt ti
tidak
dak akan mencega
mencegah
h
kehamilan jika hubungan seks yang tidak berpengaman dilakukan setelah
meminum kontrasepsi darurat.
Efektivitas :

33
 

1 atau 2 dari setiap 100 wanita yang menggunakan kontrasepsi darurat


dapat hamil walaupun telah mengkonsumsi obat tersebut pada waktu yang
telah disarankan

BAB VII

PENUTUP

Mana
Manaje
jeme
men
n Pelay
Pelayana
anan
n KB dila
dilaks
ksana
anaka
kan
n mela
melalu
luii se
sera
rangk
ngkai
aian
an
kegiatan secara sistematik yang saling terkait dan berkesinambungan mulai
dari pengorganisasian, perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan - evaluasi
untuk menghasilkan luaran yang efektif dan efisien. Kegiatan ini dilaksanakan
terint
terintegr
egrasi
asi di setiap
setiap tingka
tingkatan
tan admini
administ
stras
rasii di ti
tingka
ngkatt desa,
desa, kec
kecama
amatan
tan,,
kabupaten/ kota , provinsi sampai ke tingkat pusat bak di tingkatan pelayanan
maupun di tingkat manajemen.

34
 

Dengan
Dengan manaje
manajemen
men pelaya
pelayanan
nan KB yang
yang baik
baik di setiap
setiap tingka
tingkatan
tan

administrasi diharapkan dapat meningkatkan akses dan kualitas pelayanan KB

yang pada akhirnya dapat berkontribusi dalam percepatan penurunan angka

kematian ibu.

35

Anda mungkin juga menyukai