Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN

OSTEOMALASIA
Oleh:
Kelompok V
A. Pengertian
Osteomalasia merupakan penyakit metabolisme
tulang yang ditandai dengan tidak memadainya
mineralisasi tulang (kondisi serupa pada anak
dinamakan rikets) (Brunner dan Suddart, Edisi 8,
2002)
Osteomalasia adalah manifestasi dari kekurangan
vitamin D. Perubahan mendasar pada penyakit ini
adalah gangguan mineralisasi tulang disertai
meningkatnya osteoid yang tidak mengalami
manifestasi (Robins, 2007).
B. Etiologi
• Kekurangan vitamin D
• Kekurangan kalsium dalam diet.
• Kelainan gastrointestinal.
• Malabsorbsi kalsium
• Gagal ginjal kronis.
C. Patofisiologi

Ada beberapa kasus osteomalasia yang terjadi akibat gangguan


umum metabolism mineral. Faktor resiko terjadinya osteomalasia
meliputi kekurangan dalam diet,malabsorbsi, gastrektomi, gagal
ginjal kronik, terapi antikonvulsan berkepanjangan (fenitoin,
fenobarbital), dan kurangan vitamin D (diet, sinar matahari).
• Osteomalasia dapat terjadi sebagai akibat kegagalan absorpsi
kalsium atau kehilangan kalsium berlebihan dari tubuh.
• Gagal ginjal berat menyebabkan asidosis. Kalsium yang tersedia
dipergunakan untuk menetralkan asidosis, dan hormone paratiroid
terus menyebabkan pelepasan dari kalsium skelet sebagai usaha
untuk mengembalikan pH fisiologis. Selama pelepasan kalsium
skelet terus menerus ini, terjadi fibrosis tulang dan kista tulang.
D.Manifestasi Klinik

Umumnya gejala yang memper berat dari oseteomalasia adalah:


• Nyeri tulang dan kelemahan otot akibat defisiens ikalsium. Nyeri tulang yang dirasakan
menyebar terutama pada daerah pinggang dan paha.
• Pasien akan mengalami cara jalan bebek atau pincang.
• Tungkai menjadi lebih bengkok pada penyakit lebih lanjut (karena tinggi badan dan kerapuhan
tulang, dan tarikan otot), vertebrata menjadi tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan
kelainan bentuk thoraks (kifosis).
• Penurunan berat badan
• Anoreksia
• Mudah sekali mengalami patah tulang. Terutama di bagian tulang panjang seperti tulang lengan
atau tulang kaki.
• Fraktur patologis.
• Vertebra yang melunak menjaditertekan, dan mengubah bentuk tulang
(kifosis,lordosislumbalis,skoliosis).
• Kelemahan dan ketidaktegapa nmenimbulkan resiko terjatuh dan fraktur.
• Merasakan sakit saat duduk dan mengalami kesulitan bangun dari posisi duduk ke posisi berdiri
E. PemeriksaanPenunjang

• Rontgen : Menunjukkan fraktur yang khas (looser’s zones) pada


tulang-tulang pelvis dan tulang panjang terutama metatarsal.
• PemeriksaanSinar-X : Demineralisasi tulang secara umum.
• Pemeriksaan Vertebra memperlihatkan adanya patah tulang
kompresi tanpa batas vertebra yang jelas.
• Pada Radiogram: Osteomalasia tampak sebagai pengurangan
densitas tulang, terutama pada tangan, tengkorak, tulang iga dan
tulang belakang.
• Pemeriksaan Laboratorium :Menunjukkan kadar kalsium serum dan
fosfor rendah, kadar fosfat alkal meningkat sedang, ekskresi
keratinin dan kalsium urine rendah.
• Biopsi Tulang menunjukkan peningkatan osteoid
F. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Medik
• Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka
dapat disuntikkan vitamin D 200.000 IU per
minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian
dilanjutkan dengan 1600 IU setiap hari atau
200.000 IU setiap 4-6 bulan.
• Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia),
maka dapat diobati dengan mengkonsumsi 1,25
dihydroxy vitamin D.
Penatalaksanaan….
2. Penatalaksanaan Non Medik
• Diperlukan diet vitamin D disertai suplemen
kalsium.
• Apabila osteomalasia atau rakitis disebabkan oleh
penyakit lain, maka penyakit tersebut akan
memerlukan penanganan terlebih dahulu.
• Pemajanan sinar matahari dianjurkan.
• Jika terjadi deformitas ortopedik persisten perlu
penggunaan brace/korset atau dengan
pembedahan
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
• Pasien dengan osteomalasia biasanya mengeluh nyeri
tulang namun pada punggung bawah dan ektermitas
disertai dengan nyeri tekan.
• Gambaran ketidaknyamanan tidak jelas, pasien mungkin
datang dengan fraktur selama wawancara, informasi
mengena ipenyakit yang yang juga ada ( mis: syndrome
malabsorpsi ) dan kebiasaan diet yang harus diperoleh
• Pada pemriksaaan fisik, didaptakan deformitas skelet.
Defoermitas vertebrata dan deformitas lengkungan tulang
Panjang membuat penampakan pasien menjadi tidak
normal.
B. Pemeriksaan Fisik

1. Pengkajian skeletal tubuh


Hal hal yang perlu dikaji pada skeletal tubuhyaitu :
• Adanya deformitas dan ketidaksejajaran yang dapt
disebabkan oleh penyakit sendi
• Pertumbuhan tulang Abnormal. hal ini dapt disebabkan oleh
adanya Tumor Tulang
• Pemendekan ektrimitas, Amputasi, dan bagian tubuh yang
tidak sejajar secara anatomis
• Angulasi abnormal pada tulang Panjang, Gerakan pada titik
bukan sendi, teraba krepitus pada titik Gerakan abnormal
menunjukkan adanya patah tulang
2. Pengkajian Tulang belakang
Deformitas tulang belakang yang sering terjadi perlu diperhatikan yaitu :
a. Scoliosis ( deviasikurvantura lateral tulangbelakang )
• Bahu tidak sama tinggi
• Garis pinggang yang tidak simetris
• Scapula yang menonjol
• Scoliosis tidak diketahui penyebabnya( idiopatik ), kelainan kongenital
atau akibat kerusakan otot parah- spinal, seperti poliomyelitis.
b. Kifosis( kenaikankurvanturatulangbelakangbagian dada ). Seringterjadi
pada lansiadengan osteoporosis atau penyakit Neuromuskular
c. Lordosis ( membebek ). Lordosis biasa ditemukan pada wanitahamil .
3. Pengkajian cara berjalan
Pada pengkajia ini, pasien diminta berjalan. Perhatikan hal
berikut:
• Kehalusan dan irama berjalan, Gerakan teratur atau tidak
• Pincang dapat disebabkan oleh nyeri atau salah satu
esktrimitas pendek
• Keterbatasan gerak sendi dapat mempengaruhi cara berjalan
• Abnormalitas neurologis yang berhubungan dengan cara
berjalan misalnya, pasien hemiparesis – stroke menunjukkan
cara berjalan spesifik, pasien dengan penyakit Parkinson
menunjukkan cara berjalan bergetar
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan kompresi saraf
spinal
2. Resiko cedera berhubungan dengan
kehilangan intergritas tulang
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan nyeri / ketidaknyamanan
4. Harga diri rendah berhubungan dengan
perubahan penampilan peran
E. Rencana Asuahan Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai