Intervensi Keperawatan
Pemberian Analgetik
Observasi
Identifikasi karakteristik nyeri (
mis: pencetus, Pereda, kualitas,
lokasi, intensitas, frekuensi,
durasi)
Identifikasi riwayat alergi obat
Identifikasi kesesuaian jenis
analgetik (mis: narkotika, non
narkotik atau NSAID) dengan
tingkat keparahan nyeri
Monitor tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah pemberian
analgetik
Monitor efektivitas analgetik
Terapeutik
Diskusikan jenis analgetik yang
disukai untuk mencapai analgesial
optimal, jika perlu
Pertimbangkan penggunaan infus
continue, atau bolus oploid untuk
mempertahankan kadar dalam
serum
Tetapkan target efektifitas
analgetik untuk mengoptimalakan
respon pasien
Dokumentasikan respon terhadap
efek analgetik dan efek yang tidak
diinginkan
Edukasi
Jelaskan efek terapi dan efek
samping obat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dosis
dan analgetik, sesuai indikasi
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
( SLKI) (SIKI)
Disfungsi Motilitas Gastrointestinal Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen Nutrisi
selama ……. X …… diharapkan Observasi
Penyebab difungsi motilitas gastrointestinal Identifikasi status nutrisi
Asupan enteral berkurang dengan kriteria hasil : Identifikasi alergi dan intoleransi
Intoleransi makanan Motilitas gastrointestinal makanan
Imobilisasi Nyeri menurun Identifikasi makanan yang disukai
Makanan kontaminan Kram abdomen menurun Identifikasi kebutuhan kalori dan
Malnutrisi Mual menurun jenis nutrient
Pembedahan Muntah menurun Identifikasi perlunya penggunaan
Efek agen farmakologis (mis : Regusgitasi menurun selang nasogastric
narkotik/opiate, antibiotic, Distensi abdomen menurun Monitor asupan makanan
laksatif, anastesia) Diare menurun Monitor berat badan
Proses penuaan Suara peristaltic meningkat Monitor hasil pemeriksaan
Kecemasan Pengosongan lambung meningkat laboratorium
Ratus meningkat Terapeutik
Gejala dan tanda Mayor Lakukan oral hygiene sebelum
Mengungkapkan flatus tidak ada makan, jika perlu
Nyeri/kram abdomen Fasilitasi menentukan pedoman
Suara peristaltic berubah (tidak diet (mis: piramida makanan)
ada, hipoaktif, atau hiperaktif)
Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
Gejala dan tanda Minor Berikan makanan tinggi serat
Merasa mual untuk mencegah konstipasi
Residu lambung Berikan makanan tinggi kalori dan
meningkat/menurun tinggi protein
Muntah Berikan suplemen makanan, jika
Regurgitasi perlu
Pengosongan lambung cepat Hentikan pemberian makanan
Distensi abdomen melalui selang nasogastric jika
Diare asupan oral dapat ditoleransi
Feses kering dan sulit keluar Edukasi
tubuh sekunder Kadar sel darah putih membaik Ajarkan etika batuk
Penurunan motilitas gastrointestinal Batuk menurun dengan head tilt dan chin-lift (jaw-
Sfingter esophagus bawah Penggunaan otot aksesori menurun thrust jika curiga trauma servikal)
Terpasang selang nasogastric Frekuensi nafas membaik Lakukan fisioterapi dada, jika
Fistula trakeoesofagus
Striktura esophagus Pencegahan Aspirasi
gesekan) atau faktor elektris Kemerahan menurun Lakukan pemijatan pada area
(elektrodiatermi, energi listrik Hematoma menurun penonjolan tulang, jika perlu
bertegangan tinggi) Pigmentasi abnormal menurun Bersihkan perineal dengan air
Terapi radiasi Jaringan parut nekrosis menurun hangat, terutama selama periode
Kelembapan diare
Proses penuaan Abrasi kornea menurun Gunakan produk berbahan
Neuropati perifer Suhu kulit membaik petrolium atau minyak pada kulit
Perubahan pigmentasi Sensasi membaik kering
Perubahan hormonal 1. Tekstur membaik Gunakan produk berbahan ringan
Penekanan pada benjolan tulang Pertumbuhan rambut membaik atau alami dan hipoalergik pada
Tebal lipatan kulit trisep membaik Berikan tanda pada selang untuk
mempertahankan lokasi yang tepat
Tinggikan kepala tempat tidur 30-45
derajat selama pemberian makan
Ukur residu sebelum pemberian makan
Peluk dan bicara dengan bayi selama
diberikan makanan untuk menstimulasi
aktivitas makan
Irigasi selang dengan 30 ml air setiap
4-6 jam selama pemberian makan dan
setelah pemberian makan intermiten
Hindari pemberian makanan lewat
selang 1 jam sebelum prosedur atau
pemindahan pasien
Hindari pemberian makanan jika residu
lebih dari 150cc atau lebih dari 110%-
120% dari jumlah makanan tiap jam
Pemantauan nutrisi :
Timbang berat badan
Ukur antroprometrik komposisi tubuh
(mis. Indeks massa tubuh, pengukuran
pinggang, dan ukuran lipatan kulit)
Hitung perubahan berat badan
Dokumentasikan hasil pemantauan
Konseling laktasi
Identifikasi keadaan emosional ibu saat
akan dilakukan konseling menyusui
Identifikasi keinginan dan tujuan
menyusui
Identifikasi permasalahan yang ibu
alami selama proses menyusui
Gunakan teknik mendengarkan aktif
(mis. Duduk sama tinggi, dengarkan
permasalahan ibu)
Ajarkan teknik menyusui yang tepat sesuai
kebutuhan ibu
Ikterik Neonatus Setelah dilakukan asuhan keperawatan Fototerapi Neonatus
selama … x 24 jam diharapakan adaptasi
Penyebab : neonatus membaik dengan kriteria hasil : Observasi
Penurunan berat badan abnormal (7- Berat badan meningkat Monitor ikterik pada sklera dan kulit
8% pada bayi baru lahir, yang menyusu Membran mukosa kuning menurun bayi
ASI 15% pada bayi cukup bulan) Kulit kuning menurun Identifikasi kebutuhan cairan sesuai
Pola makan tidak ditetapkan dengan Sklera kuning menurun dengan usia gestasi dan berat badan
baik Prematuritas menurun Monitor suhu dan tanda vital setiap 4
Kesulitan transisi ke kehidupan ekstra Keterlambatan pengeluaran feses jam sekali
uterin menurun Monitor efek samping fototerapi (mis.
Usia kurang dari 7 hari Aktivitas ekstermitas membaik Hipertermi, diare, rush pada kulit,
Keterlambatan pengeluaran feses Respon terhadap stimulus sensorik penurunan berat badan lebih dari 8-
(mekonium) membaik 10%)
Terapeutik
Gejala dan Tanda : Siapkan lampu fototerapi dan
Objektif incubator atau kotak bayi
Profil darah abnormal (hemolysis, Lepaskan pakaian bayi kecuali popok
bilirubin serum total 2mg/dL, Berikan penutup mata (eye protector/
bilirubin serum total pada rentang niliband) pada bayi
risiko tinggi menurut usia pada Ukur jarak antara lampu dan
normogram spesifik waktu) permukaan kulit bayi (30cm atau
Membran mukosa kuning tergantung spesifikasi lampu
Kulit kuning fotterapi)
Sklera kuning Biarkan tubuh bayi terpapar sinar
fototerapi secara berkelanjutan
Kondisi Klinis Terkait Ganti segera alas dan popok bayi jik
Neonatus BAB/BAK
Bayi Prematur Gunakan linen berwarna putih agar
memantulkan cahaya sebanyak
mungkin
Edukasi
Anjurkan ibu menyusu sekitar 20- 30
menit
Anjurkan ibu menyusu sesering
mungkin
Kolaborasi
Kolaborasi pemeriksaan darah vena
bilirubin direk dan indirek
Perawatan Bayi
Observasi
Monitor tanda-tanda vital bayi
(terutama suhu 36,5°C – 37,5°C)
Terapeutik
Mandikan bayi dengan suhu ruangan
21-24°C
Mandikan bayi dalam waktu 5-10
menit dan 2 kali dalam sehari
Rawat tali pusat secara terbuka (tali
pusat tidak dibungkus apapun)
Bersihkan pangkal dari pusat dengan
lidi kapas yang telah diberi air matang
Kenakan popok bayi dibawah
umbilikus jika tali pusat belum
terlepas
Lakukan pemijatan bayi
Ganti popok bayi jika basah
Kenakan pakaian bayi dari bahan
katun
Edukasi
Anjurkan ibu menyusui sesuai
kebutuhan bayi
Ajarkan ibu cara merawat bayi
dirumah
Ajarkan cara pemberian makanan
pendamping asi pada bayi 6 bulan
Risiko Termoregulasi Tidak Efektif Setelah diberikan asuhan keperawatan Edukasi pengukuran suhu tubuh
selama .....x24 jam diharapkan Observasi
Faktor Risiko termoregulasi membaik dengan kriteria Identifikasi kesiapan dan kemampuan
Cedera otak akut hasil : menerima informasi
Dehidrasi
Pakaian yang tidak sesuai Menggigil menurun Terapeutik
Peningkatan area permukaan tubuh Kulit kemerahan menurun Sediakan materi dan media pendidikan
terhadap rasio berat badan Kejang menurun kesehatan
Kebutuhan oksigen meningkat Akrosianosis menurun Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
Perubahan laju metabolisme Konsumsi oksigen menurun kesepakatan
Proses penyakit (mis. Infeksi) Piloereksi menurun Berikan kesempatan untuk bertanya
Terapeutik
1. Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Dokumentasikan hasil pengukuran
suhu
Edukasi
1. Ajarkan kompres hangat jika demam
2. Ajarkan cara pengukuran suhu
3. Anjurkan penggunaan pakaian yang
dapat menyerap keringat
4. Anjurkan tetap memandikan pasien,
jika memungkinkan
5. Anjurkan pemberian antipiretik, sesuai
indikasi
6. Anjurkan menciptakan lingkungan
yang nyaman
7. Anjurkan memperbanyak minum
8. Anjurkan penggunaan pakaian yang
longgar
9. Anjurkan minum analgesik jika merasa
pusing, sesuai indikasi
10. Anjurkan melakukan pemeriksaan
darah jika demam lebih dari 3 hari
Perawatan Bayi
Observasi
Monitor tanda-tanda vital bayi
(terutama suhu 36,5°C – 37,5°C
Terapeutik
Mandikan bayi dengan suhu ruangan
21-24°C
Mandikan bayi dalam waktu 5-10
menit dan 2 kali dalam sehari
Rawat tali pusat secara terbuka (tali
pusat tidak dibungkus apapun)
Bersihkan pangkal dari pusat dengan
lidi kapas yang telah diberi air matang
Kenakan popok bayi dibawah
umbilikus jika tali pusat belum terlepas
Lakukan pemijatan bayi
Ganti popok bayi jika basah
Kenakan pakaian bayi dari bahan katun
Edukasi
Anjurkan ibu menyusui sesuai
kebutuhan bayi
Ajarkan ibu cara merawat bayi dirumah
Ajarkan cara pemberian makanan
pendamping asi pada bayi 6 bulan
Hipertermia Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen hipertermia
Penyebab selama ... x … jam, diharapkan tidak terjadi Identifikasi penyebab hipertermia (mis.
Dehidrasi hipertermia dengan kriteria hasil : dehidrasi, terpapar lingkungan panasm
Terpapar lingkungan panas Termoregulasi penggunaan incubator)
Proses penyakit (mis. Infeksi, Tidak menggigil Monitor suhu tubuh
kanker) Warna kulit normal Monitor komplikasi akibat hipertermia
Ketidaksesuaian pakaian dengan Tidak kejang Longgarkan atau lepaskan pakaian
suhu lingkungan Tidak pucat Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Peningkatan laju metabolism Frekuensi pernapasan normal Berikan cairan oral
Respon trauma Denyut nadi dalam batas normal Lakukan pendinginan eksternal (mis.
Aktivitas berlebihan Suhu tubuh dalam batas normal selimut hipotermia atau kompres pada
Penggunaan incubator Tekanan darah dalam batas normal dahi, leher, dada. Abdomen, aksila)
Anjurkan tirah baring
Gejala dan Tanda Mayor Kolaborasi pemberian cairan dan
Suhu tubuh di atas nilai normal elektrolit intravena
Efek agen farmakologis (mis. Sulit bicara menurun dalam hingga 3 kali
Terpajan polutan
Manajemen Jalan Nafas
Terapi Oksigen
Monitor kecepatan aliran oksigen
Monitor posisi alat terapi oksigen
Monitor aliran oksigen secara
periodic dan pastikan fraksi yang
diberikan cukup
Monitor efektifitas terapi oksigen
(mis. Oksimetri, Analisa gas darah)
Monitor kemampuan melepaskan
oksigen saat makan
Monitor tanda-tanda hipoventilasi
Monitor tanda dan gejala toksikasi
oksigen dan atelectasis
Monitor tingkat kecemasan akibat
terapi oksigen
Monitor integritas mukosa hidung
akibat pemasangan oksigen
Bersihkan secret pada mulut,
hidung dan trakea
Pertahankan kepatenan jalan napas
Siapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
Beriakn oksigen tambahan
Gunakan perangkat oksigen yang
sesuai dengan tingkat mobilitas
pasien
Tetap berikan oksigen saat pasien
di transportasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen di rumah
Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat
aktivitas dan/atau tidur
Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pemantauan Respirasi
selama ….. x 24 jam diharapkan Monitor frekuensi, irama,
Penyebab pertukaran gas pasien meningkat dengan kedalaman, dan upaya nafas
Ketidakseimbangan ventilasi- kriteria hasil : Monitor pola nafas (seperti
perfusi Pertukaran Gas: bradypnea, takipnea, hiperventilasi,
Perubahan membrane alveolus- Tingkat kesadaran meningkat kussmaul, Cheyne-stokes, biot,
kapiler Dispnea menurun ataksis)
Bunyi nafas tambahan menurun Monitor kemampuan batuk efektif
Tanda dan Gejala Mayor Pusing menurun Monitor adanya produksi sputum
Dispnea Penglihatan kabur menurun Monitor adanya sumbatan jalan
PCO2 meningkat/menurun Diaforesis menurun nafas
P O2 menurun Gelisah menurun Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Takikardi Nafas cuping hidung menurun Auskultasi bunyi nafas
pH arteri meningkat/menurun PCO2 membaik Monitor saturasi oksigen
Bunyi nafas tambahan PO2 membaik Monitor nilai AGD
Kurang terpapar informasi tentang Edema perifer menurun Monitor tingkat kesadaran dan
faktor pemberat (mis, merokok, Nyeri ekstremitas menurun respon pupil
gaya hidup kurang gerak, obesitas, Parastesia menurun Periksa riiwayat alergi
imobilitas) Kelemahan otot menurun
Kram otot menurun Terapeutik
Kondisi Klinis terkait Bruit femoralis menurun Berikan oksigen untuk
Arterosklerosis Nekrosis menurun mempertahankan saturasi oksigen
Raynaud’s disease Pengisian kapiler cukup membaik >94%
Trombosis arteri Akral cukup membaik Persiapkan intubasi dan ventilasi
Atritis rheumatoid Turgor kulit cukup membaik mekanis, jika perlu
Leriche’s syndrome Tekanan darah sistolik cukup Pasang jalur IV, jika perlu
Aneurisma membaik Pasang kateter urine untuk menilai
Buerger’s disease Tekanan darah diastolic cukup produksi urine, jika perlu
Varises membaik Lakukan skin test untuk mencegah
Diabetes melitus Tekanan arteri rata-rata cukup reaksi alergi
Hipotensi membaik
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian IV, jika
perlu
Kolaborasi pemberian transfuse
darah, jika perlu
Kolaborasi antiinflamasi, jika perlu
Perawatan sirkulasi
Observasi
Periksa sirkulasi perifer (mis, nadi
perifer, edema, pengisian kapiler,
warna, suhu, ABI)
Identifikasi faktor risiko gangguan
sirkulasi (mis, diabetes, perokok,
orang tua, hipertensi dan kadar
kolesterol tinggi)
Monitor panas, kemerahan, nyeri
atau bengkak pada ekstremitas
Terapeutik
Hindari pemasangan infus atau
pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi
Hindari pengukuran tekanan darah
pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
Hindari penekanan dan
pemasangan tourniquet pada area
yang cidera
Lakukan pencegahan infeksi
Lakukan perawatan kaki dan kuku
Lakukan hidrasi
Edukasi
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan berolahraga rutin
Anjurkan mengecek air mandi
untuk menghindari kulit terbakar
Anjurkan menggunakan obat
penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun
kolesterol, jika perlu
Anjurkan minum obat pengontrol
tekanan darah secara teratur
Anjurkan menghindari penggunaan
obat penyekat beta
Aanjurkan melakukan perawatan
kulit yang tepat (mis,
melembabkan kulit yang kering
pada kaki)
Anjurkan program rehabilitasi
vascular
Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (mis, rendah
lemak jenuh, minyak ikan omega 3)
Informasikan tanda dan gejala darurat yang
harus dilaporkan (mis, rasa sakit yang tidak
hilang saat istirahat, luka tidak sembuh,
hilangnya rasa)
Risiko hypovolemia Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hipovolemia
selama … x … jam, diharapkan tidak Periksa tanda dan gejala hipovolemia
Faktor risiko : terjadi kekurangan cairan dengan kriteria (mis. frekuensi nadi meningkat, nadi
Kehilangan cairan secara aktif hasil : teraba lemah, dsb)
Gangguan absorbsi cairan Status cairan Monitor intake dan output cairan
Usia lanjut Frekuensi nadi dalam batas normal Hitung kebutuhan cairan
Kelebihan berat badan Membran mukosa lembab Berikan asupan cairan oral
Status hipermetabolik Perasaan lemah berkurang Kolaborasi pemberian cairan IV
Kegagalan mekanisme regulasi Tekanan nadi kuat isotonis (mis. NaCl, RL)
Evaporasi Turgor kulit baik Kolaborasi pemberian cairan IV
Kekurangan intake cairan Intake cairan adekuat hipotonis (mis. glukosa 2,5%, NaCl
Efek agen farmakologis Suhu tubuh dalam batas normal 0,4%)
Kolaborasi pemberian produk darah
Kondisi klinis
Penyakit Addison Pemantauan cairan
Trauma/ perdarahan Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
Suhu lingkungan yang ekstrem Kerusakan lapisan kulit menurun Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
pada tonjolan tulang, gesekan) Perdarahan menurun Lakukan pemijatan pada area
Perawatan Luka
Observasi
Monitor karakteristik luka (mis,
drainase, warna, ukuran, bau)
Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik
Lepaskan balutan dan plester
secara perlahan
Cukur rambut disekitar daerah
luka, jika perlu
Bersihkan dengan cairan NaCl
atau pembersih nontoksik, sesuai
kebutuhan
Bersihkan jaringan nekrotik
Berikan salep yag sesuai ke kulit /
lesi, jika perlu
Pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahankan teknik steril saat
melakukan perawatan luka
Ganti balutan sesuai jumlah
eksudat dan drainase
Jadwalkan perubahan posisi setiap
2 jam atau sesuai kondiis pasien
Berikan diet dengan kalori 30-35
kkal/kgBB/hari dengan protein
1,25-1,5 g/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan
mineral (mis, vitamin A, vitamin
C, zinc, asam amino), sesuai
indikasi
Berikan terapi TENS (stimulasi
saraf transcutaneous), jika perlu
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dan protein
Ajarkan prosedur perawatan luka
secara mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi prosedur debridement
(mis. Enzimatik, biologis,
mekanis, autolitik), jika perlu
Kolaborasi pemberian antibiotic,
jika perlu
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
Gangguan Mobilitas Fisik Setelah diberikan asuhan keperawatan Dukungan Ambulasi
Penyebab selama … x … jam, diharapkan masalah Observasi
Kerusakan integritas struktur gangguan mobilitas fisik teratasi dengan Identifikasi adanya nyeri atau
tulang kriteria hasil: keluhan fisik lainnya
Perubahan metabolism Mobilitas Fisik Identifikasi toleransi fisik
Ketidakbugaran fisik Pergerakan ekstremitas meningkat melakukan ambulasi
Penurunan kendali otor Kekuatan otot meningkat Monitor frekuensi jantung dan
Penurunan massa otot Rentang gerak (ROM) meningkat tekanan darah sebelum memulai
Penurunan kekuatan otot Nyeri menurun ambulasi
Gangguan musculoskeletal Kelemahan fisik menurun dengan alat bantu (mis, tongkat,
kruk)
Gangguan neuromuscular
Fasilitasi melakukan mobilisasi
Indeks masa tubuh diatas persentil
fisik, jika perlu
ke-75 sesuai usia
Libatkan keluarga untuk
Efek agen farmakologis
membantu pasien dalam
Program pembatasan gerak
meningkatkan ambulasi
Nyeri
Kurang terpapar informasi tentang Edukasi
aktivitas fisik Jelaskan tujuan dan prosedur
Kecemasan ambulasi
Gangguan kognitif Anjurkan melakukan ambulasi dini
Keengganan melakukan Ajarkan ambulasi sederhana yang
pergerakan harus dilakukan (mis, berjalan dari
Gangguan sensori persepsi tempat tidur ke kursi roda, berjalan
dari tempat tidur ke kamar mandi,
Gejala dan Tanda Mayor berjalan sesuai toleransi)
Mengeluh sulit menggerakkan
ekstremitas Dukungan Mobilisasi
Kekuatan otot menurun Observasi
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
Anjurkan melakukan mobilisasi
dini
Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis, duduk di
tempat tidur, duduk di sisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi)
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
Risiko Syok Setelah diberikan asuhan keperawatan Pencegahan Syok
Faktor Risiko selama … x … jam, diharapkan masalah Observasi
Hipoksemia risiko syok tidak terjadi dengan kriteria Monitor status kardiopulmonal
Hipoksia hasil: (frekuensi dan kekuatan nadi,
Hipotensi Tingkat Syok frekuensi nafas, TD, MAP)
Kekurangan volume cairan Kekuatan nadi meningkat Monitor status oksigenasi
Sepsis Output urine meningkat (oksimetri nadi, AGD)
Sindrom respon inflamasi sistemik Tingkat kesadaran meningkat Monitor status cairan (masukan
(systemic inflammatory response Saturasi oksigen meningkat dan haluaran, turgor kulit, CRT)
syndrome (SIRS)) Akral dingin menurun Monitor tingkat kesadaran dan
Pucat menurun respon pupil
Kondisi Klinis Terkait Haus menurun Periksa riwayat alergi
Perdarahan Konfusi menurun
Trauma multiple Letargi menurun Terapeutik
Cedera medulla spinalis Tekanan darah diastolic membaik Persiapkan intubasi dan ventilasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian IV, jika
perlu
Kolaborasi pemberian transfuse
darah, jika perlu
Kolaborasi pemberian
antiinflamasi, jika perlu
Pemantauan Cairan
Observasi
Monitor frekuensi dan kekuatan
nadi
Monitor frekuensi nafas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian kapiler
Monitor elastisitas atau turgor
kulit
Monitor jumlah, warna dan berat
jenis urine
Monitor kadar albumin dan protein
total
Monitor hasil pemeriksaan serum
(mis, osmolaritas serum,
hematocrit, natrium, kalium,
BUN)
Monitor intake dan output cairan
Identifikasi tanda-tanda
hypovolemia (mis, frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah,
tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membrane mukosa
kering, volume urine menurun,
hematocrit meningkat, haus,
lemah, konsentrasi urine
meningkat, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
Identifikasi tanda-tanda
hypervolemia (mis, dyspnea,
edema perifer, edema anasarca,
JVP meningkat, CVP meningkat,
reflex hepatojugular positif, berat
bdaan menurun dalam waktu
singkat)
Monitor tanda-tanda infeksi dan
perdarahan pada sisi insersi
Monitor tanda-tanda komplikasi
akibar pemasangan selang (mis,
pneumothoraks, selang tertekuk,
embolisme udara)
Terapeutik
Dampingi pasien saat pemasangan
dan pelepasan kateter jalur
hemodinamik
Lakukan tes Allen untuk menilai
kolateral ulnaris sebelum kanulasi
pada arteri radialis
Pastikan set selang terangkai dan
terpasang dengan tepat
Konfirmasi ketepatan posisi selang
dengan pemeriksaan x-ray, jika
perlu
Posisikan transduser pada atrium
kanan (aksis flebostatik) setiap 4-
12 jam untuk mengkalibrasi dan
mentitiknolkan perangkat
Pastika balon deflasi dan kembali
ke posisi normal setelah
pengukuran tekanna baji arteri
paru (PAWP)
Ganti selang dan cairan infus
setiap 24-72 jam, sesuai protocol
Ganti balutan pada area insersi
dengan teknik steril
Atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
Anjurkan membatasi
gerak/aktivitas selama kateter
terpasang