2. Etiologi
- Anovulasi/ovulasi
- KB hormonal
- Tumor jinak
- Pemakai IUD
- Endometrium
- Partio uteri
- Vagina
- Labia
3. Tanda dan Gejala
Perdarahan rahim yang dapat terjadi tiap saat dalam siklus menstruasi. Jumlah
perdarahan bisa sedikit-sedikit dan terus menerus atau banyak dan berulang. Pada
siklus ovulasi biasanya perdarahan bersifat spontan, teratur dan lebih bisa
diramalkan serta seringkali disertai rasa tidak nyaman sedangkan pada anovulasi
Vagina serta juga dapat menimbulkan rasa lelah yang berlebih (Stork,Susan,
2006).
banyak tapi jarang, hingga spotting atau perdarahan yang terus menerus.
menegakan diagnosis perlu dilakukan kerokan pada masa mendekati haid. Jika
karena perdarahan yang lama dan tidak teratur sehingga siklus haid tidak lagi
dikenali maka kadang- kadang bentuk kurve suhu badan basal dapat menolong
6.Pathway PUA-P
Selama perimenopause, siklus hormon normal mulai berubah dan ovulasi menjadi
tidak konsisten. Sementara sekresi estrogen terus berlanjut dan sekresi progesteron
menjadi menurun. Hal ini menyebabkan endometrium berproliferasi atau
memproduksi jaringan yang berlebihan, dan meningkatkan kemungkinan
terbentuknya polip atau fibroid yang menyebabkan terjadinya PUA (Marpaung,
2019, hal. 13). Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan
masalah perdarahan uterus abnormal adalah nyeri akut, risiko kekurangan volume
cairan, dan risiko infeksi.
Pathway Perdarahan Uterus Abnormal Polip Endometrium (PUA-P)
Masa perimenopouse
Siklus hormon
berubah
Polip/ fibroid
PUA-P
6. Penatalaksanaan
a. Non bedah
2013).
efektif dalam kelompok ini. Terapi medis juga berguna pada beberapa
b. Bedah
samping, kontraindikasi)
endometrium)
2) Hysteroscopic Polypectomy
3) Ablasi endometrium
4) Miomektomi
5) Histerektomi
B. Konsep Asuhan Keperawatan
Adapun tahapan dari proses keperawatan menurut Siregar dkk (2021) adalah
sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah pertama dalam proses keperawatan.
Pengkajian merupakan pengumpulan data secara sistematis untuk
menentukan status kesehatan pasien dan mengidentifikasi masalah
kesehatan aktual atau potensial. Analisis data dimasukkan sebagai
kumpulan informasi subjektif dan objektif yang menjadi dasar rencana
keperawatan.Pada pengkajian terhadap klien dengan kasus perdarahan
uterus abnormal yang dilakukan oleh Hajar (2018) didapatkan beberapa
data yaitu terjadi perdarahan pada jalan lahir, tampak meringis, klien
merasa nyeri seperti tertusuk-tusuk pada perut bagian bawah saat
bergerak, klien tidak mampu beraktivitas seperti biasa, klien tidak
mampu berjalan mandiri, membran mukosa kering, turgor tidak elastis,
dan kulit teraba kering.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis
mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual maupun
potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi
respon klien individu, keluarga maupun komunitas terhadap situasi yang
berkaitan dengan kesehatan.
No Data Diagnosa
1 - Pasien mengeluh nyeri pada perut bawah Nyeri Akut
- Pasien memengangi daerah perut yang
nyeri, Pengkajian nyeri :S : 6 (1-10)
- Pasien tampak meringis
2 Faktor risiko Risiko Kekurangan
- Pendarahan pada jalan lahir Volume Cairan
- Kurang pengetahuan tentang kebutuhan
cairan
3 Faktor resiko : Risiko Infeksi
- Terpasang infus pada tangan kiri
menggunakan cairan RL 20 tts/i
- WBC : 10.7 10^3/pul
- HB : 9.7 g/dL
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan merupakan proses di mana masalah yang telah terkumpul diurutkan berdasarkan skala prioritasnya dan kemudian
dilakukan perencanaantindakan apa saja yang harus dilakukan kepada pasien untuk menangani masalah kesehatan yang
dialaminya.
Rencana Keperawatan
Terapeutik:
1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
2. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi:
1. Anjurkan memilih posisi yang nyaman sebelum
melakukan latihan
2. Jeleskan tujuan, manfaat, dan prosedur teknik napas
3. Ajarkan melakukan inspirasi dengan cara menghirup
udara melalui hidung secara perlahan
4. Ajarkan melakukan ekspirasi dengan
menghembuskan udara mulut mencucu secara
perlahan
5. Demonstrasikan menarik napas selama 4 detik,
menahan napas selama 2 detik, dan menghembuskan
napas napas selama 2 detik
Risiko Keseimbangan cairan Pencegahan pendarahan
ketidakseimb Dengan Kriteria Hasil : Observasi:
angan cairan 1. Tidak ada pendarahan 1. Monitori TTV
Diagnosa (SDKI) Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)
1 2 3
17
Edukasi:
1. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
2. Anjurkan meningkatkan asupan makan dan vitamin K
3. Anjurkan segera melapor jika terjadi perdarahan
Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian obat anti perdarahan
2. Kolaborasi pemberian produk darah
5. Evaluasi
Dalam evaluasi perawat menentukan respon pasien terhadap intervensi
keperawatan dan mengetahui sejauh mana tujuan telah tercapai. Jika hasil
tidak terpenuhi, revisi diperlukan dalam pengkajian (pengumpuln data),
diagnosis keperawatan, perencanaan, atau implementasi. Evaluasi
merupkan penilaian ulang dan menginterpretasikan data baru yang
berkelanjutan guna menentukan apakah tujuan telah tercpai sepenuhnya,
sebagian, atau tidak sama sekali. Evaluasi memastikan bahwa pasien
menerima perawatan tepat dan kebutuhan terpenuhi.
Untuk memudahkan dalam pengevaluasian pasien, digunakan komponen
SOAP sebagai berikut:
a. S (Data Subjektif). Perawat mengetahui dan menuliskan keluhan pasien yang
dirasakan setelah diberi tindakan keperawatan.
b. O (Data Objektif). Berdasarkan hasil pengukuran ataupun observasi perawat
secara langsung kepada pasien dan yang dirasakan setelah diberi tindakan
keperawtan.
c. A (Analisis). Suatu masalah atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi
atau juga dapat dituliskan masalah diagnosis baru akibat perubahan status
kesehatan pasien yang telah teridentifikasi datanya dalam subjektif dan
objektif.
d. P (Planning). Perencanaan keperawatan yang bisa saja dilanjutkan,
berhentikan, ubah, tambahkan dari rencana yang sudah yang telah
dipersiapkan sebelumnya.