Anda di halaman 1dari 10

3.

Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian Keperawatan

KASUS KANKER SERVIKS

Ny U usia 36 tahun datang ke RS dengan keluhan perdarahan pervaginam dan serasa nyeri
pada perat bagian bawah. Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit sering mengalami
keputihan serta keluar darah bergumpal dari kemaluan selama lebih dari tiga bulan,
pemeriksaan pasien di diagnose kanker serviks stadium 23. Saat dilakukan pengkajian pasien
mengatakan masih keluar darah dari kemaluan dan terasa nyeri pada area perut bagian bawah
dengan skala nyeri 4, nyeri seperti di tusuk-tusuk, terasa hilang timbul. Pasien mengatakan
takut dan cemas perdarahan akan terjadi lagi dan takut penyakitnya semakin parah setelah
kemoterapi. Pasien mengatakan kepalanya pusing dan pasien sering bertanya kepada perawat
tentang kondisinya. Pasien hanya berbaring di tempat tidur untuk mengatasi nyerinya.
Pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak sakit sedang, pasien tampak pucat, kesadaran
compos mentis. BB 50 Kg (turun 5 Kg sejak sakit), TB 150 cm, TD 130/80 mmHg, frekuensi
nadi 84 x/menit, frekuensi napas 18 s/menit, subu 36,4 °C. Muka pucat, konjungtiva anemis,
mukosa bibir kering dan pacal, turgor kula menurun, terdapat nyeri tekan abdomen, Vagina
terdapat perdarahan dengan jumlah satu pembalut penuh, CRT 2 detik. Nafsu makan
menurun, pasien mengalami mual dan muntah, setelah di kemoterapi, selama sakit pasien
hanya menghabiskan makanannya sebanyak 5 sendok. Pasien tampak lebih banyak berbaring
di tempat tidur karena merasa badannya lemas, dalam melakukan aktivitas sehari harinya
selama sakit dibantu oleh suami dan keluarganya. Hasil labor. Hb 7,9 g/dl (normal: 12-16 g
dL), Hematokrit 24.5 % (normal: 37-54%). PA kesimpulan cerviks, biopsy: carcinoma
cerviks invasive.

1. Pengkajian

DS:

 merasa nyeri pada perut bagian bawah


 Mengalami keputihan serta keluar darah bergumpal dari kemaluan selama lebih dari 3
bulan
 saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan masih keluar darah dari kemaluan dan
terasa nyeri pada area perut bagiab bawah dengan skala nyeri 4 seperti ditusuk-tusuk
 Takut dan cemas perdarahan akan terjadi lagi
 Takut penyakitnya semakin parah setelah kemoterapi
 Kepalanya pusing

DO:

 pemeriksaan pasien didiagnosa kanker serviks stadium 2B


 Keadaan umum tampak sakit sedang
 Pasien tampak pucat
 Keadaan compios meutis
 BB 50 Kg (turun 5 Kg sejak sakit)
 TB 150 cm
 TD 130/80 cm mmHg
 Frekuensi nadi 84 x/menit
 Frekuensi napas 18 x/menit
 suhu 36,4°C
 Muka pucat
 konjungtiva anemis
 mukosa bibir kering dan pucat
 Turgor kulit menurun
 Terdapat nyeri tekan abdomen
 Vagina terdapat perdarahan dengan jumlah satu pembalut penuh
 CRT >2 detik
 Nafsu makan menurun
 Mual dan muntah
 Hasil labor : Hb 7,9 g/dl, Hematokrit 24,5 %

2. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri Kronis b.d Infitrasi Tumor


2. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan
3. Intoleransi Aktivitas b.d Kelemahan
4. Defisit Nutrisi b.d faktor psikologis (mis.stress, keengganan untuk makan)

c. Intervensi Keperawatan

DiagnosisKep1: Tujuandan Perencanaan Kep


KriteriaHasil
Nyeri Kronis b.d Setelah dilakukan 1.Intervensikep:
Infitrasi Tumor tindakan Dukungan:
keperawatan maka Manajemen Nyeri
kriteria hasil:
 Kemampuan Tindakan kep:
menuntaskan Observasi
aktivitas  Identifikasi lokasi,
(Meningkat) karakteristik, durasi,
 Keluhan frekuensi, kualitas,
Nyeri Intensitas nyeri
(Menurun)
 Identifikasi skala
nyeri

 Identifikasi respons
nyeri non verbal .

 Identifikasi faktor
yang memperberat
dan memperingan
nyeri

 Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
nyeri Identifikasi
pengaruh budaya
terhadap respon nyeri

 Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup

 Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan

 Monitor efek
samping penggunaan
analgetik

Terapeutik

 Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis,
akupresur, terapi
musik, biofeedback,
terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing.
kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)

 Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis, suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)

 Fasilitasi Istirahat
dan tidur

 Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri

Edukasi

 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri

 Jelaskan strategi
meredakan nyeri

 Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri

 Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat

 Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri

Kolaborasi

 Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu

DiagnosisKep2: Tujuan dan PerencanaanKep


Kriteria Hasil
Setelah dilakukan 2. Intervensi Kep:
Ansietas b.d
tindakan Intervensi: Reduksi Ansietas
kekhawatiran
keperawatan Observasi
mengalami
selama 3x8 jam /  Identifikasi saat tingkat
kegagalan
hari dengan ansietas berubah (mis,
luaran status kondisi, waktu, stresor)
sirkulasi dan  Identifikasi kemampuan
kriteria hasil: mengambil keputusan
 Verbalisasi  Monitor tanda-tanda ansietas
khawatir (verbal dan nonverbal)
akibat kondisi Terapeutik
yang dihadapi  Ciptakan suasana terapeutik
(menurun) untuk menumbuhkan
 Perilaku kepercayaan
gelisah  Temani pasien untuk
(menurun) mengurangi kecemasan, jika
 Perilaku memungkinkan
tegang  Pahami situasi yang
(menurun) membuat ansietas
 Keluhan  Dengarkan dengan penuh
pusing perhatian
(menurun)  Gunakan pendekatan yang
 Pucat tenang dan meyakinkan
(menurun)  Tempatkan barang pribadi
yang memberikan
kenyamanan
 Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
 Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi
 Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin
dialami
 Informasikan secara faktual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
 Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien, Jika
perlu
 Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
 Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
 Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
 Latih Penggunaan
mekanisme pertahanan diri
yang tepat
 Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu

Diagnosis Kep 3: Tujuan dan Perencanaan Kep


Kriteria Hasil

Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukan 3. Intervensi Kep:


faktor psikologis tindakan Manajemen Nutrisi
(mis.stress,
keperawatan
keengganan untuk
makan) selama 3x8 jam / Tindakan kep:
hari dengan Observasi
luaran status  Identifikasi status nutrisi
sirkulasi dan  Identifikasi alergi dan
kriteria hasil: intoleransi makanan
 Frekuensi  Identifikasi makanan
makan
(Meningkat) yang disukai
 Identifikasi kebutuhan
 Nafsu makan kalori dan jenis nutrien
(Meningkat)
 Identifikasi perlunya
penggunaan selang
nasogastrik
 Monitor asupan makanan
 Monitor berat badan
 Monitor hasil
pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
 Lakukan oral hygiene
sebelum makan, jika
perlu
 Fasilitasi menentukan
pedoman diet
(mis.piramida makanan)
 Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
 Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi
 Berikan makanan tinggi
kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen
makanan, jika perlu
 Hentikan pemberian
makan melalui selang
nasogatrik jika asupan
oral dapat ditoleransi

Edukasi
 Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
 Ajarkan diet yang
diprogramkan

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetik), jika
perlu
 Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu

Diagnosa Kep 4 Tujuan dan Perencaan keperawatan


Kriteria Hasil

Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan 4. Intervensi Kep:


b.d kelemahan tindakan keperawatan Manajemen Nutrisi
selama 3x8 jam / hari Tindakan Keperawatan
dengan luaran status Observasi
sirkulasi dan kriteria  Identifikasi gangguan fungsi
hasil: tubuh yang mengakibatkan
 Kemudahan kelelahan
dalam  Monitor kelelahan fisik
melakukan  Monitor lokasi dan
aktifitas ketidaknyamanan selama
sehari-hari melakukan aktivitas
(meningkat) Terapeutik
 Keluhan lelah  Sediakan lingkungan nyaman
(menurun) dan rendah stimulus
 Tekanan  Lakukan latihan gerak pasif
darah dan/atau aktif
(membaik)  Berikan aktivitas distraksi
yang menenangkan

Edukasi
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
 Anjurkan menghubungi
perawat, jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang

Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan.

Anda mungkin juga menyukai