Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

TERAPI KOMPRES AIR HANGAT UNTUK


MENGURANGI NYERI KEPALA PADA PENDERITA
HIPERTENSI

Disusun Oleh :
Nama : Ahmad Zajuli
Nim : E2214401059
BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Tekanan darah tinggi yang sering disebut dengan hipertensi merupakan
penyakit yang menyerang masyarakat baik di negara industri maupun negara
berkembang, termasuk Indonesia. Meskipun hipertensi adalah pembunuh diam-
diam, itu tidak diakui secara luas sebagai penyakit mematikan karena hipertensi
ditemukan selama pemeriksaan rutin atau ketika pasien datang dengan masalah
lain (Setyawan, 2014).
Kompres hangat merupakan salah satu cara nonfarmakologis yang dapat
digunakan perawat di rumah sakit karena tidak menimbulkan risiko bagi pasien
dan mudah dilakukan. Terapi herbal, relaksasi, latihan pernapasan, meditasi,
dan terapi musik adalah contoh terapi komplementer. Terapi komplementer
adalah pengobatan alami untuk mengatasi penyakit dan mendorong tubuh
untuk menyembuhkan dirinya sendiri, sedangkan pengobatan adalah
pengobatan untuk meringankan gejala kondisi (Vitahealth, 2014).
Lanjutan

2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah asuhan keperawatan dengan pemberian terapi kompres air hangat dapat mengurangi nyeri kepala?

3. Tujuan Studi Kasus

Menggambarkan asuhan keperawatan dengan pemberian terapi kompres air hangat dalam meningkatkan kemandirian pasien
hipertensi
4. Manfaat Studi Kasus:

a) Masyarakat:
Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam meningkatkan kemandirian pasien hipertensi melalui terapi kompres air
hangat.
b) Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan:
Menambah keluasan ilmu dan teknologi terapan bidang keperawatan dalam meningkatkan kemandirian pasien melalui
terapi kompres air hangat.
c) Penulis:
Memperoleh pengalaman dalam mengimplementasikan prosedur terapi kompres air hangat pada asuhan keperawatan
pasien hipertensi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep dasar penyakit
2.1.1. Definisi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Darah akan memberikan gaya yang
lebih tinggi dibandingkan kondisi normal secara persisten pada sistem sirkulasi. Pada umumnya,
tekanan yang dianggap optimal adalah 120 mmHg untuk tekanan sistoliknya dan 80 mmHg untuk
tekanan diastoliknya, sementara tekanan yang dianggap hipertensi adalah lebih dari 140 mmHg
untuk sistolik, dan lebih dari 90 mmHg untuk diastolik.
2.1.2. Etiologi
Hipertensi lebih sering terjadi sebagai akibat dari perubahan gaya hidup seperti merokok,
obesitas, aktivitas fisik, dan stres psikologis. Hipertensi telah menjadi masalah kesehatan
masyarakat, dan jika tidak ditangani sejak dini akan semakin parah. Bahkan di negara-negara
kaya, pengendalian hipertensi tidak cukup
2.1.3. Patofisiologi
Hipertensi di sebabkan oleh pembuluh darah yang keluar dari jantung akan mengalami tekanan
yang tinggi untuk mengalirkan darah keotak.
2.1.4. Komplikasi
Komplikasi hipertensi terjadi karena adanya kerusakan salah satu bahkan lebih pada organ tubuh
yang disebakan oleh peningkatan tekanan darah sangat tinggi dalam waktu lama sehingga organ
tidak mampu bertahan. Organ – organ tersebut mengalami komplikasi pada otak, mata, jantung,
pembuluh darah arteri, dan juga ginjal.
2.2. Konsep dasar asuhan keperawatan pasien Hipertensi

2.2.1. Pengkajian
1) Riwayat kesehatan
2) Aktivitas/Istirahat
3) Sirkulasi
4) Integritas Ego
5) Eliminasi
6) Makanan dan cairan
7) Neurosensori
8) Nyeri dan ketidaknyamanan
9) Pernapasan
10) Pembelajaran atau penyuluhan
2.2.2. Diagnosa
Tabel Diagnosa Keperawatan (SDKI)
Diagnosa Definisi Penyebab Gejala dan Gejala dan Tanda
Keperawatan Tanda Mayor Minor
Nyeri akut Pengalaman Agen pencedera Subjektif : Subjektif :
(D.0077) sensorik atau fisiologis Mengeluh nyeri (tidak tersedia)
emosional yang
berkaitan dengan Objektif : Objektif :
kerusakan 1. Tampak 1. Tekanan darah
jaringan aktual meringis meningkat
atau fungsional, 2. Bersikap 2. Pola napas
dengan onset protektif berubah
mendadak atau (mis.waspada 3. Nafsu makan
lambat dan , posisi berubah
berintensitas menghindari 4. Proses berfikir
ringan hingga nyeri) terganggu
berat yang 3. Gelisah 5. Menarik diri
berlangsung 4. Frekuensi 6. Berfokus pada
kurang dari 3 nadi diri sendiri
bulan. meningkat 7. Diaforesis
5. Sulit tidur
2.2.3. Perencanaan
Tabel Kriteria hasil Keperawatan (SLKI)

Luaran utama Definisi Ekspektasi Kriteria hasil


Tingkat nyeri Pengalaman sensorik Meningkat 1. Keluhan nyeri menurun
(L.08066) atau emosional yang 2. Meringis menurun
berkaitan dengan
kerusakan jaringan
aktual atau
fungsional, dengan
onset mendadak atu
lambat dan
berintensitas ringan
hingga berat dan
konsisten.
Tabel Intervensi Keperawatan (SIKI)
Diagnosa Keperawatan Intervensi utama Definisi Tindakan

Nyeri akut (D.0077) Manajemen nyeri (I.08238) Mengidentifikasi dan Observasi


mengelola pengalaman - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
sensorik atau emosional intensitas nyeri
yang berkaitan dengan - Identifikasi skala nyeri
kerusakan jarungan atau - Identifikasi respons nyeri non verbal
fungsional dengan onset - Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
mendadak atau lambat - Identifikasi pengetahuan dan keyaninan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
sdan berintensitas ringan
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
hingga berat dan
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah
konsistan.
diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS. hipnosis, akupresur, terapi musik, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing.
kompres hangat/dingin, terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2.2.4. Pelaksanaan
Plaksanaan tindakan keperawatan adalah aplikasi dari rencana
keperawatan yang telah ditetapkan. Dalam praktik penulis
berusaha melaksanakan rencana tindakan sesuai dengan ketentuan
yang ada untuk memenuhi kebutuhan klien dengan menetapkan
waktu plaksanaan, plaksanaan bersifat realistic dan spesipik
disesuaikan dengan kondisi yang ada dan tindakan sesuai dengan
prioritas masalah yang mengancam jiwa klien.
2.2.5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian
proseskeperawatan guna tujuan dari tindakan keperawatan yang
telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi
keperawatan mengukur keberhasilan dari rencana dan
pelaksanaan tindakan keperawatan yang dilakukan dalam
memenuhi kebutuhan pasien (Dinarti &Muryanti, 2017)
2.3. Konsep Dasar Terapi Kompres Air
Hangat
2.3.1. Definisi
Kompres hangat merupakan salah satu penatalaksanaan nyeri
dengan memberikan energi panas melalui konduksi, dimana
panas tersebut dapat menyebabkan vasodilatasi (pelebaran
pembuluh darah), meningkatkan relaksasi otot sehingga
meningkatkan sirkulasi dan menambah pemasukan
2.3.2. Tujuan Terapi
Beberapa tujuan yang dari dilakukan kompres hangat yaitu:
memperlancar Sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit,
memberi rasa hangat, nyaman, dan tenang pada klien, dan
merelaksasi otot yang tegang dan meningkatkan kontraktilitas
2.4. SOP Terapi Kompres Air Hangat
Tahap prainteraksi - Siapkan alat
- Cuci tangan
- Menempatkan/mendekatkan alat di dekat pasien dengan benar tepat agar memudahkan
proses tindakan
Tahap orientasi - Memberikan salam sebagai salah satu pendekatan therapeutic
- Menjelaskan tujuan & prosedur tindakan pada klien/keluarga
- Menanyakan persetujuan & kesiapan klien sebelum tindakan prosedur dilaksanakan
Tahap kerja - Menjaga privacy klien
- Memasang handscoon
- Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
- Tempatkan kassa atau waslap kedalam kom besar yang sudah diisi dg cairan air hangat
- Mengukur suhu air yang digunakan (37 derajat celcius)
- Pasang perlak dan alasnya dibawah arca yang akan dipasang kompres
- Jika perlu bersihkan area yang akan dikompres
- Peras kasa atau waslap sampai tidak menetes lagi
- Tempatkan kompres pada area yang dikompres beberapa detik
- Angkat tepi kompres untuk melihat respon kulit awal terhadap kompresan
- Ganti kassa /waslap setiap 5 menit,atau sesuai kebutuhan
- Kaji ulang area kompresan setiap menggganti kompresan
- Setelah 20 menit hentikan tindakan dan keringkan kulit area tindakan
- Melepaskan pengalas di pasang pada daerah yg dapat di pasang kirbat
Tahap terminasi - Melakukan evaluasi tindakan yang dilakukan
- Berpamitan dengan pasien
- Membereskan alat
- Melepaskan handscoon
- Mencuci tangan
Dokumentasi Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan meliputi ukuran, lokasi dan penampilan
area yang diberikan kompres,durasi tindakan, serta toleransi pasien terhadap tindakan.
BAB III METODOLOGI PENULISAN

Anda mungkin juga menyukai