Anda di halaman 1dari 17

Perdarahan

Uterus
Abnormal
Kelompok 3
Definisi penyakit

Perdarahan uterus abnormal atau Abnormal Uterine Bleeding


(AUB) adalah perdarahan uterus yang tidak teratur yang terjadi
tanpa adanya patologi pelvis yang dapat dikenali, penyakit
medis umum, atau kehamilan.
perdarahan yang terjadi diluar siklus menstruasi yang dianggap
normal.
Perdarahan Uterus Abnormal dapat disebabkan oleh faktor
hormonal, Perdarahan uterus abnormal termasuk didalamnya
adalah pendarahan menstruasi abnormal, dan pendarahan
akibat penyebab lain seperti kehamilan, penyakit sistemik, atau
kanker.
Tanda & Gejala
Perdarahan menstruasi yang sangat berat, yang
melibatkan penggantian pembalut atau tampon yang
sering, bahkan dalam waktu yang singkat

Perdarahan menstruasi yang memanjang berlangsung


lebih lama dari biasanya, misalnya lebih dari 7 hari.

Perdarahan menstruasi yang tidak teratur dalam iklus


menstruasi yang tidak teratur, dengan interval waktu
yang tidak konsisten antara periode menstruasi.
Perdarahan antar munculnya perdarahan yang tidak terkait
dengan siklus menstruasi, seperti perdarahan spotting atau
perdarahan antara periode menstruasi.

Perdarahan setelah berhubungan seksual munculnya


perdarahan setelah hubungan seksual.

Perdarahan setelah menopause Munculnya perdarahan


setelah menopause, ketika siklus menstruasi
seharusnya sudah berhenti
Perdarahan yang disertai dengan nyeri Beberapa kasus
AUB dapat disertai dengan nyeri perut atau kram saat
menstruasi

Kelelahan dan kelemahan perdarahan yang berat dan


berkepanjangan dapat menyebabkan kelelahan dan
kelemahan yang signifikan

* Tanda dan gejala penyakit AUB dapat bervariasi


antara individu, tergantung pada penyebab yang
mendasarinya
Etiologi

01 02
Alat kontrasepsi IUD Gangguan
atau hormonal trombosit

03 04
Hormon Masalah fisik
di dalam rahim
Patofisiologi

Pasien dengan perdarahan uterus abnormal (AUB) telah kehilangan stimulasi


endometrium siklik yang timbul dari siklus ovulasi. Akibatnya, pasien- pasien ini
memiliki kadar estrogen yang konstan dan non-daur ulang yang merangsang
pertumbuhan endometrium. Proliferasi tanpa penumpahan periodik menyebabkan
endometrium melebihi suplai darahnya.Jaringan rusak dan mengelupas dari
uterus.Penyembuhan endometrium selanjutnya tidak beraturan dan disinkron.
Stimulasi kronis oleh kadar estrogen yang rendah akan menghasilkan perdarahan
uterus abnormal ringan dan jarang. Stimulasi kronis dari kadar estrogen yang
lebih tinggi akan menyebabkan episode perdarahan berat yang sering (Behera
2019)
Klasifikasi

Perdarahan uterus abnormal akut

Perdarahan uterus abnormal kronik

Perdarahan tengah (intermenstrual


bleeding)
Pemeriksaan Diagnosisis

Pemeriksaan Biopsi
pelvis Pemeriksaan lab endometrium

Laparoskopi Pap smester Ultrasonografi


(USG)
Penatalaksanaan

Perawatan non
Perawatan farmakologis farmakologi

Penatalaksanaan bedah
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

a. Keluhan utama: Perdarahan yang massif

b. Riwayat penyakit sekarang : Klien datang dengan keluhan perdarahan yang banyak. Kaji pada pasien atau
keluarga tentang tindakan yang dilakukan untuk mengurangi gejala dan hal yang dapat memperberat,
misalnya keterlambatan keluarga untuk memberi perawatan atau membawa ke rumah sakit dengan segera,
serta kurangnya pengetahuan keluarga.

c. Riwayat penyakit dahulu: Kaji pada pasien dan keluarga, pasien pernah mengalami hal yang demikian dan
perlu ditanyakan juga pasien pernah menderita penyakit infeksi atau tidak. dan perlu ditanyakan juga pasien
pernah menderita penyakit infeksi atau tidak.

d. Riwayat penyakit keluarga : Kaji pada pasien dan di dalam keluarga ada yang menderitapenyakit seperti ini
atau penyakit menular lain
e. Psikososial: Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang pemeliharaan
gizi di rumah dan pengetahuan keluarga tentang penyakit yang diderita.
f. Pemeriksaan fisik
• Kepala
• Leher
• Dada
• Cardiac
• Abdomen
• Genetalia
• Ekstermitas dan kulit

B. Diagnosa Keperawatan
Resiko syok b.d kekurangan volumen cairan dan pendarahan.
Resiko infeksi b.d prosedur invasif.
Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
C. Intervensi Keperawatan

No. Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan


Keperawatan
1 Resiko syok Setelah dilakukan asuhan keperawata Pencegahan syok
selama 3x24 jam diharapkan Observasi
perdarahan pasien dapat teratasi, Monitor status kardiopulmonal (frekuensi
dengan kriterial hasil: dan kekuatan nadi, frekuensi napas, TD,
Tingkat syok : MAP)
Kekuatan nadi meningkat Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi,
Output urin meningkat AGD)

2 Resiko Tingkat Infeksi (L.14137) menurun Observasi


Infeksi Kriteria hasil: Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
Demam menurun sistemik
Kemerahan menurun Terapeutik
Nyeri menurun Batasi jumlah pengunjung
Berikan perawatan kulit pada area edema
3 Nyeri akut Gejala dan Tanda Mayor Manajemen Nyeri (I. 08238)
Subjektif Observasi
(tidak tersedia) 1. lokasi, karakteristik, durasi,
Objektif frekuensi, kualitas, intensitas
1. Tampak meringis nyeri
2. Bersikap protektif (mis. waspada, posisi 2. Identifikasi skala nyeri
menghindari nyeri) 3. Identifikasi respon nyeri non
3. Gelisah verbal
4. Frekuensi nadi meningkat 4. Identifikasi faktor yang
5. Sulit tidur memperberat dan memperingan
nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresur, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
D. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan keperawatan oleh perawat dank lien. Hal-hal yang harus
diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah implemenasi disesuaikan sesuai dengan
rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan ketrampilan interpersonal, intelektual, dan
tejnikal. Implementasi dapat dilakukan dengan intervensi independen, dependen atau tidak
mandiri serta inter-dependen atau sering disebut intervensi kolaborasi

E. Evaluasi
1. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak ada tanda-tanda syok ditandai
dengan tanda-tanda vital dalam batas normal.
2. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak ada tanda-tanda infeksi ditandai
dengan tidak ada demam, kemerahan, nyeri, bengkak, dan pengeuaran cairan abnormal yang
berbau dari vaginam
3. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ansietas pasien teratasi ditandai dengan
pasien tidak gelisah, kualitas tidur baik, dan tidak melaporkan cemas.
4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak ada nyeri pada pasien ditandai
dengan tidak melaporkan nyeri dan tidak ada ekspresi meringis
5. Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak ada disfungsi seksual ditandai
dengan pola seksual yang efekif, informasi terkait seksual yang adekuat
Anggota Klp 3
1. Saifullah Yusup
2. Karina Astri Morena
3. Indah Khaerunnisa
4. Khairunisa
5. Meliyana
6. Vivin Ya’ti Alawiyah
7. Hestina
8. Karmila
9. Alpinus
10. Siswanto
11. Raden Teguh Karunia Irawan
Thank you!
Do u have
any question?

Anda mungkin juga menyukai