Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA


DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN DASAR KEBUTUHAN RASA AMAN DAN
NYAMAN DI RUANG BOUGENVILLE
RSUD CILACAP

Disusun Oleh :
Nama : Syafiq Wahid Ramadhan
NIM : 106121035

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRPDI D3 KEPERAWATAN
AL-IRSYAD CILACAP
TAHUN AJARAN 2022/2023
NAMA : SYAFIQ WAHID RAMADHAN

NIM : 106121035

DIAGNOSA MEDIS : DYSPNEA & CONGESTIVE HEART FAILUR

A. PENGERTIAN

Rasa nyaman berupa terbebas dari rasa yang tidak menyenangkan adalah
suatu kebutuhan individu. Nyeri merupakan perasaan yang tidak menyenangkan
yang terkadang dialami individu. Kebutuhan terbebas dari rasa nyeri itu
merupakan salah satu kebutuhan dasar yang merupakan tujuan diberikannya
asuhan keperawatan pada seorang pasien di rumah sakit (Perry & Potter, 2009).

Nyeri diartikan berbeda-beda antar individu, bergantung pada


persepsinya.Walaupun demikian, ada satu kesamaan mengenai persepsi nyeri.
Secara sederhana, nyeri dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak
menyenangkan baik secara sensori maupun emosional yang berhubungan dengan
adanya suatu kerusakan jaringan atau faktor lain, sehingga individu merasa
tersiksa, menderita yang akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis,
dan lain-lain (Perry & Potter, 2009).

Menurut PPNI (2016) Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik atau


emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional,
dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan.

Nyeri akut biasanya berlangsung singkat. Pasien yang mengalami nyeri akut
biasanya menunjukkan gejala perspirasi meningkat, denyut jantung dan tekanan
darah meningkat serta pallor (Mussardo, 2019).

B. ETIOLOGI
Penyebab dari nyeri akut menurut SDKI (2016), yaitu :
1. Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. Agen pencedera kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan)
3. Agen pencedera fisik (mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat
berat, prosedur operasi, trauma, latian fisik berlebihan)

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Tanda dan gejala nyeri akut yaitu (SDKI, 2016) :
a. Mengeluh nyeri
b. Tampak meringis
c. Bersikap protektif
d. Frekuensi nadi meningkat
e. Gelisah
f. Sulit tidur
g. Tekanan darah meningkat
h. Pola nafas berubah
i. Nafsu makan berubah
j. Proses berpikir terganggu
k. Menarik diri
l. Berfokus pada diri sendiri
m. Diaforesis (berkeringat)
2. Tanda dan gejala nausea yaitu (SDKI, 2016) :
a. Mengeluh Mual
b. Merasa ingin muntah
c. Tidak berminat makan
d. Merasa asam di mulut
e. Pucat

D. PATHWAYS
E. KOMPLIKASI
1. Kondisi Pembedahan
2. Cedera Traumatis
3. Infeksi
4. Sindrom Koroner Akut
5. Glaukoma
(SDKI, 2016)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan USG untuk data penunjang apabila ada nyeri tekan di abdomen.
2. Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang abnormal.
3. Pemeri ksaan LAB sebagai data penunjang pemeriksaan lainnya.
(Nanda, 2015)
G. MASALAH KEPERAWATAN

Nyeri Akut
Menurut PPNI (2016) Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
H. PENATALAKSANAAN
1. Medis
Pemberian Obat Obatan dan Injeksi.
2. Keperawatan
a. Distraksi, mengalihkan perhatian klien terhadap sesuatu. Contoh: membaca,
menonton TV, mendengarkan musik dan lain-lain.
b. Stimulasi kulit, seperti kompres dingin, counteriritan (plester hangat). contralateral
stimulation/massage kulit pada area yang berlawanan dengan area nyeri.
I. FOKUS INTERVENSI KEPEREWATAN
Diagnosa Keperawatan : Nyeri akut (D.0077)
SLKI : Tingkat Nyteri (L.08066)
SIKI : Manajemen nyeri (I.08238)

Diagnosis Keperawatan SLKI SIKI


(SDKI)
Nyeri akut (D.0077) b.d. Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri
agen pencedera fisik, dd. Ekspetasi : menurun (I.08238)
DS : 1. Keluhan nyeri Tindakan
- Pasien mengatakan menurun Observasi
nyeri saat bernafas 2. Meringis menurun - Identifikasi lokasi,
DO : 3. Sikap protektif karakteristik, durasi,
- Keadaan umum cukup menurun frekuensi, kualitas,
- TD :137/57 mmHg 4. Gelisah menurun intensitas nyeri
- Nadi : 88 5. Kesulitan tidur - Identifikasi skala nyeri
- Suhu : 36,3 menurun - Identifikasi respon nyeri
- SPO2 : 95 6. Menarik diri menurun non verbal
7. Berfokus pada diri - Identifikasi faktor yang
sendiri menurun memperberat dan
8. Diaphoresis menurun memperingan nyeri
9. Perasaan depresi - Identifikasi pengetahuan
(tertekan) menurun dan keyakinan tentang
10. Perasaan takut nyeri
mengalami cedera - Identifikasi pengaruh
berulang menurun budaya terhadap respon
11. Anoreksia menurun nyeri
12. Perineum terasa - Identifikasi pengaruh
tertekan menurun nyeri pada kualitas
13. Uterus teraba hidup
membulat menurun - Monitor keberhasilan
14. Ketegangan otot terapi komplementer
menurun yang sudah diberikan
15. Pupil dilatasi - Monitor efek samping
menurun penggunaan analgetic
16. Muntah menurun Terapeutik :
membaik - Berikan Teknik non
17. Mual menurun farmakologis untuk
membaik mengurangi rasa nyeri
18. Frekuensi nadi (mis. TENS, hypnosis,
membaik akupresur, terapi music,
19. Pola napas membaik biofeedback, terapi pijat,
20. Tekanan darah aromaterapi, Teknik
membaik imajinasi terbimbin,
21. Proses berfikir kompres hangat/dingin,
membaik terapi bermain)
22. Focus membaik - Kontrol lingkungan
23. Fungsi berkemih yang memperberat rasa
membaik nyeri (mis, suhu
24. Perilaku membaik ruangan, pencahayaan,,
25. Nafsu makan kebisingan)
membaik - Fasilitasi istirahat dan
26. Pola tidur membaik tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
- Anjurkan
menggunakan
analgetic secara tepat
- Ajarkan Teknik
ninfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetic, jika perlu

J. DAFTAR PUSTAKA
PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

Anda mungkin juga menyukai