Anda di halaman 1dari 24

kelompok 12

Gangguan Sistem
Muskuloskeletal
Bapak Joni Siswanto, SKp., Mkes
Anggota Kelompok:
1. Eka Febriana P1337420423010
2. Sri Rejeki P1337420423029
3. Zumrotun Na'imah P1337420423060
4. Elyana Nurrohmah P1337420423135
Apa itu sistem
muskuloskeletal ?
Sistem musculoskeletal adalah sistem organ
yang terdiri dari sistem otot dan rangka; sistem
memberikan bentuk, dukungan, stabilitas, dan
gerakan pada tubuh. Sistem muskuloskeletal
merupakan sistem tubuh sebagai penunjang
bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap
pergerakan.
Komponen utama sistem muskuloskeletal
adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari
tulang, sendi, otot, rangka, tendon, ligamen,
bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang
menghubungkan struktur-struktur ini.
Fungsi Sistem Muskuloskeletal:
1. Merupakan alat pergerakan tubuh
2. Memberikan bentuk tubuh
3. Sebagai gudang cadangan
makanan/mineral
4. Melindungi organ-organ tubuh
5. Haematopoesis
6. Pembentuk panas tubuh
Gejala Gangguan Muskuloskeletal
· Nyeri atau ngilu · Peradangan, pembengkakan,
· Pegal linu kemerahan
· Sakit pinggang · Penurunan rentang gerak
· Sakit punggung · Hilangnya fungsi
· Sakit leher · Kesemutan
· Kelelahan · Mati rasa atau kekakuan
· Gangguan tidur · Kelemahan otot atau kekuatan
· Postur tubuh memburuk cengkeraman menurun
Penyebab Gangguan Muskuloskeletal
· Usia, lanjut usia cenderung mengalami nyeri
muskuloskeletal dari sel-sel tubuh yang rusak.
· Jenis pekerjaan atau profesi.
· Intensitas dalam berkegiatan.
· Kebiasaan postur tubuh yang buruk.
· Terlalu pasif dalam melakukan aktivitas
fisik.
· Cedera atau trauma pada suatu bagian
tubuh yang disebabkan gerakan tiba-tiba.
· Kecelakaan mobil atau motor.
Contoh Penyakit Gangguan
Musculoskeletal dan Patofisiologinya
1. Patah Tulang (Fraktur)
2. Osteomalacia
3. Osteoporosis
4. Skoliosis
Contoh Penyakit Gangguan Musculoskeletal dan
Patofisiologinya
1. Patah Tulang (Fraktur)
Patofisiologi fraktur
Fraktur biasanya disebabkan karena cedera/trauma/ruda
paksa dimana penyebab utamanya adalah trauma
langsung yang mengenai tulang seperti kecelakaan mobil,
olah raga, jatuh/latihan berat. Keparahan dari fraktur
bergantung pada gaya yang menyebabkan fraktur. Jika
ambang fraktur suatu tulang hanya sedikit terlewati,
maka tulang mungkin hanya retak saja bukan patah.
Selain itu fraktur juga bisa akibat stress fatique
(kecelakaan akibat tekanan berulang) dan proses
penyakit patologis.
Patah Tulang (Fraktur)
Lanjutan....
Perubahan fragmen tulang yang menyebabkan kerusakan
pada jaringan dan pembuluh darah mengakibatkan pendarahan
yang biasanya terjadi disekitar tempat patah dan kedalam
jaringan lunak disekitar tulang tersebut, maka dapat terjadi
penurunan volume darah dan jika COP menurun maka terjadilah
perubahan perfusi jaringan.

Kerusakan pembuluh darah kecil atau besar pada waktu


terjadinya fraktur mengakibatkan terjadinya perdarahan
hebat yang menyebabkan tekanan darah menjadi turun, begitu
pula dengan suplay darah ke otak sehingga kesadaran pun
menurun yang berakibat syokk hipovolemik. Ketika terjadi
fraktur terbuka yang mengenai jaringan lunak sehingga
terdapat luka dan kman akan mudah masuk sehingga
kemungkinan dapat terjadi infeksi
Patah Tulang (Fraktur)
Lanjutan....
Sewaktu tulang patah, perdarahan biasanya terjadi di sekitar
tempat patah dan kedalam jaringan lunak sekitar tulang
tersebut. Jaringan lunak juga biasanya mengalami kerusakan.
Reaksi peradangan biasanya timbul hebat setelah fraktur.
Sel-sel darah putih dan sel mast berakumulasi sehingga
menyebabkan peningkatan aliran darah ke tempat tersebut.
Fagositosis dan pembersihan sisasisa sel mati dimulai.
Ditempat patahan terbentuk fibrin (hematoma fraktur) yang
berfungsi sebagai jala-jala untuk melakukan aktivitas
osteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru imatur yang
disebut callus. Bekuan fibrin direabsorbsi dan sel-sel tulang
baru mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejati .
2. Osteomalasia
Osteo" berarti "tulang" dan "malacia" berarti "lunak”,
maka secara sederhana osteomalacia adalah pelunakan
tulang.
Osteomalacia dikatakan terjadi ketika tulang menjadi
lunak dan lemah, akibat ketidakmampuan tulang dalam
melakukan mineralisasi sehingga mudah patah.
ETIOLOGI GANGGUAN OSTEOMALASIA
Penyebab utamanya berupa kekurangan kalsium,
fosfor, atau vitamin D.
beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya
osteomalasia :

Defisiensi vitamin D yang bisa terjadi karena


sedang menjalani diet Kurang paparan sinar
matahari.
Malabsorpsi, usus kecil yang tak bisa menyerang nutrisi
dengan baik. Kondisi ini bisa disebabkan oleh bypass
lambung, penyakit

kandung empedu, atau gangguan usus kecil

Gangguan ginjal atau hati

Efek samping dari obat-obatan.

Gangguan absorpsi akibat penggunaan antasida kronik


PATOFISIOLOGI OSTEOMALASIA
Defisiensi vitamin D menyebabkan penurunan kalsium serum, yang
merangsang pelepasan hormon paratiroid. Peningkatan hormon
paratiroid meningkatkan penguraian tulang dan ekskresi fosfat
oleh ginjal. Tanpa mineralisasi tulang yang adekuat, maka tulang
menjadi tipis. Terjadi penimbunan osteoid yang tidak terkristalisasi
dalam jumlah abnormal yang membungkus saluran-saluran tulang
bagian dalam, hal ini menimbulkan deformitas tulang.

Efek primernya adalah kekurangan vitamin D aktif yang memacu


absorbsi kalsium dari traktus gastrointestinal dan memfasilitasi
mineralisasi tulang. Pasokan kalsium dan fosfat dalam cairan
ekstrasel rendah. Tanpa vitamin D yang mencukupi, kalsium dan
fosfat tidak dapat dimasukkan ke tempat kalsifikasi tulang,
sehingga mengakibatkan kegagalan mineralisasi, terjadi perlunakan
dan perlemahan kerangka tubuh.
Manifestasi klinis
➤ Nyeri sendi dan tulang yang menyebar (terutama pada
tulang belakang, panggul, dan kaki).
➤ Kelemahan otot.
➤ Kesulitan berjalan, seringkali dengan gaya berjalan
terhuyung-huyung.
➤ Hipokalsemia.
➤ Tulang belakang terkompresi dan perawakan berkurang.
➤ Pelvis menjadi rata.
➤Pembengkokan tulang.
3. OSTEOPOROSIS

Osteoporosis adalah penurunan massa tulang dan perburukan


jaringan tulang, yang menyebabkan penurunan kepadatan
tulang atau tulang keropos.
Pasien yang menderita osteoporosis akan lebih berisiko
mengalami fraktur akibat bone mineral density atau BMD yang
rendah, gangguan mikroarsitektur atau mineralisasi tulang, dan
penurunan kekuatan tulang. Osteoporosis tidak menyebabkan
gejala dan sering tidak terdiagnosis sampai bermanifestasi
sebagai low-trauma fracture pada pinggul, tulang belakang,
humerus proksimal, panggul, atau pergelangan tangan.
PATOFISIOLOGI OTEOPOROSIS

Osteoporosis dimulai dari gangguan dalam siklus normal


pembentukan dan pemecahan tulang. Normalnya, tubuh terus-
menerus memperbaharui tulang, dengan sel-sel osteoblas
bertanggung jawab untuk membentuk tulang baru dan sel-sel
osteoklas memecah tulang yang sudah tua.

Dalam osteoporosis, terjadi peningkatan aktivitas osteoklas


yang tidak seimbang dengan pembentukan tulang baru oleh
osteoblas. Tulang menjadi lebih tipis dan kehilangan kepadatan
tulang. Patah tulang yang paling umum terjadi pada pinggul,
tulang belakang, dan pergelangan tangan. Proses patofisiologi ini
berlangsung bertahap selama beberapa tahun dan seringkali
tanpa gejala hingga terjadi patah tulang.
PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS
Pencegahan merupakan pendekatan penanganan osteoporosis
yang terbaik.
Pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga gaya hidup
yang aktif,
asupan kalsium dan vitamin D yang cukup,
berhenti merokok,
membatasi konsumsi alkohol,
mencegah jatuh.
Intervensi farmakologi disarankan pada pasien osteoporosis
berusia 50 tahun ke atas atau wanita post menopause
dengan risiko fraktur yang tinggi.
Obat yang paling sering diberikan adalah bifosfonat seperti
alendronate, risedronate, zoledronic acid, ibandronate, dan
raloxifene. Meski demikian, terdapat berbagai terapi
hormonal dan nonhormonal lain yang bisa dipilih
4. Skoliosis
Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang
ditandai dengan tulang belakang melengkung ke
arah samping jika diperhatikan tulang belakang
akan membentuk huruf 'S" atau "C", yang normalnya
tulang belakang akan melengkung di bagian atas
bahu dan di bagian bawah punggung.

Penyakit Skoliosis adalah kelainan tulang belakang


yang cukup umum terjadi, ganguan pada sistem
rangka, terutama pada tulang belakang jenis ini
dapat menyerang bayi yang baru lahir, anak dalam
masa pertumbuhan, orang dewasa hingga lansia.
PATOFISOLOGI SKOLIOSIS
Patofisiologi Skoliosis dapat terjadi hanya pada daerah
tulang spinalis termasuk rongga tulang spinal. Derajat
lengkungan penting karena dapat menentukan jumlah
tulang rusuk yang mengalami pergeseran dan pada
rotasi lengkungan yang besar dapat menekan dan
menimbulkan keterbatasan pada organ paru dan
jantung.
Aspek paling penting terjadinya deformitas adalah
progresivitas pertumbuhan tulang. Dengan terjadinya
pembengkokan tulang vertebra ke arah lateral disertai
dengan rotasi tulang belakang. Maka akan diikuti
dengan perkembangan sekunder pada tulang vertebra
dan iga.
LANJUTAN
Oleh karena adanya gangguan pertumbuhan yang bersifat
progresif, di samping terjadi perubahan pada vertebra, juga
terdapat perubahan pada tulang iga. Dimana bertambahnya kurva
yang menyebabkan deformitasi tulang iga semakin jelas.

Pada kanalis spinalis terjadi pendorongan dan penyempitan kanalis


spinalis oleh karena itu terjadinya penebalan dan pemendekan
lamina pada sisi konkaf. Keseimbangan lengkungan juga penting
karena mempengaruhi stabilitas dari tulang belakang dan
pergerakan panggul.
Cara Mencegah Gangguan
Musculoskeletal
1. Berlatih postur yang baik saat duduk, berdiri, dan bekerja untuk
mengurangi tekanan pada tulang dan otot

2. Melakukan istirahat dan peregangan secara teratur saat bekerja


atau melakukan aktivitas fisik yang monoton.

3. Menggunakan peralatan yang ergonomis dan sesuai dengan


kebutuhan tubuh untuk mengurangi stres pada otot dan sendi.

4. Berlatih teknik pengangkatan yang benar saat mengangkat beban


berat untuk menghindari cedera pada punggung dan otot.

5. Mempertahankan berat badan yang sehat melalui diet seimbang dan


olahraga teratur untuk mengurangi beban pada sistem muskuloskeletal.
lanjutan....
6. Melakukan latihan kekuatan dan fleksibilitas secara teratur untuk
memperkuat otot dan meningkatkan fleksibilitas.

7. Hindari posisi yang menekan atau membebani satu bagian tubuh


terlalu lama.

8. Memastikan tempat tidur yang nyaman dan posisi tidur yang baik
untuk mendukung kesehatan tulang belakang.

9. Menjaga kebersihan postur dan ergonomi saat menggunakan


perangkat teknologi, seperti komputer atau ponsel.

10. Jika merasakan gejala gangguan muskuloskeletal atau cedera,


segera istirahat dan konsultasikan dengan profesional medis untuk
diagnosis dan perawatan yang tepat.
Kesimpulan
Sistem muskuloskeletal adalah sistem tubuh sebagai penunjang
bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan. . Keluhan
Musculoskeletal Disorders adalah keluhan pada bagian-bagian otot
skeletal yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat
ringan sampai sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara
berulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan
keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon.
Gangguan muskuloskeletal terdiri dari berbagai macam keluhan
yang berbeda dalam intensitas dan gejala yang dapat mengakibatkan
gejala ringan dan sedang atau kondisi kronis dan melumpuhkan. Systema
skeletale memiliki beberapa fungsi penting, yakni : Memberi bentuk
tubuh, menyangga berat badan sekaligus menegakkan tubuh. Melindungi
organ interna (alat dalam) terutama organ vital. Sebagai contoh bahwa
ossa cranii melindungi otak dan sternum beserta costae melindungi
jantung dan paru. Tempat perlekatan otot-otot dan alat gerak pasif.
Otot melekat erat pada tulang melalui jaringan ikat yang disebut
tendon.
Terima Kasih
Kami harap kamu bisa
mendapatkan pengetahuan yang
berguna dari presentasi ini.

Anda mungkin juga menyukai