suplai O2 ke jaringan turun. Klien jika sudah dalam keadaan yang kronis juga dapat
mengalami pernapasan cuping hidung, hal ini terjadi.karena kegagalan ginjal untuk
membuang limbah metabolik sehingga terjadiasidosis metabolik.
3 ) Dada
Pemeriksaan dada pada klien hidronefrosis biasanya masih belum didapatkan kelainan
5) Kulit Pemeriksaan kulit pada klien hidronefrosis kemungkinan dapat terjadi pucat,lembab.
Hal ini terjadi karena ginjal mengalami gangguan sehingga produksieritropoeitin menurun
dan suplai O2 ke jaringan juga menurun
6) Genetalia dan Rektum Pada klien hidronefrosis kemungkinan bisa ditemukan terabanya
massa jika hidronefrosis disebabkan oleh tumor. Selain itu, juga dapat diperoleh adanya
pembesaran prostat jika keadaan tersebut disebabkan oleh BPH.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisik
2. Gangguan rasa nyaman b/d gejala penyakit
3. Gangguan pola eliminasi urin b/d sedikit urin yang dikeluar
Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
relaksasi nafas dalam)
Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri)
Fasilitas istirahat dan tidur
Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.
Edukasi
Jelaskan penyebab,periode dan
pemicu nyeri
Jelaskan strategi meredakan nyeri
Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri.
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
Edukasi
Jelaskan tujuan, manfaat, Batasan, dan
jenis relaksasi yang tersedia (misalnya:
musik, pengobatan, napas dalam,
relaksasi otot progresif)
Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi
yang dipilih
Anjurkan mengambil posisi nyaman
Anjurkan rileks dan rasakan sensasi
relaksasi
Anjurkan sering berulang atau melatih
Teknik yang dipilih
Demonstrasikan dan latih Teknik
relaksasi (mis: dalam napas, peregangan,
atau mesin terbimbing)
Gangguan Pola Eliminasi Urine Setelah dilakukan asuhan Manajemen Eliminasi Urin (I.04152)
(D.0040) keperawatan x 24 jam
Penyebab diharapkan Eliminasi Observasi
Penurunan kapasitas kandung urine membaik dengan Identifikasi tanda dan gejala retensi atau
kemih inkontinensia urin
kriteria hasil:
Iritasi kandung kemih Identifikasi faktor yang menyebabkan
Eliminasi Urin retensi atau inkontinensia urin
Penurunan kemampuan
Membaik (L.04034) Monitor eliminasi urin (mis. frekuensi,
menyadari tanda-tanda
gangguan kandung kemih konsistensi, aroma, volume, dan warna)
Efek tindakan medis dan
diagnostik (mis. operasi ginjal, Terapeutik
operasi saluran kemih, anestesi, Catat waktu-waktu dan haluaran
dan obat-obatan) berkemih
Kelemahan otot pelvis Batasi asupan cairan, jika perlu
Ketidakmampuan mengakses Ambil sampel urin tengah (midstream)
toilet (mis. imobilisasi) atau kultur
Hambatan lingkungan
Ketidakmampuan
mengkomunikasikan kebutuhan
eliminasi Edukasi
Outlet kandung kemih tidak Ajarkan tanda dan gejala infeksi saluran
lengkap (mis. anomali saluran berkemih
kemih kongenital) Ajarkan mengukur asupan cairan dan
Imaturitas (pada anak usia < 3 haluaran urin
tahun) Ajarkan mengambil spesimen urin
midstream
Ajarkan mengenali tanda berkemih dan
waktu yang tepat untuk berkemih
Ajarkan terapi modalitas penguatan otot-
otot panggul/berkemihan
Anjurkan minum yang cukup, jika tidak
ada kontraindikasi
Anjurkan mengurangi minum menjelang
tidur
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian obat supositoria
uretra, jika perlu
D. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses perawatan. Implementasi
merupakan tahap pengerjaan atau tindakan dari intervensi yang telah disusun dengan
maksud agar kebutuhan pasien dapat terpenuhi secara optimal. Implementasi
keperawatan terhadap pasien diberikan secara urut sesuai dengan prioritas masalah
yang sudah dibuat dalam rencana tindakan asuhan keperawatan, termasuk didalamnya
nomor urut dan waktu ditegakkannya suatu pelaksanaan keperawatan (Basri, 2020).
E. Evaluasi
Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian tujuan serta pengkajian ulang rencana
keperawatan. Evaluasi menilai respons pasien meliputi subjektif, objektif, assesment
dan planning (Basri, 2020). Adapun indikator evaluasi yang diharapkan dari diagnosis
keperawatan sesuai dengan kriteria hasil yang tertera dalam standar luaran keperawatan
Indonesia, (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2018).
DAFTAR PUSTAKA
Diss.UniverstitasKusumaHusadaSurkarta,2021.
Black, Joyce M., and Jane Hokanson Hawks. Medical Surgical Nursing:Elimination, Renal and
Urinary Systems Disorders. Elsevier HealthSciences,2021.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:
Dewan Pengurus Pusat.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP
PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: DPP
PPNI.
Zamzami, Zuhirman. 2018. “Penatalaksanaan Terkini Batu Saluran Kencing DiRSUD Arifin Achmad
Pekanbaru, Indonesia.” Jurnal Kesehatan Melayu1(2):60.
Zulfa Choirul Cahya Fadilah, Zulfa. Asuhan Keperawatan pada pasien Hidronefrosis dengan
Pemenuhan Kebutuhan Fisiologi. Diss. Universitas Kusuma Husada Surakarta, 2021