Anda di halaman 1dari 2

Nama: Ria Apriliani Waruwu

Nim: 17.111.53
Prodi : Psik 4A

Contoh Kasus

Tn. T datang diantar oleh warga ke IGD dengan keluhan nyeri di bagian badan belakang dan
kepala pusing . 5 menit SMRS px mengalami kecelakaan tunggal dan jatuh terbaring di jalan.
dari hasil pemeriksaan TTV didapat hasil : TD: 130/70 mmhg, S: 37 ,o C, N: 84 x/mnt, R: 20
x/mnt. terdapat jejas/memar di bagian badan belakang pasien , luka lecet di bagian kaki dan
tangan pasien, pasien terlihat pucat , dan meringis kesakitan , skala nyei 4.

1. Diagnosa
a. Nyeri akut berhubungan dengan cedera tulang belakang ditandai dengan memar
dibadan belakang
b. resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan memar ditandai dengan
kebiruan di sekitar badan belakang
c. resiko infeksi berhubungan dengan luka ditandai adanya lecet dan memar

1. Intervensi Nyeri Akut


Menurut SDKI
1) Identifikasi karakteristik nyeri (mis. pencetus, pereda, kualitas, lokasi, intensitas,
frekuensi, durasi)
2) Identifikasi riwayat alergi obat 3) Identifikasi kesesuaian jenis analgesik (mis.
narkotika, non-narkotika, atau NSAID) dengan tingkat keparahan nyeri
4) Monitor tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian analgesik
5) Monitor efektifitas analgesik
Terapeutik
1) Diskusikan jenis analgesik yang disukai untuk mencapai analgesia optimal
2) Pertimbangkan pengguanaan infus kontinu, atau bolus oploid untuk
mempertahankan kadar dalam serum
3) Tetapkan target efektifitas analgesik untuk mengoptimalkan respons pasien
2. Intervensi Kerusakan Integritas Kullit
Menurut SDKI
1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (misalnya perubahan sirkulasi,
perubahan status nutrisi, penurunan kelembaban, suhu lingkungan ekstrim,
penurunan mobilitas) Terapeutik
2. Ubah posisi tiap jam jika tirah baring
3. Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
4. .Gunakan produk berbahan petroleum dan minyak pada kulit kering Hindari
produk berbahan dasar alcohol pada kulit kering
5. Bersihkan luka sesuai sop
3. Intervensi Resiko Infeksi
Menurut nic noc
1. Kaji nyeri, catat lokasi nyeri, karakteristik , beratnya (skala 0 sampai 10) selidiki
dan laporkan perubahan nyeri dengan tepat. Rasional: berguna dalam pengawasan
keefektifan obat, perubahan pada karakteristik nyeri menunjukan abses (Doenges,
2005).
2. Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler Rasional: gravitasi melokalisasi
eksudat inflamasi dalam abdomen bawah atau pelvis, menghilangkan tegangan
abdomen yang bertambah jika posisi terlentang.
3. Dorong ambulasi dini Rasional : meningkatkan normalisasi fungsi organ, seperti
merangsang peristaltik dan flatus, menurunkan ketidaknyamanan abdomen.
4. Berikan teknik relaksasi Rasional : dapat menurunkan stimulus internal.
5. Observasi tanda vital dan keadaan umum pasien Rasional : mengetahui keadaan
umum pasien terhadap reaksi nyerinya.
6. Kolaborasi pemberian obat analgesik Rasional: untuk mengurangi rasa nyeri
karena luka insisi

Anda mungkin juga menyukai