DEWI AGUSTIANI
221FK09008
C. ETIOLOGI
Faktor penyebab gangguan bahasa ekspresif antara lain genetik,otak, infeksi
telinga, serta lingkungan rumah.
1. Faktor Genetik
Sekitar 50 %- 75% dari keseluruhan yang mengalami gangguan bahasa
spesifik memperlihatkan ada keluarga yang mengalami kesulitan dalam
belajar. Bahkan pada anak kembar dan adopsi juga juga memperlihatkan
adanya hubungan genetik di dalamnya.
2. Faktor Otak
Fungsi-fungsi bahasa berkembang pesat berpusat pada lobus temporal
sebelah kiri. Lingkaran umpan balik sirkular membantu penguatan proses
perkembangan bahasa reseptif dan ekspresif. Semakin baik anak memahami
bahasa ujaran semakin baik pula kemapuan ekspresif mereka. Ujaran bahasa
yang mereka ungkapan akan terdengar oleh anak itu merupakan umpan balik
bagi diri mereka sendiri. Bila anak tidak mampu memahami dan mendapatkan
umpan balik akan mengurangi kemampuan anak bertutur kata secara verbal
dan akhirnya mengganggu perkembangan keterampilan artikulasi anak (Mask
& Wolf, 2013).
3. Faktor Infeksi Telinga
kerusakan pada kemampuan bahasa ekspresif adalah karena otitis media
(terjadinya infeksi pada telinga bagian tengah) dalam tahun pertama kehidupan
anak, karena infeksi yang terus menerus akan membuat anak kehilangan
pendengaran.
4. Faktor Lingkungan
lingkungan rumah juga memberikan konstribusi kemungkinan
munculnya gangguan komunikasi misal anak terlahir dari orangtua yang
pendiam dan orangtuanya jarang menggunakan kata-kata yang keluar dari
mulutnya, ortu lebih banyak menggunakan komunikasi nonverbal seperti
bahasa tubuh mengerutkan dahi, kalimat pendek.
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Usia 18 bulan, saat anak tidak dapat mengucapkan kata dengan spontan kata
dengan spontan.
2. Sebelum usia 3 tahun bentuk kurang berat tidak terjadi sampai masa remaja awal,
tetapi menunjukkan keinginan berkomunikasi
3. Saat mulai berbicara, defisit bahasa menjadi jelas, artikulasi immature
4. Usia 4 tahun, berbicara dengan frasa pendek, biasanya meluapkan kata yang lama
saat mereka mempelajari kata yang baru
5. Bahasa verbal atau isyarat di bawah tingkat usianya
6. Skor rendah pada tes verbal, ekspresif yang baku
7. Bahasa, perbendaharaan kata, tata bahasa sederhana dan sangat terbatas
E. DIAGNOSA BANDING
Dalam retardasi mental, pasien memiliki gangguan keseluruhan dalam fungsi
intelektual, seperti yang ditunjukkan oleh intelegensia yang di bawah normal pada
semua bidang. Kapasitas dan fungsi intelektual nonverbal pada anak – anak dengan
gangguan bahasa anak–anak dengan gangguan bahasa ekspresif adalah dalam batas
normal.
Pada gangguan bahasa reseptif / ekspresif campuran, pemahaman bahasa
(pembacaan sandi) adalah jelas dibawah tingkat yang diharapkan menurut usianya,
sedangkan pada gangguan bahasa ekspresif, pemahaman bahasa tetap dalam batas
normal.
Pada gangguan perkembangan pervasif, anak yang terkena tidak memiliki
inner language, rencana simbolik atau khayalan, pemakaian gerak isyarat yang
sesuai, atau kapasitas untuk membentuk hubungan sosial yang hangat dan penuh
arti, di samping karakteristik kognitif utama. Selain itu anak menunjukkan sedikit
atau tidak menunjukkan frustasi dengan ketidakmampuan berkomunikasi secara
verbal sebaliknya semua karakteristik tersebut adalah ditemukan pada anak–anak
dengan gangguan bahasa ekspresif.
F. TERAPI
Terapi harus dimulai segera setelah di diagnosa gangguan bahasa ekspresif. Terapi
tersebut terdiri dari latihan pendorong perilaku dan praktik dengan fonem (unit
suara). Tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah frase dengan menggunakan
metode menyusun balok dan terapi bicara konfensional.
3. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan komunikasi verbal berdasarkan dengan menurunnya
kemampuan komunikasi ditandai dengan pasien sulit memahami
kata
4. Rencana Keperawatan
No Tanggal/ja Tujuan dan kriteria Tindakan Rasional
m hasil
1 22 / Setelah dilakukan Promosi
12/2022 tindakan komunikasi deficit
Jam: 08.30 keperawatan bicara , observasi :
selama 1 jam, 1.Monitor 1.untuk mengetahui
pasien diharapkan kecepatan tekanan, kecepatan kualitas
memenuhi kriteria kualitas dan volume dan volume bicara
hasil : bicara
-kemampuan bicara 2.Monitor proses 2.untuk mengetahui
meningkat kognitif anatomis proses kognitif dan
-kemampuan dan fisiologi yang fisiologi yang
mendengar berkaitan dengan berkaitan dengan
meningkat bicara terapeutik bicara
-kesesuaian 3.Gunakan 3.untuk memikat
ekspresi komunikasi anak agar
wajah/tubuh alternative / mainan komunikasi
meningkat kertas dll
-kontak mata 4.Sesuaikan gaya 4.untuk
meningkat komunikasi sesuai mempermudah
kebutuhan komunikasi
5.Modifikasi 5.untuk melatih
lingkungan untuk respon pasien
meminimalkan
bantuan
6.Ulang apa yang 6.untuk mendukung
disampaikan pasien /memperbaiki
kesalahan
7.Berikan 7.untuk
dukungan meningkatkan
psikologis edukasi semangat
8.Anjurkan bicara 8.untuk permulaan
perlahan dan latihan agar
kolaborasi mempermudah
9.Rujuk ke ahli 9.untuk
patologi mempercepat
bicara/terapis proses
penyembuhan
DAFTAR PUSTAKA
Aprioza Amelia & Siti Marsitoh. Metode Aided Language Stimulation Terhadap
Komunikasi Ekspresif Anak Dengan Spektrum Autis. Jurnal Pendidikan
Khusus.
Calista, Rahmah., Pransiska, Rismareni & Yeni, Indra. (2019). Hubungan Pola
Komunikasi Orang Tua Terhadap Perkembangan Berbicara Anak Di
Raudhatul Athfal Ikhlas Gunung Pangilun Padang. Jurnal Pendidikan
Tambusai.
Desmariani, Evi. (2019). Metode Perkembangan Fisik Anak Usia Dini. Padang:
Pustaka Galeri Mandiri
Dibia, I. Ketut. (2018). Apresiasi Bahasa Dan Sastra Indonesia. Depok: Rajawali
Eliyasni, R., Rahmatina, & Habibi. (2020). Perkembangan Belajar Peserta Didik.
Malang: Literasi Nusantara.
Fitriana, Septi. (2019). Kurangnya Bahasa Ekspresif Pada Anak Usia Dini 5 Tahun
Di Jl. Raden Fatah No 004 Kelurahan Pagar Dewa, Kecamatan, Selebar
Kota Bengkulu. Journal Of Early Childhood Islamic Education, 315.
Hasiana Isabella. (2020). Studi Kasus Dengan Gangguan Bahasa Reseptif dan
Ekspresif. Special and Inclusive Education Journal, 60.