Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN

KEPERAWATAN
MATERNITAS
Pada Ny. S dengan diagnosa medik KISTA
OVARI di RSUD LABUANG BAJI
MAKASSAR
KONSEP MEDIS

DEFINISI
Kista ovarium adalah pertumbuhan sel
berlebih/abnormal pada ovarium yang membentuk
kista. Kista ovarium secara fungsional adalah kista
yang dapat bertahan dari siklus menstruasi sebagai
respons terhadap aksi hormonal. Kista ovarium
merupakan gejala khas wanita yang ditandai dengan
adanya akumulasi cairan yang terbungkus membran
ovarium (Darmayanti & Nashori, 2021).
ETIOLOGI
Menurut Susianti (2017) penyebab dari kista ovarium belum diketahui secara pasti, tetapi
ada beberapa faktor pendukung yang menyebabkan kista ovarium antara lain :

Hipotiroid Pengobatan
Infertilitas

Faktor gen, usia, dan


lingkungan Gangguan Hormon
KLASIFIKASI
Menurut Nugroho (2015), klasifikasi kista ovarium,
yaitu :

1. TIPE KISTA
NORMAL
Jenis Kista normal atau yang biasa disebut dengan kista
fungsional. Kista berasal dari sel telur dan korpus luteum, yang terjadi
secara bersamaan dengan siklus haid normal.
Kista fungsional biasanya tumbuh setiap bulan dan pecah selama
pembuahan, melepaskan sel telur yang siap dibuahi oleh sperma.
Setelah pecah, kista fungsional menjadi kista folikel yang menghilang
bersamaan dengan menstruasi. Kista fungsional meliputi: kista folikel
dan kista korpus luteum. Tidak mengganggu atau menyebabkan
gejala, yang hilang dengan sendirinya dalam 6¬8 minggu.
KLASIFIKASI

2. TIPE KISTA ABNORMAL


a. Kista denoma
b. Kista coklat (endometrioma)
c. Kista dermoid
.
d. Kista endometriosis
e. Kista hemorhage
f. Kista lutein
PATOFISIOLOGI
Menurut Prawirohardjo (2017) fungsi ovarium normal tergantung
pada banyaknya hormon, dan gangguan hormonal dapat
mengganggu fungsi ovarium. Jika tubuh wanita tidak
menghasilkan jumlah hormon hipofisis yang dibutuhkan, ovarium
tidak akan berfungsi dengan baik.
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Nugroho (2015), dalam manifestasi klinis kista ovarium, sebagian
besar wanita dengan kista ovarium tidak menunjukkan gejala untuk jangka
waktu tertentu. Namun, beberapa mengalami gejala yang bisa muncul
sebagai berikut:

1. Nyeri pada saat menstruasi

2. Nyeri di perut bagian bawah,

3. Nyeri ketika berhubungan seksual,

4. Sakit punggung biasanya menyebar secara radial di atas kaki,

5. Kadang disertai nyeri saat buang air kecil atau besar,

6. Siklus haid tidak teratur, bisa jadi jumlah darah yang keluar lebih
banyak.
PENATALAKSANAAN MEDIS

Kondisi ryang perlu diperhatikan saat mengelola atau merawat operasi kista
ovarium, seperti usia pasien dan ukuran kista. Jika kista berukuran kurang
dari 5 cm dan tidak ada tanda-tanda proses ganas pada ultrasonografi, kista
biasanya dioperasi secara laparoskopi dengan laparoskop dimasukkan ke
dalam rongga panggul melalui sayatan kecil di dinding perut. Jika kista
besar, biasanya diangkat dengan laparotomi. Teknik yang digunakan adalah
anestesi umum, yang dapat memeriksa kista atau memasukkan pemeriksaan
patologis ke dalam proses keganasan.
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN
I. IDENTITAS KLIEN

1. Nama : Ny. S
2. Umur : 20 Tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Pendidikan terakhir : SMP
5. Status Perkawinan : Menikah
6. Agama : Islam
7. Pekerjaan : Ibu rumah tangga (IRT)
8. Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan 6
9. Tanggal Masuk RS : Minggu, 20 Juni 2021
10. Tanggal Pengkajian : Rabu, 23 Juni 2021
11. Diagnosa Medik : KISTA OVARIUM
II. RIWAYAT KESEHATAN

1. Keluhan Utama : Nyeri Post Op


2. Riwayat Keluhan Utama : klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah pada
luka bekas operasi pengangkatan kista ovarium, klien
mengatakan nyerinya hilang timbul terasa kurang lebih 3 menit dan klien
mengatakan rasanya seperti tertusuk tusuk, klien tampak meringis Ketika
melakukan pergerakan dengan skala nyeri yang dirasakan klien 4
(sedang). klien mengeluh kurang nafsu makan sehingga
berpengaruh pada aktifitas / Fungsi tubuh klien, klien mengatakan
hanya berbaring di tempat tidur saja. Hal yang memperberat Ketika klien
bergerak dan hal yang memperingan Ketika klien memperbanyak istrahat,
dan mengonsumsi obat analgetik
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Post Operasi pengangkatan Nyeri akut
1. Pasien mengatakan nyeri saat bergerak Kista
pasien mengatakan nyerinya seperti
tertusuk- tusuk Terputusny7 Kontinuitas
2. Pasien mengatakan nyerinya pada luka Pelepasan mediator kimia
bekas operasi pengangkatan kista
(histamin, bradikinin,
ovarium
3. Skala nyeri yang dirasakan klien 4 prostaglandin)
(sedang) ↓
4. Pasien mengatakan nyerinya biasahilang Dirangsang oleh nosiseptor
timbul dan terasa ±3 menit kemedull spinalis
DO : ↓
5. Klien tampak meringis pada saat Diteruskan kehipotalamus
bergerak Kortek^ serebri
6. Klien hanya berbaring ditempat tidur saja ↓
7. TTV Nyeri dipersepsikan
TD : 110/90 mmHg ↓
N : 96 x/i Nyeri akut
S : 37,2˚C
P : 22 x/i
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
2. Faktor Risiko Proses operasi pengangkatan Resiko infeksi
Mengeluh nyeri (dolor) kista ovarium
Teraba hangat (kalor)
Nampak kemerahan (rubor) Luka post operasi Invasi bakteri

Resiko infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
BERDASARKAN PRIORITAS KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL DITEMUKAN TANGGAL TERATASI

Nyeri Akut berhubungan Rabu, 06 Agustus 2023 Masalah belum teratasi


dengan agen pencedera fisik 07.15
(Prosedur Operasi) dibuktikan
dengan mengeluh nyeri,
tampak meringis

Risiko Infeksi dibuktikan Rabu, 06 Agustus 2023 Masalah belum teratasi


dengan efek prosedur invasif 07.30
RENCANA KEPERAWATAN
NO DX TUJUAN RENCANA KEPERAWATAN
1 Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
berhubungan Tindakan asuhan Observasi
dengan agen keperawatan selama 1. Identifikasi lokasi nyeri, waktu timbulnya nyeri, kwalitas
pencedera fisik 1x24 jam maka nyeri dan frekuensi nyeri
(Prosedur tingkat nyeri menurun 2. Identifikasi skala nyeri
Operasi) dengan kriteria hasil 3. Perhatikan respon nyeri pada wajah pasien
dibuktikan a.Keluhan nyeri 4. Monitor dampak penggunaan analgetic
dengan menurun (5)
mengeluh nyeri, b.Meringis menurun Terapeutik
tampak meringis (5) 5. Teknik relaksasi non-farmakologis yaitu terapi murottal
6. Control lingkungan yang bisa memperberat nyeri pada
ibu (mis. Pencahayaan, Suhu ruangan, dan Kebisingan)
Edukasi
7. Jelaskan strategi meredakan nyeri
8. Ajarkan tentang cara meredakan nyeri
9. Anjurkan untuk memonitor rasa nyeri sendiri

Kolaborasi
10. Kolaborasi pemberian analgetic pada ibu, jika perlu
RENCANA KEPERAWATAN
NO DX TUJUAN RENCANA KEPERAWATAN
2 Risiko Infeksi Setelah dilakukan Pencegahan Infeksi
dibuktikan Tindakan asuhan Observasi
dengan efek keperawatan selama 1. Monitor tanda dan gejala infeksi local dan sistemik
prosedur invasif 1x24 jam maka Terapeutik
tingkat infeksi 2.Berikan perawatan kulit pada daerah luka
menurun dengan 3.Cuci tangan sebelum kontak dengan pasien dan
kriteria hasil lingkungan pasien
a. Kemerahan (rubor)
menurun (1) Edukasi
b. Nyeri menurun (1) 4.Jelaskan tanda dan gejala infeksi
5.Ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau bekas

Terapeutik
6.Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
7.Anjurkan meningkatkan asupan cairan
IMPLEMENTASI
HARI
NO DX JAM IMPLEMENTASI
TANGGAL
1 Nyeri Akut Rabu, 06 08.00 1. Mengidentifikasi lokasi nyeri, waktu
berhubungan Agustus timbulnya nyeri, kwalitas nyeri dan frekuensi nyeri
dengan agen 2023 Hasil : Klien mengatakan nyeri saat bergerak, klien
pencedera fisik mengatakan nyeri seperti tertusuk- tusuk, klien
(Prosedur mengatakan nyerinya pada luka bekas operasi
Operasi) pengangkatan kista ovarium, Skala nyeri yang
dibuktikan dirasakan klien 4 (sedang) klien mengatakan
dengan nyerinya biasa hilang timbul dan terasa ± 3 menit
mengeluh nyeri,
tampak meringis 2. Memperhatikan respon nyeri pada wajah pasien
Hasil : Klien tampak meringis

3. Memonitor dampak penggunaan analgetic


Hasil : Klien mengatakan setelah diberikan obat,
nyeri berkurang.
IMPLEMENTASI
HARI
NO DX JAM IMPLEMENTASI
TANGGAL
4. Memberikan non-farmakologis yaitu terapi
murottal
Hasil : Pasien dapat mendengarkan lantunan ayat
suci Al-Qur’an dan merasa lebih rileks serta
nyerinya berkurang

5. Mengontrol lingkungan yang bisa memperberat


nyeri pada ibu (mis. Pencahayaan, Suhu ruangan,
dan Kebisingan)
Hasil : Keluarga pasien nampak mematikan AC
karena dingin

6. Mengajarkan tentang cara meredakan nyeri


Hasil : Pasien sesekali melakukan relaksasi napas
dalam
IMPLEMENTASI
HARI
NO DX JAM IMPLEMENTASI
TANGGAL
2 Risiko Infeksi Rabu, 06 08.50 1.Memonitor tanda dan gejala infeksi local dan
dibuktikan Agustus sistemik
dengan efek 2023 Hasil : Pasien mengatakan mengerti
prosedur
invasif 2.Memberikan perawatan kulit pada daerah luka post
op
Hasil : Luka nampak kemerahan, jahitan bekas post
op vertical dan tidak ada puss

3.Mencuci tangan sebelum dan setelah kontak


dengan pasien
Hasil : Mencuci tangan
EVALUASI
HARI
NO DX JAM EVALUASI
TANGGAL
1 Nyeri Akut Rabu, 06 14.00 S:
berhubungan Agustus 1.Pasien mengatakan nyeri pada perut post op
dengan agen 2023 2.Pasien mengatakan lebih rileks setelah diperdengarkan
pencedera murottal Al-Qur’an
fisik (Prosedur
Operasi) O : Pasien nampak meringis, dan pasien nampak tenang
dibuktikan
dengan A : Nyeri Akut belum teratasi
mengeluh
nyeri, tampak P : Lanjutkan intervensi
meringis a.Identifikasi lokasi nyeri, waktu timbulnya nyeri, kwalitas
nyeri dan frekuensi nyeri
b.Identifikasi skala nyeri
c.perhatikan respon nyeri pada wajah pasien
d.Melakukan terapi non-farmakologis yaitu terapi murottal
e.Pemberian analgetik
EVALUASI
HARI
NO DX JAM EVALUASI
TANGGAL
2 Risiko Infeksi Rabu, 06 14.35 S : Pasien mengatakan bekas lukanya tidak basah
dibuktikan Agustus
dengan efek 2023 O : Luka nampak bersih dan tidak ada tanda infeksi, jahitan
prosedur vertical
invasif
A : Resiko infeksi belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi : berikan perawatan kulit pada


daerah luka post op
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai