Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA NUKLEUS PULPOSUS

Oleh:
Kelompok V
Pengertian
Hernia diskus intervertebralis, yang juga sering
dinamakan dengan istilah hernia nucleus
pulposus, suatu rupture atau dislokasi diskus
intervertebralis yang terjadi ketika seluruh
atau sebagian nucleus pulposus yang
merupakan bagian diskus intervertebralis yang
lunak dan menyerupai gelatin terdorong
melalui diskus yang lemah atau anulus
fibrosus yang rupture.
Diskus Intervertebralis adalah lempengan
kartilago yang membentuk sebuah bantalan
diantara tubuh vertebra. Material yang keras
dan fibrosa ini digabungkan dalam satu kapsul.
Bantalan seperti bola di bagian tengah diskus
disebut nukleus pulposus. HNP merupakan
rupturnya nukleus pulposus. (Brunner
&Suddarth, 2002).
Insiden HNP
• Hernia diskus intervertebralis biasanya terjadi pada
dewasa (kebanyakan laki-laki) di bawah usia 45 tahun.
Sekitar 90% hernia diskus intervertebralis terjadi di
daerah lumbal dan lumbosacral, 8% terjadi di daerah
servikal, dan 1% hingga 2% terjadi di daerah torakal.
Pasien yang memiliki kanalis spinalis lumbal secara
konginetal berukuran sempit atau disertai pembentukan
osteofit di sepanjang vertebra mungkin lebih rentan
terhadap kompresi radiks saraf dan menghadapi
kemungkinan yang lebih besar untuk memperlihatkan
gejala neurologi.
Etiologi
Ada dua penyebab utama hernia diskus
intervertebralis. Penyebab tersebut meliputi :
• Trauma. Seperti jatuh, kecelakaan, dan stress
minor berulang seperti mengangkat
• Degenerasi persendian intervertebralis
Pada pasien usia lanjut yang diskus
intervertebralisnya sudah mulai berdegenerasi
karena proses penuaan, trauma yang ringan
pun sudah dapat menimbulkan herniasi.
Patofisiologi
Stress fisik dapat merobek atau menimbulkan rupture annulus fibrosus
sehingga terjadi herniasi nucleus pulposus ke dalam kanalis spinalis. Tulang
vertebra akan saling mendekat dan materi diskus yang rupture dapat
menimbulkan tekanan pada radiks saraf sehingga timbul rasa nyeri dan mungkin
pula kehilangan fungsi sensorik serta motoric.
Hernia diskus intervertebralis dapat terjadi pula bersama degenerasi
persendian intervertebralis. Jika diskus tersebut sudah mulai berdegenerasi
maka trauma ringan sekalipun dapat menimbulkan herniasi.

Herniasi terjadi dalam tiga tahap :


 Protrusi : nucleus pulposus menekan annulus fibrosus
 Ekstrusi : nucleus pulposus menonjol keluar melalui annulus fibrosus sehingga menekan radiks
saraf
 Sekustrasi : annulus pecah sehingga bagian tengah diskus meletup keluar dan menekan radiks
saraf
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala umum meliputi :
• Nyeri punggung bawah yang hebat dan menjalar
sampai daerah bokong, tungkai, dan kaki
• Nyeri mendadak pasca trauma yang mereda dalam
waktu beberapa hari, tetapi kemudian timbul kembali
dalam selang waktu yang singkat disertai intensitas
yang bertambah secara progresif
• Iskialgia yang terjadi pasca trauma dan dimulai dengan
nyeri tumpul di daerah bokong
• Kehilangan fungsis ensorik dan motoric didaerah yang
dipersarafi oleh radiks nervus spinalis yang terkompresi
Komplikasi
Komplikasi bergantung pada intensitas dan
lokasi herniasi yang spesifik. Komplikasi yang
sering terjadi meliputi :

• Deficit neurologi
• Masalah defekasi dan urinasi
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan klinik, pada punggung, tungkai dan abdomen.
Pemeriksaan rektal dan vaginal untuk menyingkirkan
kelainan pada serviks
• Pemeriksaan radiologis
– RO Spinal
–MRI
– CT Scan dan Mielogram
– Elektromiografi (EMG)
• Pemeriksaan labolatorium
– Pemeriksaan urine untukmenyingkirkan kelainan-kelainan pada
saluran kemih
– Pemeriksaan darah yaitu LED dan hitung diferensial untuk
menyingkirkan adanya tumor ganas, infeksi dan penyakit rematik
Penatalaksanaan

1. Pembedahan
Tujuan : Mengurangi tekanan pada radiks saraf
untuk mengurangi nyeri dan mengubah defisit
neurologik. Hanya dilakukan pada penderita yang
mengalami nyeri menetap dan tidak dapat di atasi,
terjadi gejala pada kedua sisi tubuh dan adanya
gangguan neurologic utama seperti inkontinensia
usus dan kandung kemih serta foot droop.
Macam – macam prosedur terdiri dari :
a. Disektomi
b. Laminektomi
2. Bila tidak dijumpai defisit neurologic :
 Tidur selama 1-2 minggu di atas Kasur yang keras
 Exercise digunakan untuk mengurangi tekanan atau
kompresi saraf
 Terapi obat-obatan : muscle relaxan, nonsteroid anti
inflamasi drug dan analgetik
 Imobilisasi atau brancing, dengan menggunakan
lumbosacral brace atau korset
 Terapi diet untuk mengurangi berat badan
 Traksi lumbal
 TENS (Transcutaneus Elektrical Nerve Stimulation)
ASKEP HERNIA NUKLEUS PULPOSUS
A. Pengkajian n

1. Identitas

2. Keluhan Utama: Nyeri pada punggung bawah


• P: Trauma (mengangkat atau mendorong benda berat)
• Q: Sifat nyeri seperti ditusuk-tusuk atau seperti disayat, mendenyut, seperti kena api, nyeri tumpul ,
apakah menetap atau hilang timbul.
• R: Letak atau lokasi nyeri
• S: Pengaruh posisi tubuh atau atau anggota tubuh berkaitan dengan aktivitas tubuh, posisi yang
bagaimana yang dapat meredakan rasa nyeri dan memperberat nyeri.
• T: Sifanya akut, sub akut, perlahan-lahan atau bertahap, bersifat menetap, hilang timbul, makin lama
makin nyeri.
3. Riwayat Keperawatan
• Apakah klien pernah menderita Tb tulang, osteomilitis, keganasan (mieloma
multipleks), metabolik (osteoporosis)
• Riwayat menstruasi, adneksitis dupleks kronis, bisa menimbulkan nyeri
punggung bawah
4. Status mental : faktor stres
5. Pemeriksaan
Keadaan umum, tanda vital, status neurologi (pemeriksaan motorik, sensorik,
refleks)
b. Patoflow
C. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan penjepitan saraf pada


diskus invertebralis
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
hemiparese/hemiplegia
3. Ansietas berhubungan dengan prosedur operasi, diagnosis,
prognosis, anestesi, nyeri, hilangnya fungsi
4. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang
informasi
D. Intervensi
1. Nyeri akut b.d penjepitan saraf pada diskus invertebralis

Tujuan : klien mampu mengontrol nyeri, mampu melaporkan keparahan dari nyeri
NOC :
a. Control nyeri
b. Tingkat nyeri
Kriteria hasil :
a. Mampu mengontrol nyeri ( menggambarkan factor penyebab, mengenali kapan
nyeri terjadi, menggunakan tindakan pencegahan, menggunakan tindakan
pengurangan nyeri tanpa analgesik)
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
c. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

d. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)


NIC :
Manajemen nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan factor pencetus
b. Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan terutama pada mereka yang
tidak dapat berkomunikasi secara efektif
c. Gunakan strategi komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri dan sampaikan
penerimaan pasien terhadap nyeri
d. Gali pengetahuan dan kepercayaan pasien mengenai nyeri
e. Gali bersama pasien fakto-faktor yang dapat menurunkan atau memperberat nyeri
f. Kurangi factor-faktor yang dapat mencetuskan atau meningkatkan nyeri
Pemberian analgesic
a. Cek perintah pengobatan meliputi obat, dosis dan frekuensi obat analgesic yang
diresepkan
b. Cek adanya riwayat alergi obat
c. Tentukan pilihan obat analgesic berdasarkan tipe dan keparahan nyeri
d. Tentukan analgesic sebelumnya, rute pemberian, dan dosis untuk mencapai hasil
pengurangan nyeri yang optimal
2, Hambatan mobilitas fisik b.d hemiparese/hemiplegia
Tujuan : Klien mampu bergerak bebas di tempat dengan atau tanpa
alat bantu
NOC :
Pergerakan
Kriteria hasil:
a.Keseimbangan dan cara berjalan tidak terganggu
b.Gerakan otot dan sendi tidak terganggu
c. Mampu bergerak dengan mudah
NIC
Perawatan tirah baring
a. Jelaskan alasan diperlukannya tirah baring

b. Tempatkan matras atau Kasur terapeutik dengan cara yang tepat

c. Posisikan sesuai body alignment yang tepat


d. Gunakan alat ditempat tidur yang melindungi pasien

e. Balikkan pasien yang tidak dapat mobilisasi paling tidak setiap 2 jam, sesuai dengan jadwal
yang spesifik
f. Monitor kondisi kulit

g. Ajarkan latihan ditempat tidur, dengan cara yang tepat

h. Bantu menjaga kebersihan

i. Aplikasikan aktivitas sehari-hari

j. Monitor komplikasi dari tirah baring (misalnya, kehilangan tonus otot, nyeri punggung,
konstipasi, peningkatan stress, depresi, kebingungan, perubahan siklus tidur, infeksi saluran
kemih, kesulitan dalam berkemih, pneumonia)
Perawatan traksi/imobilisasi

a. Posisikan kesejajaran tubuh yang sesuai

b. Pertahankan posisi yang tepat pada tempat tidur untuk meningkatkan traksi

c. Yakinkan berat yang tepat di aplikasikan

d. Pertahankan traksi sepanjang waktu

e. Monitor kemampuan mandiri ketika terpasang traksi

f. Monitor adanya komplikasi imobilisasi


g. Berikan perawatan kulit yang sesuai pada area gesekan

h. Instruksikan perawatan penahan (traksi)

i. Instruksikan perawatan alat fiksasi eksternal, jika diperlukan

j. Instruksikan perawatan lokasi pin, sesuai kebutuhan

k. Instruksikan pentingnya nutrisi adekuat untuk penyembuhan tulang


3. Ansietas b.d prosedur operasi, diagnosis, prognosis, anestesi, nyeri, hilangnya fungsi

Tujuan: Rasa cemas klien akan berkurang/hilang


NOC :
a. Tingkat kecemasan

b. Koping

Kriteria hasil:

a. Klien mampu menyampaikan rasa takut dan rasa cemas secara lisan
b. Tidak ada peningkatan TTV

c. Klien bisa mengambil keputusan

d. Tidak ada perasaan gelisah dan wajah tegang


e. Klien mampu mengidentifikasi pola koping yang efektif
f. Klien mampu menyatakan perasaan akan control diri

g. Klien menyatakan penerimaan terhadap situasi

h. Klien mampu mencari informasi terpercaya tentang pengobatan


NIC
Pengurangan kecemasan

a.Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

b.Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan dirasakan yang mungkin akan dialami klien selama
prosedur(dilakukan)

c.Berikan informasi factual terkait diagnosis, perawatan dan prognosis

d.Dorong keluarga untuk mendampingi klien dengan cara yang tepat

e.Dengarkan klien

f.Bantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

g.Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan

Teknik menenangkan

h.Pertahankan sikap yang tenang dan hati-hati

i.Pertahankan kontak mata

j.Berada disisi klien

k.Yakinkan keselamatan dan keamanan klien

l.Instruksikan klien untuk menggunakan metode mengurangi kecemasan (misalnya, teknik bernapas dalam, distraksi,
visualisasi, meditasi, relaksasi otot progresif) jika diperlukan.

m.
Berikan obat anti kecemasan bila diperlukan
Peningkatan koping

a. Bantu pasien dalam memeriksa sumber-sumber yang tersedia untuk


memenuhi tujuan-tujuannya

b. Dukung hubungan (pasien) dengan orang yang memiliki ketertarikan dan


tujuan yang sama

c. Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan

d. Berikan suasana penerimaan

e. Sediakan informasi actual mengenai diagnosis, penanganan dan prognosis

f. Evaluasi kemampuan pasien dalam membuat keputusan


4. Defisiensi pengetahuan b.d kurang informasi
Tujuan : klien memahami tentang proses penyakit dan komplikasinya,
klien memahami prosedur penanganan

NOC :

a. Pengetahuan: proses penyakit

b. Pengetahuan: prosedur penanganan

Kriteria hasil
c. Klien mampu memahami proses penyakit (tanda dan gejala, proses
pejalanan penyakit, dan komplikasi)

d. Klien mamahami apa yang disampaikan tentang prosedur yang


diperlukan sebagai bagian dari regimen pengobatan
NIC :
Pengajaran proses penyakit

a.Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit yang spesifik
b.Jelaskan patofisiologi penyakit dan bagaimana hubungannya dengan anatomi dan fisiologi, sesuai
kebutuhan
c.Jelaskan tanda dan gejala yang umum dari penyakit, sesuai kebutuhan

d.Jelaskan mengenai proses penyakit, sesuai kebutuhan


e.Identifikasi penyebab sesuai kebutuhan

f. Identifikasi perubahan kondisis fisik pasien


g. Diskusikan pilihan terapi/penanganan
h.Jelaskan alasan dibalik manajemen/terapi/penanganan yang direkomendasikan

i. Jelaskan komplikasi kronik yang mungkin ada sesuai kebutuhan


j. Instruksikan pasien mengenai tindakan untuk menecah/meminimalkan efek samping penanganan
dari penyakit sesuai kebutuhan
k.Edukasi pasien mengenai tanda dan gejala yang harus dilaporka kepada petugas kesehatan sesuai
kebutuhan
•  
E.Evaluasi

1. Nyeri berkurang atau rasa nyaman terpenuhi

2. Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai


dengan kemampuannya
3. Rasa cemas klien akan berkurang/hilang.

4. Klien mampu meningkatkan pengetahuan


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai