DISUSUN OLEH :
A. L!
L!"" B
B#$
#$%
%&
&'
'
Puskesm
Puskesmas
as sebagai
sebagai pelay
pelayanan
anan kesehat
kesehatan
an tingka
tingkatt pertam
pertamaa pada
pada
masy
masyar
arak
akat
at,, memi
memili
liki
ki tuga
tugass mela
melaks
ksan
anak
akan
an pela
pelay
yanan
anan kese
keseha
hata
tan,
n,
pembinaan, dan pengembangan secara paripurna dalam melaksanakan
usahausaha
usahausaha kese!ahteraan sosial kepada
kepada masyarakat
masyarakat di "ilayah
"ilayah ker!anya.
ker!anya.
#paya puskesmas dalam pelaksanaan kegiatannya tercermin dalam bentuk
$ program pokok Puskesmas. Program pokok Pusekemas tersebut meliputi
promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak
Kelu
Keluar
arga
ga %ere
%erenc
ncan
ana,
a, gi&i
gi&i,, pemb
pember
eran
anta
tasa
san
n peny
penyak
akit
it menu
menula
larr dan
dan
pengobatan.
#paya kesehatan lingkungan dan upaya pemberantasan penyakit
berbasis lingkungan merupakan bagian dari upaya
upaya pembangunan kesehatan
yang
yang menyelu
menyeluruh
ruh,, melipu
meliputi
ti pelaya
pelayanan
nan promot
promoti',
i', pre(en
pre(enti',
ti', kurati'
kurati' dan
rehabilitati'.
rehabilitati'. Hal ini berdasarkan
berdasarkan tu!uan pembangun
pembangunan
an nasional
nasional bidang
bidang
kesehatan, yaitu peningkatan kesadaran, kemauan dan kmampuan hidup
sehat agar ter"u!ud dera!at kesehatan masyarakat yang optimal.
)alah satu penyakit menular yang kami amati cukup meresahkan
masyarakat di "ilayah ker!a Puskesmas *andala yaitu penyakit skabies.
)kabie
)kabiess merupa
merupakan
kan penyak
penyakit
it pada
pada kulit
kulit yang
yang diseba
disebabka
bkan
n oleh
oleh
in'esta
in'estasi
si dan sensiti
sensitisasi
sasi terhad
terhadap
ap parasit
parasit Sarcoptes scabiei var. hominis.
hominis .
Parasit ini dapat ditularkan baik secara kontak langsung maupun tidak
langsung. Kontak langsung ter!adi melalui !abat tangan, tidur bersama,
maupun hubungan seksual, sedangkan penularan tidak langsung ter!adi
apabila penderita berbagi handuk, pakaian, atau alas tidur dengan orang
yang sehat. Penularan biasanya
biasanya disebabkan
disebabkan oleh Sarcoptes scabiei
scabiei betina
yang sudah dibuahi atau terkadang oleh bentuk lar(a. Tungau betina yang
telah dibuahi ini menggali tero"ongan dalam stratum korneum dengan
kecepatan + milimeter sehari, sambil meletakan telurnya +- butir sehari
sampai mencapai !umlah -/ butir. Telur akan menetas dalam "aktu /
0
hari, berubah men!adi lar(a, dan pada akhirnya mencapai bentuk de"asa
dalam 10+ hari.
Keadaan kulit pada penderita berupa papul, urtika, (esikel, namun
dapat ditemukan !uga erosi, ekskoriasi, krusta, bahkan in'eksi sekunder
yang disebabkan
disebabkan oleh garukan. 2iagnosis in'eksi skabies dapat ditegakan
bila ditemukan + atau lebih dari - tanda kardinal berikut ini3 405 pruritus
noktur
nokturna6
na6 4+5 pada
pada komuni
komunitas,
tas, kelom
kelompok
pok,, maupun
maupun lingku
lingkunga
ngan
n tempat
tempat
tinggal yang padat penduduknya6 45 ditemukan kunikulus 4tero"ongan5
pada tempattempat predileksi ber"arna putih keabuabuan berbentuk
garis lurus atau berkelok, yang ditemukan papul atau (esikel di u!ung
tero"ongan tersebut6 dan 4-5 ditemukan satu atau lebih stadium hidup
tungau Sarcoptes scabiei.
