Anda di halaman 1dari 5

ASUHAN KEPERAWATAN NEUROMUSKULER PADA

TRAUMA MUSKULOSKELETAL

DISUSUN OLEH :
B – Ema Shafitri A.Md.Kep
A. Pengkajian
1. Anamnesa
a) Keluhan nyeri
b) Riwayat trauma adequat
c) Adanya fungsio laesa atau fungsi jaringan terganggu
2. Pemeriksaan fisik
1) Insepksi
a) Edema
b) Hematoma
c) Deformitas
2) Palpasi
a) Nyeri tekan
b) Kripitasi
B. Diagnosa
1. Nyeri akut
a) Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan
hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulang.
b) Penyebab
Agen pencedera fisik (mis. Amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat,
prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
c) Gejala dan tanda mayor
a. Tampak meringis
b. Bersikap protektif
c. Gelisah
d. Frekuensi nadi menigkat. (PPNI, 2016)
d) Gangguan mobilitas fisik
Keterbatasan dalam gerakan fisik dari satu atau lebih ekstermitas secara mandiri
 Penyebab
o Kerusakan integritas struktur tulang
o Penurunan kekuatan otot
o Gangguan muskuloskeletal
o Nyeri
e) Gejala dan tanda mayor
 Subjektif : Mengeluh sulit menggerakan ekstermitas
 Objektif : kekakuan otot menurun dan rentang gerak
f) Gejala dan tanda minor
o Subjektif :
 Nyeri saat bergerak
 Enggan melakukan pergerakan
 Merasa cemas saat bergerak
 Objektif :
 Sendi kaku
 Gerakan tidak terkoordinasi dan gerakan terbatas. (PPNI, 2016)
h) Kerusakan integritas kulit
Definisi : Kerusakan pada epidermis atau dermis
i) Batas karakteristik
 Benda asing yang menusuk permukaan kulit
 Kerusakan integritas kulit
j) Faktor yang berhubungan
 Eksternal : faktor mekanik mis. daya gesek, tekanan dan imobilitas fisik
 Internal : Tekanan pada tulang, gangguan turgor kulit dan fraktur terbuka. 
(T Heather Herderman, 2015)
C.     Intervensi
1. Nyeri akut b.d agen cedera fisik (mis. Amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
 Tujuan : pain level, pain control and comfort level
Kriteria hasil :
o Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri dan mencari bantuan)
o Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri
o Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
o Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
 Intervensi
a. Pain management
o Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termaksud lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitas
o Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
o Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri pasien
o Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
o Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
dukungan
o Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
o Kurangi faktor presipitasi nyeri
o Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, nonfarmakologi
dan interpersonal)
o Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
o Ajarkan tentang tehnik nonfarmakologi
o Berikan analgesik untuk mengurangi nyeri
o Evaluasi ketidakefektifan kontrol nyeri
o Tingkatkan istirahat
o Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
o Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
b. Analgesik manajemen
o Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan derajat nyeri sebelum
pemberian obat
o Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan frekuensi
o Cek riwayat alergi
o Pilih analgesik yang  diperlukan atau kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih dari satu
o Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya nyeri
o Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian dan dosis optimal
o Pilih rute secara IV, IM, untuk pengobatan nyeri secara teratur
o Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik
pertama kali
o Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
o Evaluasi efektifitas analgesik, tanda dan gejala. (Amin Huda
Nurarif, 2015)
2. Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas struktur tulang, penurunan
kekuatan otot, gangguan muskuloskeletal dan nyeri
 Tujuan : Joint movement (active), mobility level, self care (Adls)
Kriteria hasil :
o Klien meningkatkan dalam aktivitas fisik
o Mengerti tujuan dan peningkatan mobilitas
o Memverbalisasikan perasaan dalam meningkatkan kekuatan dan
kemampuan berpindah
o Memperagakan penggunaan alat
 Intervensi :
o Monitoring vital sign sebelum atau sesudah latihan dan lihat respon pasie
saat latihan
o Konsultasikan dengan terapi fisik tentang rencana ambulasi sesuai
dengan kebutuhan
o Bantu pasien untuk menggunakan tongkat saat berjalan dan cegah
terhadap cedera
o Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain tentang tehnik ambulasi
o Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
o latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan Adls secara mandiri sesuai
kemampuan
o Dampingi dan bantu pasien saat mobilisasi dan bantu penuhi kebutuhan
pasien
o Berikan alat bantu jika klien memerlukan
o Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan berikan bantuan jika
diperlukan. (Amin Huda Nurarif, 2015)
3. Kerusakan integritas kulit b.d tekanan pada tulang, gangguan turgor kulit dan
fraktur terbuka
 Tujuan : Tissue integrity (skin and mucous), membranes and hemodyalis
akses
Kriteria hasil :
o Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas,
temperatur, hidrasi dan pigmentasi) tidak ada luka atau lesi pada kulit
dan perfusi jaringan baik
o Menunjukan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah
terjadinya cedera berulang
o Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit dan
perawatan alami
 Intervensi :
a. Pressure management
o Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar
o Hindari kerutan pada tempat tidur
o Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
o Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali
o Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
o Monitor status nutrisi pasien
o Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat
b. Insision site care
o Membersihkan, memantau dan menigkatkan proses penyembuhan
pada kulit luka yang ditutup dengan jahitan, klip atau straples
o Monitor proses kesembuhan area insisi
o Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi
o Bersihkan area sekitar jahitan atau staples, menggunakan lidi kapas
steril dan gunakan preparat antiseptic sesuai program
o Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau biarkan luka tetap
terbuka (tidak dibalut) sesuai program.

Anda mungkin juga menyukai