Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

GANGGUANKEBUTUHAN RASA NYAMAN “NYERI “

A. PENGERTIAN

1. Kebutuhan Rasa Nyaman


Kolcaba megungkapkan kenyamanan/rasa nyaman adalah suatu
keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan
akan ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan
seharihari), kelegaan (kebutuhan telah terpenuhi), dan transenden
(keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri).
Kenyamanan mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat
aspek yaitu:
a. Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.
b. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga,
dan sosial.
c. Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal
dalam diri sendiri
yang meliputi harga diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
d. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman
eksternal manusia
seperti cahaya, bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah
lainnya.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman maksudnya perawat
memberikan kekuatan, harapan, hiburan, dukungan, dorongan, dan
bantuan. Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan
rasa nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas
dari rasa nyeri, dan hipo/hipertermia. Hal ini disebabkan karena
kondisi nyeri dan hipo/hipertermia merupakan kondisi yang
mempengaruhi perasaan tidak nyaman pada pasien
yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien.
2. Gangguan Rasa Nyaman akibat Nyeri
Nyeri adalah perasaan tidak nyaman yang umumnya disebabkan
oleh rangsangan yang kuat atau merusak. The International
Association for the Study of Pain's secara luas mendefinisikan nyeri
sebagai
"suatu sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman
emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau
potensial, atau digambarkan sebagai kerusakan tersebut";[1] namun,
karena menjadi kompleks, fenomena subjektif, mendefinisikan nyeri
telah menjadi tantangan. Dalam diagnosis medis, nyeri dianggap
sebagai gejala dari kondisi yang lain.
Nyeri adalah segala sesuatu yang dikatakan seseorang tentang
nyeri tersebut dan terjadikapan saja seseorang mengatakan bahwa ia
merasa nyeri (Mc Caffery dalam Potter &Perry).

B. Tanda dan Gejala Klinis


1. Tekanan darah meningkat
2. Pernafasan meningkat
3. Menangis, merintih
4. Mengatupkan rahang atau pergelangan tangan.
5. Perubahan kemampuan untuk melanjutkan aktivitas.
6. Agirasi / kegelisahan.
7. Postur tidak biasa.
8. Ketidakaktifan fusik dan mobilitas.
9. Perubahan pada pola tidur.
10.Rasa takut mengalami cedera tulang.
11.Mata terbuka lebar dan sangat tajam.
12.Mual muntah.
13.Keletihan.
14.Raut wajah kesakitan (Menangis,merintih)
15.Nadi meningkat
16.Nadi berdetak lebih dari 90 x/m
17.Pernafasan meningkat
18.Pernafasan lebih dari 20x/m
19.Posisi berhati hati
20.Pasien nampak terlihat menghindari nyeri ,melindungi daerah
nyeri.

C. ETIOLOGI
Nyeri tidak hanya dihasilkan oleh satu stimulus. Nyeri biasanya
dihubungkan dengan beberapa proses patologis spesifik. Kelainan yang
mengakibatkan rasa nyeri mencakup infeksi, inflamasi, trauma, kelainan
degenerasi, keadaan toksik metabolik atau neoplasma. Nyeri dapat juga
muncul karena distorsi mekanis ujung-ujung saraf misalnya karena
meningkatnya tekanan di dinding organ. Nyeri dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya yaitu umur, lingkungan, kelelahan, riwayat
nyeri sebelumnya, dll. Sebagian rasa nyeri hebat disebabkan oleh karena
trauma, iskemia, atau inflamasi disertai kerusakan jaringan yang
menyebabkan terlepasnya zat kimia tertentu yang berperan dalam
merangsang ujung-ujung saraf perifer.

1) Faktor resiko
1. Melaporkan nyeri secara verbal dan non verbal
2. Posisi untuk mengurangi nyeri
3. Muka dengan ekspresi
4. Respon otonom(kebutuhan tekanan darah ,suhu,nadi)
5. Tingkah lalu ekspresif (gelisah ,merintih ,nafas panjang
,mengeluh)
2) Faktor predisposisi
1. Trauma
2. Peradangan
3. Trauma psikologi.
3) faktor presipitasi
1. Lingkungan
2. Suhu ekstrim
3. Kegiatan
4. Emosi
D. PATHWAY

E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis nyeri harus ditangani oleh asesmen nyeri yang
tepat. Oleh karena itu, pemeriksaan riwayat dan fisik secara lengkap
penting untuk mengevaluasi penyakit yang mendasari dan faktor yang
berkontribusi secara menyeluruh. Ini termasuk mengidentifikasi sumber
nyeri bila memungkinkan.
Sebuah karakterisasi dasar nyeri dapat diperoleh dengan menilai
karakteristik PQRST. Perhatian juga harus diberikan kepada faktor
mental yang mengubah ambang nyeri.
Kecemasan, depresi, kelelahan, marah, dan takut secara khusus
diketahui dapat menurunkan ambang batas ini, sedangkan sisanya,
peningkatan suasana hati, simpati, pengalihan, dan pemahaman
menaikkan ambang nyeri.
Secara umum, pasien mungkin berada dalam distress akut yang
jelas (nyeri trauma) atau tampak tidak memiliki rasa kesakitan yang
terlihat jelas (kronis/persisten). Nyeri dapat dideskripsikan sebagai
tajam, membakar, seperti tersetrum, gatal, menjalar, intensitas
berfluktuasi, dan lokasi bervariasi. Seiring waktu, stimuli nyeri yang sama
dapat menyebabkan gejala yang berubah sepenuhnya (contohnya tajam
ke agak mati rasa, jelas ke tidak jelas). Gejala nonspesifik termasuk
kecemasan, depresi, lelah, insomnia, rasa marah, dan ketakutan. Nyeri
akut dapat menyebabkan hipertensi, takikardia, diaforesis, midriasis,
dan pucat, tapi tanda-tanda ini bukan diagnostik. Pada beberapa kasus
akut dan pada kebanyakan nyeri kronis/persisten, dapat tidak tampak
tanda-tanda yang jelas. Nyeri selalu objektif, dan tidak ada tes
laboratorium yang dapat mendiagnosanya. Karena itu, nyeri sebaiknya
didiagnosa berdasarkan riwayat dan penggambaran pasien. Selain itu
manifestasi klinis mencakup :
1) Kelainan postur
2) Gangguan tidur
3) Posisi menghindari nyeri
4) Gerakan menghindari nyeri
5) Raut wajah kesakitan (menangis, merintih)
6) Perubahan nafsu makan
7) Tekanan darah meningkat
8) Nadi meningkat
9) Pernafasan meningkat

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1) Pemeriksaan USG untuk data penunjang apa bila ada nyeri tekan
di abdomen.
2) Rontgen untuk mengetahui tulang atau organ dalam yang
abnormal.
3) Pemeriksaan LAB sebagai data penunjang pemefriksaan lainnya
4) Ct Scan (cidera kepala) untuk mengetahui adanya pembuluh darah
yang pecah di otak.
G. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Non farmakologi
a. Distraksi,mengalihkan perhatian klien terhadap sesuatu Contoh :
membaca,menonton tv , mendengarkan musik dan bermain
b. Stimulaisi kulit, beberapa teknik untuk stimulasi kulit antara lain :
 Kompres dingin
 Counteriritan, seperti plester hangat.
 Contralateral Stimulation, yaitu massage kulit pada area yang
berlawanan dengan area yang nyeri.
2. Farmakologi
A. Nyeri ringan 1 (farmakologi 1)

Jadwal obat dosis


4 jam sekali aspirin 325-650 mg
6 jam sekali asetaminofet 325-650 mg

B. Nyeri ringan (farmakologi II)

jadwal obat dosis


4-6 jam sekali ketoproten 12,5 mg
8-12 jam sekali sodium Awalan 440
selanjutnya 200 mg

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
a) Pemberian analgesic
b) Analgesik akan lebih efektif diberikan sebelum pasien merasakan
nyeri yang berat dibandingkan setelah mengeluh nyeri.

A. FOKUS PENGKAJIAN KEPERAWATAN


a. Perilaku non verbal
Beberapa perilaku non verbal yang dapat kita amati antara
lain ekspresi wajah, gemeretek gigi, menggigit bibir bawah,dll.
b. Kualitas
Deskripsi menolang orang mengkomunikasikan kualitas dan
nyeri. Anjurkan pasien menggunakan bahasa yang diaketahui
c. Faktor presipitasi
Beberapa factor presipitasi yang meningkatkan nyeri antara
lain lingkungan, suhu ekstrim, kegiatan yang tiba-tiba.
d. Intensitas
Nyeri dapat berupa ringan, sedang, berat atau tak
tertahankan, atau dapat menggunakan skala dari 0-1.
e. Waktu dan lama
Perawat perlu mengetahui, mencatat kapan nyeri mulai,
berapa lama ,bagaimana timbulnya, juga interval tanpa nyeri, kapan
nyeri terakhir tumbul.
f. Hal yang perlu di kaji lainnya adalah karakteristik nyeri ( PQRST)
P ( provokatif ) : faktor yang mempengaruhi gawat dan
ringannya nyeri.
Q ( quality ) : seperti apa nyeri tersebut ( tajam, tumpul,
atau tersayat).
R ( region ) : daerah perjalanan nyeri
S ( Skalanyeri ) : keparahan/ intensitas nyeri
T ( time ) : lama/ waktu serangan/ frekuensinyeri

I. DIAGNOSA KEBUTUHAN RASA NYAMAN


a) Gangguan rasa nyaman (nyeri akut) berhubungan dengan post op
hemoroid,ditandai dengan klien mengeluh tidak bisa nyeri pada
bagian anus,tampak kesakitan.
b) Ansietes berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
ditandai dengan pasien mengatakan masih memikirkan
keadannya,pasien mengatakan tidak merasa nyaman dengan
kondisinya .
c) Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri ditandai dengan
klien merasa gelisah ,tidak bisa tidur,dan terlihat cemas.

J. INTERVENSI
NO. DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATA KRITERIA HASIL
N

1. Nyeri akut b.d Setelah di lakukan 1. Observasi 1. Untuk mengetahui


agen cedera tindakan keperawatan keadaan umum keadaan pasien.
biologis 3x24 jam diharapkan pasien. 2. Mengetahui TTV
pasien : 2. Kaji tanda tanda pasien normal.
1.pernyataan nyeri vital 3. Membantu
berkurang . 3. Atur posisi klien memulihkan rasa
senyaman nyaman.
2.skala nyeri 2.
mungkin sesuai 4. Membantu proses
3.perasaan pasien keinginan pemyembuhan
lebih rileks. pasien. pasien.
4. Kolaborasi
dengan dokter
dalam
pemberian obat
secara indikasi.
2. Ansietes b.d Setelah dilakukan 1. Observasi tanda 1. Membantu pasien
stessor tindakan keperawatan peningkatan agar lebih rileks.
selama 3x24 jam ansietas. 2. Untuk mengurangi
diharapkan pasien 2. Ajarkan teknik faktor yang memicu
relaksasi dan ansietas.
1. pasien merasakan
latihan. 3. membantu proses
nyaman.
3. Kolaborasi terapi proses
2. pasien tampak
bila perlu. penyembuhan.
cemas .

3. Gangguan pola Setelah dilakukan 1. Anjurkan pasien 1. Mengetahui ttv


tidur b.d gejala tindakan keperawatan untuk tidur dan pasien normal.
terkait penyakit selama 3x24 jam di istirahat. 2. Memberikan rasa
harapkan pasien : 2. Anjurkan pasien nyaman pada pasien.
dan keluarga 3. Membantu proses
1. pola tidur dan
pasien untuk penyembuhan.
kualitas tidur.
membatasi
2. Perasaan bugar
pengunjung.
setelah bangun
3. Kolaborasi
tidur.
pemberian
terapi.
K. EVALUASI
Evaluasi terhadap klien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan
rasa nyaman (nyeri) di lakukan dengan menilai kemampuan klien
merespon rangsang nyeri, di antarannya hilang perasaan ketidak
nyamanan Karena nyeri, menurunnya intensitas nyeri , adanya respon
fisiologis yang baik dan pasien mampu melakukan aktivitas fisik dengan
nyaman.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Istimewa:MobileLanguages/Nyeri.

NANDA Internasional. 2012 .Diagnosis Keperawatan:Definisi,Danklasifikasi

2012-2014/Editor, T . Heather Herdman;Alihbbahasa Made Sumarwati, Dan

Nike BudhiSubekti ; Editor EdisiBahasa Indonesia, BarrahBarrid,Monica Ester

,Dan WuriPPraptiani. Jakarta;EGC.

Moorhed, (et al ). 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) 5 th Edition.

Missouri:MosbyElsrver.

Anda mungkin juga menyukai