7leh karena tingkat penularan yang tinggi, sangatlah tidak !arang
ditemukan lebih dari satu penderita yang berasal dari satu komunitas yang
sama. Keadaan tersebut paling sering di!umpai pada lingkungan tempat
tingga
tinggall asrama,
asrama, contoh
contohnya
nya pondok
pondok pesant
pesantren
ren.. )elain
)elain itu 'aktor
'aktor yang
yang
berperan dalam penularan penyakit ini adalah higenitas perorangan yang
kurang
kurang baik,
baik, lingku
lingkunga
ngan
n yang
yang tidak
tidak bersih
bersih,, kurang
kurangnya
nya pengeta
pengetahua
huan
n
mengen
mengenai
ai perila
perilaku
ku hidup
hidup sehat,
sehat, kurang
kurangny
nyaa kesada
kesadaran
ran kesehat
kesehatan
an diri
diri
sendiri, kepadatan populasi indi(idu, !uga tingkat sosial ekonomi yang
rendah.
2ata
2ata demogr
demogra'ik
a'ik Puskesm
Puskesmas
as 2TP *andala
*andala period
periodee 8uli
8uli +0/
+0/
hingga 8uli +0$, menun!ukan adanya $- kasus skabies. 2engan mayoritas
penderita adalah sis"a dan sis"i yang berdomisili di asrama pesantren.
%erdasarkan hal tersebut, dan menimbang bah"a pemberantasan
skabies cukup memungkinkan dilakukan dengan dukungan dan ker!asama
yang baik dari semua pihak, maka laporan ini akan membahas mengenai
ke!adian skabies yang ditemukan terutama di pondok pesantren serta upaya
dan penanganan yang dilakukan dengan tu!uan mengurangi angka ke!adian
skabies di "ilayah ker!a Puskesmas 2TP *andala.
+
B. T()(&
1. T()(&
)(& (*(*
*(*
9 *elakukan analisis kesehatan komunitas 4Community Health Analysis5
Analysis 5
hubungan perilaku hidup bersih dan sehat terhadap ke!adian scabies di
Pond
Pondok
ok Pesan
Pesantre
tren
n Nuru
Nurull Fall
Fallah
ah di "ilay
"ilayah
ah ker!
ker!aa Pusk
Puskesm
esmas
as 2TP
2TP
*andala.
2. T()(&
)(& %+
%+(,
(,(,
(,
a.*engenali 'aktor'aktor yang mempengaruhi ke!adian scabies terkait
perilaku hidup bersih dan sehat di Pondok Pesantren
Pesantr en Nurul Fallah
di "ilayah ker!a Puskesmas 2TP *andala..
b. *encari alternati' pemecahan masalah terhadap ke!adian scabies di
Pondok
Pondok Pesantren Nurul Fallah di "ilayah
"ilayah ker!a Puskesmas
Puskesmas 2TP
*andala.
c.*elakukan inter(ensi terhadap penyebab masalah ke!adian scabies di
Pondok
Pondok Pesantren Nurul Fallah di "ilayah
"ilayah ker!a Puskesmas
Puskesmas 2TP
*andala.
C. M&-!
1. M&-
M&-
!! T#"/!
"/!/,
/,
*ening
*eningkat
katkan
kan pemaham
pemahaman
an ilmu
ilmu penget
pengetahu
ahuan
an di bidang
bidang kesehat
kesehatan
an
lingkungan dan masyarakat.
2. M&-
M&-
!! P"
P"%!
%!/,
/,
)ebaga
)ebagaii bahan
bahan untuk
untuk tindak
tindakan
an pre(en
pre(enti'
ti' atau
atau pencega
pencegahan
han terhada
terhadap
p
ke!adian penyakit skabies.
. M&-
M&-
!! '/
'/ *,
*,"
"%
%!!
)eba
)ebaga
gaii peng
penget
etah
ahua
uan
n untu
untuk
k meni
mening
ngka
katk
tkan
an pema
pemaham
haman
an kepa
kepada
da
masyarakat tentang penyakit skabies dan penanganan penyakit tersebut
melalui praktik perilaku hidup bersih dan sehat.
II. ANALISIS SITUASI
A. GAMBARAN UMUM
1. Keadaan Geograf
Puskesmas *andala merupakan bagian dari "ilayah ker!a 2inas
Kesehatan Kabupaten :ebak. :uas "ilayah ker!a Puskesmas *andala
adalah 0.-;-,00 Ha dengan !umlah penduduk +<.1<1 dan !umlah KK
;.$. 8umlah desa di "ilayah ker!a Puskesmas *andala sebanyak $ desa
yang mencangkup => dan 00 =T.
%atas administrasi Puskesmas *andala sebagai berikut3
-
/. 2esa Kadu Agung Tengah 3 ,/ km
2. Keadaan Demograf
a. Pertumbuhan Penduduk
8umlah penduduk di "ilayah ker!a Puskesmas *andala sesuai data pada
tahun +0/ adalah .01< penduduk.
b. 8umlah Penduduk *enurut ?olongan #mur
8umlah penduduk menurut golongan umur di "ilayah ker!a
Puskesmas *andala dibagi men!adi ; kelompok umur. Penduduk
terbanyak ada di kelompok umur lansia sebesar $.$;0 !i"a.
/
. C3/& P"'"* 4& D#")! K#,#+!& M,"%!
Capaian Program Kesehatan masyarakat usia sekolah yaitu sebagai
berikut:
No Capaian
. Indikator )asaran Capaian 4B5 ?ap
0 )ekolah dengan program #K)
a. )2*I 0$ 0$ 0
b. )*P*T) + +
c. )*#)*KA:D 0 0
+ )ekolah dengan Kader Kesehatan
a. 2okcil 0< - --,- 0/
b. P*= )*P + + 0
c. P*= )*# 0 0
8umlah Kader Kes. 2ibina
a. 2okcil + 1 +/ +-
b. P*= )*P - - 0
c. P*= )*# + +
- Pen!aringan *urid %aru
a. )2*I ;;
b. )*P*T)
c. )*#)*KA:D
/ )ekolah dengan #K?)
a. )2*I 0$ + 0+,/ 0-
b. )*P*T) + +
c. )*#)*KA:D 0 0
$ )ekolah ber8PK*
a. )2*I 0$ - +/ 0+
b. )*P*T) + +
c. )*#)*KA:D 0 0
; 8umlah penyuluhan rema!a + , 0
$
III. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN PRIORITAS
MASALAH
;
abscess, 'urunkel, dan
karbunkel5
2ermatitis kontak alergika +11 ;,-
- Pioderma 0;/ -,/
/ 2ermato'itosis $; 0,;+
$ )kabies $- 0,$-
; aricella $- 0,$-
1 Herpes &oster < 0,
< *orbilicampak +< ,;-
0 )mallpoGcacar +1 ,;+
T7TA: 111 0B
)umber3 Data sekunder Puskesmas Mandala Juli 20!"Juli 20#
1
/. ,0 E ,< B 3 +
$. Kurang dari ,0 3
T#$ .2 Nilai Kriteria A metode Hanlon
*asalah kesehatan %esarnya masalah dari data sekunder Puskesmas *andala 4B5
,0B ,0B ,0B 0B 0B +/ B NI:AI
,<B ,<B <,< B +-,<B atau
lebih
2ermatitis numularis 0
Abses kulit 4Cutaneus 1
abscess, 'urunkel, dan
karbunkel5
2ermatitis kontak $
alergika
Pioderma $
2ermato'itosis $
)kabies $
aricella $
Herpes &oster $
*orbilicampak -
)mallpoGcacar -
<
+. *urah 3-
. Cukup mahal 3$
-. *ahal 31
/. )angat mahal 3 0
T#$ . Nilai Kriteria % metode Hanlon
M,$+ K#'!& U"'#&,/ B/ R#"!
2ermatitis numularis + + - +,$;
Abses kulit 4Cutaneus + + - +,$;
abscess, 'urunkel, dan
karbunkel5
2ermatitis kontak + + -
alergika +,$;
Pioderma + + - +,$;
2ermato'itosis + + - +,$;
)kabies + - - ,
aricella + - $ -
Herpes &oster + - $ -
*orbilicampak $ $ - /,
)mallpoGcacar + - $ -
0
4. K"/!#"/ D 5PEARL -%!"
Propriety 3 Kesesuaian 405
conomic 3 konomi murah 405
Acceptability 3 2apat diterima 405
=esources a(ailability 3 Tersedianya sumber daya 405
:egality 3 :egalitas ter!amin 405
T#$ . Nilai Kriteria 2 metode Hanlon
*asalah P A = : Hasil
Perkalian
2ermatitis numularis 0 0 0 0 0 0
Abses kulit 4Cutaneus 0 0 0 0 0 0
abscess, 'urunkel, dan
karbunkel5
2ermatitis kontak 0 0 0 0 0 0
alergika
Pioderma 0 0 0 0 0 0
2ermato'itosis 0 0 0 0 0 0
)kabies 0 0 0 0 0 0
aricella 0 0 0 0 0 0
Herpes &oster 0 0 0 0 0 0
*orbilicampak 0 0 0 0 0 0
)mallpoGcacar 0 0 0 0 0 0
00
Pioderma $ +,$ 0 0 0 0 0 +$,0 +$,0 /$
;
2ermato'itosis $ +,$ / 0 0 0 0 0 -,/ -,/ +
;
)kabies $ , / 0 0 0 0 0 -$,/ -$,/ 0
aricella $ - + 0 0 0 0 0 + + ;1
Herpes &oster $ - + 0 0 0 0 0 + + ;1
*orbilicampak - /, + 0 0 0 0 0 01,$ 01,$ <
)mallpoGcacar - - + 0 0 0 0 0 0$ 0$ 0
A D," T#"/
1 S%/#,
D#-/&/,/
Sarcoptes scabiei var$ hominis adalah mikroorganisme parasit
sebagai etiologi yang menyebabkan kudis pada manusia. )kabies atau
kudis adalah pruritus intensi' dan in'estasi yang sangat menular dari
kulit disebabkan oleh tungau yang mempengaruhi manusia dan he"an.
)kabies adalah penyakit &oonosis yang menyerang kulit, dapat
mengenai semua ras dan golongan di seluruh dunia. )kabies dapat
mengenai manusia dari segala usia dan dari semua pendapatan dan
tingkat sosial. %ahkan orangorang yang men!aga kebersihan diri bisa
terkenakudis.
E3/4#*/$'/
0+
)etiap siklus tahun ter!adi epidemi skabies. %anyak 'aktor
yang menun!ang perkembangan penyakit ini, antara lain 3 sosial
ekonomi yang rendah, higiene yang buruk, hubungan seksual, dan
perkembangan demogra'ik serta ekologik. *enurut >H7 tahun +00,
sebanyak !uta kasus skabies di dunia ter!adi setiap tahunnya. 2i
Australia pada komunitas Aborigin, kudis merupakan masalah utama
terkait dengan tingkat kemiskinan dan kepadatan penduduk, angka
ke!adian skabies pada anak anak mencapai /B dan !uga $,0 B pada
anak anak sekolah di %urkina Faso.
Indonesia adalah negara berkembang, dimana pelayanan
kesehatan belum memadai dan lingkungan yang masih !elek. 2istribusi
kudis sangat luas, akibatnya masih ada permasalahan kesehatan yang
didominasi oleh penyakit in'eksi, contohnya skabie. Pre(alensi skabies
di Indonesia adalah sekitar $ +;B dari populasi umum dan cenderung
lebih tinggi pada anak anak dan rema!a.
8 E!/$'/
Sarcoptes scabiei termasuk 'ilum Arthropoda$ kelas Arachnida$
ordo Ackarima$ super 'amili Sarcoptes. )ecara mor'ologik merupakan
tungau kecil, berbentuk o(al, punggungnya cembung dan bagian
perutnya rata. #kuran betina berkisar antara -/ mikron G +/ E
/ mikron, sedangkan !antan berkisar + +- mikron G 0/ +
mikron. :ar(a memiliki enam kaki, dan de"asa memiliki delapan kaki.
%entuk de"asa mempunyai - pasang kaki, + pasang kaki di depan
sebagai alat untuk melekat dan + pasang kaki kedua pada betina
berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang !antan pasangan kaki
ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat
perekat.
)iklus hidup tungau betina memerlukan "aktu antara 1 0+ hari.
Ter!adi diatas permukaan kulit untuk kopulasi dengan tungau !antan.
)etelah itu tungau !antan akan mati, namun bila masih hidup, tungau
!antan akan masuk ke tero"ongan. Telur hasil pembuahan disimpan di
ba"ah permukaan kulit dan meletakkan + butir perhari distratum
0
korneum sampai $ minggu sampai mencapai !umlah - / telur,
sehingga bisa muncul papula pada permukaan kulit. Telur menetas dan
men!adi lar(a dengan pasang kaki, kemudian men!adi nim'a dengan -
pasang kaki yang bisa dibedakan !antan dan betina. Tungau de"asa
muncul di permukaan kulit setelah sekitar + minggu, dan setelah ka"in,
mereka rein'ect kulit inang atau dari manusia lain.
4 P!'#&#,/,
In'estasi dari in'eksi Sarcoptes scabiei dimulai saat tungau betina
yang sudah dibuahi berada diatas permukaan kulit. Kemudian tungau
betina akan menggali tero"ongan pada stratum corneum untuk
meletakan telurnya. *unculnya tungau dan produkproduknya yang
berupa air liur yang bersi'at iritan akan merangsang sistem imun tubuh
untuk mengeluarkan mediator mediator imunitas.
