Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MK KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

TRIAGE EMERGENCY

KELOMPOK 2
VIVI WISKA ERLIASTUTI R11211140
MUJAHIDAH NURSIN R11211150
SUSI SUSANTI R11211160

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia—Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Keperawatan Gawat Darurat tentang “Triage
Emergency”. Semoga makalah ini dapat menjadi alat belajar yang lebih
efektif dan menambah wawasan.
Kami pun meyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik materi maupun cara penulisannya.
Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan
pengetahuan yang kami miliki sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, masukan, saran dan kritik yang sifatnya untuk perbaikan
dari berbagai pihak khususnya Bapak/Ibu serta rekan-rekan sangat
diharapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami mendapat dukungan dari
berbagai pihak. Atas bantuan dukungan dan bimbingan tersebut kami
ucapkan terima kasih. Semoga dukungan dan bimbingan semua menjadi
amal sholeh dan mendapat balasan dari Yang Maha Kuasa, Aamiin.

Makassar, 30 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI.....................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN 3
A. LATAR BELAKANG 3
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................4
C. TUJUAN 4
BAB II PEMBAHASAN 5
A. PENGERTIAN TRIAGE……………………………………………………………….5
B. TUJUAN TRIAGE…………………………………………………………………...…5
C. PRINSIP TRIAGE…………………………………………………………………...…5
D. KLASIFIKASI TRIAGE………………………………………………………………...6
E. PROSES TRIAGE……………………………………………………………………..6
F. METODE SIMPLE TRIAGE AND RAPI TREATMENT (START)…………………6
G. PENGKAJIAN DAN SETTING TRIAGE...............................................................7
BAB III PENUTUP 9
DAFTAR PUSTAKA10
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Triage sebagai upaya klasifikasi kasus cedera secara cepat berdasarkan keparahan
cedera mereka dan peluang kelangsungan hidup mereka melalui intervensi medis
yang segera. Sistem triage tersebut harus disesuaikan dengan keahlian setempat.
Penggunaan istilah triage ini sudah lama berkembang. Konsep awal triage modern
yang berkembang meniru konsep pada jaman Napoleon dimana Baron Dominique
Jean Larrey (1766 – 1842), seorang dokter bedah yang merawat tentara Napoleon,
mengembangkan dan melaksanakan sebuah system perawatan dalam kondisi yang
paling mendesak pada tentara yang datang tanpa memperhatikan urutan kedatangan
mereka. System tersebut memberikan perawatan awal pada luka ketika berada di
medan perang kemudian tentara diangkut ke rumah sakit/tempat perawatan yang
berlokasi di garis belakang. Sebelum Larrey menuangkan konsepnya, semua orang
yang terluka tetap berada di medan perang hingga perang usai baru kemudian
diberikan perawatan.
Pada tahun 1846, John Wilson memberikan kontribusi lanjutan bagi filosofi triase. Dia
mencatat bahwa, untuk penyelamatan hidup melalui tindakan pembedahan akan
efektif bila dilakukan pada pasien yang lebih memerlukan. Pada perang dunia I, pasien
akan dipisahkan di pusat pengumpulan korban secara langsung akan dibawa ke
tempat dengan fasilitas yang sesuai. Pada perang dunia II diperkenalkan pendekatan
triage dimana korban dirawat pertama kali dilapangan oleh dokter dan kemudian
dikeluarkan dari garis perang untuk perawatan yang lebih baik. Pengelompokan
pasien dengan tujuan untuk membedakan prioritas penanganan dalam medan perang
pada perang dunia I, maksud awalnya adalah untuk menangani luka yang minimal
pada tentara sehingga dapat segera kembali ke medan perang.
Penggunaan awal kata “trier” mengacu pada penampisan screening di medan perang.
Kini istilah tersebut lazim digunakan untuk menggambarkan suatu konsep pengkajian
yang cepat dan terfokus dengan suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber
daya manusia, peralatan serta fasilitas yang paling efisien terhadap hamper 100 juta
orang yang memerlukan pertolongan di unit gawat darurat (UGD) setiap tahunnya.
Berbagai system triage mulai dikembangkan pada akhir tahun 1950-an seiring jumlah
kunjungan UGD yang telah melampaui kemampuan sumber daya yang ada untuk
melakukan penanganan segera. Tujuan triage adalah memilih atau menggolongkan
semua pasien yang datang ke UGD dan menetapkan prioritas penanganan.
Sistem triage biasanya sering ditemukan pada perawatan gawat darurat di suatu
bencana. Dengan penanganan secara cepat dan tepat, dapat menyelamatkan hidup
pasien. Misalnya ada beberapa orang pasien yang harus ditangani oleh perawat
tersebut.dimana setiap pasien dalam kondisi yang berbeda. Jadi perawat harus
mampu menggolongkan pasien tersebut dengan sistem triage.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Triage?
2. Apa tujuan Triase?
3. Bagaimana prinsip Triage?
4. Bagaimana proses Triage?

C. TUJUAN
1. Mengetahui definisi Triage
2. Menetahui tujuan Triage
3. Mengetahui prinsip Triage
4. Mengetahui proses Triage
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TRIAGE
Triage adalah suatu cara untuk menyeleksi atau memilah korban
berdasarkan tingkat kegawatan. Menyeleksi dan memilah korban tersebut bertujuan
untuk mempercepat dalam memberikan pertolongan terutama pada para korban
yang dalam kondisi kritis atau emergensi sehingga nyawa korban dapat
diselamatkan.

B. TUJUAN TRIAGE
Tujuan triage adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa,
menetapkan pasien ke area perawatan untuk memprioritaskan dalam perawatan
dan untuk memulai tindakan diagnostic atau terapi.
Tujuan triage model START triage untuk insiden korban massal adalah
untuk mengidentifikasi individu dengan cepat yang membutuhkan perawatan,
waktu yang dibutuhkan untuk triage setiap korban kurang dari 60 detik.

C. PRINSIP TRIAGE
Triage seharusnya segera dan tepat waktu, penanganan yang segera dan
tepat waktu akan segera mengatasi masalah pasien dan mengurangi terjadi
kecacatan akibat kerusakan organ. Pengkajian seharusnya adekuat dan akurat,
data yang didapatkan dengan adekuat dan akurat menghasilkan diagnosa
masalah yang tepat. Keputusan didasarkan dari pengkajian, penegakan
diagnose dan keputusan tindakan yang diberikan sesuai kondisi pasien.
Intervensi dilakukan sesuai kondisi korban, penanganan atau tindakan yang
diberikan sesuai dengan masalah/keluhan pasien. Kepuasan korban harus dicapai,
kepuasan korban menunjukkan teratasinya masalah. Dokumentasi dengan benar,
dokumentasi yang benar merupakan sarana komunikasi antar tim gawat
darurat dan merupakan aspek legal.
D. KLASIFIKASI TRIAGE
Klasifikasi triage penting untuk menyeleksi korban yang datang sehingga
keselamatan korban segera ditolong. Klasifikasi ini dibagi menjadi 3 yaitu :

E. PROSES TRIAGE
Ketika melakukan triage, waktu yang dibutuhkan adalah kurang dari 2 menit
karena tujuan triage bukan mencari diagnose tetapi mengkaji dan merencanakan
untuk melakukan tindakan.
Tujuan utamanya adalah supaya semua pasien menerima penilaian
triage awal dalam waktu 5 menit dari waktu tiba di ruangan IGD. Alur triage
dimulai dari pengkajian yang cepat dan pengkajian berlanjut di ruang
tindakan.

F. METODE SIMPEL TRIAGE AND RAPID TREATMENT (START)


Metode ini dikembangkan sebagai penolong pertama untuk memilah korban dalam
waktu 30 detik, hal yang penting untuk diperhatikan dalam melakukan metode ini
adalah tidak melakukan intervensi atau tindakan terapi pada korban yang akan di
triage. Tugas utama penolong triage adalah memeriksa, memilah, dan
memprioritaskan berdasarkan keparahan cidera. Apabila penolonglain telah dating
ke lokasi, maka akan dilakukan re-triage, evaluasi lebih lanjut, resusitasi, stabilisasi,
transportasi. Re-triage sendiri dilakukan dengan memasangkan label metag system
yang mencamtumkan hasil pemeriksaan dan identitas pasien.

Klasifikasi pasien:
1. Korban kritis/immediate (label merah)
Kriteria dalam pengkajian:
a. Respirasi >30 kali/menit
b. Tidak ada nadi radialis
c. Tidak sadar/penurunan kesadaran
2.Tertunda/Delay (label kuning)
Kriteria dalam pengkajian:
a. Respirasi <30 kali/menit
b. Nadi teraba
c. Status mental normal
3.Tidak terdapat kegawatan/ Minor (label hijau)
Memberikan instruksi verbal untuk pergi ke lokasi yang aman.
4.Meninggal (label hitam)

Tahapan metode START adalah


1.Langkah pertama
Dengan aba-aba memerintahkan pada korban yang dapat berdiri dan berjalan ke
tempat yang lebih aman. Pasien dapat berjalan dikategorikan sebagai minor/label
warna hijau.
2.Langkah kedua
Pasien yang tidak bisa berdiri dan berjalan menjadi prioritas pengkajian
selanjutnya. Lakukan pengkajian seara singkat dan koreksi gangguan ABC.
Penolong harus menemukan pasien yang berlabel merah.

G. PENGKAJIAN DAN SETTING TRIAGE


1. Ada beberapa petunjuk saat melakukan pengkajian triage yaitu: Riwayat
pasien, karena sangat penting dan bernilai untuk mengetahui kondisi
pasien;
2. Tanda, keadaaan umum pasien seperti tingkat kesadaran, sesak, bekas
injuri dan posisi tubuh;
3. Bau, tercium bau alkohol, keton dan melena;
4. Sentuhan (palpasi), kulit teraba panas, dingin dan berkeringat, palpasi nadi
dan daerah yang penting untuk dikaji serta sentuh adanya bengkak;
5. Perasaan (commonsense), gunakan perasaan dalam memutuskan jawaban
yang relevan dengan kondisi pasien.

Di saat menemukan korban yang datang dalam kondisi kegawatdaruratan,


maka kita melakukan proses triage dengan menerapkan S-O-A-P-I-E system. Tahap-
tahap SOAPIE system adalah :

Pelaksanaan S-O-A-P-I-E system merupakan suatu siklus. Setelah


mendapatkan data subjektif dan objektif maka kita bisa merumuskan masalah
pasien, dilanjutkan merumuskan rencana tindakan keperawatan. Setelah
merumuskan rencana tindakan keperawatan kemudian melakukan tindakan
keperawatan sesuai kondisi pasien saat itu, dilanjutkan dengan melakukan
evaluasi. Tahap evaluasi bisa dilaksanakan pada semua tahap.

BAB III
PENUTUP
Sistem triase ini digunakan untuk menentukan prioritas penanganan kegawat
daruratan. Sehingga perawat benar-benar memberikan pertolongan pada pasien
yang sangat membutuhkan, dimana keadaan pasien sangat mengancam nyawanya,
namun dengan penanganan secara cepat dan tepat, dapat menyelamatkan hidup
pasien tersebut. Tidak membuang wakunya untuk pasien yang memang tidak bisa
diselamatkan lagi, dan mengabaikan pasien yang membutuhkan.
Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi kondisi mengancam nyawa. Tujuan
triage selanjutnya adalah untuk menetapkan tingkat atau derajat kegawatan yang
memerlukan pertolongan kedaruratan.
Sistem triage dikenal dengan system kode 4 warna yang diterima secara
internasional. Merah menunjukan perioris tinggi perawatan atau pemindahan,
Kuning menandakam perioritas sedang, hijau digunakan untuk pasien rawat jalan,
dan hitam untuk kasus kematian atau pasien menjelang ajal. Perawat harus mampu
mampu mengkaji dan menggolongkan pasien dalam waktu 2 – 3 menit.
DAFTAR PUSTAKA
Dexta.(2020).Konsep Triage Gawat Darurat.Diakses pada 06 Sept 2021 dari
https://maimlejah.com/konsep-triage-gawat-darurat/.
Dewi, K. (2011). Buku Ajar Dasar-dasar Keperawatan Gawat Darurat. Salemba
Medika.
Firdaus, M. N., Soeharto, S., & Ningsih, D. K. (2018). Analysis of Factors
Affecting the Application of Australasian Triage Scale (Ats) in Emergency
Departement Ngudi Waluyo Wlingi Hospital. Jurnal Ilmu Keperawatan (Journal of
Nursing Science), 6(1), 55–66.
https://doi.org/10.21776/ub.jurnalilmukeperawatan(journalofnursingscience).2018.00
6.01.6
Plaines. I, D. (2018). Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana Sheehy.
Elsevier.
Tyas, Ma. D. C. (2016). Keperawatan Kegawatdaruratan dan Manajemen
Bencana. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Keperawatan-GAdar-dan-MAnajemen-Bencana-
Komprehensif.pdf

Anda mungkin juga menyukai