Anda di halaman 1dari 8

Asuhan Keperawatan Pada Dengan Dispepsia

Ny. W di Ruangan Edelweis Rumah Sakit Bhayangkara Kupang

Oleh

Nama : Carmila Aria De Araujo


NIM : PO 5303209201124
Kelas/Semester : PPN A/ V
Tempat Praktek: Ruang Edelweis – Rumah Sakit Bhayangkara

Mengetahui

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

Simon Sani Kleden, S.Kep.,Ns.,M.Kep Herlyn Taebenu, A.Md. Kep

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS
2022
1. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Agen pencedera Nyeri Akut
Pasien mengatakan nyeri pada ulu fisiologi (Iritasi pada
hati mukosa lambung)
Pengkajian PQRST
P : Pasien mengatakan nyeri
akibat penyakit lambung yang
diderita
Q : pasien mengatakan nyeri
seperti tertusuk-tusuk
R : pasien mengatakan nyeri pada
ulu hati dan perut
S : pasien mengatakan skala nyeri
7
T : pasien mengatakan nyeri
hilang timbul ± 7 menit

DO :
 Pasien nampak meringis
 Frekuensi nadi meningkat
 Terdapat bantalan hitam
dibawah mata (sulit tidur)
2 DS : Iritasi lambung Nausea
 Pasien mengatakan
merasa mual dan muntah
 Pasien mengatakan nafsu
makan berkurang
 Pasien mengatakan asam
pada mulut
DS :
 Pasien nampak sering
membuang saliva (saliva
meningkat)
 Pasien nampak pucat

2. Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian dan analisa data maka diangnosa yang diambil adalah :
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (iritasi pada mukosa
lambung)
2) Nausea berhubungan dengan iritasi lambung

3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri akut Goal :Setelah dilakukan Manajemen Nyeri
berhubungan dengan intervensi keperawatan selama Observasi
agen pencedera 3 x 24 jam diharapkan keluhan 1. Identifikasi lokasi,
fisiologis (iritasi nyeri berkurang dengan kriteria karakteristik, durasi,
pada mukosa hasil : frekuensi, kualitas,
lambung) 1) Keluhan nyeri menurun (5) intensitas nyeri
2) Meringis menurun (5) 2. Identifikasi skala nyeri
3) Kesulitan tidur menurun (5) 3. Identifikasi respon nyeri
4) Frekuensi nadi membaik non verrbal
(5) 4. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingani nyeri (mis.
Suhu ruangan,
pencahayaan, Kebisingan)
5. Identifikasi pengetahuan
dan keyakinan tentang
nyeri
6. Identifikasi pengaruh
budaya terhadap respon
nyeri
7. Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor efek samping
penggunaan analgetik
9. Mengajurkan pada pasien
dan keluarga untuk
melakukan monitor nyeri
secara mandiri

Terapeutik :

1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(relaksasi napas dlam)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)

Edukasi :
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri

Kolaborasi

1. Anjurkan pemberian
analgetik jika perlu
2. Nausea berhubungan Goal :Setelah dilakukan a) Manajemen Mual
dengan iritasi intervensi keperawatan selama Observasi
1. Identifikasi pengalaman
lambung 3 x 24 jam diharapkan keluhan
mual
mual berkurang dengan kriteria
hasil : 2. Identifikasi factor
1. Keluhan mual menurun penyebab mual
(5) 3. Identifikasi antiemetic
2. Perasaan ingin muntah untuk mencegah mual
menurun (5) 4. Monitor mual
3. Perasaan asam di mulut 5. Monitor asupan nutrisi
menurun (5) dan kalori
4. Jumlah saliva menurun (5)
5. Pucat membaik (5) Terapeutik
1. Kurangi factor lingkungan
penyebab mual
2. Berikan makanan dalam
jumlah kecil dan menarik
3. Berikan makanan hangat,
cairan bening, tidak berbau
dan tidak berwarna, jika
perlu

Edukasi

1. Anjurkan sering
membersihkan mulut,
kecuali jika
merangsang mual
2. Anjurkan makanan
tinggi karbohidrat
dan rendah lemak
3. Ajarkan penggunan
teknik non
farmakologis untuk
mengatasi mual

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antimetik,
jika perlu
4. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Waktu No . Implementasi Evaluasi
DX
07-11-2022 1 Manajemen Nyeri : S: Pasien mengatakan
14.20 1. Mengobservasi TTV nyeri akibat penyakit
14.25 2. Mengkaji lokasi, karakteristik, lambung yang diderita,
15.35 durasi, frekuensi, kualitas, nyeri seperti tertusuk-
intensitas nyeri dan skala nyeri tusuk, nyeri pada ulu hati
17.00 3. Mengajarkan teknik relaksasi dan perut, skala nyeri 7,
17.20 napas dalam nyeri hilang timbul ± 7
4. Melayani pemberian makan menit
5. Kolaborasi pemberian obat O: Pasien nampak
IVFD RL 20 tpm, injeksi meringis, frekuensi nadi
pumpicel (2x40 mg), lapibal meningka,terdapat
(2x1 amp) bantalan hitam dibawah
PO : Episan (3x1), Braxidin mata (sulit tidur),
(2x1 tab), Sancoidan (1x1 tab) TD: 120/80 mmHg, RR :
20x/m, S : 36oC, N:
102x/m
A : Masalah belum
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan

07-11-2022
14.20 2 Manajemen Mual S: Pasien mengatakan
1. Mengkaji dan memonitor merasa mual dan muntah.
14.25 mual nafsu makan berkurang
2. Menganjurkan makan dan mulut terasa asam
15.35
makanan dalam jumlah kecil O : Pasien nampak sering
3. Menganjurkan mencium membuang saliva (saliva
minyak aromaterapi untuk meningkat) dan nampak
17.00
mengurangi rasa mual
17.20 4. Melayani pemberian makan pucat
5. Kolaborasi pemberian obat A : Masalah belum
IVFD RL 20 tpm, Injeksi teratasi
pumpicel (2x40 mg), lapibal P : Intervensi dilanjutkan
(2x1 Amp)
PO : Vometa (2x1 tab)
08-11-2022 1 Manajemen Nyeri : S: pasien mengatakan
21.00 1. Mengobservasi TTV masih nyeri, nyeri seperti
21.05 2. Mengkaji lokasi, karakteristik, tertusuk-tusuk, nyeri pada
durasi, frekuensi, kualitas, ulu hati dan perut, skala
intensitas nyeri dan skala nyeri nyeri 6, nyeri hilang
21.10 3. Mengajarkan teknik relaksasi timbul ± 5 menit
napas dalam O: Pasien nampak
06.15 4. Kolaborasi pemberian obat meringis, frekuensi nadi
IVFD RL 20 tpm, injeksi meningkat, TD: 110/70
Pumpicel (2x40 mg), Lapibal mmHg, RR : 21x/m, S :
(2x1 amp) 36oC, N: 97 x/m
PO : Episan (3x1), Braxidin A: Masalah belum teratasi
(2x1 tab), Sancoidan (1x1 tab) P: Intervensi dilanjutkan

08-11-2022 2 Manajemen Mual S: Pasien mengatakan

21.00 1. Mengkaji dan memonitor merasa rasa mual sedikit


mual berkurng namun tidak
21.05 2. Menganjurkan makan muntah
makanan dalam jumlah kecil O : Pasien nampak sering
21.10 3. Menganjurkan mencium membuang saliva (saliva
minyak aromaterapi untuk meningkat) , pasien
mengurangi rasa mual menghabiskan 1/2 porsi
06.00 4. Melayani pemberian makan makannya
06.15 5. Kolaborasi pemberian obat A : Masalah teratasi
IVFD RL 20 tpm, Injeksi sebagian
pumpicel (2x40 mg), lapibal P : Intervensi dilanjutkan
(2x1 Amp)
PO : Vometa (2x1 tab)
09-11-2022 1
10.25 Manajemen Nyeri S : Pasien mengatakan
10.30 1. Mengobservasi TTV nyeri sudah berkurang,
2. Mengkaji lokasi, karakteristik, skala nyeri 4
durasi, frekuensi, kualitas, O : Meringis berkurang,
10.40 intensitas nyeri dan skala nyeri TD: 110/80 mmHg, RR :
3. Mengajarkan teknik relaksasi 22x/m, S : 36oC, N: 86 x/m
12.00 napas dalam A : Masalah teratasi
4. Kolaborasi pemberian obat sebagian
IVFD RL 20 tpm, injeksi P : Intervensi dilanjutkan
Pumpicel (2x40 mg), Lapibal
(2x1 amp)
PO : Episan (3x1), Braxidin
2 (2x1 tab), Sancoidan (1x1 tab)
09-11-2022
S : Pasien mengatakan
10.25
Manajemen Mual tidak mual lagi

1. Mengkaji dan memonitor O : Pasien dapat


10.30
mual menghabiskan porsi

10.40 2. Menganjurkan makan makan


makanan dalam jumlah kecil A : Masalah teratasi

3. Menganjurkan mencium P : Intervensi dihentikan


12.00 minyak aromaterapi untuk
mengurangi rasa mual
4. Kolaborasi pemberian obat
IVFD RL 20 tpm, Injeksi
pumpicel (2x40 mg), lapibal
(2x1 amp)
PO : Vometa (2x1 tab)

Anda mungkin juga menyukai