Anda di halaman 1dari 17

BPH

(Benigna Prostat Hiperplasi)


KELOMPOK 5
Aliffia Deswizie (1082231034)
Dwi Indriani (1082231040)
Herma Mariani (1082231044)
Indi Saswita (1082231045)
Definisi BPH
​Benighn prostastic hyperplasia atau Benigna Prostat
Hiperplasi (BPH) disebut juga Nodular hyperplasia,
Benighna prostatic hypertrophy atau Benign
enlargement of the prostate (BEP) yang merujuk kepada
peningkatan ukuran prostat pada laki-laki usia
pertengahan dan usia lanjut. Benigna prostat hipertropi
(BPH) adalah pembesaran kelenjar dan jaringan seluler
kelenjar prostat yang berhubungan dengan perubahan
endokrin berkenaan dengan proses penuaan.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
1. Peningkatan kadar dihidrostesteron 4. Interaksi antara sel storma dan
dan proses penuaan epitel prostat

2. Teori stem cell 5. Berkurangnya kematian sel

3. Laki-laki dengan peningkatan kadar 6. Ketidakseimbangan estrogen dan


hormon estrogen dan kadar hormon testosteron
Patofisilogi/Pathway
Pembesaran prostat merupakan hyperplasia, yang akan
menekan aliran urine dalam kandung kemih. Hiperplasia prostat adalah
pembesaran prostat yang mengelilingi dan menekan uretra, sehingga
terjadi obstruksi dan menyebabkan disfungsi kandung kemih, yang pada
akhirnya menimbulkan gejala pada traktus urinarius bagian bawah.
Kandung kemih akan melemah dan kehilangan kemampuan untuk
mengeluarkan urine secara sempurna akibatnya terjadi peningkatan residu
urine dan retensi urine akut ataupun kronik (setiati, 2015).
Obstruksi saluran keluar dari kandung kemih akan
menyebabkan hipertopi otot detrusor dan penebalan kandung kemih akibat
peningkatan beban melawan retensi jalan keluar. Akibatnya penebalan
dinding kandung kemih, selain terjadi peningkatan tekanan detrusor,
pembengkakan trakula, saccule dan dwertikel pada kandung kemih(seiati,
2015)
PATHWAY
MANIFESTASI KLINIS

Gejala-gejala BPH dapat diklafisikasikan karena obstruksi dan iritasi


gejala-gejala obstuksi .Dengan adanya statis urin didalam kandung
kemih akan berisiko terjadinya infeksi saluran kemih dan batu kandung
kemih.
Manifestasi Klinis klien dengan BPH adalah:
a. polihuria (sering buang air kemih), karena kandung kemih hanya
mampu mengeluarkan sedikit air kemih.
b. Aliran air kemih menjadi terhambat, karena terjadi penyempitar
uretra.
c. Hematutia (air kemih mengandung darah), akibat kongesti basis
kandung kemih.
d. Retensi urine. Hidronefrosis dan kegagalan ginjal, terjadi akibat
tekanan balik melewati ureter ke ginjal.
Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan Rektum: yaitu melakukan palpasi pada prostat melalui rektum
atau rectal toucher, untuk mengetahui pembesaran prostat.
b. Urinalisis: untuk mendeteksi adanya protein atau darah dalam air kemih, berat
badan jenis dan osmolalitas, serta pemeriksaan mikroskopik air kemih.
c. Pemeriksaan laboratorium (darah) yaitu untuk mengetahui adanya peningkatan
kasar prostatespecific antigen (PSA)
d. Cystoscopy: untuk melihat gambaran pembesaran prostat dan perubahan
dinding kandung kemih.
e. Transrectal ultrasonography, dilakukan untuk mengetahui pembesaran dan
adanya hidronefrosisf.
f. Intravenous pyelography (IVP): untuk mengetahui struktur kaliks, pelvis dan
ureter.
Komplikasi
Menurut Widyanto (2011), komplikasi EPH meliputi :
a) Aterosclerosis
b) Infark jantung
c) Impoten
d) Haemoragik
e) Fistula
f) Stukfur pasca operasi dan inkonfinensia urine
g) Infeksi
ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH

Gejala dan Tanda Mayor 1. Agen pencedera fisiologis (mis. Nyeri Akut
Subjektif Inflamasi, iskemia, neoplasma)
1.Mengeluh nyeri 2. Agen pencedera kimiawi (mis.
Terbakar, bahan kimia iritan)
Objektif
3. Agen pencedera fisik (mis. Abses,
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis.waspada, posisi amputasi, terbakar, terpotong,
menghindari nyeri) menggangkat berat, prosedur
3. Gelisah operasi, trauma, latihan fisik
4. Frekuensi nadi meningkat berlebihan)
5. Sulit tidur

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif
1.(tidak tersedia)

Objektif
6. Tekanan darah meningkat
7. Pola napas berubah
8. Nafsu makan berubah
9. Proses berfikir terganggu
10. Menarik diri
11. Berfokus pada diri sendiri
12. Diaforesis
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

Nyeri Akut Setelah dilkukan tindakan keperawatan 3x 24 jam


masalah keperawatan hipertermia :
Observasi
-Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
• Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat intensitas nyeri
• Keluahan nyeri menurun -Identifikasi skala nyeri
• Meringis menurun -Identifikasi respon nyeri non verbal
-Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
• Sikap protektif menurun
nyeri
• Gelisah menurun -Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
• Kesulitan tidur menurun -Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
• Menarik diri menurun -Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
• Berfokus pada diri sendiri menurun -Monitor keberhaasilan terapi komplementer yang sudah
• Diaforesis menurun diberikan
• Perasaan depresi (tertekan) menurun -Monitor efek samping penggunaan analgetik
• Perasaan takut mengalami cedera berulang Terapeutik
menurun - Berikan teknik nonfarmakologis u/ mengurangi rasa
• Anoreksia menurun nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresur, terapi, musik,
• Perineum terasa tertekan menurun biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi,
• Uterus teraba membulat menurun teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
• Ketegangan otot menurun - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
• Pupil dilatasi menurun Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
• Muntah menurun - Fasilitas istirahat dan tidur
• Mual menurun - Pertimbangan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
• Frekuensi nadi membaik strategi meredakan nyeri
• Pola napas membaik Edukasi
• Proses berfikir membaik - Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
• Fokus membaik - Jelaskan strategi meredakan nyeri
• Fungsi berkemih membaik - Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
• Perilaku membaik - Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
• Nafsu makan membaik - Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
• Pola tidur membaik nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH

Gejala dan Tanda Mayor 1. Penyakit kronis (mis. diabetes. melitus). Resiko Infeksi
2. Efek prosedur invasi.
Subjektif 3. Malnutrisi.
4. Peningkatan paparan organisme patogen
Objektif lingkungan.
5. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer:
Gangguan peristaltik,
Gejala dan Tanda Minor Kerusakan integritas kulit,
Subjektif Perubahan sekresi pH,
Penurunan kerja siliaris,
Ketuban pecah lama,
Objektif Ketuban pecah sebelum waktunya,
Merokok,
statis cairan tubuh.
6. Ketidakdekuatan pertahanan tubuh
sekunder :
Penurunan homolobin,
Imununosupresi,
Leukopenia,
Supresi respon inflamasi,
Vaksinasi tidak adekuat.
Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

Resiko Infeksi Setelah dilkukan tindakan keperawatan 3x 24 Observasi


jam masalah keperawatan hipertermia : -Identifikasi Riwayat Kesehatan dan
• Kebersihan tangan meningkat Riwayat alergi
• Kebersihan tangan meningkat -Identifikasi kontraindikasi pemberian
• Nafsu makan meningkat imunisasi (mis: reaksi anafilaksis terhadap
vaksin sebelumnya dan/atau sakit parah
• Demam menurun
dengan atau tanpa demam)
• Kemerahan menurun -Identifikasi status imunisasi setiap
• Nyeri menurun kunjungan ke pelayanan kesehatan
• Bengkak menurun Terapeutik
• Vesikel menurun -Berikan suntikan pada bayi di bagian
• Cairan berbau bu menurunsuk paha anterolateral
• Sputum berwarna hijau menurun -Dokumentasikan informasi vaksinasi (mis:
• Drainase puluren menurun nama produsen, tanggal kadaluarsa)
• Piuna menurun -Jadwalkan imunisasi pada interval waktu
• Periode malaise menurun yang tepat
• Periode menggigil menurun Edukasi
• Lelargi menurun •- Jelaskan tujuan, manfaat, reaksi yang
• Gangguan kognitif menurun terjadi, jadwal, dan efek samping
•Informasikan imunisasi yang diwajibkan
• Kadar sel darah putih membaik pemerintah (mis: hepatitis B, BCG, difteri,
• Kultur darah membaik tetanus, pertussis, H. influenza, polio,
• Kultur urine menurun campak, measles, rubela)
• Kultur sputum membaik •Infromasikan imunisasi yang melindungi
• Kultur area luka membaik terhadap penyakit namun saat ini tidak
• Kultur feses membaik diwajibkan pemerintah (mis: influenza,
• Kadar sel darah putih membaik pneumokokus)
•Informasikan vaksinasi untuk kejadian
khusus (mis: rabies, tetanus)
•Informasikan penundaan pemberian
imunisasi tidak berarti mengulang jadwal
imunisasi Kembali
ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH

Gejala dan Tanda Mayor 1. Penurunan kapasitas kandung kemih Gangguan Eliminasi Urin
Subjektif 2. Iritasi kandung kemih
1. Desekan berkemih (Urgensi)
(Termogulasi tidak Efektif)
3. Penurunan kemampuan menyadari
2. Urin menetas (dribbling)
3. Sering buang air kecil tanda-tanda gangguan kandung
4. Nokturia kemih
5. Mengompol 4. Efek tindakan medis dan diagnostik
6. Enuresis (mis. operasi ginjal , operasi saluran
Objektif kemih, anestesi, dan obat-obatan)
7. Distensi kandung kemih
8. Berkemih tidak tuntas (Hesitancy)
5. Kelemahan otot pelvis
9. Volume residu urin meingkat 6. Ketidakmampuan mengakses toilet
(mis. imobilitas)
Gejala dan Tanda Minor 7. Hambatan lingkungan
Subjektif 8. Ketidakmampuan
(tidak tersedia) mengkomunikasikan kebutuhan
eliminasi
Objektif 9. Outlet kandung kemih tidak lengkap
(tidak tersedia)
(mis. anomali saluran kemih
kongenital)
10. Imaturitas (pada anak usia < 3 tahun)
• Sensasi berkemih meningkat sesuai usia
• Desakan berkemih (Urgensi) menurun -Monitor integritas kulit pasien
• Distensi kandung kemig menurun
• Berkemih tidak tuntas (hesitancy) menurun Terapeutik
• Volume residu urine menurun • Buka pakaian yang diperlukan untuk
• Urin menetes (dribbling) menurun memudahkan eliminasi
• Nokturia menurun • Dukung penggunaan
• Mengompol menurun toilet/commode/pispot/urinal secara
• Enuresis menurun konsisten
• Disuria menurun • Jaga privasi selama eliminasi
• Anuria menurun • Ganti pakaian pasien setelah
• Frekuensi BAK membaik eliminasi, jika perlu
• Karakteristik urine membaik • Bersihkan alat bantu BAK/BAB
setelah digunakan
• Latih BAK/BAB sesuai jadwal, jika
perlu
• Sediakan alat bantu (mis. kateter
eksternal, urinal), jika perlu
Edukasi
-Anjurkan BAK/BAB secara rutin
-Anjurkan ke kamar mandi/toilet, jika
perlu
Thanks
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including
icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai