Intervensi Keperawatan
Pemberian Analgetik
Observasi
Identifikasi karakteristik nyeri
( mis: pencetus, Pereda, kualitas,
lokasi, intensitas, frekuensi,
durasi)
Identifikasi riwayat alergi obat
Identifikasi kesesuaian jenis
analgetik (mis: narkotika, non
narkotik atau NSAID) dengan
tingkat keparahan nyeri
Monitor tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah pemberian
analgetik
Monitor efektivitas analgetik
Terapeutik
Diskusikan jenis analgetik yang
disukai untuk mencapai analgesial
optimal, jika perlu
Pertimbangkan penggunaan infus
continue, atau bolus oploid untuk
mempertahankan kadar dalam
serum
Tetapkan target efektifitas
analgetik untuk mengoptimalakan
respon pasien
Dokumentasikan respon terhadap
efek analgetik dan efek yang tidak
diinginkan
Edukasi
Jelaskan efek terapi dan efek
samping obat
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian dosis
dan analgetik, sesuai indikasi
Muntah perlu
Regurgitasi Hentikan pemberian makanan
Pengosongan lambung cepat melalui selang nasogastric jika
Distensi abdomen asupan oral dapat ditoleransi
Diare Edukasi
gesekan) atau faktor elektris Kemerahan menurun Lakukan pemijatan pada area
(elektrodiatermi, energi listrik penonjolan tulang, jika perlu
Hematoma menurun
bertegangan tinggi) Bersihkan perineal dengan air
Pigmentasi abnormal menurun
Terapi radiasi hangat, terutama selama periode
Jaringan parut nekrosis menurun
Kelembapan diare
Abrasi kornea menurun
Proses penuaan Gunakan produk berbahan
Suhu kulit membaik
Neuropati perifer petrolium atau minyak pada kulit
Sensasi membaik
kering
Perubahan pigmentasi 1. Tekstur membaik
Gunakan produk berbahan ringan
Perubahan hormonal Pertumbuhan rambut membaik
atau alami dan hipoalergik pada
Penekanan pada benjolan tulang
kulit sensitif
Kurang terpapar informasi tentang
Hindari produk berbahan dasar
upaya mempertahankan/
alkohol pada kulit kering
melindungi integritas jaringan
Edukasi
Kondisi Klinis Terkait
Anjurkan menggunakan pelembab
Imobilisasi
(mis. Lotion, serum)
Gagal jantung kongestif
Gagal ginjal Anjurkan minum air yang cukup
Diabetes melitus Anjurkan meningkatkan asupan
Imunodefisiensi (mis. AIDS nutrisi
Kateterisasi jantung Anjurkan meningkatkan asupan
buah dan sayur
Anjurkan menghindari terpapar
suhu ekstrim
Anjurkan menggunakan tabir surya
spf minimal 30 saat berada diluar
rumah
Anjurkan mandi dan menggunakan sabun
secukupnya
Risiko defisit nutrisi Setelah diberikan asuhan keperawatan SIKI: Pemberian makanan parenteral
selama … x … jam, diharapkan masalah Identifikasi terapi yang diberikan
Faktor risiko : defisit nutrisi membaik dengan kriteria sesuai untuk usia, kondisi, dosis,
Ketidakmampuan menelan makanan hasil: kecepatan, dan rute
Ketidakmampuan mencerna makanan SLKI : Status Nutrisi Monitor tanda inflamasi, flebitis, dan
Ketidakmampuan mengabsorbsi Kekuatan otot mengunyah meningkat thrombosis
nutrien Kekuatan otot menelan menelan Monitor nilai laboratorium (mis.
Peningkatan kebutuhan metabolisme meningkat BUN, kreatinin, gula darah, elektrolit,
Faktor ekonomi (mis. finansial tidak Verbalisasi keinginan untuk faat, hepar)
mencukupi) meningkatkan nutrisi Monitor berat badan
Faktor psikologis (mis. stres, Pengetahuan tentang pilihan makanan Monitor produksi urine
keenggann untuk makan) yang sehat meningkat Monitor jumlah cairan yang masuk
Pengetahuan tentang pilihan minuman dan keluar
Kondisi klinis terkait : yang sehat meningkat Berikan label pada wadah makanan
Stroke Pengetahuan tentang standar asupan parenteral dengan tanggal, waktu dan
Parkinson nutrisi yang tepat meningkat inisial perawat
Mobius palsy Perasaan cepat kenyang menurun Pastikan alarm infus dihidupkan dan
Cleft lip Nyeri abdomen menurun berfungsi, jika tersedia
Amytropic lateral sclerosis Sariawan tidak ada Hindari pengambilan sampel darah
Kerusakan neuromuscular Rambut rontok tidak ada dan pemberian obat pada selang
Pemantauan nutrisi :
Timbang berat badan
Ukur antroprometrik komposisi tubuh
(mis. Indeks massa tubuh, pengukuran
pinggang, dan ukuran lipatan kulit)
Hitung perubahan berat badan
Dokumentasikan hasil pemantauan
Konseling laktasi
Identifikasi keadaan emosional ibu
saat akan dilakukan konseling
menyusui
Identifikasi keinginan dan tujuan
menyusui
Identifikasi permasalahan yang ibu
alami selama proses menyusui
Gunakan teknik mendengarkan aktif
(mis. Duduk sama tinggi, dengarkan
permasalahan ibu)
Ajarkan teknik menyusui yang tepat
sesuai kebutuhan ibu
Ikterik Neonatus Setelah dilakukan asuhan keperawatan Fototerapi Neonatus
selama … x 24 jam diharapakan adaptasi
Penyebab : neonatus membaik dengan kriteria hasil : Observasi
Penurunan berat badan abnormal (7- Berat badan meningkat Monitor ikterik pada sklera dan kulit
8% pada bayi baru lahir, yang Membran mukosa kuning menurun bayi
menyusu ASI 15% pada bayi cukup Kulit kuning menurun Identifikasi kebutuhan cairan sesuai
bulan) Sklera kuning menurun dengan usia gestasi dan berat badan
Pola makan tidak ditetapkan dengan Prematuritas menurun Monitor suhu dan tanda vital setiap 4
baik Keterlambatan pengeluaran feses jam sekali
Kesulitan transisi ke kehidupan ekstra menurun Monitor efek samping fototerapi
uterin Aktivitas ekstermitas membaik (mis. Hipertermi, diare, rush pada
Usia kurang dari 7 hari Respon terhadap stimulus sensorik kulit, penurunan berat badan lebih
Keterlambatan pengeluaran feses membaik dari 8-10%)
(mekonium) Terapeutik
Siapkan lampu fototerapi dan
Gejala dan Tanda : incubator atau kotak bayi
Objektif Lepaskan pakaian bayi kecuali popok
Profil darah abnormal (hemolysis, Berikan penutup mata (eye protector/
bilirubin serum total 2mg/dL, niliband) pada bayi
bilirubin serum total pada rentang Ukur jarak antara lampu dan
risiko tinggi menurut usia pada permukaan kulit bayi (30cm atau
normogram spesifik waktu) tergantung spesifikasi lampu
Membran mukosa kuning fotterapi)
Kulit kuning Biarkan tubuh bayi terpapar sinar
Sklera kuning fototerapi secara berkelanjutan
Ganti segera alas dan popok bayi jik
Kondisi Klinis Terkait BAB/BAK
Neonatus Gunakan linen berwarna putih agar
Bayi Prematur memantulkan cahaya sebanyak
mungkin
Edukasi
Anjurkan ibu menyusu sekitar 20- 30
menit
Anjurkan ibu menyusu sesering
mungkin
Kolaborasi
Kolaborasi pemeriksaan darah vena
bilirubin direk dan indirek
Perawatan Bayi
Observasi
Monitor tanda-tanda vital bayi
(terutama suhu 36,5°C – 37,5°C)
Terapeutik
Mandikan bayi dengan suhu ruangan
21-24°C
Mandikan bayi dalam waktu 5-10
menit dan 2 kali dalam sehari
Rawat tali pusat secara terbuka (tali
pusat tidak dibungkus apapun)
Bersihkan pangkal dari pusat dengan
lidi kapas yang telah diberi air
matang
Kenakan popok bayi dibawah
umbilikus jika tali pusat belum
terlepas
Lakukan pemijatan bayi
Ganti popok bayi jika basah
Kenakan pakaian bayi dari bahan
katun
Edukasi
Anjurkan ibu menyusui sesuai
kebutuhan bayi
Ajarkan ibu cara merawat bayi
dirumah
Ajarkan cara pemberian makanan
pendamping asi pada bayi 6 bulan
Risiko Termoregulasi Tidak Efektif Setelah diberikan asuhan keperawatan Edukasi pengukuran suhu tubuh
selama .....x24 jam diharapkan Observasi
Faktor Risiko termoregulasi membaik dengan kriteria Identifikasi kesiapan dan kemampuan
Cedera otak akut hasil : menerima informasi
Dehidrasi
Pakaian yang tidak sesuai Menggigil menurun Terapeutik
Peningkatan area permukaan tubuh Kulit kemerahan menurun Sediakan materi dan media pendidikan
terhadap rasio berat badan Kejang menurun kesehatan
Kebutuhan oksigen meningkat Akrosianosis menurun Jadwalkan pendidikan kesehatan
Perubahan laju metabolisme Konsumsi oksigen menurun sesuai kesepakatan
Proses penyakit (mis. Infeksi) Piloereksi menurun Berikan kesempatan untuk bertanya
Suhu lingkungan ekstrem Vasikontriksi perifer menurun Dokumentasikan hasil pengukuran
Suplai lemak subkutan tidak memadai Kutis memorata menurun suhu
Edukasi termoregulasi
Observasi
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
Terapeutik
1. Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
4. Dokumentasikan hasil pengukuran
suhu
Edukasi
1. Ajarkan kompres hangat jika demam
2. Ajarkan cara pengukuran suhu
3. Anjurkan penggunaan pakaian yang
dapat menyerap keringat
4. Anjurkan tetap memandikan pasien,
jika memungkinkan
5. Anjurkan pemberian antipiretik, sesuai
indikasi
6. Anjurkan menciptakan lingkungan
yang nyaman
7. Anjurkan memperbanyak minum
8. Anjurkan penggunaan pakaian yang
longgar
9. Anjurkan minum analgesik jika merasa
pusing, sesuai indikasi
10. Anjurkan melakukan pemeriksaan
darah jika demam lebih dari 3 hari
Perawatan Bayi
Observasi
Monitor tanda-tanda vital bayi
(terutama suhu 36,5°C – 37,5°C
Terapeutik
Mandikan bayi dengan suhu ruangan
21-24°C
Mandikan bayi dalam waktu 5-10
menit dan 2 kali dalam sehari
Rawat tali pusat secara terbuka (tali
pusat tidak dibungkus apapun)
Bersihkan pangkal dari pusat dengan
lidi kapas yang telah diberi air matang
Kenakan popok bayi dibawah
umbilikus jika tali pusat belum
terlepas
Lakukan pemijatan bayi
Ganti popok bayi jika basah
Kenakan pakaian bayi dari bahan
katun
Edukasi
Anjurkan ibu menyusui sesuai
kebutuhan bayi
Ajarkan ibu cara merawat bayi
dirumah
Ajarkan cara pemberian makanan
pendamping asi pada bayi 6 bulan
Hipertermia Setelah dilakukan asuhan keperawatan Manajemen hipertermia
Penyebab selama ... x … jam, diharapkan tidak Identifikasi penyebab hipertermia (mis.
Dehidrasi terjadi hipertermia dengan kriteria hasil : dehidrasi, terpapar lingkungan panasm
Terpapar lingkungan panas Termoregulasi penggunaan incubator)
Proses penyakit (mis. Infeksi, Tidak menggigil Monitor suhu tubuh
kanker) Warna kulit normal Monitor komplikasi akibat hipertermia
Ketidaksesuaian pakaian dengan Tidak kejang Longgarkan atau lepaskan pakaian
suhu lingkungan Tidak pucat Basahi dan kipasi permukaan tubuh
Peningkatan laju metabolism Frekuensi pernapasan normal Berikan cairan oral
Respon trauma Denyut nadi dalam batas normal Lakukan pendinginan eksternal (mis.
Aktivitas berlebihan Suhu tubuh dalam batas normal selimut hipotermia atau kompres pada
Penggunaan incubator Tekanan darah dalam batas normal dahi, leher, dada. Abdomen, aksila)
Anjurkan tirah baring
Gejala dan Tanda Mayor Kolaborasi pemberian cairan dan
Suhu tubuh di atas nilai normal elektrolit intravena
Dispnea nyeri
Terapi Oksigen
Monitor kecepatan aliran oksigen
Monitor posisi alat terapi oksigen
Monitor aliran oksigen secara
periodic dan pastikan fraksi yang
diberikan cukup
Monitor efektifitas terapi oksigen
(mis. Oksimetri, Analisa gas
darah)
Monitor kemampuan melepaskan
oksigen saat makan
Monitor tanda-tanda hipoventilasi
Monitor tanda dan gejala toksikasi
oksigen dan atelectasis
Monitor tingkat kecemasan akibat
terapi oksigen
Monitor integritas mukosa hidung
akibat pemasangan oksigen
Bersihkan secret pada mulut,
hidung dan trakea
Pertahankan kepatenan jalan napas
Siapkan dan atur peralatan
pemberian oksigen
Beriakn oksigen tambahan
Gunakan perangkat oksigen yang
sesuai dengan tingkat mobilitas
pasien
Tetap berikan oksigen saat pasien
di transportasi
Ajarkan pasien dan keluarga cara
menggunakan oksigen di rumah
Kolaborasi penentuan dosis
oksigen
Kolaborasi penggunaan oksigen saat
aktivitas dan/atau tidur
Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan asuhan keperawatan Pemantauan Respirasi
selama ….. x 24 jam diharapkan Monitor frekuensi, irama,
Penyebab pertukaran gas pasien meningkat dengan kedalaman, dan upaya nafas
Ketidakseimbangan ventilasi- kriteria hasil : Monitor pola nafas (seperti
perfusi Pertukaran Gas: bradypnea, takipnea,
Perubahan membrane alveolus- Tingkat kesadaran meningkat hiperventilasi, kussmaul, Cheyne-
kapiler Dispnea menurun stokes, biot, ataksis)
Bunyi nafas tambahan menurun Monitor kemampuan batuk efektif
Tanda dan Gejala Mayor Pusing menurun Monitor adanya produksi sputum
Dispnea Penglihatan kabur menurun Monitor adanya sumbatan jalan
PCO2 meningkat/menurun Diaforesis menurun nafas
P O2 menurun Gelisah menurun Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
Takikardi Nafas cuping hidung menurun Auskultasi bunyi nafas
pH arteri meningkat/menurun PCO2 membaik Monitor saturasi oksigen
Bunyi nafas tambahan PO2 membaik Monitor nilai AGD
Posisi tubuh yang menghambat Ortopnea menurun kedalaman, dan upaya nafas
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian IV, jika
perlu
Kolaborasi pemberian transfuse
darah, jika perlu
Kolaborasi antiinflamasi, jika
perlu
Perawatan sirkulasi
Observasi
Periksa sirkulasi perifer (mis, nadi
perifer, edema, pengisian kapiler,
warna, suhu, ABI)
Identifikasi faktor risiko gangguan
sirkulasi (mis, diabetes, perokok,
orang tua, hipertensi dan kadar
kolesterol tinggi)
Monitor panas, kemerahan, nyeri
atau bengkak pada ekstremitas
Terapeutik
Hindari pemasangan infus atau
pengambilan darah di area
keterbatasan perfusi
Hindari pengukuran tekanan darah
pada ekstremitas dengan
keterbatasan perfusi
Hindari penekanan dan
pemasangan tourniquet pada area
yang cidera
Lakukan pencegahan infeksi
Lakukan perawatan kaki dan kuku
Lakukan hidrasi
Edukasi
Anjurkan berhenti merokok
Anjurkan berolahraga rutin
Anjurkan mengecek air mandi
untuk menghindari kulit terbakar
Anjurkan menggunakan obat
penurun tekanan darah,
antikoagulan, dan penurun
kolesterol, jika perlu
Anjurkan minum obat pengontrol
tekanan darah secara teratur
Anjurkan menghindari
penggunaan obat penyekat beta
Aanjurkan melakukan perawatan
kulit yang tepat (mis,
melembabkan kulit yang kering
pada kaki)
Anjurkan program rehabilitasi
vascular
Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (mis,
rendah lemak jenuh, minyak ikan
omega 3)
Informasikan tanda dan gejala darurat
yang harus dilaporkan (mis, rasa sakit
yang tidak hilang saat istirahat, luka tidak
sembuh, hilangnya rasa)
Risiko hypovolemia Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hipovolemia
selama … x … jam, diharapkan tidak Periksa tanda dan gejala hipovolemia
Faktor risiko : terjadi kekurangan cairan dengan kriteria (mis. frekuensi nadi meningkat, nadi
Kehilangan cairan secara aktif hasil : teraba lemah, dsb)
Gangguan absorbsi cairan Status cairan Monitor intake dan output cairan
Usia lanjut Frekuensi nadi dalam batas normal Hitung kebutuhan cairan
Kelebihan berat badan Membran mukosa lembab Berikan asupan cairan oral
Status hipermetabolik Perasaan lemah berkurang Kolaborasi pemberian cairan IV
Kegagalan mekanisme regulasi Tekanan nadi kuat isotonis (mis. NaCl, RL)
Evaporasi Turgor kulit baik Kolaborasi pemberian cairan IV
Kekurangan intake cairan Intake cairan adekuat hipotonis (mis. glukosa 2,5%, NaCl
Kondisi klinis
Penyakit Addison Pemantauan cairan
Suhu lingkungan yang ekstrem Kerusakan lapisan kulit menurun Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
Perawatan Luka
Observasi
Monitor karakteristik luka (mis,
drainase, warna, ukuran, bau)
Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik
Lepaskan balutan dan plester
secara perlahan
Cukur rambut disekitar daerah
luka, jika perlu
Bersihkan dengan cairan NaCl
atau pembersih nontoksik, sesuai
kebutuhan
Bersihkan jaringan nekrotik
Berikan salep yag sesuai ke kulit /
lesi, jika perlu
Pasang balutan sesuai jenis luka
Pertahankan teknik steril saat
melakukan perawatan luka
Ganti balutan sesuai jumlah
eksudat dan drainase
Jadwalkan perubahan posisi setiap
2 jam atau sesuai kondiis pasien
Berikan diet dengan kalori 30-35
kkal/kgBB/hari dengan protein
1,25-1,5 g/kgBB/hari
Berikan suplemen vitamin dan
mineral (mis, vitamin A, vitamin
C, zinc, asam amino), sesuai
indikasi
Berikan terapi TENS (stimulasi
saraf transcutaneous), jika perlu
Edukasi
Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Anjurkan mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dan protein
Ajarkan prosedur perawatan luka
secara mandiri
Kolaborasi
Kolaborasi prosedur debridement
(mis. Enzimatik, biologis,
mekanis, autolitik), jika perlu
Kolaborasi pemberian antibiotic,
jika perlu
Terapeutik
Fasilitasi aktivitas mobilisasi
dengan alat bantu (mis, pagar
tempat tidur)
Fasilitasi melakukan pergerakan,
jika perlu
Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
Anjurkan melakukan mobilisasi
dini
Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis, duduk di
tempat tidur, duduk di sisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi)
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
Risiko Syok Setelah diberikan asuhan keperawatan Pencegahan Syok
Faktor Risiko selama … x … jam, diharapkan masalah Observasi
Hipoksemia risiko syok tidak terjadi dengan kriteria Monitor status kardiopulmonal
Hipoksia hasil: (frekuensi dan kekuatan nadi,
Hipotensi Tingkat Syok frekuensi nafas, TD, MAP)
Sindrom respon inflamasi sistemik Tingkat kesadaran meningkat Monitor status cairan (masukan
(systemic inflammatory response Saturasi oksigen meningkat dan haluaran, turgor kulit, CRT)
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian IV, jika
perlu
Kolaborasi pemberian transfuse
darah, jika perlu
Kolaborasi pemberian
antiinflamasi, jika perlu
Pemantauan Cairan
Observasi
Monitor frekuensi dan kekuatan
nadi
Monitor frekuensi nafas
Monitor tekanan darah
Monitor berat badan
Monitor waktu pengisian kapiler
Monitor elastisitas atau turgor
kulit
Monitor jumlah, warna dan berat
jenis urine
Monitor kadar albumin dan protein
total
Monitor hasil pemeriksaan serum
(mis, osmolaritas serum,
hematocrit, natrium, kalium,
BUN)
Monitor intake dan output cairan
Identifikasi tanda-tanda
hypovolemia (mis, frekuensi nadi
meningkat, nadi teraba lemah,
tekanan darah menurun, tekanan
nadi menyempit, turgor kulit
menurun, membrane mukosa
kering, volume urine menurun,
hematocrit meningkat, haus,
lemah, konsentrasi urine
meningkat, berat badan menurun
dalam waktu singkat)
Identifikasi tanda-tanda
hypervolemia (mis, dyspnea,
edema perifer, edema anasarca,
JVP meningkat, CVP meningkat,
reflex hepatojugular positif, berat
bdaan menurun dalam waktu
singkat)
Monitor tanda-tanda infeksi dan
perdarahan pada sisi insersi
Monitor tanda-tanda komplikasi
akibar pemasangan selang (mis,
pneumothoraks, selang tertekuk,
embolisme udara)
Terapeutik
Dampingi pasien saat pemasangan
dan pelepasan kateter jalur
hemodinamik
Lakukan tes Allen untuk menilai
kolateral ulnaris sebelum kanulasi
pada arteri radialis
Pastikan set selang terangkai dan
terpasang dengan tepat
Konfirmasi ketepatan posisi selang
dengan pemeriksaan x-ray, jika
perlu
Posisikan transduser pada atrium
kanan (aksis flebostatik) setiap 4-
12 jam untuk mengkalibrasi dan
mentitiknolkan perangkat
Pastika balon deflasi dan kembali
ke posisi normal setelah
pengukuran tekanna baji arteri
paru (PAWP)
Ganti selang dan cairan infus
setiap 24-72 jam, sesuai protocol
Ganti balutan pada area insersi
dengan teknik steril
Atur interval waktu pemantauan
sesuai dengan kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
Anjurkan membatasi
gerak/aktivitas selama kateter
terpasang