Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Keperawatan

Perioperatif Pada Pasien Tn. H


Dengan Amputasi Above knee
Oleh :
Arnanda Agfaringga, Amd.Kep
Umi Damiati, Amd.Kep
DEFINISI
• Amputasi berasal dari kata : amputare (latin) atau apocope
(yunani), yang berarti : " pancung "
• Pemancungan dalam arti “tindakan bedah" membuang anggota
gerak (ekstremitas) seluruh / bagian dalam saja, sesuatu yang
menonjol/tonjolan, atau alat (organ) tubuh
EPIDEMIOLOGI
PENYAKIT
INFEKSI DAN
VASKULER DEFORMITAS
70 % TUMOR 5% CONGENTINAL
3%
TRAUMA 22 %
ETIOLOGI
Penyebab amputasi sendiri secara umum
dapat dibedakan menjadi :

Penyakit
pembuluh darah Trauma
(misal DM (kerusakan
gangren dll) yg hebat)

Keganasan
Infeksi

Trauma pada Kelainan


syaraf kongenital
TUJUAN AMPUTASI
• Life saving (menyelamatkan jiwa), contoh trauma disertai keadaan
yang mengancam jiwa (perdarahan dan infeksi)

• Limb saving (memanfaatkan kembali kegagalan fungsi ekstremitas


secara maksimal), seperti pada kelainan kongenital dan keganasan.
Berdasarkan pelaksanaan tindakan amputasi, dibedakan
menjadi :

Amputasi Elektif / Amputasi
terencana darurat
Amputasi
akibat trauma
PENATALAKSANAAN AMPUTASI
METODE
AMPUTASI :

Metode terbuka
(guillotine
amputasi)

Metode tertutup
(flap amputasi)
KLASIFIKASI DAN LOKASI
AMPUTASI

TERGANTU
NG PADA
KASUS
KOMPLIKASI AMPUTASI
• Perdarahan
• Infeksi
• Kerusakan kulit
• Sensasi nyeri phantom
• Oedem pasca tindakan
• Kontraktur sendi/deformitas
• Pemasangan prostetik
• Dermatitis kontak
PATHWAY
MANAGEMEN KEPERAWATAN
Kegiatan keperawatan yang dilakukan pada klien:

Pre Operatif

Intra Operatif

Post Operatif
PENGKAJIAN
1. Biodata
2. Keluhan utama : Keterbatasan aktivitas, gangguan sirkulasi, rasa
nyeri, dan gangguan neurosensori.
3. Riwayat kesehatan masa lalu : Kelainan muskuloskeletal (jatuh,
infeksi, trauma, dan fraktur.
4. Riwayat Kesehatan sekarang : kapan timbul masalah, riwayat trauma,
penyebab, gejala (tiba-tiba/perlahan), lokasi, obat yang diminum dan
cara penanggulangan.
5. Pemeriksaan fisik: keadaan umum dan kesadaran, keadaan integumen
(kulit dan kuku), (hipertensi dan takikardi), neurologis (spasme otot
dan kesemutan), keadaan ekstremitas, keterbatasan rentang gerak dan
adanya kontraktur, dan sisat tungkai (kondisi dan fungsi)
Pengkajian fisik
Dilaksanakan untuk meninjau secara umum kondisi tubuh klien
secara utuh untuk kesiapan dilaksanakannya tindakan operasi manakala
tindakan amputasi merupakan tindakan terencana/selektif, dan untuk
mempersiapkan kondisi tubuh sebaik mungkin manakala merupakan
trauma/ tindakan darurat.
Kondisi fisik yang harus dikaji meliputi :
• Integumen
• Sistem Cardiovaskuler
• Sistem Respirasi
• Sistem Urinari
• Cairan dan elektrolit
• Sistem Neurologis
• Sistem Mukuloskeletal
6. Riwayat Psikososial :
Mengkaji reaksi emosional, citra tubuh dan sistem pendukung.
Disamping pengkajian secara fisik perawat melakukan pengkajian pada
kondisi psikologis (respon emosi) klien yaitu adanya kemungkinan terjadi
kecemasan pada klien melalui penilaian klien terhadap amputasi yang akan
dilakukan, penerimaan klien pada amputasi dan dampak amputasi terhadap
gaya hidup. Kaji juga tingkat kecemasan akibat operasi itu sendiri.

7. Pemeriksaan diagnostik
• rontgen (lokasi/luas)
• CT scan
• MRI
• Arteriogram
• Darah lengkap

8. Pola kebiasaan sehari- hari: nutrisi, eliminasi dan asupan cairan


DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pre Operasi
• Nyeri Akut berhubungan dengan agen kerusakan fisik / biologi
• Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kegiatan perioperatif.

Intra Operasi
• Risiko perdarahan berhubungan dengan prosedur tindakan operasi
• Resiko Infeksi berhubungan dengan prosedur tindakan operasi
• Hipotermi berhubungan dengan suhu kamar operasi

Post Operasi
• Nyeri Akut berhubungan dengan post op amputasi
• Resiko sindrom disuse berhubungan dengan penurunan mobilisasi setelah amputasi
• Gangguan perawatan diri mandi, pakaian, makan, toileting berhubungan dengan kehilangan bagian tubuh.
• Berduka berhubungan dengan hilangnya bagian tubuh
• Gangguan body image berhubungan dengan hilangnya bagian tubuh
• Gangguan Integritas kulit berhubungan dengan pembdahan amputasi
• Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kehilangan
ekstermitas
• Sindrom nyeri kronik berhubungan dengan phantom limb
• Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi
INTERVENSI
Terapeutik
• Berikan Teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri (mis: TENS, hypnosis,
Nyeri akut akupresur, terapi music, biofeedback, terapi
• DS:
Mengeluh nyeri
pijat, aromaterapi, Teknik imajinasi terbimbing,
• DO: kompres hangat/dingin, terapi bermain)
 Tampak meringis • Kontrol lingkungan yang memperberat rasa
 Bersikap protektif (mis: waspada, posisi nyeri (mis: suhu ruangan, pencahayaan,
menghindari nyeri) kebisingan)
 Gelisah
• Fasilitasi istirahat dan tidur
 Frekuensi nadi meningkat
 Sulit tidur
• Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
TUJUAN pemilihan strategi meredakan nyeri
Setelah dilakukan intervensi keperawatan Edukasi
selama 3 x 24 jam, maka tingkat nyeri menurun • Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa • Jelaskan strategi meredakan nyeri
tingkat nyeri menurun adalah:
• Keluhan nyeri menurun • Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
• Meringis menurun • Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
• Sikap protektif menurun • Ajarkan Teknik farmakologis untuk mengurangi
• Gelisah menurun nyeri
• Kesulitan tidur menurun Kolaborasi
• Frekuensi nadi membaik
• Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Terapeutik
Ansietas • Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan
kepercayaan
(Kecemasan) • Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika
• DS: memungkinkan
• Pahami situasi yang membuat ansietas
 Merasa bingung
• Dengarkan dengan penuh perhatian
 Merasa khawatir dengan akibat dari • Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
kondisi yang dihadapi • Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
 Sulit berkonsentasi • Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
• DO: kecemasan
 Tampak gelisah • Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang
akan datang
 Tampak tegang
Edukasi
 Sulit tidur • Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin
• TUJUAN dialami
Setelah dilakukan intervensi • Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
keperawatan selama 3 x 24 jam, maka pengobatan, dan prognosis
tingkat ansietas menurun, dengan • keluarga untuk tetap Bersama pasien, jika perlu
kriteria hasil : • Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif,
• Verbalisasi kebingungan menurun sesuai kebutuhan
• Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
• Perilaku gelisah menurun
• Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
• Perilaku tegang menurun • Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
• Konsentrasi membaik • Latih Teknik relaksasi
Kolaborasi
Terapeutik
• Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
Gangguan Citra • Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
Tubuh • Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan, dan
• DS: penuaan
Mengungkapkan • Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi citra tubuh
kecacatan/kehilangan bagian
(mis: luka, penyakit, pembedahan)
tubuh
• DO:
• Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh
 Kehilangan bagian tubuh secara realistis
 Fungsi/struktur tubuh • Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan
berubah/hilang citra tubuh
• TUJUAN Edukasi
Setelah dilakukan intervensi • Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan
keperawatan selama 3 x 24 citra tubuh
jam, maka citra tubuh • Anjurkan mengungkapkan gambaran diri sendiri terhadap
meningkat, dengan kriteria
hasil: citra tubuh
• Melihat bagian tubuh • Anjurkan menggunakan alat bantu (mis: pakaian, wig,
membaik kosmetik)
• Menyentuh bagian tubuh • Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (mis: kelompok
membaik sebaya)
• Verbalisasi kecacatan bagian • Latih fungsi tubuh yang dimiliki
tubuh membaik
• Latih peningkatan penampilan diri (mis: berdandan)
• Verbalisasi kehilangan
bagian tubuh membaik • Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain
maupun kelompok

Anda mungkin juga menyukai