Anda di halaman 1dari 40

MINI PROJECT

PENGARUH INTERVENSI PROGRAM PENYULUHAN TERHADAP

PERILAKU DAN KEJADIAN SKABIES DI PONDOK PESANTREN

NURUL FALLAH PERIODE AGUSTUS 2016 – MEI 2017

DISUSUN OLEH :

dr. Anthony Kasena


dr. Aprilia
dr. Ayu Kusuma Ningrum
dr. Fediah Chia Iskandar 
dr. Feliciana A. Komatsu
dr. Hesty Aisyah H.
dr. Ikbal Adi T.A.
T.A.
I. PENDAHULUAN

A. L!
L!"" B
B#$
#$%
%&
&'
'
Puskesm
Puskesmas
as sebagai
sebagai pelay
pelayanan
anan kesehat
kesehatan
an tingka
tingkatt pertam
pertamaa pada
pada
masy
masyar
arak
akat
at,, memi
memili
liki
ki tuga
tugass mela
melaks
ksan
anak
akan
an pela
pelay
yanan
anan kese
keseha
hata
tan,
n,
 pembinaan, dan pengembangan secara paripurna dalam melaksanakan
usahausaha
usahausaha kese!ahteraan sosial kepada
kepada masyarakat
masyarakat di "ilayah
"ilayah ker!anya.
ker!anya.
#paya puskesmas dalam pelaksanaan kegiatannya tercermin dalam bentuk 
$ program pokok Puskesmas. Program pokok Pusekemas tersebut meliputi
 promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak
Kelu
Keluar
arga
ga %ere
%erenc
ncan
ana,
a, gi&i
gi&i,, pemb
pember
eran
anta
tasa
san
n peny
penyak
akit
it menu
menula
larr dan
dan
 pengobatan.
#paya kesehatan lingkungan dan upaya pemberantasan penyakit
 berbasis lingkungan merupakan bagian dari upaya
upaya pembangunan kesehatan
yang
yang menyelu
menyeluruh
ruh,, melipu
meliputi
ti pelaya
pelayanan
nan promot
promoti',
i', pre(en
pre(enti',
ti', kurati'
kurati' dan
rehabilitati'.
rehabilitati'. Hal ini berdasarkan
berdasarkan tu!uan pembangun
pembangunan
an nasional
nasional bidang
bidang
kesehatan, yaitu peningkatan kesadaran, kemauan dan kmampuan hidup
sehat agar ter"u!ud dera!at kesehatan masyarakat yang optimal.
)alah satu penyakit menular yang kami amati cukup meresahkan
masyarakat di "ilayah ker!a Puskesmas *andala yaitu penyakit skabies.
)kabie
)kabiess merupa
merupakan
kan penyak
penyakit
it pada
pada kulit
kulit yang
yang diseba
disebabka
bkan
n oleh
oleh
in'esta
in'estasi
si dan sensiti
sensitisasi
sasi terhad
terhadap
ap parasit
parasit Sarcoptes scabiei var. hominis.
hominis .
Parasit ini dapat ditularkan baik secara kontak langsung maupun tidak 
langsung. Kontak langsung ter!adi melalui !abat tangan, tidur bersama,
maupun hubungan seksual, sedangkan penularan tidak langsung ter!adi
apabila penderita berbagi handuk, pakaian, atau alas tidur dengan orang
yang sehat. Penularan biasanya
biasanya disebabkan
disebabkan oleh Sarcoptes scabiei 
scabiei  betina
yang sudah dibuahi atau terkadang oleh bentuk lar(a. Tungau betina yang
telah dibuahi ini menggali tero"ongan dalam stratum korneum dengan
kecepatan + milimeter sehari, sambil meletakan telurnya +- butir sehari
sampai mencapai !umlah -/ butir. Telur akan menetas dalam "aktu /

0
hari, berubah men!adi lar(a, dan pada akhirnya mencapai bentuk de"asa
dalam 10+ hari.
Keadaan kulit pada penderita berupa papul, urtika, (esikel, namun
dapat ditemukan !uga erosi, ekskoriasi, krusta, bahkan in'eksi sekunder 
yang disebabkan
disebabkan oleh garukan. 2iagnosis in'eksi skabies dapat ditegakan
 bila ditemukan + atau lebih dari - tanda kardinal berikut ini3 405 pruritus
noktur
nokturna6
na6 4+5 pada
pada komuni
komunitas,
tas, kelom
kelompok
pok,, maupun
maupun lingku
lingkunga
ngan
n tempat
tempat
tinggal yang padat penduduknya6 45 ditemukan kunikulus 4tero"ongan5
 pada tempattempat predileksi ber"arna putih keabuabuan berbentuk 
garis lurus atau berkelok, yang ditemukan papul atau (esikel di u!ung
tero"ongan tersebut6 dan 4-5 ditemukan satu atau lebih stadium hidup
tungau Sarcoptes scabiei.
7leh karena tingkat penularan yang tinggi, sangatlah tidak !arang
ditemukan lebih dari satu penderita yang berasal dari satu komunitas yang
sama. Keadaan tersebut paling sering di!umpai pada lingkungan tempat
tingga
tinggall asrama,
asrama, contoh
contohnya
nya pondok
pondok pesant
pesantren
ren.. )elain
)elain itu 'aktor
'aktor yang
yang
 berperan dalam penularan penyakit ini adalah higenitas perorangan yang
kurang
kurang baik,
baik, lingku
lingkunga
ngan
n yang
yang tidak
tidak bersih
bersih,, kurang
kurangnya
nya pengeta
pengetahua
huan
n
mengen
mengenai
ai perila
perilaku
ku hidup
hidup sehat,
sehat, kurang
kurangny
nyaa kesada
kesadaran
ran kesehat
kesehatan
an diri
diri
sendiri, kepadatan populasi indi(idu, !uga tingkat sosial ekonomi yang
rendah.
2ata
2ata demogr
demogra'ik
a'ik Puskesm
Puskesmas
as 2TP *andala
*andala period
periodee 8uli
8uli +0/
+0/
hingga 8uli +0$, menun!ukan adanya $- kasus skabies. 2engan mayoritas
 penderita adalah sis"a dan sis"i yang berdomisili di asrama pesantren.
%erdasarkan hal tersebut, dan menimbang bah"a pemberantasan
skabies cukup memungkinkan dilakukan dengan dukungan dan ker!asama
yang baik dari semua pihak, maka laporan ini akan membahas mengenai
ke!adian skabies yang ditemukan terutama di pondok pesantren serta upaya
dan penanganan yang dilakukan dengan tu!uan mengurangi angka ke!adian
skabies di "ilayah ker!a Puskesmas 2TP *andala.

+
B. T()(&
1. T()(&
)(& (*(*
*(*
9 *elakukan analisis kesehatan komunitas 4Community Health Analysis5
Analysis 5
hubungan perilaku hidup bersih dan sehat terhadap ke!adian scabies di
Pond
Pondok
ok Pesan
Pesantre
tren
n Nuru
Nurull Fall
Fallah
ah di "ilay
"ilayah
ah ker!
ker!aa Pusk
Puskesm
esmas
as 2TP
2TP
*andala.
2. T()(&
)(& %+
%+(,
(,(,
(,
a.*engenali 'aktor'aktor yang mempengaruhi ke!adian scabies terkait
 perilaku hidup bersih dan sehat di Pondok Pesantren
Pesantr en Nurul Fallah
di "ilayah ker!a Puskesmas 2TP *andala..
 b. *encari alternati' pemecahan masalah terhadap ke!adian scabies di
Pondok
Pondok Pesantren Nurul Fallah di "ilayah
"ilayah ker!a Puskesmas
Puskesmas 2TP
*andala.
c.*elakukan inter(ensi terhadap penyebab masalah ke!adian scabies di
Pondok
Pondok Pesantren Nurul Fallah di "ilayah
"ilayah ker!a Puskesmas
Puskesmas 2TP
*andala.

C. M&-!
1. M&-
M&-
!! T#"/!
"/!/,
/,
*ening
*eningkat
katkan
kan pemaham
pemahaman
an ilmu
ilmu penget
pengetahu
ahuan
an di bidang
bidang kesehat
kesehatan
an
lingkungan dan masyarakat.
2. M&-
M&-
!! P"
P"%!
%!/,
/,
)ebaga
)ebagaii bahan
bahan untuk
untuk tindak
tindakan
an pre(en
pre(enti'
ti' atau
atau pencega
pencegahan
han terhada
terhadap
p
ke!adian penyakit skabies.
. M&-
M&-
!! '/
'/ *,
*,"
"%
%!!
)eba
)ebaga
gaii peng
penget
etah
ahua
uan
n untu
untuk
k meni
mening
ngka
katk
tkan
an pema
pemaham
haman
an kepa
kepada
da
masyarakat tentang penyakit skabies dan penanganan penyakit tersebut
melalui praktik perilaku hidup bersih dan sehat.


II. ANALISIS SITUASI

A. GAMBARAN UMUM
1. Keadaan Geograf
Puskesmas *andala merupakan bagian dari "ilayah ker!a 2inas
Kesehatan Kabupaten :ebak. :uas "ilayah ker!a Puskesmas *andala
adalah 0.-;-,00 Ha dengan !umlah penduduk +<.1<1 dan !umlah KK 
;.$. 8umlah desa di "ilayah ker!a Puskesmas *andala sebanyak $ desa
yang mencangkup  => dan 00 =T.
%atas administrasi Puskesmas *andala sebagai berikut3

0. )ebelah utara berbatasan dengan Puskesmas Cibadak Kabupaten :ebak 

+. )ebelah barat berbatasan dengan Kecamatan >arunggunung

. )ebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Puskesmas Pamandegan


dan Kecamatan Cikulur 

-. )ebelah timur berbatasan dengan kecamatan =angkasbitung dan


Kalanganyar 

8arak Puskesmas *andala Kecamatan Cibadak dari Kota =angkasbitung


 berkisar - km dengan "aktu tempuh kurang lebih 0 menit menggunakan
kendaraan bermotor. Puskesmas *andala memiliki $ desa dengan !arak 
tempuh dari puskemas sebagai berikut3

0. 2esa %o!ong :eles 3 0 km

+. 2esa Tambak %aya 3 1 km

. 2esa *ekar Agung 3 - km

-. 2esa Kadu Agung %arat 3 ; km

-
/. 2esa Kadu Agung Tengah 3 ,/ km

$. 2esa Kadu Agung Timur 3  km

2. Keadaan Demograf
a. Pertumbuhan Penduduk 
8umlah penduduk di "ilayah ker!a Puskesmas *andala sesuai data pada
tahun +0/ adalah .01< penduduk.
 b. 8umlah Penduduk *enurut ?olongan #mur 
8umlah penduduk menurut golongan umur di "ilayah ker!a
Puskesmas *andala dibagi men!adi ; kelompok umur. Penduduk 
terbanyak ada di kelompok umur lansia sebesar $.$;0 !i"a.

Kun!ungan kesehatan yang tercatat di Puskesmas *andala pada


tahun +0/ sebanyak3
 No @0 0  00 0- /  0/ 0/  -<  /
. 2esa  bulan  bulan tahun tahun tahun tahun
0 Kadu Agung Timur -;0 <- 0-0- 011$ +1+1 011$
+ Kadu Agung Tengah ++$ -/ $;< <$ 0/1 <
 *ekar Agung +;+ /-- 10$ 011 0$ 0<
- Kadu Agung %arat +;/ // 1+/ 00 0$/0 00++
/ %o!ong :eles $1 ;$ 00 0-;+ ++; 0-;
$ Tambak %aya ;/ ;/0 00+$ 0/+ ++/+ 0/0
8umlah 0<1; <;; /<$ ;</- 00<+< ;<;+

/
. C3/& P"'"* 4& D#")! K#,#+!& M,"%!
Capaian Program Kesehatan masyarakat usia sekolah yaitu sebagai
berikut:
 No Capaian
. Indikator )asaran Capaian 4B5 ?ap
0 )ekolah dengan program #K)
a. )2*I 0$ 0$ 0 
b. )*P*T) +   +
c. )*#)*KA:D 0   0
+ )ekolah dengan Kader Kesehatan
a. 2okcil 0< - --,- 0/
b. P*= )*P + + 0 
c. P*= )*# 0   0
 8umlah Kader Kes. 2ibina
a. 2okcil + 1 +/ +-
b. P*= )*P - - 0 
c. P*= )*# +   +
- Pen!aringan *urid %aru
a. )2*I ;;
 b. )*P*T) 
c. )*#)*KA:D 
/ )ekolah dengan #K?)
a. )2*I 0$ + 0+,/ 0-
b. )*P*T) +   +
c. )*#)*KA:D 0   0
$ )ekolah ber8PK*
a. )2*I 0$ - +/ 0+
b. )*P*T) +   +
c. )*#)*KA:D 0   0
; 8umlah penyuluhan rema!a  + , 0

$
III. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN PRIORITAS
MASALAH

A. D-!" P#"*,$+& K#,#+!& &' A4


%erdasarkan data yang diperoleh dari pro'il Puskesmas *andala
 periode bulan 8uli +0/ E 8uli +0$, masih terdapat beberapa permasalahan
 penyakit kulit yang sering di!umpai, dikarenakan masih kurangnya perilaku
hidup bersih dan sehat 4PH%)5 di kalangan masyarakat "ilayah ker!a
Puskemas *andala, khususnya di kalangan santri di pondok pesantren.
)epuluh besar da'tar penyakit kulit di Puskesmas *andala meliputi3
0. 2ermatitis numularis
+. Abses kulit 4Cutaneus abscess, 'urunkel, dan karbunkel5
. 2ermatitis kontak alergika
-. Pioderma
/. 2ermato'itosis
$. )kabies
;. aricella
1. Herpes &oster 
<. *orbilicampak 
0. )mallpoGcacar 
B. P#&#&!(& P"/"/!, M,$+
Penentuan prioritas masalah yang dilakukan di Puskesmas *andala
dengan menggunakan metode Hanlon, dimana prioritas masalah didasarkan
 pada empat kriteria yaitu3
K*3&#& A : #,"& *,$+
0. %esarnya masalah didasarkan pada ukuran besarnya populasi yang
mengalami masalah tersebut.
+. %isa diartikan sebagai angka ke!adian penyakit.
. Angka ke!adian terbesar diberikan skor lebih besar 