Pada pertama in'eksi Sarcoptes scabiei, perla"anan yang
dilakukan berasal dari sistem imun non spesi'ik. Tanda pada kulit
berupa gatal, kemerahan, panas, nyeri dan bengkak. Hal tersebut ter!adi
karena akti(asi sel mast mengakti'asi mediator in'lamasi seperti
histamin, prostaglandin, kinin dan triptamin. Namun apabila proses
in'lamasi yang dilakukan oleh sistem imun non spesi'ik belum dapat
mengatasi in'estasi tungau dan produknya, maka imunitas spesi'ik akan
terakti(asi. *ekanisme pertahanan spesi'ik yang dilakukan oleh sel
lim'osit.
Penelitian sebelumnya melaporkan keterlibatan rekasi
hipersensiti(itas tipe I dan tipe I. Pada reaksi hipersensiti(itas tipe I,
ter!adi pertemuan imunoglobulin dengan antigen tungau yang
0-
berlangsung di epidermis sehingga mengakibatkan terbentuknya
degranulasi sel mast yang mengakibatkan peningkatan antibodi Ig.
)edangkan keterlibatan rekasi hipersensiti(itas tipe I akan muncul
setelah 0 hari dari sensitisasi tungau, yang ditandai dengan
perubahan histologik dan kenaikan !umlah sel lim'osit T pada in'iltrat
kutaneus.
# C" P#&($"&
Penularannya ter!adi secara kontak langsung dengan bersentuhan
dan tidak langsung misalnya melalui handuk, seprei dan pakaian. Faktor
yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah sosial ekonomi yang
rendah, higiene perorangan yang !elek, lingkungan yang tidak bersih,
perilaku yang tidak sehat, kepadatan penduduk serta suplai air bersih
yang kurang.
G*" 2.
S/%$(, +/4(3 4&
P"#4/$#%,/
!#*3! !#"%#&.
0/
Ciriciri seseorang terkena skabies adalah kulit penderita penuh
bintikbintik kecil sampai besar. %er"arna kemerahan yang disebabkan
garukan keras. %intikbintik itu akan men!adi bernanah !ika terin'eksi.
Ada - tanda kardinal3
0 Pruritus nokturna
?atal pada malam hari yang disebabkan karena akti(itas tungau ini
lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas.
+ Penyakit ini menyerang manusia yang kelompok, misalnya dalam
sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena in'eksi.
%egitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya,
sebagian besar tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau
tersebut. 2ikenal keadaan hiposensitisasi, yang seluruh anggota
keluarganya terkena. >alaupun mengalami in'estasi tungau, tetapi
tidak memberikan ge!ala. Penderita ini bersi'at sebagai pemba"a
4carrier5.
Adanya tero"ongan 4kunikulus5 pada tempattempat predileksi yang
ber"arna putih atau keabuabuan, berbentuk garis lurus atau
berkelok, ratarata pan!ang 0 cm pada u!ung tero"ongan itu
ditemukan papul atau (esikel. 8ika timbul in'eksi sekunder ruam
kulitnya men!adi polimor' 4pustul, ekskoriasi, dan lainlain5. Tempat
predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum
yang tipis, yaitu3 selasela !ari tangan, pergelangan tangan bagian
(olar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mamae
4"anita5, umbilikus, bokong, genitalia eksterna 4pria5, dan perut
bagian ba"ah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan
telapak kaki.
- *enemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. 2apat
ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.
2iagnosis dapat dibuat dengan menemukan + dari - tanda kardinal
tersebut.
0$
G*" . S%/#, 34 S#$ J"/ T&'&
' K$,/-/%,/ ,%/#,
*enurut 2!uanda 4+05, terdapat bentukbentuk khusus antara lain3
a )kabies pada orang bersih
%entuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan tero"ongan
yang sedikit !umlahnya hingga sangat sukar ditemukan. 2alam
penelitian dari 0 orang penderita skabies menemukan hanya ;B
tero"ongan.
b )kabies in co%nito
%entuk ini timbul pada skabies yang diobati dengan
kortikosteroid sehingga ge!ala dan tanda klinis membaik. Tetapi
tungau tetap ada dan penularan masih bisa ter!adi.
c )kabies yang ditularkan melalui he"an
)umber utama dari skabies ini adalah an!ing. Kelainan ini
berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat tero"ongan.
Tidak menyerang selasela !ari dan genitalia eksterna. :esi biasanya
terdapat pada daerah dimana orang sering kontak atau memeluk
binatang kesayangannya yaitu paha, lengan, dan dada. *asa inkubasi
lebih pendek dan transmisi lebih mudah. Kelainan ini bersi'at
sementara 4-1 minggu5 dan dapat sembuh sendiri karena skabies
(arietas binatang tidak dapat melan!utkan siklus hidupnya pada
manusia.
