Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
Kasih karuniaNya sehingga Makalah Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Desinfeksi ini dapat
kami selesaikan sebagaimana adanya.

Penyusunan makalah ini kami tujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah K3, agar para
mahasiswa dapat mengetahui dan memahami materi perkuliahan tentang Makalah Standar
Operasional Prosedur ( SOP ) Desinfeksi.

Penulis menyadari akan kekurangan penyusunan makalah ini, untuk itu kami
mengharapkan masukan, saran dan kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan
makalah ini dikemudian hari. Akhirnya, semoga makalah ini dapat menjadi referensi dalam
pembelajaran mata kuliah K3 di dalam kelas.

Klaten, 26 November 2019

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................................1


DAFTAR ISI........................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................3

A. Latar Belakang Masalah ..........................................................................................3


B. Rumusan Masalah ....................................................................................................4
C. Tujuan .....................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................5

A. Definisi Desinfeksi...................................................................................................5
B. Jenis Desinfeksi .......................................................................................................5
C. Macam Desinfeksi ...................................................................................................6
D. Cara Kerja Desinfeksi ..............................................................................................7
E. Standar Operasional Prosedur Desinfeksi ................................................................8

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................20

A. Kesimpulan ............................................................................................................20
B. Saran ......................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................21

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik pada pasien yang berisiko
terinfeksi atau telah terinfeksi. Pengetahuan mengenai bagaimana terjadinya infeksi sangat
penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadinya penyebaran infeksi. Selain itu
diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi infeksi tersebut secara
keseluruhan.

Sejalan dengan itu, program patient safety yang sekarang sedang digalakkan oleh semua
rumah sakit, dimana salah satu tujuan patient safety yaitu untuk melindungi pasien dari
penularan infeksi yang bisa saja terjadi. Oleh sebab itu perlu tindakan untuk pencegahan
infeksi.

Beberapa tindakan pecegahan infeksi yang dapat dialakukan adalah sebagai berikut.
1. Aseptik, yaitu tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan, istilah ini dipakai
untuk menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatakan infeksi.
Tujuan akhirnya dalah menggurangi atau menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik
pada permukaan benda hidup maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan
aman digunakan.
2. Antiseptik, yaitu upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat
perubahan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.
3. Dekontaminasi, tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas
kesehatan secara aman, terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan.
Contohnya adalah meja pemeriksaan, alat-alat kesehatan, dan sarung tangan yang
terkontaminasi oleh darah atau cairan tubuh disaat prosedur bedah/tindakan dilakukan.
4. Pencucian, yaitu tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh, atau setiap benda
asing seperti debu dan kotoran.
5. Sterilisasi, yaitu tindakan menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri , jamur, parasit,
dan virus) termasuk bakteri endospora dari benda mati.

3
6. Desinfeksi, yaitu tindakan menghilangkan sebagian besar(tidak semua) mikroorganisme
penyebab penyakit dari benda mati. Desinfeksi tingkat tinggi dilakukan dengan merebus
atau menggunakan larutan kimia. Tindakan ini dapat menghilangkan semua
mikroorganisme, kecuali beberapa bakteri endospora
Pada makalah ini, kami akan membahas secara spesifik mengenai salah satu tindakan
pencegahan infeksi yaitu tindakan desinfeksi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan desinfeksi?
2. Apa saja jenis desinfeksi?
3. Apa saja macam desinfektan?
4. Bagaimana cara kerja desinfektan?
5. Bagaimana SOP dari desinfeksi ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari desinfeksi.
2. Untuk mengetahui jenis desinfeksi.
3. Untuk mengetahui macam desinfeksi.
4. Untuk mengetahui cara kerja desinfeksi.
5. Untuk mengetahui SOP dari desinfeksi.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi

Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek yang
tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri (A. Aziz Alimul H., 2012).
Desinfeksi juga dikatakan suatu tindakan yang dilakukan untuk membunuh kuman patogen
dan apatogen tetapi tidak dengan membunuh spora yang terdapat pada alat perawatan ataupun
kedokteran. Desinfeksi dilakukan menggunakan bahan desinfektan melalui cara mencuci,
mengoles, merendam dan menjemur dengan tujuan mencegah terjadinya infeksi dan
mengondisikan alat dalam keadaan siap pakai.

Kemampuan desinfeksi ditentukan oleh waktu sebelum pembersihan objek, kandungan


zat organik, tipe dan tingkat kontaminasi mikroba, konsentrasi dan waktu pemaparan,
kealamian objek, suhu dan derajat keasaman (pH).

B. Jenis Desinfeksi
1. Desinfeksi Tingkat Tinggi

Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) dapat membunuh semua organisme kecuali spora bakteri.
DTT dapat dilakukan dengan merebus, mengukus atau menggunakan bahan kimia.

a. DTT dengan merebus


 Mulai menghitung waktu saat air mulai mendidih
 Merebus selama 20 menit dalam panci tertutup
 Seluruh alat harus terendam
 Jangan menambah alat apapun ke air mendidih
 Pakai alat sesegera mungkin atau simpan dalam wadah tertutup dan kering yang
telah di DTT, maksimal satu minggu
b. DTT dengan mengukus
 Kukus alat selama 20 menit
 Kecilkan api sehingga air tetap mendidih
 Waktu dihitung mulai saat keluarnya uap

5
 Jangan pakai lebih dari 3 panci uap
 Keringkan dalam kontainer DTT
c. DTT dengan kimia
 Desinfektan kimia untuk DTT
 Klorin 0,1%, Formaldehid 8%, Glutaraldehid 2%
 Lakukan dekontaminasi dengan cuci dan dibilas lalu keringkan
 Rendam semua alat dalam larutan desinfektan selama 20 menit
 Bilas dengan air yang telah direbus dan dikeringkan di udara
 Segera pakai atau disimpan dalam kontainer yang kering dan telah di DTT
2. Desinfeksi Tingkat Sedang

Desinfeksi tingkat sedang dapat membunuh bakteri, kebanyakan jamur kecuali spora
bakteri.

3. Desinfeksi Tingkat Rendah

Desinfeksi tingkat rendah dapat membunuh kebanyakan bakteri, beberapa virus dan
beberapa jamur tetapi tidak dapat membunuh mikroorganisme yang resisten seperti basil
tuberkel dan spora bakteri.

C. Macam Desinfeksi

Desinfektan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi
dengan membunuh jasad renik (bakterisid), terutama pada benda mati. Proses desinfeksi dapat
menghilangkan 60% - 90% jasad renik. Desinfektan digunakan secara luas untuk sanitasi baik
di rumah tangga, laboratorium, dan rumah sakit. Berikut ini merupakan bahan-bahan
desinfektan. ( Signaterdadie, 2009 )

1. Alkohol

Etil alkohol atau propel alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit. Alkohol
yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi untuk
mendesinfeksi permukaan.

6
2. Glutaraldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang popular pada kedokteran gigi , baik
tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Glutaraldehid merupakan desinfektan yang kuat.
Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat disterilkan.
3. Biguanid

Klorheksidin merupakan contoh biguanid yang digunakan secara luas dalam bidang
kedokteran gigi sebagai antiseptik kontrok plak.

4. Fenol

Larutan jernih tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat yang
terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik.Zat ini bersifat virusidal
dan sporosidal yang lemah.Namun karena sebagian besar bakteri dapat dibunuh oleh zat
ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.

5. Klorsilenol

Merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai antiseptik,
aktivitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas sebagai
desinfektan (misalnya dettol).

Kriteria desinfektan yang ideal adalah bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi
mikroorganisme pada suhu kamar; aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organic, pH,
temperature dan kelembaban; tidak toksik pada hewan dan manusia; tidak bersifat korosif;
tidak berwarna dan meninggalkan noda; tidak berbau; bersifat biodegradable/mudah diurai;
larutan stabil; mudah digunakan dan ekonomis; serta aktivitasnya berspektrum luas.

D. Cara Kerja Desinfeksi


Menurut prosesnya, cara kerja desinfektan yaitu sebagai berikut.
1. Denaturasi protein mikroorganisme, yaitu dengan mengubah struktur mikroorganisme
hingga sifat-sifat khasnya hilang.
2. Pengendapan protein dalam protoplasma (zat-zat halogen, fenol, alcohol, dan garam
logam).
3. Oksidasi protein(Oksidanasia).

7
4. Mengganggu sistem dan proses enzim (zat-zat halogen, alkohol ,dan garam logam).
5. Modifikasi dinding sel atau membran sitoplasma (desinfektasi dengan aktivitas
permukaan) ( Signaterdadie, 2009 )
E. Standar Operasional Prosedur Desinfeksi

TERLAMPIR

8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan pada bab II dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Desinfeksi adalah proses pembuangan semua mikroorganisme patogen pada objek yang
tidak hidup dengan pengecualian pada endospora bakteri.

2. Berdasarkan jenisnya, desinfeksi dibagi menjadi tiga yaitu desinfeksi tingkat tinggi,
desinfeksi tingkat sedang dan desinfeksi tingkat rendah.

3. Desinfeksi dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu cara desinfeksi dengan mencuci, cara
desinfeksi dengan mengoleskan, cara desinfeksi dengan merendam dan cara desinfeksi
dengan menjemur.

4. Macam-macam desinfektan yaitu alkohol, glutaraldehid, biguanid, fenol, dan klorsilenol.

5. Cara kerja desinfektan menurut prosesnya yaitu dengan denaturasi protein


mikroorganisme, pengendapan protein dalam protoplasma, oksidasi protein, mengganggu
sistem dan proses enzim, dan modifikasi dinding sel atau membran sitoplasma

B. Saran

Semoga dengan adanya makalah yang membahas mengenai standar operasional prosedur
desinfeksi dapat membantu pembaca dalam mereview kembali terkait cara pendesinfeksian
alat-alat di rumah sakit. Sehingga dapat mengurangi angka kejadian tertular infeksi.

20
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Http://ahmadmuzaki47.blogspot.co.id. 2011. Desinfeksi.Diunduh 26 November 2019. Pukul
16.00 WIB.
Http://www.scribd.com. Desinfeksi, Sterilisasi, Aseptik dan Antiseptik. Diunduh 26 November
2019. Pukul 16.05 WIB
Signaterdadie’s, 2009. Desinfektan. (Online),
(http://www.signaterdadie’s.com/2009/10/04/desinfektan.html./diakses tanggal, 27
November 2019, jam 19.30 WIB)

21

Anda mungkin juga menyukai