Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian Keperawatan
Ny U usia 36 tahun datang ke RS dengan keluhan perdarahan pervaginam dan serasa nyeri
pada perat bagian bawah. Pasien mengatakan sebelum masuk rumah sakit sering mengalami
keputihan serta keluar darah bergumpal dari kemaluan selama lebih dari tiga bulan,
pemeriksaan pasien di diagnose kanker serviks stadium 23. Saat dilakukan pengkajian pasien
mengatakan masih keluar darah dari kemaluan dan terasa nyeri pada area perut bagian bawah
dengan skala nyeri 4, nyeri seperti di tusuk-tusuk, terasa hilang timbul. Pasien mengatakan
takut dan cemas perdarahan akan terjadi lagi dan takut penyakitnya semakin parah setelah
kemoterapi. Pasien mengatakan kepalanya pusing dan pasien sering bertanya kepada perawat
tentang kondisinya. Pasien hanya berbaring di tempat tidur untuk mengatasi nyerinya.
Pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak sakit sedang, pasien tampak pucat, kesadaran
compos mentis. BB 50 Kg (turun 5 Kg sejak sakit), TB 150 cm, TD 130/80 mmHg, frekuensi
nadi 84 x/menit, frekuensi napas 18 s/menit, subu 36,4 °C. Muka pucat, konjungtiva anemis,
mukosa bibir kering dan pacal, turgor kula menurun, terdapat nyeri tekan abdomen, Vagina
terdapat perdarahan dengan jumlah satu pembalut penuh, CRT 2 detik. Nafsu makan
menurun, pasien mengalami mual dan muntah, setelah di kemoterapi, selama sakit pasien
hanya menghabiskan makanannya sebanyak 5 sendok. Pasien tampak lebih banyak berbaring
di tempat tidur karena merasa badannya lemas, dalam melakukan aktivitas sehari harinya
selama sakit dibantu oleh suami dan keluarganya. Hasil labor. Hb 7,9 g/dl (normal: 12-16 g
dL), Hematokrit 24.5 % (normal: 37-54%). PA kesimpulan cerviks, biopsy: carcinoma
cerviks invasive.
1. Pengkajian
DS:
DO:
2. Diagnosa Keperawatan
c. Intervensi Keperawatan
Identifikasi respons
nyeri non verbal .
Identifikasi faktor
yang memperberat
dan memperingan
nyeri
Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang
nyeri Identifikasi
pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup
Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
Monitor efek
samping penggunaan
analgetik
Terapeutik
Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri (mis.
TENS, hipnosis,
akupresur, terapi
musik, biofeedback,
terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing.
kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri (mis, suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
Fasilitasi Istirahat
dan tidur
Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian analgetik,
jika perlu
Edukasi
Anjurkan posisi duduk,
jika mampu
Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
medikasi sebelum
makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetik), jika
perlu
Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu
Edukasi
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
Anjurkan menghubungi
perawat, jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan
asupan makanan.