0;
bersih dan sehat bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat,
dengan membuka !alur komunikasi, memberikan in'ormasi dan
melakukan edukasi. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku hidup bersih dan sehat melalui
pendekatan pimpinan 4advocacy5, bina suasana 4 social support 5, dan
pemberdayaan masyarakat 4empo&erment 5.
Program PH%) !uga dapat membantu masyarakat mengenali dan
mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan masingmasing, agar
dapat menerapkan caracara hidup sehat, dalam rangka men!aga,
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Tu!uan program PH%)
adalah untuk meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap dan perilaku
serta kemandirian perorangan, keluarga dan masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan agar dapat hidup bersih dan sehat.
Program gerakan PH%) dapat dilaksanakan melalui perorangan,
kelompok dan masyarakat. Agar program tepat sasaran, sasaran perlu
dikenali secara lebih khusus, rinci dan !elas. 7leh karena itu, sasaran
PH%) tersebut dibagi men!adi beberapa tatanan, di antaranya rumah
tangga, sekolah atau institusi pendidikan, institusi kesehatan, tempat
umum dan tempat ker!a.
01
tumbuh dalam lingkungan yang kebersihannya dan sanitasinya buruk.
2itambah lagi dengan perilaku tidak sehat, seperti menggantung
pakaian di kamar, tidak membolehkan pakaian santri "anita di!emur di
ba"ah terik matahari, dan saling bertukar pakai benda pribadi, seperti
sisir dan handuk.
%erdasarkan permasalahan di atas, diperlukan adanya program
PH%) di pondok pesantren. Program tersebut merupakan upaya
membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat di pondok
pesantren untuk mengenali masalah dan tingkat kesehatannya, serta
mampu mengatasi, memelihara, meningkatkan dan melindungi
kesehatannya sendiri. Hal ini dapat meningkatkan pengetahuan,
perubahan sikap dan perilaku para santri, pengurus dan penga!ar di
pesantren khususnya terhadap program Kesehatan :ingkungan dan
?aya Hidup )ehat.
Indikator program PH%) di pondok pesantren mencakup 3
a Kebersihan perorangan 4badan, pakaian dan kuku5
b Penggunaan air bersih, kebersihan tempat "udhu
c Penggunakan !amban sehat
d Kebersihan asrama
e Kepadatan penghuni asrama
' Kebersihan ruang bela!ar
g Kebersihan halaman
h Adanya kader dan kegiatan kader poskestren terlatih
i %ak penampungan air bebas !entik
! *akanan bergi&i seimbang
k Peman'aatan sarana pelayanan kesehatan.
0<
menun!ukkan terdapat hubungan yang signi'ikan antara kebiasaan
pemakaian sabun mandi, kebiasaan berganti pakaian, kebiasaan tidur
bersama, kebiasaan pemakaian selimut tidur dan kebiasaan mencuci
pakaian bersama dengan penderita skabies.
Hasil penelitian di Pondok Pesantren :amongan !uga
menun!ukkan bah"a perilaku yang mendukung ter!adinya scabies
adalah sering bergantian handuk dengan teman. Penularan scabies
secara tidak langsung dapat disebabkan melalui perlengkapan tidur,
pakaian, dan handuk. %erdasarkan teori, handuk berperan dalam
transmisi tungau scabies melalui kontak tak langsung.
)elain itu, 'aktor yang berperan pada tingginya pre(alensi skabies di
negara berkembang terkait dengan kemiskinan yang diasosiasikan dengan
rendahnya tingkat kebersihan, akses air yang sulit, dan kepadatan
hunian.Tingginya kepadatan hunian dan interaksi atau kontak 'isik antar indi(idu
memudahkan transmisi dan in'estasi tungau scabies.
% K#"&'% T#"/
Faktor yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah sosial
ekonomi yang rendah, higiene perorangan yang !elek, lingkungan yang
tidak bersih, perilaku yang tidak sehat, kepadatan penduduk serta suplai air
bersih yang kurang.
)osial konomi
=endah
Ke!adian Penyakit
Kepadatan )kabies
Penduduk
V. HASIL PENELITIAN
+0
Nama Pimpinan 3 KH. Ahmad =a'ludin, ).Ag
Akte Pendirian Nomor3 / *ei 0<<1
8enis Pendidikan
a. Pondok Pesantren
b. *adrasah Tsana"iyah Nurul Falah
c. *adrasah Aliyah Nurul Falah
8umlah )antri 3 / orang
8umlah ?uru 3 / orang
8enis #saha yang ber!alan 3 Koperasi Nurul Falah
:uas Tanah Kosong 3 $ m +
Tabel +.
