Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN GANGGUAN BAHASA

EKSPRESIF PADA AN. K DI RUANG POLI TUMBUH KEMBANG


RSUD DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Laporan Individu Profesi Ners


Stase Keperawatan Anak

DEWI AGUSTIANI
221FK09008

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
A. DEFINISI
Gangguan bahasa ekspresif yaitu kesulitan yang dialami oleh anak untuk
mengungkapkan apa yang ingin mereka katakan dan anak mampu untuk memahami
yang dikatakan oleh orang lain namun sulit baginya untuk mengungkapkan kembali
dalam bentuk kalimat. Pada gangguan bahasa ekspresif, anak usia dini memiliki
kesulitan untuk mengeskpresikan dirinya dalam berbicara. Pada dasanya anak
sangat ingin berkomunikasi namun ia mengalami kesulitan untuk menemukan kata-
kata yang tepat (Wiyani, 2014).

B. TANDA DAN GEJALA


a. Anak sama sekali tidak mau berbicara
b. Perbendaharaan kata yang dimiliki anak terbatas
c. Anak sering membuat kesalahan dalam kosa kata
d. Anak mengalami kesulitan dalam pencapaian prestasi akademik dan
komunikasi sosial namun pemahaman anak terhadap bahasa relatif utuh
e. Anak tidak mampu untuk memulai suatu percakapan
f. Anak merasa sulit saat diminta untuk menceritakan kembali suatu cerita
atau suatu peristiwa.
g. Kalimat tidak sempurna, kadang kehilangan awalan atau akhiran
h. Anak memendekkan ucapan yang panjang

Terlambatnya berbicara juga merupakan gejala dari beberapa kelainan pada


anak seperti disabilitas intelektual, autism spectrum disorder (ASD), Attencion
Deficit & Hyperactivity Disorder (ADHD), gangguan perkembangan koordinasi,
gangguan pendengaran dan lain-lain.

C. ETIOLOGI
Faktor penyebab gangguan bahasa ekspresif antara lain genetik,otak, infeksi
telinga, serta lingkungan rumah.
1. Faktor Genetik
Sekitar 50 %- 75% dari keseluruhan yang mengalami gangguan bahasa
spesifik memperlihatkan ada keluarga yang mengalami kesulitan dalam
belajar. Bahkan pada anak kembar dan adopsi juga juga memperlihatkan
adanya hubungan genetik di dalamnya.
2. Faktor Otak
Fungsi-fungsi bahasa berkembang pesat berpusat pada lobus temporal
sebelah kiri. Lingkaran umpan balik sirkular membantu penguatan proses
perkembangan bahasa reseptif dan ekspresif. Semakin baik anak memahami
bahasa ujaran semakin baik pula kemapuan ekspresif mereka. Ujaran bahasa
yang mereka ungkapan akan terdengar oleh anak itu merupakan umpan balik
bagi diri mereka sendiri. Bila anak tidak mampu memahami dan mendapatkan
umpan balik akan mengurangi kemampuan anak bertutur kata secara verbal
dan akhirnya mengganggu perkembangan keterampilan artikulasi anak (Mask
& Wolf, 2013).
3. Faktor Infeksi Telinga
kerusakan pada kemampuan bahasa ekspresif adalah karena otitis media
(terjadinya infeksi pada telinga bagian tengah) dalam tahun pertama kehidupan
anak, karena infeksi yang terus menerus akan membuat anak kehilangan
pendengaran.
4. Faktor Lingkungan
lingkungan rumah juga memberikan konstribusi kemungkinan
munculnya gangguan komunikasi misal anak terlahir dari orangtua yang
pendiam dan orangtuanya jarang menggunakan kata-kata yang keluar dari
mulutnya, ortu lebih banyak menggunakan komunikasi nonverbal seperti
bahasa tubuh mengerutkan dahi, kalimat pendek.

D. MANIFESTASI KLINIS
1. Usia 18 bulan, saat anak tidak dapat mengucapkan kata dengan spontan kata
dengan spontan.
2. Sebelum usia 3 tahun bentuk kurang berat tidak terjadi sampai masa remaja awal,
tetapi menunjukkan keinginan berkomunikasi
3. Saat mulai berbicara, defisit bahasa menjadi jelas, artikulasi immature
4. Usia 4 tahun, berbicara dengan frasa pendek, biasanya meluapkan kata yang lama
saat mereka mempelajari kata yang baru
5. Bahasa verbal atau isyarat di bawah tingkat usianya
6. Skor rendah pada tes verbal, ekspresif yang baku
7. Bahasa, perbendaharaan kata, tata bahasa sederhana dan sangat terbatas

E. DIAGNOSA BANDING
Dalam retardasi mental, pasien memiliki gangguan keseluruhan dalam fungsi
intelektual, seperti yang ditunjukkan oleh intelegensia yang di bawah normal pada
semua bidang. Kapasitas dan fungsi intelektual nonverbal pada anak – anak dengan
gangguan bahasa anak–anak dengan gangguan bahasa ekspresif adalah dalam batas
normal.
Pada gangguan bahasa reseptif / ekspresif campuran, pemahaman bahasa
(pembacaan sandi) adalah jelas dibawah tingkat yang diharapkan menurut usianya,
sedangkan pada gangguan bahasa ekspresif, pemahaman bahasa tetap dalam batas
normal.
Pada gangguan perkembangan pervasif, anak yang terkena tidak memiliki
inner language, rencana simbolik atau khayalan, pemakaian gerak isyarat yang
sesuai, atau kapasitas untuk membentuk hubungan sosial yang hangat dan penuh
arti, di samping karakteristik kognitif utama. Selain itu anak menunjukkan sedikit
atau tidak menunjukkan frustasi dengan ketidakmampuan berkomunikasi secara
verbal sebaliknya semua karakteristik tersebut adalah ditemukan pada anak–anak
dengan gangguan bahasa ekspresif.

F. TERAPI
Terapi harus dimulai segera setelah di diagnosa gangguan bahasa ekspresif. Terapi
tersebut terdiri dari latihan pendorong perilaku dan praktik dengan fonem (unit
suara). Tujuannya adalah untuk meningkatkan jumlah frase dengan menggunakan
metode menyusun balok dan terapi bicara konfensional.

G. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : An. A
Umur : 3 tahun 4 bulan
Jenis kelamin : laki-laki
Tanggal Pengkajian : 27 desember 2022
No RM : 17026510
Diagnose Medis : GBE (Gangguan Bahasa Ekspresif)
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. A / Ny. N
Umur : 50 tahun / 42 tahun
Alamat : Cikalang, Tasikmalaya
Hubungan Dengan Klien : Orang tua
c. Data Subjektif
Ibu pasien mengatakan anaknya kurang interaksi dengan teman
sebaya atau orang baru, hanya dengan kakaknya saja. Ibu pasien
mengatakan anaknya belum bisa berbicara dengan jelas, ibu pasien
mengatakan bahwa anaknya belum bisa mengatakan 1-2 kata. Ibu pasien
mengatakan bahwa anaknya sudah mulai terapi sejak umur 2,8 tahun.
-BB Lahir : 2.800 , BB sekarang 15,5 kg
- Pj lahir : 30 cm, Tb sekarang 94 cm
d. Data Objektif
- Personal Sosial
• Memakai T-shirt : (P) anak dapat melakukan uji coba dengan
baik
• Menyebut nama teman : (F) anak tidak mampu menyebutkan
nama teman
• Cuci tangan dan mengeringkan tangan : (P) anak dapat
melakukan uji coba dengan baik
• Berpakaian tanpa bantuan : (P) anak dapat melakukan
• Bermain ular tangga kartu (F) anak tidak mampu melakukan
- Adaptif/ motoric halus
• Menara dari kubus : (P) anak mampu melakukan
• Meniru garis vertical : (P) anak mampu meniru
• Menara dari 6 kubus : (P) anak mampu melakukan
• Menggoyangkan ibu jari : (P) anak mampu melakukan
• Mencontoh membuat lingkaran : (P) anak mampu
melakukan
- Bahasa
• Mengerti 2 kata sifat : (P) anak dapat mengerti
• Menyebut 4 gambar : (F) anak tidak mampu melakukan
• Mengetahui 2 kegiatan : (P) anak dapat mengetahui
• Menyebut 1 warna : (F) anak tidak dapat menyebutkan
• Kegunaan 2 benda : (P) anak dapat melakukan dengan benar
- Motoric kasar
• Berdiri 1 kaki 1 detik : (P) anak dapat melakukan
• Loncat jauh : (F) anak tidak bisa melakukan
• Melempar bola lengan ke atas : (F) anak tidak dapat
melakukan perintah
• Berdiri 1 kaki 2 detik : (F) anak tidak dapat melakukan
• Melompat dengan 1 kaki : (F) anak tidak dapat melakukan
2. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
keperawatan
1 Do : - pasien tidak Kemampuan komunikasi Gangguan
mampu berbicara menurun komunikasi
satu kata saja, verbal
Disfungsi bahasa dan
hanya dapat
komunikasi
menyebutka 1
Penurunan volume bicara
huruf
-pasien sulit Perlambatan bicara
memahami
Ketidakmampuan
komunikasi menggerakan otot wajah
- pasien sulit
Gangguan komunikasi
untuk kontak mata verbal
dengan orang lain
- pasien tidak
dapat
berkonsentrasi
dengan baik

3. Diagnosa Keperawatan
- Gangguan komunikasi verbal berdasarkan dengan menurunnya
kemampuan komunikasi ditandai dengan pasien sulit memahami
kata
4. Rencana Keperawatan
No Tanggal/ja Tujuan dan kriteria Tindakan Rasional
m hasil
1 22 / Setelah dilakukan Promosi
12/2022 tindakan komunikasi deficit
Jam: 08.30 keperawatan bicara , observasi :
selama 1 jam, 1.Monitor 1.untuk mengetahui
pasien diharapkan kecepatan tekanan, kecepatan kualitas
memenuhi kriteria kualitas dan volume dan volume bicara
hasil : bicara
-kemampuan bicara 2.Monitor proses 2.untuk mengetahui
meningkat kognitif anatomis proses kognitif dan
-kemampuan dan fisiologi yang fisiologi yang
mendengar berkaitan dengan berkaitan dengan
meningkat bicara terapeutik bicara
-kesesuaian 3.Gunakan 3.untuk memikat
ekspresi komunikasi anak agar
wajah/tubuh alternative / mainan komunikasi
meningkat kertas dll
-kontak mata 4.Sesuaikan gaya 4.untuk
meningkat komunikasi sesuai mempermudah
kebutuhan komunikasi
5.Modifikasi 5.untuk melatih
lingkungan untuk respon pasien
meminimalkan
bantuan
6.Ulang apa yang 6.untuk mendukung
disampaikan pasien /memperbaiki
kesalahan
7.Berikan 7.untuk
dukungan meningkatkan
psikologis edukasi semangat
8.Anjurkan bicara 8.untuk permulaan
perlahan dan latihan agar
kolaborasi mempermudah
9.Rujuk ke ahli 9.untuk
patologi mempercepat
bicara/terapis proses
penyembuhan
DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Muhammad. (2021). Stategi Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligensi.


Jawa Tengah: Penerbit Nem

Ambarita Arisandy & Muharto. (2016). Metode Penelitian Sistem Informasi:


Mengatasi Kesulitan Mahasiswa dalam Menyusun Proposal Penelitian.
Yogyakarta: Deepublish.

Aprioza Amelia & Siti Marsitoh. Metode Aided Language Stimulation Terhadap
Komunikasi Ekspresif Anak Dengan Spektrum Autis. Jurnal Pendidikan
Khusus.

Calista, Rahmah., Pransiska, Rismareni & Yeni, Indra. (2019). Hubungan Pola
Komunikasi Orang Tua Terhadap Perkembangan Berbicara Anak Di
Raudhatul Athfal Ikhlas Gunung Pangilun Padang. Jurnal Pendidikan
Tambusai.

Desmariani, Evi. (2019). Metode Perkembangan Fisik Anak Usia Dini. Padang:
Pustaka Galeri Mandiri

Dibia, I. Ketut. (2018). Apresiasi Bahasa Dan Sastra Indonesia. Depok: Rajawali

Eliyasni, R., Rahmatina, & Habibi. (2020). Perkembangan Belajar Peserta Didik.
Malang: Literasi Nusantara.

Fitriana, Septi. (2019). Kurangnya Bahasa Ekspresif Pada Anak Usia Dini 5 Tahun
Di Jl. Raden Fatah No 004 Kelurahan Pagar Dewa, Kecamatan, Selebar
Kota Bengkulu. Journal Of Early Childhood Islamic Education, 315.

Hasiana Isabella. (2020). Studi Kasus Dengan Gangguan Bahasa Reseptif dan
Ekspresif. Special and Inclusive Education Journal, 60.

Anda mungkin juga menyukai