T#$ .1.  Kriteria A 4%esarnya *asalah5


 No 2a'tar *asalah 8umlah Persentase 4B5
0 2ermatitis numularis +< $0,/
+ Abses kulit 4Cutaneus ;-0 0<,/

;
abscess, 'urunkel, dan
karbunkel5
 2ermatitis kontak alergika +11 ;,-
- Pioderma 0;/ -,/
/ 2ermato'itosis $; 0,;+
$ )kabies $- 0,$-
; aricella $- 0,$-
1 Herpes &oster < 0,
< *orbilicampak +< ,;-
0 )mallpoGcacar +1 ,;+
T7TA: 111 0B
)umber3 Data sekunder Puskesmas Mandala Juli 20!"Juli 20# 

K*3&#& B : %#,#"/(,& *,$+


0. #rgensi 3 apakah masalah tersebut menuntut penyelesaian
segera dan men!adi perhatian publik.
+. Keparahan 4se(erity53 memberikan mortalitas atau 'atalitas yang tinggi.
. konomi 4cost5 3 besarnya dampak ekonomi kepada masyarakat.
*asingmasing aspek di berikan nilai skor.Aspek paling penting diberikan
aspek yang paling tinggi kemudian di rata rata.
K*3&#& C : %#!#",#4/& ,$(,/
0. Ketersediaan solusi yang e'ekti' menyelesaikan masalah.
+. )emakin tersedia solusi e'ekti' diberikan skor yang semakin tinggi.
K*3&#& D : %"/!#"/ PEARL
%erupa !a"aban ya dan tidak, ya diberikan skor 0, tidak diberikan skor 
0. P 3 Propiety 3 kesesuaian program dengan masalah
+.  3 conomic 3 apakah secara ekonomi berman'aat
. A 3 Acceptability 3 apakah bisa diterima masyarakat
-. = 3 =esources 3 adakah sumber daya untuk menyelesaikan masalah
/. :3 :egality 3 tidak bertentangan dengan aturan hukum yang ada
P#&#&!(& 3"/"/!, *,$+ 4/ P(,%#,*, M&4$ ,#'/ #"/%(! :
. K"/!#"/ A 5#,"& *,$+.
#ntuk menentukan besarnya masalah kesehatan diukur dari banyaknya
 penderita3
0. +/ B atau lebih 3 0
+. 0B  +-,<B3 1
. 0B  <,< B 3 $
-. ,0B  ,<B 3-

1
/. ,0 E ,< B 3 +
$. Kurang dari ,0 3 
T#$ .2 Nilai Kriteria A metode Hanlon
*asalah kesehatan %esarnya masalah dari data sekunder Puskesmas *andala 4B5
,0B ,0B ,0B  0B  0B  +/ B  NI:AI
,<B ,<B <,< B +-,<B atau
lebih
2ermatitis numularis  0
Abses kulit 4Cutaneus  1
abscess, 'urunkel, dan
karbunkel5
2ermatitis kontak   $
alergika
Pioderma  $
2ermato'itosis  $
)kabies  $
aricella  $
Herpes &oster  $
*orbilicampak  -
)mallpoGcacar  -

. K"/!#"/ B 5%#'!& *,$+


K#'!& 4paling cepat mengakibatkan kematian5
0. Tidak ga"at 3+
+. Kurang ga"at 3-
. Cukup ga"at 3$
-. ?a"at 31
/. )angat ga"at 3 0

U"'#&,/ 4harus segera ditangani, apabila tidak ditangani dapat


menyebabkan kematian5
0. Tidak urgen 3+
+. Kurang urgen 3-
. Cukup urgen 3$
-. #rgen 31
/. )angat urgen 3 0
B/ 4dampak ekonomi5
0. )angat murah 3+

<
+. *urah 3-
. Cukup mahal 3$
-. *ahal 31
/. )angat mahal 3 0
T#$ . Nilai Kriteria % metode Hanlon
M,$+ K#'!& U"'#&,/ B/ R#"!
2ermatitis numularis + + - +,$;
Abses kulit 4Cutaneus + + - +,$;
abscess, 'urunkel, dan
karbunkel5
2ermatitis kontak  + + -
alergika +,$;
Pioderma + + - +,$;
2ermato'itosis + + - +,$;
)kabies + - - ,
aricella + - $ -
Herpes &oster + - $ -
*orbilicampak $ $ - /,
)mallpoGcacar + - $ -

8. K"/!#"/ C 5%#!#",#4/& ,$(,/


Ketersediaan solusi dilihat dari apakah sumberdaya yang ada mampu
digunakan untuk menyelesaikan masalah. Kriteria pemberian skor 
sebagai berikut 3
0. )angat e'ekti' 3/
+. =elati' e'ekti' 3-
. 'ekti' 3
-. *oderate e'ekti' 3+
/. =elati(e ine'ekti' 30
$. Ine'ekti' 3
T#$ .9 Nilai Kriteria C metode Hanlon
M,$+ C
2ermatitis numularis 
Abses kulit 4Cutaneus abscess, 
'urunkel, dan karbunkel5
2ermatitis kontak alergika 
Pioderma 
2ermato'itosis /
)kabies /
aricella +
Herpes &oster +
*orbilicampak +
)mallpoGcacar +

0
4. K"/!#"/ D 5PEARL -%!"
Propriety 3 Kesesuaian 405
conomic 3 konomi murah 405
Acceptability 3 2apat diterima 405
=esources a(ailability 3 Tersedianya sumber daya 405
:egality 3 :egalitas ter!amin 405
T#$ . Nilai Kriteria 2 metode Hanlon
*asalah P  A = : Hasil
Perkalian
2ermatitis numularis 0 0 0 0 0 0
Abses kulit 4Cutaneus 0 0 0 0 0 0
abscess, 'urunkel, dan
karbunkel5
2ermatitis kontak  0 0 0 0 0 0
alergika
Pioderma 0 0 0 0 0 0
2ermato'itosis 0 0 0 0 0 0
)kabies 0 0 0 0 0 0
aricella 0 0 0 0 0 0
Herpes &oster 0 0 0 0 0 0
*orbilicampak 0 0 0 0 0 0
)mallpoGcacar 0 0 0 0 0 0

Penetapan prioritas masalah dilakukan setelah komponen A, %, C, 2


diketahui dengan perhitungan sebagai berikut 3
 Nilai prioritas dasar 4NP25 J 4A%5 G C
 Nilai prioritas total 4NPT5 J 4A%5 G C G 2
T#$ .6. #rutan Prioritas *asalah
M,$+ A B C D NPD NPT U"(!&
3"/"/!,
P E A R L
2ermatitis 0 +,$  0 0 0 0 0 1,0 1,0 
numularis ;
Abses kulit 1 +,$  0 0 0 0 0 +,0 +,0 -
4Cutaneus ;
abscess, 'urunkel,
dan karbunkel5
2ermatitis kontak  $ +,$  0 0 0 0 0 +$,0 +$,0 /$
alergika ;

00
Pioderma $ +,$  0 0 0 0 0 +$,0 +$,0 /$
;
2ermato'itosis $ +,$ / 0 0 0 0 0 -,/ -,/ +
;
)kabies $ , / 0 0 0 0 0 -$,/ -$,/ 0
aricella $ - + 0 0 0 0 0 + + ;1
Herpes &oster $ - + 0 0 0 0 0 + + ;1
*orbilicampak - /, + 0 0 0 0 0 01,$ 01,$ <
)mallpoGcacar - - + 0 0 0 0 0 0$ 0$ 0

2ari perhitungan diatas didapatkan prioritas masalah sebagai berikut3


0. )kabies
+. 2ermato'itosis
. 2ermatitis numularis
-. Abses kulit 4Cutaneus abscess, 'urunkel, dan karbunkel5
/. 2ermatitis kontak alergika
$. Pioderma
;. aricella
1. Herpes &oster 
<. *orbilicampak 
0. )mallpoGcacar 

IV.KERANGKA KONSEPTUAL MASALAH

A D," T#"/
1 S%/#,
 D#-/&/,/
Sarcoptes scabiei var$ hominis adalah mikroorganisme parasit
sebagai etiologi yang menyebabkan kudis pada manusia. )kabies atau
kudis adalah pruritus intensi' dan in'estasi yang sangat menular dari
kulit disebabkan oleh tungau yang mempengaruhi manusia dan he"an.
)kabies adalah penyakit &oonosis yang menyerang kulit, dapat
mengenai semua ras dan golongan di seluruh dunia. )kabies dapat
mengenai manusia dari segala usia dan dari semua pendapatan dan
tingkat sosial. %ahkan orangorang yang men!aga kebersihan diri bisa
terkenakudis.
 E3/4#*/$'/

0+
)etiap siklus  tahun ter!adi epidemi skabies. %anyak 'aktor 
yang menun!ang perkembangan penyakit ini, antara lain 3 sosial
ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual, dan
 perkembangan demogra'ik serta ekologik. *enurut >H7 tahun +00,
sebanyak  !uta kasus skabies di dunia ter!adi setiap tahunnya. 2i
Australia pada komunitas Aborigin, kudis merupakan masalah utama
terkait dengan tingkat kemiskinan dan kepadatan penduduk, angka
ke!adian skabies pada anak anak mencapai /B dan !uga $,0 B pada
anak anak sekolah di %urkina Faso.
Indonesia adalah negara berkembang, dimana pelayanan
kesehatan belum memadai dan lingkungan yang masih !elek. 2istribusi
kudis sangat luas, akibatnya masih ada permasalahan kesehatan yang
didominasi oleh penyakit in'eksi, contohnya skabie. Pre(alensi skabies
di Indonesia adalah sekitar $ +;B dari populasi umum dan cenderung
lebih tinggi pada anak anak dan rema!a.

8 E!/$'/
Sarcoptes scabiei termasuk 'ilum  Arthropoda$  kelas  Arachnida$
ordo Ackarima$ super 'amili Sarcoptes. )ecara mor'ologik merupakan
tungau kecil, berbentuk o(al, punggungnya cembung dan bagian
 perutnya rata. #kuran betina berkisar antara  -/ mikron G +/ E 
/ mikron, sedangkan !antan berkisar + +- mikron G 0/ +
mikron. :ar(a memiliki enam kaki, dan de"asa memiliki delapan kaki.
%entuk de"asa mempunyai - pasang kaki, + pasang kaki di depan
sebagai alat untuk melekat dan + pasang kaki kedua pada betina
 berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang !antan pasangan kaki
ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat
 perekat.
)iklus hidup tungau betina memerlukan "aktu antara 1 0+ hari.
Ter!adi diatas permukaan kulit untuk kopulasi dengan tungau !antan.
)etelah itu tungau !antan akan mati, namun bila masih hidup, tungau
 !antan akan masuk ke tero"ongan. Telur hasil pembuahan disimpan di
 ba"ah permukaan kulit dan meletakkan + butir perhari distratum

0
korneum sampai $ minggu sampai mencapai !umlah - / telur,
sehingga bisa muncul papula pada permukaan kulit. Telur menetas dan
men!adi lar(a dengan  pasang kaki, kemudian men!adi nim'a dengan -
 pasang kaki yang bisa dibedakan !antan dan betina. Tungau de"asa
muncul di permukaan kulit setelah sekitar + minggu, dan setelah ka"in,
mereka rein'ect kulit inang atau dari manusia lain.

G*" 1. Sarcoptes Scabiei B#!/&

4 P!'#&#,/,
In'estasi dari in'eksi Sarcoptes scabiei dimulai saat tungau betina
yang sudah dibuahi berada diatas permukaan kulit. Kemudian tungau
 betina akan menggali tero"ongan pada stratum corneum untuk 
meletakan telurnya. *unculnya tungau dan produkproduknya yang
 berupa air liur yang bersi'at iritan akan merangsang sistem imun tubuh
untuk mengeluarkan mediator mediator imunitas.
Pada pertama in'eksi Sarcoptes scabiei, perla"anan yang
dilakukan berasal dari sistem imun non spesi'ik. Tanda pada kulit
 berupa gatal, kemerahan, panas, nyeri dan bengkak. Hal tersebut ter!adi
karena akti(asi sel mast mengakti'asi mediator in'lamasi seperti
histamin, prostaglandin, kinin dan triptamin. Namun apabila proses
in'lamasi yang dilakukan oleh sistem imun non spesi'ik belum dapat
mengatasi in'estasi tungau dan produknya, maka imunitas spesi'ik akan
terakti(asi. *ekanisme pertahanan spesi'ik yang dilakukan oleh sel
lim'osit.
Penelitian sebelumnya melaporkan keterlibatan rekasi
hipersensiti(itas tipe I dan tipe I. Pada reaksi hipersensiti(itas tipe I,
ter!adi pertemuan imunoglobulin  dengan antigen tungau yang

0-
 berlangsung di epidermis sehingga mengakibatkan terbentuknya
degranulasi sel mast yang mengakibatkan peningkatan antibodi Ig.
)edangkan keterlibatan rekasi hipersensiti(itas tipe I akan muncul
setelah 0 hari dari sensitisasi tungau, yang ditandai dengan
 perubahan histologik dan kenaikan !umlah sel lim'osit T pada in'iltrat
kutaneus.
# C" P#&($"&
Penularannya ter!adi secara kontak langsung dengan bersentuhan
dan tidak langsung misalnya melalui handuk, seprei dan pakaian. Faktor 
yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah sosial ekonomi yang
rendah, higiene perorangan yang !elek, lingkungan yang tidak bersih,
 perilaku yang tidak sehat, kepadatan penduduk serta suplai air bersih
yang kurang.

G*" 2.
S/%$(, +/4(3 4&
P"#4/$#%,/
!#*3! !#"%#&.

- G#)$ %$/&/, 4& D/'&,/, S%/#,


Perkembangan ge!alanya berlangsung dalam onset lambat dan
 berbahaya. Terdapat dua prinsip komponen, salah satunya plak setempat
dan eritematosa yang memiliki penampilan berbeda. Plak terdiri dari
kerak parakeratotic yang ber(ariasi dalam ketebalan dari sekitar 
sampai 0/ mm.