Komponen Nilai %obot Hasil
)arana air bersih +/ ;/
8amban - +/ 0
)PA: + +/ /
)arana Pembuangan )ampah 0 +/ +/
++
Total +/ Tidak )ehat
C. K"%!#"/,!/% R#,3&4#&
K"!#"/,!/% #"4,"%& )#&/, %#$*/&
%erdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari 1 sis"a
yang tinggal di pesantren, terdapat +0 orang lakilaki 4//,B5 dan
0; orang perempuan 4--,;B5.
+
D. H,/$ A&$/,/, D! U&/;"/!
P#&'#!+(& !#&!&' %#,#+!& $/&'%(&'&
%erdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari 1 sis"a
yang tinggal di pesantren, terdapat / orang dengan tingkat
pengetahuan kurang baik 40,0B5 dan orang dengan tingkat
pengetahuan baik 41$,;B5
8 B#"'&!/& +&4(%
%erdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari 1 sis"a
yang tinggal di pesantren, terdapat 1 orang dengan perilaku tidak
bergantian 4+,<B5 dan orang dengan perilaku bergantian handuk
4;1,1B5.
+-
4 T/4(" #"+/*3/!&
%erdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dari 1 sis"a
yang tinggal di pesantren, tidak terdapat orang dengan perilaku tidak
berhimpitan 4,B5 dan seluruh sis"a atau 1 orang dengan perilaku
tidur berhimpitan 40,B5.
+/
0 Penyuluhan kepada para santri di Pondok Pesantren Nurul Falah terkait
pengetahuan tentang penyakit skabies dan pemahaman pentingnya
kesadaran untuk membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, serta cara
cara perilaku hidup bersih dan sehat.
+ Pengobatan bagi para santri yang terdapat ge!ala dan tanda terserang
penyakit skabies
+$
Prioritas pemecahan masalah dengan menggunakan metode =inke di
Kecamatan 8atila"ang adalah sebagai berikut 3
T#$ 7.2 P"/"/!, P#*#8+& M,$+ 4#&'& M#!4# R/&%#
D-!" A$!#"&!/- E-#%!/-/!, E-/,/#&,/ M<I<V= U"(!& P"/"/!,
M I V
J$& K#$(" 5C C P#*#8+& M,$+
Penyuluhan kepada / - - +$,$; I
para santri di Pondok
Pesantren Nurul
Fallah terkait
pengetahuan tentang
penyakit skabies dan
pemahaman
pentingnya kesadaran
untuk membiasakan
perilaku hidup bersih
dan sehat, serta cara E
cara perilaku hidup
bersih dan sehat
Pengobatan bagi para - - / - + II
santri yang terdapat
ge!ala dan tanda
terserang penyakit
skabies
+;
VII INTERVENSI KESEHATAN
A. L!" B#$%&'
Angka ke!adian skabies di pondok pesantren pada "ilayah ker!a
Puskesmas *andala masih tinggi. Hal ini dapat dilihat dari tingginya insiden
kasus skabies dari laporan tahunan Puskesmas *andala. Tingginya angka
ke!adian skabies sangat dipengaruhi oleh kebiasaan perilaku hidup bersih dan
sehat yang masih kurang.
2i lingkungan pondok pesantren, perilaku hidup bersih dan sehat di
pondok pesantren pada umumnya kurang mendapat perhatian. Hal ini dapat
dilihat dari masih tingginya !umlah santri yang mempunyai kebiasaan
berperilaku hidup kurang bersih dan tidak sehat.
B. T()(&
1. Spesi)ic
+1
2ari plan o' action yang akan dilaksanakan ke depan diharapkan bertu!uan
untuk menurunkan angka ke!adian skabies di "ilayah ker!a Puskesmas
*andala khususnya pada Pondok Pesantren NurulFalah.
2. Measurable
2engan plan o' action yang telah disusun, diharapkan hasilnya dapat
dipantau dengan baik dan berkelan!utan mengenai angka ke!adian skabies
di "ilayah ker!a Puskesmas *andala khususnya pada Pondok Pesantren
NurulFalah.
3. Appropriate
Pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan diharapkan dapat sesuai
dengan rencana yang telah dirumuskan. 2alam merealisasikannya
didukung dengan sumber daya manusia, sumber daya dana, sarana dan
prasarana yang ada dengan pengelolaan yang e'isien.
2. *ealistic
#ntuk pencapaian dari apa yang kita rencanakan, diperlukan penyesuaian
dengan sumber daya manusia, sumber dana, sarana dan prasarana yang
telah ada. )upaya tu!uan yang kita harapkan lebih realistis dan tercapai
dengan apa yang kita harapkan.
+. ,ime -ound
Pelaksanaan kegiatan yang berpedoman pada plan o' action tersebut
diharapkan dapat mencapai hasil yang diharapkan berupa menurunnya
angka ke!adian skabies dalam kurun "aktu tertentu.
C. B#&!(% K#'/!&
Kegiatan berupa penyuluhan terkait pengetahuan tentang penyakit
skabies dan pemahaman pentingnya kesadaran untuk membiasakan perilaku
hidup bersih dan sehat. )elain itu dilakukan pengobatan bagi para santri yang
terdapat ge!ala dan tanda terserang penyakit skabies
D. S,"&
)asaran penelitian adalah - orang santri yang menginap di Pondok Pesantren
NurulFalah.
)asaran penyuluhan seluruh santri yang bersekolah di Pondok Pesantren
NurulFalah.
+<
E. P#$%,&&
1. P#",&/$
a. Pembimbing 3 dr. %udhi *ulyanto
+. Pelaksana 3 dr. Anthony Kasena
dr. Apriliya
dr. Ayu Kusuma Ningrum
dr. Fediah Chia Iskandar
dr Feliciana Amelinda
dr. Hesty Aisyah H
dr Ikbal Adi T A
dr Iman Teguh %
dr Ines Prestisia
dr *ochammad Andri F
dr Nida Nur Hani'ah
dr No'ilia Citra C
dr )intia *eita )
dr Nurmalida )
dr. =hema >iguna
dr =iki )aputra
dr =i&ki 2"i )
dr )iti Al'iana C
dr )yl(iana Kus"andi
dr iona
Kun!ungan
• Tanggal 3 +- 8anuari +0;
• Tu!uan 3 Penyuluhan mengenai skabies dan PH%) dan kuis
Kun!ungan -
• Tanggal 3 0 8anuari +0;
F. R#&8& A&''"&
0. Fotokopi lembar pre test dan post test 3 =p 0.
+. 7b!ect glass dan K7H 3 =p +.
. Konsumsi kun!ungan 0 3 =p /.
-. Hadiah kuis kun!ungan 3 =p 0.
/. Pengobatan )alep +- =p ;1.
G. M&/!"/&'
*onitoring kegiatan dilakukan pada saat pelaksanaan kegiatan berupa
monitoring keberlangsungan acara dan perhitungan berapa !umlah santri yang
bisa hadir dalam kegiatan tersebut.
H. E;$(,/
0
(aluasi penyuluhan yang dilakukan berupa kuis berhadiah yang
diadakan pada setiap akhir penyuluhan 4kun!ungan 5 berupa beberapa soal
terkait pengetahuan tentang penyakit skabies dan cara berperilaku hidup
bersih dan sehat di pondok pesantren serta man'aat perilaku hidup bersih dan
sehat untuk mengetahui apakah para santri sudah benarbenar mengerti
terhadap in'ormasi yang telah diberikan.
(aluasi pencapaian proyek dilakukan pada kun!ungan $ berupa
pen!aringan ulang untuk melihat insidensi kasus scabies yang diharapkan
menurun serta adanya peningkatan skor posttest mengenai pengetahuan
scabies dan PH%), serta e(aluasi kembali kondisi kesehatan lingkungan di
"ilayah Pesantren.
VIII. LAMPIRAN
+
DOKUMENTASI PENYULUHAN SCABIES DAN PHBS
-
Pertanyaan kuis sesi I3
0 Apa sa!a ge!alage!ala penyakit )cabiesL
+ Apakah penyakit )cabies menularL
%agaimana cara penularan penyakit )cabiesL
- %agaimana cara mencegah supaya tidak terkena penyakit scabiesL
8a"aban sis"a3
0. ?atal pada malam hari, ben!olan dan lepuhan ber"arna merah pada !ari!ari
+. *enular
/
. )alaman, penggunaan alat mandi, handuk dan alat tidur bersama
-. *en!emur kasur, ba!u dan alat tidur dicuci dengan air panas, men!aga
kebersihan tubuh
8a"aban sis"a3
0 Penggunaan alat mandi dan alat tidur bersama, ber!abat tangan
+ 2i selasela !ari, di kelamin, diperut, di ketiak, di bagian dada
*en!aga kebersihan diri
• HA)I: )C=NIN?
o Hasil screening kelompok 0 3 +< anak skabies
o Hasil screening kelompok + 3 anak skabies
$
;
I?. KESIMPULAN
•