S
DENGAN GANGGUAN RASA AMAN DAN NYAMAN : NYERI
DI RSUD Dr. M. HAULUSSY AMBON
Disusun Oleh:
Mona Susy Mouw
1490123084
2. Penyebab/Faktor Predisposisi
1) Faktor resiko
a. Nyeri akut
- Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
- Menunjukkan kerusakan
- Posisi untuk mengurangi nyeri
- Muka dengan ekspresi nyeri
- Gangguan tidur
- Respon otonom (penurunan tekanan darah, suhu, nadi)
- Tingkah laku ekspresif (gelisah, merintih, nafas panjang, mengeluh)
b. Nyeri kronis
- Perubahan berat badan
- Melaporkan secara verbal dan non verbal
- Menunjukkan gerakan melindungi, gelisah, depresi, focus pada diri
sendiri
- Kelelahan
- Perubahan pola tidur
- Takut cedera
- Interaksi dengan orang lain menurun
3. Patofisiologi
• Nyeri diawali dengan kerusakan jaringan (tissue damage), dimana jaringan tubuh
yg cedera melepaskan zat kimia inflamatori (excitatory neurotransmitters),
(histamine dan bradykinin) sebagai vasodilator yg kuat edema, kemerahan dan
nyeri dan menstimulasi pelepasan prostaglandins.
• Transduksi (transduction) : perubahan energi stimulus menjadi energi elektrik,
proses transmisi (transmission) yakni ketika energi listik mengenai nociceptor
dihantarkan melalui serabutsaraf A dan C dihantarkan dengan cepat ke substantia
gelatinosa di dorsal horn dari spinal cord ke otak melalui spinothalamic tracts
thalamus dan pusat-pusat yg lebih tinggi termasuk reticular formation, limbic
system, dan somatosensory cortex.
• Persepsi (perseption) : otak menginterpretasi signal, memproses informasi dr
pengalaman, pengetahuan, budaya, serta mempersepsikan nyeri individu mulai
menyadari nyeri.
• Modulasi (modulation) : saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh melepaskan
neuromodulator, seperti opioids (endorphins and enkephalins), serotonin,
norepinephrine & gamma aminobutyric acid menghalangi /menghambat
transmisi nyeri & membantu menimbulkan keadaan analgesik, & berefek
menghilangkan nyeri.
4. Pathway
Berikut tanda dan gejala dari nyeri, yaitu (PPNI, 2016):
1. Perubahan nafsu makan
2. Meringis
3. Bersikap protektif (mis. waspada, psosisi menghindar nyeri)
4. Sulit tidur
5. Gelisah
Pengkajian Keperawatan
Perilaku non verbal : Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara lain
ekspresi wajah, dll.
Intensitas : Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak tertahankan, atau dapat
menggunakan skala dari 0-10.
Waktu dan lama : Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri mulai, berapa
lama, bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan nyeri terakhir timbul.
Karakteristik nyeri (PQRST)
P (provokatif) : faktor yang mempengaruhi gawat dan ringannya nyeri
Q (quality) : seperti apa nyeri tersebut (tajam, tumpul, atau tersayat)
R (region) : daerah perjalanan nyeri
S (Skala nyeri) : keparahan/intensitas nyeri
T (time) : lama/waktu serangan/frekuensi nyeri
Pengkajian Skala Nyeri
Skala nyeri 1-3 nyeri ringan (masih bisa ditahan, aktivitas tak terganggu)
Skala nyeri 4-6 nyeri sedang (mengganggu aktivitas fisik)
Skala nyeri 7-10 nyeri berat (tidak dapat melakuka aktivitas secara mandiri)
Pemeriksaan Fisik
Ekspresi wajah
1) Menutup mata rapat-rapat
Verbal
1) Beteriak
Tanda-tanda Vital
1) Tekanan darah
2) Nadi
3) Pernafasan
Ekstremitas
Amati gerak tubuh pasien untuk mengalokasi tempat atau rasa yang tidak nyaman.
Diagnosa Keperawatan
Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera biologis , fisik, kimia.
Nyeri berhubungan dengan inflamasi
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri