Anda di halaman 1dari 1

REFLEKTIF TENTANG PERAN FAMILY CENTER CARE SELAMA BEKERJA

Reflektif saya mengenai family center care selama bekerja adalah kejadian ini terjadi pada bulan Juni
2016. Peristiwa ini terjadi di unit rawat inap tempat saya bekerja. Pada saat itu saya sedang dinas sore
dan berada di ruang HD mempersiapkan peralatan HD untuk hari berikutnya, dan saya mendapat info
bahwa ada pasien rawat inap atas nama Ny. S umur 54 tahun yang akan rencana cito HD namun
keluarga masih berunding.

Setelah selesai mempersiapkan alat, pukul 20.00 saya visit ke ruang perawatan NY. S, awalnya saya
melihat status beliau dengan diagnose DM, diare akut dehidrasi berat, AKI, Ureum 143, Creatinin 6,2, Hb
10, rencana dilakukan HD Cito namun keluarga masih berunding. Saat itu Ny. S sedang ditemani oleh
keluarganya. Saya mengkaji kondisi Ny. S, tensi 130/92mmhg, nadi 88kali/menit, respirasi 30kali/menit
dan dangkal, terpasang furosemide pump 20mg/jam, produksi urine 200cc/12jam.

Saya menanyakan kepada keluarga Ny. S, apakah keputusan sudah diambil, salah seorang anak beliau
mengatakan belum mengambil keputusan karena mereka tidak mendapat Ny. S sakit sebelumnya, takut
akan tindakan hemodialisa dan pemasangan CVC untuk akses hemodialisa, padahal Ny. S masuk rumah
sakit hanya karena diare saja. Keluarga Ny. S juga berpendapat bahwa jika HD sekali maka akan
ketergantungan.

Saya mencoba menjelaskan dari sisi keperawatan bahwa tindakan HD ini sangat di anjurkan dengan
kondisi Ny. S , namun keluarga tetap menolak untuk dilakukan tindakan malam itu meskipun juga telah
dijelaskan oleh dokter. Saya menghargai keputusan keluarga sehingga saya mencoba menghubungi
dokter penanggung jawab HD untuk mencari solusi. Menurut dokter penanggung jawab HD bahwa acc
apabila keluarga menolak.

Kemudian saya memberikan lembar penolakan tindakan medis kepada keluarga untuk diisi, dan mereka
setuju untuk tidak dilakukan hemodialisa malam itu, dengan semua resiko yang akan terjadi pada Ny. S.

Keesokan harinya keluarga lalu setuju dilakukan hemodialisa, sekitar 10 kali tindakan hemodialisa
dijalani Ny. S sampai kadar ureum kreatininnya menurun dan tidak terjadi peningkatan ureum kreatinin
lagi dan tidak HD lagi.

Peristiwa ini saya jadikan reflektif karena saya melihat bahwa keluarga sangat berperan penting dalam
pengambilan keputusan pada pasien.

Anda mungkin juga menyukai