0/
Ciriciri seseorang terkena skabies adalah kulit penderita penuh
 bintikbintik kecil sampai besar. %er"arna kemerahan yang disebabkan
garukan keras. %intikbintik itu akan men!adi bernanah !ika terin'eksi.
Ada - tanda kardinal3
0 Pruritus nokturna
?atal pada malam hari yang disebabkan karena akti(itas tungau ini
lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
+ Penyakit ini menyerang manusia yang kelompok, misalnya dalam
sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena in'eksi.
%egitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya,
sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau
tersebut. 2ikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota
keluarganya terkena. >alaupun mengalami in'estasi tungau, tetapi
tidak memberikan ge!ala. Penderita ini bersi'at sebagai pemba"a
4carrier5.
 Adanya tero"ongan 4kunikulus5 pada tempattempat predileksi yang
 ber"arna putih atau keabuabuan, berbentuk garis lurus atau
 berkelok, ratarata pan!ang 0 cm pada u!ung tero"ongan itu
ditemukan papul atau (esikel. 8ika timbul in'eksi sekunder ruam
kulitnya men!adi polimor' 4pustul, ekskoriasi, dan lainlain5. Tempat
 predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum
yang tipis, yaitu3 selasela !ari tangan, pergelangan tangan bagian
(olar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mamae
4"anita5, umbilikus, bokong, genitalia eksterna 4pria5, dan perut
 bagian ba"ah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan
telapak kaki.
- *enemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. 2apat
ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
2iagnosis dapat dibuat dengan menemukan + dari - tanda kardinal
tersebut.

0$
G*" . S%/#, 34 S#$ J"/ T&'&
' K$,/-/%,/ ,%/#,
*enurut 2!uanda 4+05, terdapat bentukbentuk khusus antara lain3
a )kabies pada orang bersih
%entuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan tero"ongan
yang sedikit !umlahnya hingga sangat sukar ditemukan. 2alam
 penelitian dari 0 orang penderita skabies menemukan hanya ;B
tero"ongan.
 b )kabies in co%nito
%entuk ini timbul pada skabies yang diobati dengan
kortikosteroid sehingga ge!ala dan tanda klinis membaik. Tetapi
tungau tetap ada dan penularan masih bisa ter!adi.
c )kabies yang ditularkan melalui he"an
)umber utama dari skabies ini adalah an!ing. Kelainan ini
 berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat tero"ongan.
Tidak menyerang selasela !ari dan genitalia eksterna. :esi biasanya
terdapat pada daerah dimana orang sering kontak atau memeluk 
 binatang kesayangannya yaitu paha, lengan, dan dada. *asa inkubasi
lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersi'at
sementara 4-1 minggu5 dan dapat sembuh sendiri karena skabies
(arietas binatang tidak dapat melan!utkan siklus hidupnya pada
manusia.

2 PHBS 5P#"/$%( H/4(3 B#",/+ 4& S#+!


Perilaku Hidup %ersih dan )ehat 4PH%)5 adalah upaya untuk 
memberikan pengalaman bela!ar atau menciptakan suatu kondisi yang

0;
 bersih dan sehat bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat,
dengan membuka !alur komunikasi, memberikan in'ormasi dan
melakukan edukasi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan
 pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat melalui
 pendekatan pimpinan 4advocacy5, bina suasana 4 social support 5, dan
 pemberdayaan masyarakat 4empo&erment 5.
Program PH%) !uga dapat membantu masyarakat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masingmasing, agar 
dapat menerapkan caracara hidup sehat, dalam rangka men!aga,
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Tu!uan program PH%)
adalah untuk meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku
serta kemandirian perorangan, keluarga dan masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan agar dapat hidup bersih dan sehat.
Program gerakan PH%) dapat dilaksanakan melalui perorangan,
kelompok dan masyarakat. Agar program tepat sasaran, sasaran perlu
dikenali secara lebih khusus, rinci dan !elas. 7leh karena itu, sasaran
PH%) tersebut dibagi men!adi beberapa tatanan, di antaranya rumah
tangga, sekolah atau institusi pendidikan, institusi kesehatan, tempat
umum dan tempat ker!a.

 PHBS 5P#"/$%( H/4(3 B#",/+ 4& S#+! 4/ P&4% P#,&!"#&


Pondok pesantren merupakan sekolah asrama berbasis Islam
4 'slamic boardin% school 5 yang memberikan porsi pendidikan agama
Islam lebih banyak daripada ilmu umum. Para sis"anya disebut
sebagai santri dan tinggal pada asrama yang disediakan oleh pesantren.
Para santri tinggal bersama dengan temanteman dengan berbagai
macam karakter santri berkumpul dalam satu asrama. Hal ini dapat
menimbulkan beberapa masalah yang akan dihadapi, di antaranya
 pemeliharaan kebersihan, seperti kebersihan kulit, kebersihan tangan
dan kuku, kebersihan genitalia, kebersihan lingkungan dan kebersihan
 pakaian.
Perilaku hidup bersih dan sehat terutama kebersihan
 perseorangan di pondok pesantren pada umumnya kurang
mendapatkan perhatian dari santri. Faktanya, sebagian pesantren

01
tumbuh dalam lingkungan yang kebersihannya dan sanitasinya buruk.
2itambah lagi dengan perilaku tidak sehat, seperti menggantung
 pakaian di kamar, tidak membolehkan pakaian santri "anita di!emur di
 ba"ah terik matahari, dan saling bertukar pakai benda pribadi, seperti
sisir dan handuk.
%erdasarkan permasalahan di atas, diperlukan adanya program
PH%) di pondok pesantren. Program tersebut merupakan upaya
membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat di pondok 
 pesantren untuk mengenali masalah dan tingkat kesehatannya, serta
mampu mengatasi, memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya sendiri. Hal ini dapat meningkatkan pengetahuan,
 perubahan sikap dan perilaku para santri, pengurus dan penga!ar di
 pesantren khususnya terhadap program Kesehatan :ingkungan dan
?aya Hidup )ehat.
Indikator program PH%) di pondok pesantren mencakup 3
a Kebersihan perorangan 4badan, pakaian dan kuku5
 b Penggunaan air bersih, kebersihan tempat "udhu
c Penggunakan !amban sehat
d Kebersihan asrama
e Kepadatan penghuni asrama
' Kebersihan ruang bela!ar 
g Kebersihan halaman
h Adanya kader dan kegiatan kader poskestren terlatih
i %ak penampungan air bebas !entik 
 ! *akanan bergi&i seimbang
k Peman'aatan sarana pelayanan kesehatan.

9 H((&'& PHBS &' B("(% 4#&'& K#)4/& P#&%/! S%/#,


)kabies sangat erat hubungannya dengan perilaku hidup bersih
dan sehat.  Personal hy%iene yang buruk dan sanitasi buruk dapat
meningkatkan angka ke!adian skabies. *anusia terin'eksi oleh tungau
Sarcoptes scabiei tanpa memandang umur, ras atau !enis kelamin dan
tidak mengenal status sosial dan ekonomi, tetapi personal hy%iene yang
 buruk dapat meningkatkan in'eksi.
Penyakit skabies dapat ditularkan melalui kontak tidak langsung
seperti melalui perlengkapan tidur, handuk, dan pakaian memegang
 peranan penting. %erdasarkan hasil penelitian Akmal 4+05,

0<
menun!ukkan terdapat hubungan yang signi'ikan antara kebiasaan
 pemakaian sabun mandi, kebiasaan berganti pakaian, kebiasaan tidur 
 bersama, kebiasaan pemakaian selimut tidur dan kebiasaan mencuci
 pakaian bersama dengan penderita skabies.
Hasil penelitian di Pondok Pesantren :amongan !uga
menun!ukkan bah"a perilaku yang mendukung ter!adinya scabies
adalah sering bergantian handuk dengan teman. Penularan scabies
secara tidak langsung dapat disebabkan melalui perlengkapan tidur,
 pakaian, dan handuk. %erdasarkan teori, handuk berperan dalam
transmisi tungau scabies melalui kontak tak langsung.
)elain itu, 'aktor yang berperan pada tingginya pre(alensi skabies di
negara berkembang terkait dengan kemiskinan yang diasosiasikan dengan
rendahnya tingkat kebersihan, akses air yang sulit, dan kepadatan
hunian.Tingginya kepadatan hunian dan interaksi atau kontak 'isik antar indi(idu
memudahkan transmisi dan in'estasi tungau scabies.

% K#"&'% T#"/
Faktor yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah sosial
ekonomi yang rendah, higiene perorangan yang !elek, lingkungan yang
tidak bersih, perilaku yang tidak sehat, kepadatan penduduk serta suplai air 
 bersih yang kurang.

ariabel %ebas ariabel Terikat

Pola Hidup %ersih


dan )ehat 4PH%)5

)osial konomi
=endah
Ke!adian Penyakit
Kepadatan )kabies
Penduduk 

)uplai Air %ersih


yang Kurang
C K#"&'% K&,#3

ariabel %ebas ariabel Terikat

Perilaku Hidup %ersih dan Ke!adian Penyakit )kabies


)ehat 4PH%)5 +
D H/3!#,/,
Terdapat hubungan antara Perilaku Hidup %ersih dan )ehat 4PH%)5 dengan
ke!adian penyakit skabies di Pondok Pesantren >ilayah Ker!a Puskesmas
*andala.

V. HASIL PENELITIAN

A. G*"& U*(* P&4% P#,&!"#& N("($ F$+


 Nama :embaga 3 Pondok Pesantren Nurul Falah
Alamat 3 8l. A. Dani K*+ No. / Kp. Pasirmalang
2esaKelurahan 3 2esa Kaduagung Timur
Kecamatan 3 Cibadak  
KabupatenKota 3 :ebak  
Pro(insi 3 %anten
 NP>P 3 +.;$.+10.<-0<.
Kode Pos 3 -+01
Tahun 2idirikan 3 0<<1
)tatus Tanah 3 *ilik Dayasan
:uas Tanah 3 $- *+

+0
 Nama Pimpinan 3 KH. Ahmad =a'ludin, ).Ag
Akte Pendirian Nomor3 / *ei 0<<1
8enis Pendidikan
a. Pondok Pesantren
 b. *adrasah Tsana"iyah Nurul Falah
c. *adrasah Aliyah Nurul Falah
8umlah )antri 3 / orang
8umlah ?uru 3 / orang
8enis #saha yang ber!alan 3 Koperasi Nurul Falah
:uas Tanah Kosong 3 $ m +

B. G*"& S&/!,/ P&4% P#,&!"#& N("($ F$+


Tabel 0.

Tabel +.
Komponen Nilai %obot Hasil
)arana air bersih  +/ ;/
8amban - +/ 0
)PA: + +/ /
)arana Pembuangan )ampah 0 +/ +/

++
Total +/ Tidak )ehat

C. K"%!#"/,!/% R#,3&4#&
 K"!#"/,!/% #"4,"%& )#&/, %#$*/&
%erdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari 1 sis"a
yang tinggal di pesantren, terdapat +0 orang lakilaki 4//,B5 dan
0; orang perempuan 4--,;B5.

Tabel . Karateristik responden berdasarkan !enis kelamin


)kabies
8enis Kelamin Total
Da Tidak  
Perempuan 0+ 40,/B5 / 40,0B5 0; 4--,;B5
:akilaki 0; 4--,;B5 - 40,/B5 +0 4//,B5
Total +< 4;$,+B5 < 4+,$B5 1 40B5

 K"!#"/,!/% #"4,"%& (,/


%erdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari 1 sis"a
yang tinggal di pesantren, terdapat 0< orang berusia 0+0- tahun
4/,B5 dan 0< orang berusia 0/0; tahun 4/,B5.

Tabel -. Karateristik responden berdasarkan usia


)kabies
8enis Kelamin Total
Da Tidak  
0+0- tahun 0- 4$,1B5 / 40,0B5 0< 4/,B5
0/0; tahun 0/ 4<,-B5 - 40,/B5 0< 4/,B5
Total +< 4;$,+B5 < 4+,$B5 1 40B5

8 K"!#"/,!/% #"4,"%& !/&'%! 3#&4/4/%&


%erdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari 1 sis"a
yang tinggal di pesantren, terdapat 0< orang dengan tingkat
 pendidikan )*P 4/,B5 dan 0< orang dengan tingkat pendidikan
)*A 4/,B5

Tabel /. Karateristik responden berdasarkan pendidikan


)kabies
8enis Kelamin Total
Da Tidak  
)*P 0- 4$,1B5 / 40,0B5 0< 4/,B5
)*A 0/ 4<,-B5 - 40,/B5 0< 4/,B5
Total +< 4;$,+B5 < 4+,$B5 1 40B5

+
D. H,/$ A&$/,/, D! U&/;"/!
 P#&'#!+(& !#&!&' %#,#+!& $/&'%(&'&
%erdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari 1 sis"a
yang tinggal di pesantren, terdapat / orang dengan tingkat
 pengetahuan kurang baik 40,0B5 dan  orang dengan tingkat
 pengetahuan baik 41$,;B5

Tabel $. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan


)kabies
8enis Kelamin Total
Da Tidak  
Kurang %aik / 40,0B5  4,B5 / 40,0B5
%aik +- 4$,0B5 < 4+,$B5  41$,;B5
Total +< 4;$,+B5 < 4+,$B5 1 40B5

 B#"'&!/& 3%/& !( $! ,+$!


%erdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari 1 sis"a
yang tinggal di pesantren, terdapat 0 orang dengan perilaku tidak 
 bergantian 40,/B5 dan +$ orang dengan perilaku bergantian pakaian
atau alat sholat 4$1,B5.

Tabel ;. Perilaku bergantian pakaian atau alat shalat


)kabies
8enis Kelamin Total
Da Tidak  
Tidak bergantian - 40,/B5 1 4+0,B5 0 40,/B5
%ergantian +/ 4$/,;B5 0 4+,$B5 +$ 4$1,B5
Total +< 4;$,+B5 < 4+,$B5 1 40B5

8 B#"'&!/& +&4(% 
%erdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari 1 sis"a
yang tinggal di pesantren, terdapat 1 orang dengan perilaku tidak 
 bergantian 4+,<B5 dan  orang dengan perilaku bergantian handuk 
4;1,1B5.

Tabel 1. Perilaku bergantian handuk 


)kabies
8enis Kelamin Total
Da Tidak  
Tidak bergantian  4;,1B5 / 40,0B5 1 4+,<B5
%ergantian +- 4$,0B5 $ 40/,;B5  4;1,1B5
Total +< 4;$,+B5 < 4+,$B5 1 40B5

+-
4 T/4(" #"+/*3/!&
%erdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari 1 sis"a
yang tinggal di pesantren, tidak terdapat orang dengan perilaku tidak 
 berhimpitan 4,B5 dan seluruh sis"a atau 1 orang dengan perilaku
tidur berhimpitan 40,B5.

Tabel <. Perilaku bergantian handuk 


)kabies
8enis Kelamin Total
Da Tidak  
Tidak berhimpitan  4,B5  4,B5  4,B5
%erhimpitan +< 4;$,+B5 < 4+,$5 1 40B5
Total +< 4;$,+B5 < 4+,$B5 1 40B5

VI. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

A. P#&(,(&& A$!#"&!/- P#*#8+& M,$+


%erdasarkan pen!elasan pada dasar teori dan analisis statistik yang
telah dilakukan pada bab sebelumnya mengenai 'aktor risiko dan angka
ke!adian skabies di Pondok Pesantren Nurul Falah, "ilayah ker!a Puskesmas
*andala, maka dapat diambil beberapa masalah yang paling berpengaruh
adalah kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat 4PH%)5.
2engan melihat 'aktor risiko ini, maka dapat dibuat beberapa alternati' 
 pemecahan masalah, yaitu3

+/
0 Penyuluhan kepada para santri di Pondok Pesantren Nurul Falah terkait
 pengetahuan tentang penyakit skabies dan pemahaman pentingnya
kesadaran untuk membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, serta cara
cara perilaku hidup bersih dan sehat.
+ Pengobatan bagi para santri yang terdapat ge!ala dan tanda terserang
 penyakit skabies

B. P#&#&!(& A$!#"&!/- T#"3/$/+


Alternati' pemecahan masalah yang telah disusun dalam (plan o) 
action( tidak semua dapat dilaksanakan. Hal ini disebabkan oleh kemampuan
 baik sarana, tenaga, dana, dan "aktu yang terbatas. 7leh sebab itu, dilakukan
langkah pemilihan prioritas alternati' pemecahan masalah dalam memilih
 program yang akan dilaksanakan langsung ke masyarakat. )alah satu metode
yang dapat digunakan dalam pemilihan prioritas pemecahan masalah adalah
metode =einke. *etode ini menggunakan dua kriteria yaitu e'ekti'itas dan
e'isiensi !alan keluar.
'ekti'itas !alan keluar meliputi besarnya masalah yang dapat diatasi,
 pentingnya !alan keluar, sedangkan e'isiensi !alan keluar dikaitkan dengan
 biaya yang diperlukan untuk melakukan !alan keluar. Kriteria e'isiensi !alan
keluar dikaitkan dengan biaya yang dikeluarkan dalam menyelesaikan
masalah. Kriteria e'isiensi !alan keluar adalah biaya sangat murah 405, biaya
murah 4+5, biaya cukup murah 45, biaya mahal 4-5, dan biaya sangat mahal
4/5.
T#$ 7.1. K"/!#"/ E-#%!/-/!, J$& K#$("
SKOR M I V
4%esarnya masalah 4Kelanggengan selesai 4Kecepatan penyelesai
yang dapat diatasi5 nya masalah5 an masalah5
0 )angat kecil )angat tidak langgeng )angat lambat
+ Kecil Tidak langgeng :ambat
 Cukup besar Cukup langgeng Cukup cepat
- %esar :anggeng Cepat
/ )angat besar )angat langgeng )angat cepat

+$
Prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan metode =inke di
Kecamatan 8atila"ang adalah sebagai berikut 3
T#$ 7.2 P"/"/!, P#*#8+& M,$+ 4#&'& M#!4# R/&%#
D-!" A$!#"&!/-  E-#%!/-/!, E-/,/#&,/ M<I<V= U"(!& P"/"/!,
M I V
J$& K#$(" 5C C P#*#8+& M,$+
Penyuluhan kepada / - -  +$,$; I
 para santri di Pondok 
Pesantren Nurul
Fallah terkait
 pengetahuan tentang
 penyakit skabies dan
 pemahaman
 pentingnya kesadaran
untuk membiasakan
 perilaku hidup bersih
dan sehat, serta cara E 
cara perilaku hidup
 bersih dan sehat
Pengobatan bagi para - - / - + II
santri yang terdapat
ge!ala dan tanda
terserang penyakit
skabies

%erdasarkan hasil perhitungan prioritas pemecahan masalah menggunakan


metode =inke, maka didapat dua prioritas pemecahan masalah, yaitu3
0 Penyuluhan kepada para santridi Pondok Pesantren Nurul Falah terkait
 pengetahuan tentang penyakit skabies dan pemahaman pentingnya
kesadaran untuk membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, serta cara
cara perilaku hidup bersih dan sehat.
+ Pengobatan bagi para santri yang terdapat ge!ala dan tanda terserang
 penyakit skabies

+;
VII INTERVENSI KESEHATAN

A. L!" B#$%&'
Angka ke!adian skabies di pondok pesantren pada "ilayah ker!a
Puskesmas *andala masih tinggi. Hal ini dapat dilihat dari tingginya insiden
kasus skabies dari laporan tahunan Puskesmas *andala. Tingginya angka
ke!adian skabies sangat dipengaruhi oleh kebiasaan perilaku hidup bersih dan
sehat yang masih kurang.
2i lingkungan pondok pesantren, perilaku hidup bersih dan sehat di
 pondok pesantren pada umumnya kurang mendapat perhatian. Hal ini dapat
dilihat dari masih tingginya !umlah santri yang mempunyai kebiasaan
 berperilaku hidup kurang bersih dan tidak sehat.
B. T()(&
1. Spesi)ic

+1
2ari plan o' action yang akan dilaksanakan ke depan diharapkan bertu!uan
untuk menurunkan angka ke!adian skabies di "ilayah ker!a Puskesmas
*andala khususnya pada Pondok Pesantren NurulFalah.
2.  Measurable
2engan plan o' action yang telah disusun, diharapkan hasilnya dapat
dipantau dengan baik dan berkelan!utan mengenai angka ke!adian skabies
di "ilayah ker!a Puskesmas *andala khususnya pada Pondok Pesantren
 NurulFalah.
3.  Appropriate
Pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan diharapkan dapat sesuai
dengan rencana yang telah dirumuskan. 2alam merealisasikannya
didukung dengan sumber daya manusia, sumber daya dana, sarana dan
 prasarana yang ada dengan pengelolaan yang e'isien.
2. *ealistic
#ntuk pencapaian dari apa yang kita rencanakan, diperlukan penyesuaian
dengan sumber daya manusia, sumber dana, sarana dan prasarana yang
telah ada. )upaya tu!uan yang kita harapkan lebih realistis dan tercapai
dengan apa yang kita harapkan.
+. ,ime -ound  
Pelaksanaan kegiatan yang berpedoman pada plan o' action tersebut
diharapkan dapat mencapai hasil yang diharapkan berupa menurunnya
angka ke!adian skabies dalam kurun "aktu tertentu.

C. B#&!(% K#'/!&
Kegiatan berupa penyuluhan terkait pengetahuan tentang penyakit
skabies dan pemahaman pentingnya kesadaran untuk membiasakan perilaku
hidup bersih dan sehat. )elain itu dilakukan pengobatan bagi para santri yang
terdapat ge!ala dan tanda terserang penyakit skabies

D. S,"&
)asaran penelitian adalah - orang santri yang menginap di Pondok Pesantren
 NurulFalah.
)asaran penyuluhan seluruh santri yang bersekolah di Pondok Pesantren
 NurulFalah.

+<
E. P#$%,&&
1. P#",&/$
a. Pembimbing 3 dr. %udhi *ulyanto
+. Pelaksana 3 dr. Anthony Kasena
dr. Apriliya
dr. Ayu Kusuma Ningrum
dr. Fediah Chia Iskandar 
dr Feliciana Amelinda
dr. Hesty Aisyah H
dr Ikbal Adi T A
dr Iman Teguh %
dr Ines Prestisia
dr *ochammad Andri F
dr Nida Nur Hani'ah
dr No'ilia Citra C
dr )intia *eita )
dr Nurmalida )
dr. =hema >iguna
dr =iki )aputra
dr =i&ki 2"i )
dr )iti Al'iana C
dr )yl(iana Kus"andi
dr iona

2. >%!( 4& T#*3!


Kun!ungan +
• Tanggal 3 0 8anuari +0;

• >aktu 3 0-.  )elesai

• Tempat 3 Pondok Pesantren NurulFalah

• Tu!uan 3 Pen!aringan scabies, Pemberian obat bagi yang


ter!aring
• Target 3 - )antri yang menginap di Pesantren Nurul Falah

Kun!ungan 
• Tanggal 3 +- 8anuari +0;

• >aktu 3 1. >I%selesai

• Tempat 3 Pondok Pesantren NurulFalah


• Tu!uan 3 Penyuluhan mengenai skabies dan PH%) dan kuis

• Target 3 - )antri yang menginap di Pesantren Nurul Falah

Kun!ungan -
• Tanggal 3 0 8anuari +0;

• >aktu 3 1. >I%selesai

• Tempat 3 Pondok Pesantren NurulFalah

• Tu!uan 3 Penyuluhan mengenai skabies dan PH%) dan kuis

• Target 3  )antri yang bersekolah di Pesantren Nurul


Falah
Kun!ungan /
• Tanggal 3 Februari +0$

• >aktu 3 1. >I%selesai

• Tempat 3 Pondok Pesantren NurulFalah

• Tu!uan 3 Penyuluhan mengenai skabies dan PH%) dan kuis

• Target 3  )antri yang bersekolah di Pesantren Nurul


Falah

F. R#&8& A&''"&
0. Fotokopi lembar pre test dan post test 3 =p 0.
+. 7b!ect glass dan K7H 3 =p +.
. Konsumsi kun!ungan 0 3 =p /.
-. Hadiah kuis kun!ungan  3 =p 0.
/. Pengobatan )alep +- =p ;1.

G. M&/!"/&'
*onitoring kegiatan dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan berupa
monitoring keberlangsungan acara dan perhitungan berapa !umlah santri yang
 bisa hadir dalam kegiatan tersebut.

H. E;$(,/

0
(aluasi penyuluhan yang dilakukan berupa kuis berhadiah yang
diadakan pada setiap akhir penyuluhan 4kun!ungan 5 berupa beberapa soal
terkait pengetahuan tentang penyakit skabies dan cara berperilaku hidup
 bersih dan sehat di pondok pesantren serta man'aat perilaku hidup bersih dan
sehat untuk mengetahui apakah para santri sudah benarbenar mengerti
terhadap in'ormasi yang telah diberikan.
(aluasi pencapaian proyek dilakukan pada kun!ungan $ berupa
 pen!aringan ulang untuk melihat insidensi kasus scabies yang diharapkan
menurun serta adanya peningkatan skor posttest mengenai pengetahuan
scabies dan PH%), serta e(aluasi kembali kondisi kesehatan lingkungan di
"ilayah Pesantren.

VIII. LAMPIRAN

DOKUMENTASI SCREENING DAN PEMBAGIAN OBAT

+
DOKUMENTASI PENYULUHAN SCABIES DAN PHBS


-
Pertanyaan kuis sesi I3
0 Apa sa!a ge!alage!ala penyakit )cabiesL
+ Apakah penyakit )cabies menularL
 %agaimana cara penularan penyakit )cabiesL
- %agaimana cara mencegah supaya tidak terkena penyakit scabiesL

8a"aban sis"a3
0. ?atal pada malam hari, ben!olan dan lepuhan ber"arna merah pada !ari!ari
+. *enular 

/
. )alaman, penggunaan alat mandi, handuk dan alat tidur bersama
-. *en!emur kasur, ba!u dan alat tidur dicuci dengan air panas, men!aga
kebersihan tubuh

Pertanyaan kuis sesi II 3


0 %agaimana cara penularan penyakit scabiesL
+ 2ibagian tubuh mana sa!a yang biasanya terkena scabiesL
 %agaimanakah cara pencegahan supaya tidak tertular scabiesL

8a"aban sis"a3
0 Penggunaan alat mandi dan alat tidur bersama, ber!abat tangan
+ 2i selasela !ari, di kelamin, diperut, di ketiak, di bagian dada
 *en!aga kebersihan diri

)C=NIN? 2AN P*%A?IAN 7%AT

• HA)I: )C=NIN?
o Hasil screening kelompok 0 3 +< anak skabies
o Hasil screening kelompok + 3  anak skabies

$
;
I?. KESIMPULAN

• Penyakit skabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu sarcoptes


scabei, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum. *embentuk kanalikuli
atau tero"ongan lurus atau berkelok sepan!ang ,$ sampai 0,+ sentimeter.
• Akibatnya, penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan edema
yang disebabkan garukan. )yarat obat yang ideal adalah e'ekti' terhadap
semua stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau
atau kotor, tidak merusak atau me"arnai pakaian, mudah diperoleh dan
harganya murah.
• 2ari hasil skrining ulang, sis"a yang terkena skabies a"alnya
adalah +< sis"a, yang lalu meningkat men!adi  sis"a. 2alam kun!ungan
 pertama kami memberikan terapi dan edukasi pemakaian obat skabies kepada 
sis"a yang menderita skabies. Pada kun!ungan kedua dan ketiga, kami
memberikan penyuluhan mengenai skabies dan PH%) 4Perilaku Hidup %ersih dan
)ehat5 sekaligus dilakukannya sesi tanya !a"ab dan pemberian door"prie  bagi
sis"a yang dapat men!a"ab pertanyaan dengan benar.
• Pada sesi tanya !a"ab, sis"a dapat men!a"ab seluruh pertanyaan
dengan benar dan dapat menyerap penyuluhan dengan baik. Kami harapkan dari
hasil edukasi dapat diterapkan sis"asis"a dalam kehidupannya seharihari dan
lebih mengenal apa itu penyakit skabies, dan dapat curiga bila diri sendiri atau
teman atau keluarga memiliki ge!ala yang serupa, dan menyarankan untuk berobat
ke Pusat kesehatan terdekat. %egitu pula dengan  sis"a penderita skabies dapat
melaksanakan terapi dengan baik dan sembuh, sehingga menurunkan tingkat
 penyakit skabies dalam sekolah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai